You are on page 1of 4

Gejala klinis

Gejalanya merupakan akibat dari menurunnya fungsi otak,yang utama adalah


gangguan kesadaran.

Pada stadium awal,perubahan yang hampir tidak kentara terjadi pada logis
kepribadian dan tingkah laku ,suasana hati penderita bias berubah dan terjadi
gangguan dalam menyatakan pendapatnya.

Sejalan dengan perkembangan penyakit penderaita menjadi mengantuk dan


bingung,malas bergerak dan bercakap-cakap sering terjadi disorientasi.

Pada akhirnya penderita akan kehilangan kesadarannya dan jatuh kedalam keadaan
koma.5
Secara garis besar gejala klinis EH terbagi 2:

1.Ensefalopati hepatic sub klinis.


Disebut juga latent hepatic encephalopathy

Dari penelitian disimpulkan bahwa 45%-85% penderita sirosis hati sudah


mengidapEH sub klinis.

Belum di temukan / terlihat gejala dan tanda penyakit.

Dapat di deteksi dengan test uji hubungan angka (number connection test).
Number connection test (NCT)

Uji psikomotorik untuk deteksi dini EH sub klinis.

Sarat pasien tidak buta huruf.

Sederhana,praktis,aman,murah.

Bermanfaat pula untuk monitoring dan evaluasi hasil terapi.

Pasien diminta menyambung angka secara urut no.1-25 secepat mungkin


Ada korelasi antara lamanya waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan NCT (
Uji hubung angka) dengan kondisi EH pasien ( makin lama makin buruk)

Pada kondisi baik uji ini harus dapat di selesaikan 30 detik

Skala NCT
Menurut kriteria West Haven

Skala NCT Lamanya penyelesaian NCT

0 15-30 detik

1 31-50 detik

2 51-80 detik

3 81-120 detik

4 >120 detik atau tdk dpt diselesaikan

2. Ensefalopati Hepatik klinis

ada 4 stadium:

Stadium 1(prodromal = awal) terdapat gangguan stasus mental

Stadium 2 (Impending koma) gangguan mental semakin berat, flapping tremor


(tangan bergetar)

Stadium 3 (Stupor) bingung, gelisah, delirium (prekoma), flapping tremor

Stadium 4(koma) pasien koma tidak sadarkan diri.1


Diagnosis
v Nafas penderita beraroma manis

v Jika lengan di rentangkan,tidak dapat di athan dgn kuat menunjukan gerakan


kasar seperti mengepakkan sayap

v Elektroensefalogram bisa membantu menegakkan diagnosis pada ensefalopati


dini

v Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan kadar amonia yang tinggi.5


Terapi:
1. Umum:
Faktor-faktor pemicu di cari dan dicoba untuk di hilangkan, seperti infeksi/obat-
obatan. Juga di usahakan untuk menghilangkan bahan-bahan racun
Klisma untuk membersihkan usus khususnya pada perdarahan saluran cerna

Pertahankan balance cairan dan elektrolit

Pemasangan kateter intra vena

Pencegahan sepsis dan aspirasi pneumonia

1. Pengobatan
Neomycin, metrronidazon, suatu anti biotic akan mengurangi jumlah bakteri
usus yang dalam keadaan normal membantu mencernakan protein

Lactulose(sirup) efeknya:

Merubah keasaman usus sehingga merubah jenis bakteri yang ada di usus
Mengurangi penyerapan amonia
Berfungsi sebagai pencahar
Memperbaiki neurotransmitter dengan pemberian asam amino rantai cabang
(AARC) misalnya:aminoleban (IVFD)

Pemberian antagonis benzodiazepin,flumazenil merupakan antagonis


benzodiazepin yang ada dipasaran.beberapa studi memperlihatkan manfaat obat ini
pada sejumlah pasien dengan EH.diberikan dengan dosis 1-2 mg secara intravena.

1. Nutrisi
Segi praktis terapi nutrisi

Kombinasi enteral dan parenteral

Enteral: karbohidrat, asam amino rantai cabang(AARC)

Parenteral: Lipid

Cairan

Cairan di hitung dengan cermat

Diuretika memegang peranan penting

Elektrolit
kadar kalium harus di perhatikan, hipokalemia meningkatkan kadar amonia

Kalori

1900 kkal

1700 kkal

contoh skema:

Pasien koma, bila fungsi gastrointestinal baik

Sonde oral
Parenteral: ivelip 20% 100-200cc
Bila gastrointestinal tdk berfungsi

1000 kkal triofusin e 1000 1000cc


200 kkal ivelip 100cc 20%100cc
comafusin hepar 500cc
1200 kkal 1600cc
Atau:

1000 kkal triofusin e 1000 1000cc


500 kkal ivelip 250cc 20%250cc
comafusin hepar 500cc
1500kkal 1750cc 245

Daftar pustaka
1.www.Iptek.net.id/eng/horizon/horizon idx.php?doc=sirosis hati.htm
2.www.Interna FK.UI.ac.id/artikel/darurat 2002/dar 2 12.html
3. Noer HMS editor Waspadji S, Rachman M, Lesmana La: Buku ajar penyakit dalam
edisis III . Jakarta: penerbit FKUI.

4.www.Interna.or.id/interna/artikel/darurat 2002/dar2 11html.


5.www.medicastore.com 2004

You might also like