You are on page 1of 6

e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN ISPA DENGAN


KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS BILALANG KOTA
KOTAMOBAGU

Riska Cahya W. Sukarto


Amatus Yudi Ismanto
Michael Y Karundeng

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: riska_sukarto@yahoo.com

Acute Respiratory tract Infection (ARI) is an acute invection involving the organ of the upper
respiratory tract and loer respiratory tract. These infections are caused by viruses, fungi and
bacteria. The role of parents in prevention ARI on toddlers as a role of parents child care.
The role of parents in the prevention of ARI in infants included in the parental role in the
prevention as usual affected by the disease are age infants and children who are immune are
still susceptible to infection. Research purpose is to determine the relationship of the parents
role in the prevention of the reccurence of ARI on toddlers in Bilalang Health Center Care
Kotamobagu City. Research design is cross sectional. Population oi this research is toddlers
that are suffering from acute respiratory infection in Bilalang Health Centers Kotamobagu
City. The research sample as 40 toddlers. Research Results by using Chisquare test and
statistical test was getting p Value=0,003<0,05. The conclusion showed there is relationship
between the role of parents with respiratory infection on toddlers relapse. Advice Expected
for health workers in the region to provide health information to improve knowledge of
parents through awareness about respiratory disease.

Keywords: ARI, relatinship of parents, toddler

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh
virus, jamur, dan bakteri. Peran orang tua dalam pencegahan ISPA pada balita termasuk
dalam peran orang tua dalam perawatan anak. Peran aktif orang tua dalam pencegahan ISPA
sangat diperlukan karena yang biasa terkena dampak ISPA yaitu usia balita dan anak-anak
yang kekebalan tubuhnya masih rentan terkena infeksi. Tujuan Penelitian untuk mengetahui
hubungan peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita di
puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu. Desain Penelitian Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini anak yang mengidap ISPA di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu. Sampel
Penelitian adalah 40 balita. Hasil Penelitian uji statistic uji Chi-square diperoleh nilai p
value = 0,003 < 0,05, Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara
peran orang tua dengan kekambuhan ispa pada balita. Saran bagi petugas kesehatan
diwilayah tersebut untuk memberikan informasi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan
terhadap orang tua melalui sosialisasi tentang penyakit ISPA
Kata Kunci : ISPA, Peran Orang Tua, Balita

1
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

PENDAHULUAN bulan terakhir sebesar 20,5%, dengan


Infeksi Saluran Pernafasan Akut rentang (12,1-34,6%). Angka prevalensi
(ISPA) adalah infeksi akut yang ISPAdalam sebulan di atas 20%
melibatkan organ saluran pernafasan ditemukan di 5 kabupaten /kota. Seperti
bagian atas dan saluran pernafasan diketahui ISPA yang tidak ditangani
bagian bawah. Inveksi ini disebabkan dengan tuntas dapat berkambang
oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA menjadi pneumonia (Dinkes Sulut,
akan menyerang host, apabila ketahanan 2009).
tubuh (immunologi) menurun. Penyakit Di Provinsi Sulawesi Utara,
ISPA ini paling banyak di temukan pada secara merata, prevalensi penyakit
anak-anak dan paling sering menjadi pneumonia dalam satu bulan terakhir
satu-satunya alasan untuk datang ke sebesar 1%, dibawah angka nasional
rumah sakit atau puskesmasuntuk (1,88%), dengan rentang 0,5-2,7%.
menjalani perawatan inap maupun rawat Prevalensi terendah ditemukan dikota
jalan. Anak di bawah lima tahun adalah Bitung dan Tomohon, masing-masing
kelompok yang memiliki sistem 0,5%. Prevalensi tertinggi pada balita
kekebalan tubuh yang masih rentan (>35%), sedangkan terendah pada
terhadap berbagai penyakit ( kelompok umur 15-24 tahun, prevalensi
Danusantoso, 2012). antara laki-laki dan perempuan relatif
Sampai saat ini ISPA masih sama, dan sedikit lebih tinggi di
menjadi masalah kesehatan dunia. perdesan. Prevalensi ISPA cenderung
Menurut World Health Organization lebih tinggi pada kelompok dengan
(WHO) pada tahun 2011 di New York pendidikan dan tingkat pengeluaran
jumlah penderita ISPA adalah 48.325 rumah tangga per kapita lebih rendah
anak dan memperkirakan dinegara (Dinkes Sulut, 2009).
berkembang berkisar 30-70 kali lebih Peran orang tua dalam
tinggi dari negara maju dan diduga 20% pencegahan ISPA pada balita termasuk
dari bayi yang lahir di negara dalam peran orang tua dalam perawatan
berkembang gagal mencapai usia 5 anak. Peran aktif orang tua dalam
tahun dan 26-30% dari kematian anak pencegahan ISPA sangat diperlukan
disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat karena yang biasa terkena dampak ISPA
dilihat dari tingginya angka kesakitan adalah usia balita dan anak-anak yang
dan kematian akibat ISPA. Kematian kekebalan tubuhnya masih rentan
akibat penyakit ISPA pada balita terkena infeksi. Sehingga diperlukan
mencapai 12,4 juta pada balita golongan peran orang tua dalam menangani hal
umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3% ini. Orang tua harus mengerti tentang
kematian ini terjadi dinegara dampak negatif dari penyakit ISPA
berkembang ( Kemenkes, 2010). seperti ISPA ringan bisa menjadi
Menurut Depkes RI pada Profil Pneumonia yang kronologisnya dapat
Kesehatan Indonesia (2010) kasus mengakibatkan kematian, jika tidak
ISPA mencapai 23% dengan 499,259 segera ditangani. Pencegahan kejadian
kasus yang ditemukan pada tahun 2010, ISPA ini tidak terlepas dari peran orang
pada Provinsi Sulawesi Utara 26,08% tua yang harus mengetahui cara-cara
(Indonesia Health Profile, 2010). pencegahan ISPA. ISPA dapat dicegah
Sedangkan pada profil kesehatan dengan mengetahui penyakit ISPA,
provinsi sulawesi utara 2008, bahwa mengatur pola makan balita
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) menciptakan lingkungan yang nyaman,
tersebar diseluruh provinsi sulawesi dan menghindar faktor pencetus
utara dengan bervariasi, dengan (Andarmoyo, 2012).
prevalensi tingkat provinsi dalam satu

2
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Berdasarkan data awal di Prosedur pengumpulan data dalam


Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu penelitian ini dilakukan dengan cara: setelah
pada bulan April sampai Juni tahun mendapat izin dari Program Studi Ilmu
2015 terdapat sebanyak 40 balita yang Keperawatan UNSRAT, peneliti
menderita ISPA. Hasil dari wawancara mengajukan izin penelitian ke tempat
singkat yang dilakukan pada beberapa penelitian. Pengumpulan data dilakukan
orangtua tentang upaya pencegahan secara langsung kepada responden, mulai
ISPA pada balita diketahui bahwa dari bulan September - Oktober 2015. Pada
terdapat 3 orang tua yang mempunyai saat melaksanakan penelitian, peneliti
peran kurang baik dalam pencegahan memperkenalkan diri, menyampaikan
ISPA pada balita, seperti tidak maksud dan tujuan dari penelitian yang akan
memberikan ASI eksklusif, imunisasi dilakukan. Setelah menyampaikan maksud
lengkap, dan makanan yang bergizi. dan tujuan, peneliti menyerahkan lembar
Banyak kasus ISPA di Puskesmas persetujuan menjadi responden untuk
Bilalang Kota Kotamobagu membuat ditanda tangani oleh responden sebagai
penulis tertarik mengadakan penelitian bukti bahwa responden bersedia menjadi
tentang Hubungan peran orang tua sampel dalam penelitian yang akan
dalam pencegahan ISPA dengan dilakukan. Selanjutnya peneliti memberikan
kekambuhan ISPA pada balita di kuesioner untuk diisi oleh responden.
Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Pengolahan data dalam penelitian ini
Kehamilan dapat berkembang menggunakan tahapan-tahapan sebagai
menjadi masalah atau komplikasi setiap berikut yaitu editing, coding, data entry
saat. Sekarang ini sudah umum diterima cleaning dan tabulating.
bahwa setiap kehamilan membawa Analisa data dalam penelitian ini yaitu
resiko bagi ibu. Kebijakan program analisa univariat bertujuan untuk
dalam pelayanan antenatal yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan
kunjungan antenatal sebaiknya karakteristik setiap variabel penelitian.
dilakukan paling sedikit 4 kali selama Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada
kehamilan, satu kali pada triwulan tidaknya hubungan antara variabel
pertama, satu kali pada triwulan kedua independen yaitu peran orang tua dependen
dan dua kali pada triwulan ketiga yaitu kekambuhan ISPA pada balita. Uji
(Wijono, 2007). yang digunakan adalah uji chi square
METODE PENELITIAN dengan tingkat kemaknaan 95% <0,05.
Penelitian ini merupakan penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti
deskriptif analitik dengan pendekatan cross memperhatikan masalah-masalah etika
Sectional. penelitian yang meliputi informed consent
Penelitian ini dilakukan di puskesmas (persetujuan menjadi responden), anonymity
bilalang kota kotamobagu. Waktu penelitian (kerahasiaan), dan confidentiality.
dilaksanakan pada bulan September - HASIL DAN PEMBAHASAN
Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini A. Hasil
adalah seluruh ibu yang mempunyai balita 1. Analisa Univariat
yang mengidap ISPA.Teknik Pengambilan Tabel 1 distribusi frekuensi berdasarkan
sampel menggunakan tekhnik total umur responden
sampling. Jumlah sampel dalam penelitian Umur N %
ini adalah 40 responden yang memenuhi < 30 tahun 21 52,5
kriteria inklusi. > 30 tahun 19 47,5
Penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian berupa lembar observasi dan Total 40 100
kuesioner. Sumber: Data Primer 2015

3
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Tabel 2 distribusi frekuensi berdasarkan


pendidikan responden
Pendidikan n %
SD 4 10,0 B. PEMBAHASAN
SMP 7 17,5 Hubungan peran orang tua dengan
SMA 21 52,5 Kekambuhan ispa Pada Balita
S1 8 20,0 Berdasarkan hasil penelitian yang
Total 40 100 dilakukan terhadap 40 reponden mengenai
Sumber: Data Primer 2015 hubungan antara peran orang tua dengan
kekambuhan ispa pada balita. Didapatkan
Tabel 3 distribusi frekuensi berdasarkan hasil dimana 14 responden memiliki peran
pekerjaan kurang baik yang dihubungkan dengan
Pekerjaan n % kekambuhan ispa pada balita dan 26
IRT 32 80 responden dengan kriteria baik.
PNS 8 20 Berdasarkan hasil uji chi-square
diperoleh nilai p value = 0,003. Hasil uji
Total 40 100 statistik menyatakan bahwa ada hubungan
Sumber: Data Primer 2015 antara peran orang tua dengan
kekambuhan ispa pada balita.
Tabel 4 distribusi frekuensi berdasarkan Peran orang tua adalah serangkaian
peran orang tua perilaku yang diharapkan sesuai
Peran orang n % dengan posisi sosial yang diberikan
tua atau posisi individu didalam
kurang 14 35 masyarakat. Dalam setiap posisi
baik 26 65 terdapat sejumlah peran yang masing-
Total 40 100 masing terdiri dari kesatuan perilaku
Sumber: Data Primer 2015 yang kurang lebih bersifat homogen
dan didefenisikan menurut kultur
Tabel 5 distribusi frekuensi berdasarkan
sebagaimana yang diharapkan dalam
kekambuhan ISPA
posisi atau status (Abi Muhlisin,
Kekambuhan N %
ISPA 2010).
Kambuh 20 50 Penelitian ini menerangkan bahwa ada
Tidak hubungan yang signifikan antara peran
kambuh 20 50 orang tua terhadap kekambuhan ISPA.
Total 40 100 Pada penelitian tersebut didapati
Sumber: Data Primer 2015 bahwa proporsi peran orang tua yang
baik dan tidak menderita ISPA
2. Analisa Bivariat (85,7%), lebih besar dibanding yang
Tabel 6 hubungan peran orang tua menderita ISPA (30,8%).
dengan tingkat kekambuhan ISPA pada Dari hasil penelitian didapatkan data 8
balita responden dengan peran orang tua
Kekambuhan ISPA
yang baik, tapi ada kejadian ISPA
Peran Tidak kambuh Total OR P yang kambuh dan didapatkan juga ada
orang kambuh Value 2 responden peran orang tua kurang
tua
baik. Dalam Ahmady (2010),
n % n % n % berpendapat bahwa ada faktor lain
baik 18 69,2 8 30,8 26 100 yang menjadi penyebab kekambuhan
13,5 0,005
kurang 2 14,3 12 85,7 14 100 ISPA pada balita yaitu peran orang tua
Total 20 100 20 100 40 100 yang tidak baik dengan kebiasaan
merokok berpengaruh terhadap
Sumber: Data Primer 2015 kekambuhan ISPA dengan hasil uji chi
square di peroleh nilai p Value = 0,022

4
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

(<0,05) yang berarti ada hubungan


antara peran orang tua yang kurang SIMPULAN
baik dengan kebiasaan merokok Ada hubungan yang signifikan antara peran
dengan kekambuhan ISPA pada orang tua dengan kekambuhan ISPA
balita. pada balita di Puskesmas Bilalang Kota
Selain merokok, status gizi juga Kotamobagu.
menjadi salah satu penyebab
terjadinya kekambuhan ISPA pada DAFTAR PUSTAKA
balita. Dalam Muluki (2010)
berpendapat bahwa peran orang tua Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan
dengan kekambuhan ISPA pada balita Keluarga Konsep Teori, Proses dan
dengan status gizi memiliki Praktik Keperawatan.Graha Ilmu.
hubungan yang signifikan dengan nilai Jakatra
p Value = 0,000. Orang tua yang Arsunan,A.(2012).Faktor yang
mempunyai balita diharuskan Berhubungan dengan Kejadian ISPA
memberikan makanan yang bergizi pada Anak Balita di Desa
dan susu untuk memenuhi gizi yang di Bontongan Kabupaten Enrekang
butuhkan oleh balita. Kota Makassar.Tesis.Fakultas
Peran orang tua merupakan KesehatanMasyarakat.Universitas
penanganan yang dilakukan oleh ibu Hassanudin.
ataupun anggota keluarga yang lain. Http://repository.unhas.ac.id (diakses
Keluarga merupakan unit terkecil dari pada tanggal 12 mei 2015, jam
masyarakat yang berkumpuldan 18.15 WITA).
tinggal dalam suatu rumah tangga, Dahlan, D. (2013). Psikologi
satu dengan yang lainnya saling Perkembangan Anak dan Remaja.
bergantung dan berinteraksi. Bila salah ROSDA. Jakarta
satu atau beberapa anggota keluarga Danusantoso, H. (2012). Ilmu Pnyakit Paru
yang mempunyai kesehatan yang Edisi 2. Jakarta: EGC
kurang, maka akan mempengaruhi Depkes. (2004). Angka Kematian Bayi
terhadap anggota keluarga yang Masih Tinggi. Dibuka dari situs
lainnya. Peran aktif keluarga dalam www.depkes.go.id (diakses pad
menangani ISPA sangat penting tanggal 5 mei 2015, 21.15 WITA)
karena penyakit ISPA merupakan Depkes. (2004). Etiologi ISPA dan
penyakit yang ada sehari-hari didalam Pneumonia. Dibuka dari situs
masyarakat atau keluarga hal ini perlu www.depkesgo.id (dikses pada
mendapatkan peran yang serius oleh tanggal 5 mei 2015, 22.20
orang tua karena sebagian besar WITA).
penyakit ISPA banyak menyerang Denise, M. (2007). Bronchitis in Nelson
pada balita. Berdasarkan hal tersebut Text Book of Pediatric. 20th Edition.
dapat diartikan dengan jelas bahwa Philadelpia: Saunders Company.
peran oran tua dalam pencegahan DinKes Sulut. (2009). Profil Kesehatan
ISPA pada balita sangatlah penting, Profinsi Sulawesi Utara.
sebab bila peran orang tua dalam Http://www.depkes.go.id/do
pencegahan ISPA yang buruk akan wnloads/profil/provsulut2008.pdf(20
berpengaruh pada perjalanan penyakit 13) (diakses pada tanggal 5
dari yang ringan akan menjadi september 2015, 16.40 WITA)
penyakit yang sangat berat. E.M Habeahan. (2010). Hubungan Peran
Orang Tua Dalam Pencegahan ISPA
dengan Kekambuhan ISPA
pada Anak di Puskesmas Martubung

5
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Medan. Putra, (2014). D.H.S, dkk Keperawatan


Http://repository.usu.ac.id Anak dan Tumbuh Kembang. Nuha
(diakses pada tanggal 31 juli, 16.20 Medika. Yogyakarta
WITA). Resty. R. (2008). Faktor-Faktor yang
Fida, M. (2012). Pengantar Ilmu Kesehatan Berhubungan Dengan Kejadian
Anak. D-MEDIKA. Yogyakarta Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Hartono. D ((2010). Infeksi Saluran Akut Pada Balita di Kelurahan Ilir
Pernafasan Akut (ISPA) Gangguan Gunung Sitoli Kabupaten Nias.
Kesehatan Pada Anak. Tahun 2008
Panduan Bagi Tenaga Setiadi, (2013). Konsep dan Praktik
Kesehatan dan Umum. Medika. Penulian Riset Keperawatan.
Jakarta Yogyakarta. Graha Ilmu
Layuk, R. (2012). Faktor yang berhubngan Siregar Syofian, M (2013). Statistik
Dengan Kejadian ISPA pada Balita Paramedik Untuk Penelitin
di Lembang Batu Suwu. Kuantitatif.
Fakultas kesehatan Masyarakat. Surya, T. (2007). Faktor yang
Universitas Hassanudin Makassar. Mempengaruhi Tingginya Angka
Makassar Kejadian ISPA pada Balita di
Kelurahan Sukawarna
Lestari, A.T. (2014). Faktor Yang Wilayah Kerja Puskesmas
Berhubungan Dengan Gejala ISPA Sukawarna Kota Bandung. (diakses
Pada Balita di Desa Citeurep Kota pada tanggal 17 September
Jakarta. (Diakses dari 2015, 20.17 WITA).
repository.uinjkt.ac.id pada tanggal Utami, S. (2013). Studi Deskriptif
15 oktober 2015 23.40 WITA) pemetaan Faktor Resiko ISPA Pada
Muhlisin, A. (2009). Keperawatan Balita Usia 0-5 Tahun Yang
Keluarga. Jakarta: EGC. Meninggal di Rumah Hunian Akibat
Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku bencana Lahar Dingin Merapi di
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Kecamatan Salam Kabupaten
Nurrijal, (2009). Infeksi Saluran Magelang. Fakultas Ilmu
Pernafasan Akut. Keolahragaan Universitas Negeri
Http://www.springerlink.com Semarang. Semarang diakses dari
Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Http://lib.unnes.ac.id/18897/1/64504
Metodologi Ilmu Keperawatan. 08121.pdf 3 Oktober 2015 23.51
Jakarta WITA
Oktaviani, A.V. (2009). Hubungan Antara WHO (World Health Organization),
Sanitasi Rumah Dengan Kejadian (2007). Penanganan ISPA Pada
Infeksi Saluran Pernafasan Anak di Rumah Sakit Kecil Negara
Atas (ISPA)Pada Balita di Desa Berkembang. Pedoman Untuk
Cepogo Kecamatan Cepogo Dokter dan Petugas Kesehatan
Kabupaten Boyolali (diakses dari Senior. Jakarta:EGC
eprints.ums.ac.id 15.40 WITA) Winarni, B. (2009). Hubungan Antara
Paramitha, A. (2013). Hubungan Tingkat Perilaku Merokok Orang Tua dan
Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Anggota Keluarga yang
Tentang ISPA dengan Tinggal dalam Satu Rumah
Kemampuan Ibu Merawat dengan Kejadian ISPA Pada Balita
Balita ISPA di Puskesmas Bahu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kota Manado. Ejornal.unsrat.ac.id Sempor II Kabupaten Kebumen
(diakses pada tanggal 28 September Tahun 2009.
2015, 21.30 WITA).

You might also like