Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai unit pelayanan kesehatan kesehatan terdepan dan terdekat dengan
masyarakat Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama yang bermutu bagi masyarakat. Secara umum Puskesmas merupakan
satuan organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk
melaksanakan satuan tugas operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat.
Sehat merupakan rahmat Alloh SWT yang tiada ternilai harganya, dan
merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh semua
sector yang saling mendukung, berdasarkan fungsi dan peranannya masing-masing.
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016 tidak hanya
mencakup berbagai masalah kesehatan, tetapi juga mencakup jumlah penduduk, luas
wilayah dll. Selain itu juga menyajikan seluruh pencapaian kegiatan yang
dilaksanakan selama 1 (satu) tahun dari masing-masing Program di UPTD Unit
Puskesmas Sruweng Kabupaten Kebumen. Tujuan dari diterbitkannya Profil
Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016 adalah untuk mengevaluasi
seluruh pencapaian yang diperoleh dari masing-masing Program .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pembangunan Kesehatan di wilayah UPTD Unit
Puskesmas Sruweng Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan kondisi derajat kesehatan masyarakat Kecamatan
Sruweng dengan Indikator Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi.
b. Menggambarkan Pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan sesuai Indikator
Indonesia Sehat dan Indikator SPM.
c. Menggambarkan Kondisi Sumber Daya Kesehatan dan Manajemen
Kesehatan.
C. Sistematika Penyajian
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng terdiri dari 6 BAB Yaitu :
BAB I : Pendahuluan.
Bab ini menjelaskan tentang tujuan penyusunan Profil Kesehatan
UPTD Unit Puskesmas Sruweng tahun 2016
BAB II : Gambaran Umum.
Bab ini menulis tentang keadaan umum tentang keadaaan geografi,
keadaan demografi, lingkungan dan perilaku di wilayah UPTD
Unit Puskesmas Sruweng.
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi tentang pencapaian penyelenggaraaan pelayanan
Kesehatan tahun 2016 yang mencakup angka kematian ,angka
kesakitan dan keadaan status gizi masyarakat.
BAB IV : Situasi Upaya kesehatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografi
Gambaran lebih rinci luas wilayah per-desa dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
B. Keadaan Demografi
Di Indonesia kepadatan penduduk, ,persebaran penduduk yang kurang
merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana penduduk
usia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan
(RBT)
Jumlah penduduk kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun 2016
adalah 53.674 Jiwa ( Sumber BPS Kebumen ) yang tersebar di 21 desa di
kecamatan Sruweng dengan 14.539 KK atau rata-rata ART per rumah tangga
3,69. Jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Sruweng Kabupten Kebumen
berada Di desa Sidoagung karena desa Sidoangung adalah desa terluas di
Kecamatan Sruweng dengan jumlah penduduk 6.005 Jiwa. Sedangkan penduduk
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016
6
terkecil berada di desa Karangsari dengan jumlah penduduk 816 Jiwa. Gambaran
penyebaran jumlah penduduk lebih rinci dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambaran komposisi penduduk menurut kelompok umur lebih rinci dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :
C. Keadaan Lingkungan
lingkungan antara lain cakupan rumah sehat, akses jamban sehat, institusi dibina,
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat, akses air bersih dan
desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
1. Rumah Sehat
Rumah sehat yaitu bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu diantaranya mempunyai :
1. Jamban yang sehat
2. Sarana air bersih
3. Tempat pembuangan sampah
4. Sarana Pembuangan air limbah (SPAL)
5. Ventilasi rumah yang baik
6. kepadatan hunian rumah yang sesuai
7. Lantai bukan dari tanah/kedap air
Berdasarkan data yang dihimpun oleh petugas Sanitasi UPTD Unit
Puskesmas Sruweng Jumlah rumah di kecamatan Sruweng Sebesar 14.349
rumah, sebanyak 5.138 rumah sudah memenuhi syarat sebagai rumah sehat.
Pada tahun 2016 jumlah rumah yang di bina dan memenuhi syarat sebanyak
5.486. Jadi pada tahun 2016 ini ada 10.5186 rumah yang sudah memenuhi
syarat rumah sehat.
2. Asi Eksklusif
ASI adalah makan yang terlengkap dan terbaik untuk bayi. Manfaat
Air susu ibu (ASI) bagi bayi meliputi aspek gizi, aspek imunologik, aspek
psikologik, aspek kecerdasan, aspek neurologic, aspek ekonomik maupun
aspek penundaan kehamilan. Selain itu ASI juga dapat menghindari dari
sindroma kematian mendadak (Suddent Infant Death Syndrome). Asi Esklusif
adalah pemberian ASI (air susu Ibu) saja tanpa tambahan apapun kecuali
vaksin (imunisasi), oralit dan obat saja pada bayi usia 0 sampai dengan 6
bulan.
Salah satu penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif
adalah banyaknya mitos yang beredar di masyarakat. Anggapan yang salah
tersebut antara lain bahwa ASI eksklusif berarti tidak boleh diberikan makanan
tambahan tetapi boleh diberikan minuman seperti air putih, menyusui
menyebabkan payudara kendur, ASI pertama adalah susu basi dan tidak baik
bagi bayi, ASI saja tidak cukup bagi bayi untuk 6 bulan pertama, susu formula
atau kombinasi susu formula dengan ASI sama baiknya dengan ASI saja, bayi
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016
14
terus menangis dianggap karena ASI kurang, bayi yang sakit tidak boleh
disusui, jika ASI belum keluar boleh digantikan susu formula.
Pada tahun 2015, di kecamatan Sruweng jumlah bayi usia 6 bulan
(bulan Desember 2015) ada sebanyak 91 anak, yang diberi ASI Eksklusif
sudah mencapai 49 anak (53,8%) dalam artian cakupan asi esklusif sudah
mencapai target (45%). Capaian Bayi dengan ASI-Eksklusif dapat di lihat
pada grafik berikut ini
kretinisme, kecacatan pada janin, struma. Sementara ini garam yodium yang
sebesar 30-80 ppm (Depkes RI). Penggunaan garam beryodium sangat penting
cerdas, keguguran pada ibu hamil, dan lain-lain. Untuk memantau apakah
rutin.
Pemantauan garam beryodium di tingkat kecamatan Sruweng
sampel. Pada tahun 2016 diambil sampel dari 5 SD yang ada 5 desa di
Sruweng. Hasil dari pemantauan semua sampel masih ada 1 desa yang
hasilnya hasilnya kurang baik (mengandung yodium) sesuai standar (80 ppm)
4. Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi,
Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan
dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169)
mengatakan : Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk
keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja
Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun,
balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu
(Posyandu). Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan.
Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek
lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya.
(Departemen kesehatan, 1987:10).
Posyandu merupakan wahana kesehatan yang bersumber daya dari
masyarakat. Disinilah peran serta masyarakat secara aktif dalam meningkatkan
derajat kesehatan khususnya di kecamatan Sruweng. Kegiatan Posyandu
memberikan 5 layanan masyarakat yaitu ( KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2
Diare).
Peran aktif dan kesadaran masyarakat di kecamatan Sruweng dalam
posyandu tak lepas dari dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen ,
UPTD Unit Puskesmas Sruweng, Kecamatan, Muspika serta dari
dinas/Instansi terrkait yang saling bersinergi meningkatkan Posyandu yang
sebelumnya pada level Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
Bedasarkan jumlah data Posyandu di kecamatan Sruweng pada tahun
2015 sebanyak 106 pos. Pada tahun 2016 ada perampingan/merger posyandu
di desa Sruweng dari 9 menjadi 7 pos, sehingga pada tahun ini jumlah seluruh
posyandu di Kecamatan Suweng ada 104. dengan rincian :
Posyandu Pratama : 0 Posyandu
Posyandu Madya : 0 Posyandu
Posyandu Purnama : 80 Posyandu
Posyandu Mandiri : 24 Posyandu
Gambaran lebih jelas tentang strata Posyandu dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS
Derajat Kesehatan Masyarakat merupakan gambaran kemampuan/ Kinerja
petugas kesehatan untuk mencapai indikator Kesehatan, kemampuan SKPD dalam
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan program/kegiatan sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas
sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat
kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian, kesakitan,
kelahiran, status gizi dan lain-lain.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Tinggi rendahnya angka kematian, secara umum dipengaruhi erat dengan
tingkat kesakitan golongan bayi, balita dan ibu maternal (hamil, melahirkan,
nifas). Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sangat
penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab kematian
maupun program kesehatan ibu dan anak sebab angka kematian bayi ini
berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia paling rawan adalah pada usia
bayi (0-11 bulan). Terjadinya kasus kematian bayi menunjukan bahwa ada
Fenomena Gunung Es permasalahan di tingkat keluarga dan masyarakat.
Permasalahan yang ada di masyarakat bisa berupa masalah kesehatan, social
budaya, ekonomi maupun pendidikan. Adapun jumlah Kematian Bayi di
kecamatan Sruweng pada tahun 2016 ada sebanyak 7 jiwa.
B. MORBIDITAS
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh
lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-
peristiwa tersebut, tetapi juga factor yang mempengaruhinnya (determinant
factors), seperti factor sosial, ekonomi, dan budaya. Morbiditas) digunakan untuk
menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Kegunaan dari
mengetahui angka kesakitan dan kematian ini adalah sebagai indikator yang
digunakan sebagai ukuran derajat kesehatan untuk melihat status kesehatan
penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta upaya pengobatan yang
dilakukan.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang dituangkan dalam Profil Kesehatan UPTD Unit
Puskesmas Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun 2016 antara lain adalah
penyakit Malaria, TB, Paru, HIV/AIDS, dan penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA).
a. Penyakit Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development
Goals (MDGs). Penyebab malaria adalah hewan bersel satu (protozoa)
plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah
endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi
lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit,
akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan social ekonomi
masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap
kebiasaan hidup sehat.
Perkembangan Penyakit Malaria ini di pantau melalui Annual
Parasite Incidence (API). Kecamatan sruweng tidak termasuk daerah
endemis malaria. Untuk Kasus Malaria di Kecamatan Sruweng di Tahun
2016 Nihil atau tidak ada kasus.
b. Penyakit TB Paru
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat
menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Menurut
data dari petugas TB Paru UPTD Unit Puskesamas Kecamatan Sruweng
pada tahun 2016 terdapat BTA (+) pada Kohort tahun 2016 ada sebanyak 5
kasus baru dan tidak ada kasus TB anak.
d. Penyakit Kusta
Penyakit Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang
buruk dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, syaraf, anggota
gerak dan mata .
Ciri-ciri pada penyakit Kusta antara lain sebagai berikut :
a. Bercak putih atau kemerahan atau mati rasa pada kulit
b. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf (mati rasa) dan
kelumpuhan otot.
c. Adanya kuman tahan asam dalam jaringan kulit (BTA Positif)
Di kecamatan Sruweng tahun 2016 tidak ditemukan penderita penyakit
kusta (Nihil).
2. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016
22
b. Campak
Campak atau Rubela Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus. Penyakit ini akan memunculkan ruam di seluruh tubuh dan sangat
pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan
penanganannya pada masyarakat/ rumah tangga. Kejadian kasus DBD di
wilayah Puskesmas Sruweng untuk tahun 2016 sejumlah 16 kasus.
b. Diare
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan
menderita diare bila feses berair dari biasanya, atau bila buang air besar
tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah
dalam waktu 24 jam. Penyakit diare pada bayi dan balita masih merupakan
penyebab kematian. Jumlah kasus Diare di kecamatan Sruweng pada tahun
2016 sebanyak 903 penderita dan sudah ditangani.
c. Filariais
Filariasis atau penyakit kaki gajah ini disebabkan oleh parasit
berupa cacing filaria, yang terdiri dari wuchereria bancrofti ,brugia malayi
dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi limfe (getah bening).
Penyebaran penyakit ini melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing
Filaria didalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia cacing tersebut menetap
pada jaringan limfe yang menyebabkan pembengkakan di lengan dan
organ genital.
Di kecamatan Sruweng pada tahun 2014 tidak terdapat penyakit
Filariasis.
Pada tahun ini tidak ada Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak ada
kematian karena KLB.
C. STATUS GIZI
Status Gizi Masyarakat dapat terukur dengan beberapa indicator
diantaranya adalah bayi Dengan Berat Badan Lebih Rendah (BBLR), Status Gizi
Balita, Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Protein WUS KEP.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) adalah salah
satu factor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016
25
Ada dua jenis kategori BBLR yaitu BBLR karena Prematur dan BBLR karena
Intra Uterine Growth Retardion (IUGR), yaitu lahir cukup bulan dengan berat
badan kurang. Pada tahun 2016 dari sejumlah 854 kelahiran hidup terdapat 25
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (2,9%).
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsure utama yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat
adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016
26
dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotoka, psikotropika, zat aditif dan
bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan
dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.
3500 3191
3000
2500
2000
1334
1500
1000 710
0
I M M I K S P
U O O M O U I
D P W P N N L
L D T
A O I
N M K
f. Pelayanan Imunisasi
Cakupan Angka Universal Child Imunisation ( UCI ) adalah
gambaran cakupan yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Apabila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah maka wilayah
tersebut digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap
penularan PD3I jenis pelayanan Imunisasi antara lain : BCG, Pentavalent
Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng Tahun 2016
29
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas
Sruweng mempunyai
a. Sarana gedung
Sarana gedung berupa 1 Puskesmas induk dan 4 Puskesmas Pembantu
b. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka memberdayakan yang bersumber daya masyarakat wilayah
Puskesmas Sruweng memiliki Posyandu sejumlah 106, PKD/POSKESDES 18
buah.
B. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2016 Puskesmas Sruweng memiliki sejumlah tenaga
kesehatan yang terdiri dari :
BAB VI
PENUTUP
Sumber data dan informasi yang akurat adalah hal yang sangat penting bagi
pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan
data dan informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan terutama dibidang kesehatan. Perlu diketahui dalam
penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Sruweng ini belum dapat memenuhi
kebutuhan data dan informasi secara optimal, namun dengan Profil Kesehatan
Puskesmas Sruweng Tahun 2016 diharapkan dapat menjadikan gambaran keseluruhan
tentang pencapaian program dan situasi kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas
Kecamatan Sruweng.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan UPTD Unit Puskesmas Sruweng
Tahun 2016.