Professional Documents
Culture Documents
X, Edisi 2, Juli Desember 2010 Kandungan protein, bakso ikan pari, karaginan
1) 1) 1) 2)
Zakaria , Hendrayati , Suriani Rauf , Syamsu Alam
1)
Doson Jurusan Gizi Poltekkes Kemmenkes RI
2)
Alumni Jurusan Gizi Poltekkes Kemmenkes RI
ABSTRACK
Background : The Stingrays (Dasyatis sp.) Is one of the commercial fish species caught in
relatively large quantities, but until now has not been optimally utilized. Preservation is
generally dried stingrays. Therefore, it required the presence of a processing stingrays are
able to attract the attention of society, economic value and utilization of appropriate
technology and diversification of processed fish food.
Objective : This study aims to determine the acceptability and protein content of stingrays
meatballs with the addition of carrageenan. This research is experimental research design
approach Post Test Only Design with the addition of carrageenan concentration respectively
5%, 10% and 15%. Acceptability of the product meatballs with the addition of carrageenan
stingrays are valued hedonic test against 25 people panelists and protein content analysis
were calculated using Kjehdahl.
Results/conclusion : The power received panelist on stingrays meatballs with the addition of
carrageenan 15% based on the percentage rating panalis generally preferable from the
aspects of color, flavor and texture, although the percentage of panelists who expressed the
highest love of each aspect of between 60-88%. Protein content of meatball stingrays
generated from the three additions of flour carrageenan, 5%, 10% and 15% respectively over
9 grams per 100 grams of meatballs as required by Indonesian National Standard (SNI),
1995.
PENDAHULUAN
Ikan pari merupakan tangkapan utama jumlah yang relatif besar, namun sampai saat ini
nelayan di Indonesia. Ikan ini mudah ditangkap pemanfaatannya belum optimal. Berdasarkan
sepanjang tahun. Hasil tangkapan ikan pari hasil survei di Pulau Satanger, Kecamatan
pada tahun 2002 sebesar 105.000 ton dan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkep ikan pari
tahun 2003 sebesar 118.000 ton. Besarnya didapatkan secara tidak sengaja oleh nelayan
sumber daya alam ini, memungkinkan untuk setempat. Untuk memperpanjang daya simpan
diolah menjadi berbagai macam produk ikan pari pada umunya dikeringkan dan bila
makanan (Mardiah dkk, 2008). jumlahnya melimpah, sementara panas
Ikan pari (Dasyatis sp.) merupakan salah matahari kurang mendukung maka ikan pari
satu jenis ikan komersial yang tertangkap dalam rusak begitu saja.
21
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli Desember 2010 Kandungan protein, bakso ikan pari, karaginan
Oleh karena itu sangat dibutuhkan yang diekstraksi dari rumput laut jenis-jenis
adanya suatu pengolahan ikan pari yang karaginoft, seperti Eucheuma sp, Chondrus sp,
mampu menarik perhatian masyarakat, bernilai Hypnea sp, dan Gigartina sp (Anggadireja dkk,
ekonomis dan tidak merusak lingkungan 2006 dalam Reskawati, 2009).
sehingga dapat mendukung program Karaginan berfungsi sebagai stabilisator
diversivikasi pangan dalam rangka membangun (pengatur keseimbangan), thickener (bahan
ketahanan pangan Indonesia (Anonim, 1989; pengental), gelling agent (pembentuk gel),
Saleh et al, 1995 dalam biologikini, 2009). pengemulsi, dan meningkatkan kandungan serat
Hasil olahan bahan pangan yang populer pada bakso ikan (Wira, 2007). Karaginan selain
di masyarakat dan akhir-akhir ini termasuk salah sebagai pengenyal (gelling agent) dalam proses
satu produk adalah bakso. Bakso adalah suatu pengolahan bakso ikan juga digunakan untuk
produk hasil olahan dari daging yang dibentuk meningkatkan kandungan serat pada bakso
bulat dengan berbagai ukuran (Wibowo, S, ikan.
2003). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
Pada umumnya bakso dibuat dari daging tertarik untuk mengolah lebih lanjut ikan pari
sapi, tetapi akhir-akhir ini banyak dijumpai di menjadi produk bakso, sehingga mengurangi
pasaran bakso dibuat dari daging ikan. Jenis ketergantungan pembuatan bakso dengan
ikan yang sering dipergunakan untuk bahan bahan dasar daging sapi dan daging ikan
pembuatan bakso adalah ikan tengiri (Waridi, tenggiri yang terbilang mahal harganya.
2004). Pemanfaatan ikan pari menjadi bakso
Hasil Penelitian Zainuri KS dan Zakaria dimaksudkan untuk menganekaragamkan
(2009) menyipulkan bahwa palatabilitas bakso pengolahan. Selanjutnya, bakso ikan pari akan
ikan puleng disukai oleh panelis berdasarkan ditambahkan karaginan. Penambahan karaginan
aspek warna, aroma, rasa dan tekstur adalah ini diharapkan akan menghasilkan bakso ikan
bakso ikan puleng pada konsentrasi bahan yang memiliki tektur lembut dan enak.
pengikat 50 % dengan skor persentase tertinggi Penambahan bahan alami diharapkan
yaitu 70 %. menghasilkan produk olahan yang baik bagi
Tekstur bakso ikan yang kenyal dan tubuh.
elastis bisa didapatkan dengan menambahkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bahan tambahan makanan yang mempunyai daya terima masyarakat dari aspek warna,
fungsi untuk meningkatkan kekenyalannya (gel aroma, rasa dan tekstur, dan kandungan
strength), dalam hal ini ialah karaginan atau protein bakso ikan pari (Dasyatis sp.) dengan
Tepung Rumput Laut (TRL). konsentrasi penambahan karaginan 5 %, 10 %
Karaginan adalah senyawa hidrokoloid dan 15 %.
yang merupakan polisakarida rantai panjang
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian Makassar, tepung tapioka, telur, air es, dan
eksperimental dengan rancangan Pra- bumbu-bumbu masing-masing diperoleh dari
Eksperimen jenis Postest Only Desigen. pasar sentral Daya- Makassar. Pengamatan dan
Prosedur pembuatan bakso ikan pari mengacu penilaian terhadap bakso ikan pari hasil
pada prosedur pembuatan bakso ikan puleng percobaan adalah penilaian subyektif dan
hasil penelitian Zainuri KS dan Zakaria (2009) obyektif
mengunakan bahan pengikat jenis tepung
tapioka 50 % (terbaik) dengan penambahan Penilaian Subyektif
karaginan 5 %, 10 % dan 15 %. Penilaian subyektif yang digunakan
Penelitian ini dilaksanakan di dalam menilai bakso ikan pari hasil percobaan
Laboratorium Teknologi Pangan dan adalah uji organoleptik jenis hedonik. Uji
Laboratorium Kimia Jurusan Gizi Poltekkes hedonik (uji kesukaan) pada dasarnya penilaian
Makassar dari bulan Juli hingga Agustus 2010. yang panelisnya mengemukakan respon
Bahan-bahan yang diperlukan dalam spontan atau tanpa membandingkan dengan
pembuatan bakso ikan pari yaitu ikan pari yang sampel standar, berupa suka dan tidaknya
diperoleh dari pelelangan ikan Paotere bahan yang diuji.
22
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli Desember 2010 Kandungan protein, bakso ikan pari, karaginan
HASIL
Hasil Penilaian Panelis terhadap apek warna, aroma, rasa dan tekstur,
Percobaan pembuatan bakso ikan pari kemudian dianalasis dengan perhitungan
dengan penambahan karaginan pada deskriftif persentase sebagaimana disajikan
konsentrasi 5 % 10 % dan 15 % yang dinilai berikut ini.
oleh panelis agak terlatih sebanyak 25 orang
Tabel 1
Hasil Uji Daya Terima Bakso Ikan Pari
23
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli Desember 2010 Kandungan protein, bakso ikan pari, karaginan
Tabel 2
Kandungan Protein Bakso Ikan Pari dengan Penambahan Tepung Karaginan
PEMBAHASAN
Hasil olahan bahan pangan yang baik dari bahan baku daging maupun ikan pada
populer di masyarakat dan akhir-akhir ini umumnya diterima (disukai). Pada penelitian ini
termasuk salah satu produk adalah bakso. panelis pada umumnya yang menyatakan suka
Bakso adalah suatu produk hasil olahan dari dari aspek warna dari semua konsentrasi
daging yang dibentuk bulat dengan berbagai penambahan tepung karaginan, meskipun pada
ukuran (Wibowo, S, 2003). Pada umumnya konsentrasi 15 % terlihat panelis terbanyak
bakso dibuat dari daging sapi, tetapi akhir-akhir menyatakan suka yaitu 22 panelis (88 %).
ini banyak dijumpai di pasaran bakso dibuat dari Tingkat kesukaan dari aspek aroma
daging ikan. Secara organoleptik mutu bakso menunjukkan bahwa tidak terdapat prosentase
dapat ditentukan berdasarkan aspek warna, yang mencolok dari ketiga perlakuan yaitu 60 %
aroma, rasa dan tekstur. yang suka pada konsentarasi penambahan
Bakso yang terbuat dari daging sapi karagenan 10 %. Hal ini dapat dipahami oleh
atau kerbau berwarna agak krem kecoklatan, karena karaginan tidak memberikan efek
sedangkan bakso dengan bahan baku ikan pada terhadap aroma. Aroma bakso lebih didominasi
umumnya berwarna agak putih seperti hasil pada bumbu dan bahan baku ikan pari yang
penelitian (Wibowo, S. 2004 dan Zainuri KS. digunakan.
2009). Meskipun warna bakso bukanlanh Bakso ikan pari dari aspek rasa dengan
indikator utama bagi konsumen bakso untuk penambahan tepung karaginan pada
menerimanya. Hal ini terlihat dari hasil beberapa konsentrasi 15 % kecenderungannya lebih
penelitian menunjukkan bahwa warna bakso disukai daripada perlakuan 5 % dan 10 %. Rasa
24
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli Desember 2010 Kandungan protein, bakso ikan pari, karaginan
bakso dipengaruhi oleh bahan baku utama dan ikan pari dengan penambahan karaginan 15 %
bumbu-bumbu yang digunakan (Wibowo S. menunjukkan bakaso lebih kenyal dan panelis
2004). pada umumnya menyukai.
Bakso ikan pari pada aspek tekstur Kandungan protein dalam 100 gram
menunjukkan sebanyak 18 panelis (72 %) yang bakso ikan pari berdasarkan hasil analisis dari
suka pada konsentrasi penambahan karagenan ketiga perlakuan menunjukkan adanya
10 % dan 20 panelis (80 %) yang menyatakan kecenderungan penurunan jumlah protein
suka pada konsentrasi penambahan karagenan seiring dengan semakin tingginya jumlah
15 %. Hal ini menunjukkan bahwa bakso ikan penambahan karagenan yaitu berturut 11,3 gr,
pari pada konsentrasi penambahan karaginan 10,7 gr dan 10,3 gr terhadap bakso ikan,
10 % dan 15 % panelis lebih menyukai meskipun demikian kandungan protein bakso
dibanding bakso ikan pari pada penambahan ikan pari tersebut hasil penelitian ini masih lebih
karaginan 10 %. Menurut Wira (2007) Karaginan tinggi dari protein yang dipersyarakan oleh
selain sebagai pengenyal (gelling agent) dalam Standar Nasional Indonesia (SNI No. 01-3819-
proses pengolahan bakso ikan juga digunakan 1995) yaitu minimum 9 gram dalam 100 gram
untuk meningkatkan kandungan serat pada bakso.
bakso ikan. Hal ini membuktikan bahwa bakso
KESIMPULAN
1. Daya terima panelis terhadap bakso ikan pari 2. Kandungan protein bakso ikan pari yang
dengan penambahan karaginan 15% dihasilkan dari ketiga penambahan tepung
berdasarkan prosentase penilaian panalis karaginan yaitu 5%, 10% dan 15% masing-
padaumumnya lebih disukai dari aspek masing di atas 9 gr per 100 gram bakso
warna, rasa dan tekstur, meskipun sebagaimana yang dipersyaratkan oleh SNI
prosentase panelis yang menyatakan suka 1995.
tertinggi dari masing-masing aspek antara 60
88 %.
SARAN
Anton A, Dedy F, Subarna, 1989. Analisa Zat Kedelai. Karya Tulis: Jurusan Gizi Politeknik
Gizi Makanan. IPB Bogor Kesehatan Makassar.
Biologikiini. 2009. Ikan Pari (Himantura sp). Wibowo, Singgih.2003. pembuatan bakso ikan
Dalam http://biologikini.wordpress.com/2009 dan daging. penebar swadaya : Jakarta.
Departemen Perindustrian Indonesia, 1995. SNI Wira. 2007. PEMBUATAN BAKSO IKAN KURISI
No.01-3819 tentang Sayarat Mutu Bakso (Nemiterus nemata) DENGAN
Ikan PENAMBAHAN KARAGENAN DAN
Mardiah, A, Huda, N dan Ahmad, R. 2008. Mutu CHITOSAN.http://maswira.blogspot.com/07
Protein dari Flakes Ikan Pari (Himantura Zainuri, KS, Zakaria dan Abdullah Tamrin. 2009.
sp)I. Dalam http://www.faperta.ugm.ac.id Palatabilitas dan Sifat Fisikokimia Bakso
(diakses, 9 Februari 2010). Ikan Puleng Menggunakan Bahan Pengisi
Reskawati. 2009. Optimalisasi Penambahan Tepung Tapioka dan Sagu. Media Gizi
Karaginan pada Produksi Krim Keju Susu Pangan. Vol IX, Edisi 1, Januari Juni
2010.
25