You are on page 1of 1

Studi Geologi Teknik dalam Konstruksi Pertambangan Rakyat di

Prospek Palonggo, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah


Harry Gardea 270110100132
Yopi Siswono 270110100143
Riza asyari yamin 270110100148
Rachmat Dardiansyah 270110100153
Ilham Prasetya B. 270110100160
Kelas D
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Emas merupakan salah satu bahan tambang yang memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini
dikarenakan emas merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharui dan sulit didapat. Karena nilai
jual yang tinggi maka proses penambangan emas terus dilakukan dan menjadi semakin sulit didapat.
Salah satu lokasi yang memiliki potensi untuk dilakukan penambangan emas berada di Indonesia,
tepatnya Prospek Palonggo di Kecamatan Paleleh, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.
Namun, terdapat kendala untuk dilakukan penambangan di lokasi ini karena berada pada kawasan
hutan lindung. Saat ini hanya tambang rakyat saja yang berada di lokasi ini. Tetapi tambang rakyat
milik rakyat ini kondisinya memprihatinkan dan rawan untuk terjadi kecelakaan pada saat melakukan
penambangan.

Potensi emas di lokasi ini diketahui berdasarkan pengamatan megaskopis di lapangan yang
dilanjutkan dengan uji sampel di laboratorium. Dari hasil analisis kimia batuan menunjukkan nilau Au
(emas) yang cukup tinggi yaitu di atas 10 ppm, bahkan pada beberapa sampel menunjukkan nilai di
atas 50 ppm.

Bentuk pertambangan rakyat yang ada di lokasi ini cukup memprihatinkan. Terdapat dua jenis
terowongan pada tambang rakyat, yaitu Terowongan buntu dengan ukuran 1,0 x 1,5 m sampai 1,5 x
2,0 m dengan kedalaman 40-60 m. Kemudian dibuat lubang bukaan baik vertikal maupun horizontal
untuk mengikuti arah urat bijih emasnya. Jenis terowongan yang lainnya yaitu lubang sumuran tegak
(vertical shaft) yang berbentuk empat persegi dengan ukuran 1,25 x 1,25 m sampai 1,5 x 1,5 m
dengan kedalaman antara 30 hingga 40 meter. Pada umumnya lubang-lubang galian tersebut
disangga seperlunya saja kecuali untuk hal-hal yang khusus. Selain itu, bentang alam bagian atas telah
relatif rusak akibat kegiatan penambangan rakyat, yang menyebabkan berkurangnya kestabilan lereng
dan kekuatan batuan penyangga disekitarnya. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan bencana yang
dapat menyebabkan kerusakan maupun korban jiwa. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih
lanjut mengenai geologi teknik di lokasi ini jika ingin dilakukan penambangan lebih lanjut.

Sumber data:
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=461&Itemid=466

You might also like