Professional Documents
Culture Documents
KOMUNITAS II
OLEH:
DEARDO ARRY PRATAMA
JOHAN
HASIM AHMAD FAUZI
NINDY PUTRI
TRESA MONA
YULIA ASTUTI
DOSEN PENGAMPU:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan pada penulis, dan atas berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
judul Asuhan Keperawatan Pada KlienTn.K, Dengan Gangguan Citra
Tubuh.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
Keperawatan Jiwa. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan pihak
terkait. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang membantu baik secara moral maupun
material, terutama kepada :
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia
2. Taruli Yohana Sinaga, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku ketua Program Studi Ners
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns, Jek Amidos Pardede, M.kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi
Ners dan sebagai Koordinator Pengajar Keperawatan Jiwa I, sekaligus
Dosen pengajar Keperawatan Jiwa I Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Jenny M, MNS, Ph.D, Selaku Dosen Pengajar Keperawatan Jiwa I
Universitas Sari Mutiara Indonesia
6. Asima, S.Pd, M.Kes, Selaku Dosen Pengajar Keperawatan Jiwa I
Universitas Sari Mutiara Indonesia
7. Seluruh Dosen Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
8. Seluruh staff Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dengan
demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata penulis mengucapkan terimah
kasih.
Penulis Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i keperawatan mampu memahami tentang Asuhan Keperawatan
Pada pasien Dengan konsep penyakit Diabetes Melitus pada lansia
2.1 Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan
insulin atau secara relatif kekurangan insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM)
2.2 Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi
terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut
diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa
non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas,
aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta,
penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan
sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun
yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
yang abnormal.Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan
sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan
insulin terutama pada post reseptor.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia
(Jeffrey) :
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi
insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa
otot dan perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
2.3 Gambaran Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
lansia umumnya tidak ada.Sebaliknya yang sering mengganggu pasien
adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah
dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses
menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala
sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul
adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai
yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
Katarak
Glaukoma
Retinopati
Gatal seluruh badan
Pruritus Vulvae
Infeksi bakteri kulit
Infeksi jamur di kulit
Dermatopati
Neuropati perifer
Neuropati viseral
Amiotropi
Ulkus Neurotropik
Penyakit ginjal
Penyakit pembuluh darah perifer
Penyakit koroner
Penyakit pembuluh darah otak
Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin.Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang
dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap
dehidrasi.Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium
lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada
pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami
infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang
menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas
hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia,
dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia
seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada
pada DM usia lanjut.
Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan
mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala
kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral
tampak lebih jelas.
2.4 Komplikasi
1. Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati.
2. Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi
(>600 mg/dL)
3. Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)
E. Penatalaksanaan
Menurut Steven diperkirakan 25 50% dari DM lansia dapat dikendalikan
dengan baik hanya dengan diet saja.3% membutuhkan insulin dan 20
45% dapat diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II,
dan dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara
hidup pasien, keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang
menyeertai serta ada/tidaknya komplikasi DM.
Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah :
1. Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan
kepada pasien dan keluarganya.
2. Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality of life)
seperti rasa haus, sering kencing, lemas, gatal-gatal.
3. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu
tinggi (200-220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena
bahaya terjadinya hipoglikemia.
4. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari
resiko hipoglikemia.
2.5 Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
1. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% protein 75%
karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes.
Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak hanya mencegah
arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas reseptor insulin.
2. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
3. Pemantauan
Pada pasien DM kadar glukosa darah harus selalu diperiksa secara rutin.
Selain itu, perubahan badan lansia juga harus dipantau untuk mengetahui
terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM.
4. Terapi
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus :
Ny.S (70 tahun) Ny.S memiliki 4 orang anak, yakni Ny. E (40 tahun),
Ny.M (38 tahun) Tn.O ( 36 tahun ) dan Ny.S(35 tahun ). Ny.S tidak
memiliki suami karena suami Ny.S meninggal beberapa tahun yang
lalu.Ny .S tinggal bersama dua orang anaknya yaitu Ny.M dan Ny E.Ny.S
sering mengeluh banyak minum,sering kencing serta nafsu makannya
meningkat. Keadaanya terlihat lemas, dan kurang bersemangat. 1 tahun
yang lalu, Ny.S dibawa periksa kepuskesmas kota dan didiagnosa diabetes
militus (DM).
Ny. S tidak bisa kontrol teratur ke puskesmas karena yang
mengantarkan tidak ada dan kesibukan kedua anaknya yang bekerja
sebagai pedagang sayuran dipasar.Ny.S selalu dibelikan anaknya obat
akan tetapi jarang kontrol ke puskesmas karena kesibukan .
3.2 Pengkajian
3.3.1 IDENTITAS UMUM KLIEN
`1. Identitas kepala keluarga
Nama : Ny.S
Umur : 70 Tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Gatot Subroto Medan KM 4,5 Ganga Mantri
2.Riwayat kesehatan keluarga
Tidak riwayat keluarga yang terkena penyakit DM
3.Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya
Sudah 2 tahun mengelami DM Ny.S hanya minum obat metformin dan
Sulfon nilurea Ny.S jarang control dikarenakan tidak ada yang mengantar
Ny.S
4. Aktivitas / Istirahat
Letih, Lemah, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
5. Sirkulasi
Tidak ada riwayat penyakit tetapi sering kebas akibat adanya asam urat dan
tidak ada luka
6.Integritas ego
Tidak ada stres dan tidak ada ansientas
7. Eliminasi
Poliurina
9. Makanan / Cairan
Makan sering tapi sedikit dan suka makan buah ( mangga dan alpukat )
10.Neurosensori
Kebas dan kesemutan
11.Pernafasan
Tidak ada batuk ataupun sputum
12.Keamanan
Kulit kering,tampak tidak ada luka di kulit
3.3.2 pengkajian indeks kats
Nama: Ny.S
Umur : 70 Tahun
Agama :Islam
Suku : Minang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Gatot Subroto Medan KM 4,5 Ganga Mantri
skore keriteria
A. kemandirian dalam hal makan