Professional Documents
Culture Documents
R dengan Pneumonia
di Ruang Kanthil Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
TRI ZUNIATI
SEVI NURMALITA
DONI NOVRILIADI
SARAH RASMITA
SRI HANDAYANI
APIT NURJANAH
KURDIANINGSIH
JUNIANTO
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika
pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di
bawah umur 2 tahun (Bradley et.al., 2011).
3. Etiologi Pneumonia
a. Faktor Infeksi
- Organisme : Chlamidia
atipikal trachomatis,Pneumocytis.
- Bakteri : Streptokokus
pneumoni, Haemofilus
influenza, Mycobacterium
tuberculosa, Bordetellapertusis
.
i. Bronkopneumonia hidrokarbon :
4. Klasifikasi Pneumonia
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan
pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah
membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara
klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan (Bradley et.al., 2011).
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia interstitialis
c. Bronkopneumonia
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia mikoplasma
d. Pneumonia jamur
a. Pneumonia tipikal
b. Pneumonia atipikal
a. Pneumonia akut
b. Pneumonia persisten
5. Patofisiologi Pneumonia
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila
virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas bagian
bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian atas,
dan jarang melalui hematogen. Virus dapat meningkatkan kemungkinan
terjangkitnya infeksi saluran nafas bagian bawah dengan mempengaruhi mekanisme
pembersihan dan respon imun. Diperkirakan sekitar 25-75 % anak dengan
pneumonia bakteri didahului dengan infeksi virus.
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian
dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau
sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung
sangat singkat, yaitu selama 48 jam.
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran
fremitus selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan
infeksi paru (kolaps paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan
berkurang.
Crackles adalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan
berulang dengan spektrum frekuensi antara 200-2000 Hz. Bisa bernada
tinggi ataupun rendah (tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang
mendominasi), keras atau lemah (tergantung dari amplitudo osilasi) jarang
atau banyak (tergantung jumlah crackles individual) halus atau kasar
(tergantung dari mekanisme terjadinya). Crackles dihasilkan oleh
gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan napas/jalan napas
kecil yang tiba-tiba terbuka
7. Kriteria Diagnosis Pneumonia
b. Panas badan
I. IDENTITAS
Nama : An. R
TTL : Banyumas, 24 April 2016
Usia : 13 bulan (1 tahun 1 bulan)
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Karangrau, RT 02/ RW 05 Kec. Banyumas
Agama : Islam
Nama ayah/ibu : Tn.R
Pekerjaan ayah : Buruh
Pendidikan ayah : SD
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
II. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama : sesak nafas
2. Keluhan tambahan : batuk, demam.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Lima hari sebelum datang ke rumah sakit, ibu pasien mengatakan
anaknya batuk, namun dahak sulit keluar. Pasien juga mengalami demam naik
turun. Pasien sudah diperiksakan ke bidan desa, dan diberi paracetamol serta obat
batuk. Karena tidak ada perubahan, pasien dibawa ke IGD RSUD Banyumas
tanggal 17 Mei 2017 pukul 11.33 WIB. Pasien mendapat terapi O2 nasal kanul, 1
L/menit, injeksi Ampicilin 100 mg, Nebulizer Nacl 0,9%/8 jam. Saat ini pasien
dirawat inap di ruang Kanthil.
IV. RIWAYAT MASA LAMPAU
1. Prenatal tidak ada keluhan saat hamil, maka dari itu ibu tidak pernah melakukan
ANC di Bidan desa maupun Puskesmas. An.R lahir fullterm (9 bulan). Tidak
mendapatkan obat maupun suplemen saat hamil.
2. Natal (tindakan persalinan: normal di sungai). Kepala sangat lonjong saat lahir.
3. Postnatal (kondisi kesehatan: Sindrom Alport, kelainan konginetal: sindaktili
pada jari-jari kaki dan tangan kanan kiri, APGAR Score: tidak ada data, BBL:
2500 g, PBL: ibu mengatakan lupa.
4. Penyakit waktu kecil : baru pertama kali sakit.
5. Pernah dirawat di RS : -
6. Obat-obatan yang pernah digunakan: tidak ada, hanya yang diberikan di IGD.
7. Alergi : tidak ada
8. Kecelakaan : tidak pernah
9. Imunisasi: imunisasi folio, Hepatitis B, dan BCG saat lahir.
V. RIWAYAT KELUARGA (disertai genogram)
Keluarga tidak ada penyakit yang sama.
2. Nutrisi-pola metabolik
Sebelum di RS: sebelum dibawa ke RS, pasien minum ASI secara rutin, pasien
sudah mendapatkan makanan tambahan seperti nasi dan buah-buahan, sejak 7
bulan.
Saat di RS: saat sakit, pasien mendapat diit ASI+PASI 70 cc/3 jam.
3. Pola eliminasi
Sebelum masuk RS: pasien BAB 2x sehari, BAB warna kuning kecoklatan,
lembek, tidak terdapat darah dalam feses. Pasien BAK 7-8x/hari, tidak nyeri
saat BAK, warnanya kunig, bau biasa, tidak ada darah dalam air kencing.
Saat di RS: pasien menggunakan diapers dari pukul 22.00-08.00 nberat diapers
50 ons.
4. Aktivitas-pola latihan
Sebelum di RS: pasien sering bermain dan menggenggam bola, dan mandi 2
kali sehari menggunakan sabun bayi.
Saat di RS: pergerakkan ekstremitas pasien di atas bed aktif, mata melihat ke
arah orang yang mendatanginya.
5. Pola istirahat-tidur
Sebelum sakit,pasien tidur 16 jam/hari. Sering ngompol di malam hari,
posisi tidur miring. Saat di RS, pasien tidur 15 jam/hari, sering terbangun
karena batuk. Pola tidur orang tua, mengikuti An.R, jika pasien terbangun,
orang tua juga ikut bangun.
6. Pola kognitif-persepsi
Pasien merespon ketika ada rangsang suara, objek, dan sentuhan dengan
cara menoleh dan mengikuti objek dengan matanya. Keluarga tidak
memiliki permasalahan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan.
8. Pola peran-hubungan
Pasien memiliki kedua orang tua, 6 orang kakak. Stresor dalam keluarga
pasien adalah pasien dirawat di RS. Interaksi antar anggota keluarga baik,
orang tua juga mengatakan puas menjadi orang tua.
9. Seksualitas
Kepuasan pasien terhadap gender (tidak terkaji). Orang tua tidak memiliki
masalah berkaitan dengan seksualitas dan penyakit alat reproduksi.
9. Abdomen
Tidak asites, umbilikus bersih.
Bising usus 5 x/menit
Hepar teraba, tidak hepatomegali
Limfa teraba, tidak splenomegali
10. Kulit
Temperatur hangat, tidak sianosis, elasititas baik.
11. Ekstremitas
Gerakan ekstremitas aktif
Sindaktili di semua ekstremitas atas bawah
Bentuk kaki simetris
Reflex babinski ada
12. Genitalia dan anus
Pasien berjenis kelamin laki-laki
Gland penis tidak deformitas, meatus uretra normal, skrotum tidak terdapat
hernia.
Anus berlubang dan bersih
Tidak ada iritasi sekitar anus
X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Gunakan Denver II untuk mengkaji perkembangan anak usia 0-6 tahun
1. Kemandirian dalam bergaul: pasien sudah bisa tepuk tangan, menyatakan
keinginan, daag-daag dengan tangan, main bola dengan pemeriksa, menirukan
kegiatan, namun belum bisa minum dengan cangkir.
2. Motorik halus: pasien dapat membenturkan dua kubus, menaruh kubus
dicangkir, danmencoret-coret.
3. Kognitif dan bahasa: pasien dapat mengoceh, memanggil papa mama, dan
berkata 1 kata.
4. Motorik kasar: pasien dapat berdiri 2 detik, berdiri sendiri, membungkuk
kemudian berdiri.
Hasil An.R normal pada setiap fase kecuali kemadirian dalam bergaul yaitu
delay (1), advance (0). Jadi, kesimpulannya An.R tidak mengalami gangguan
perkembangan.
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluahan
Kriteria hasil:
Indikator A T
1. Batuk 2 4
2. Suara
tambahan 2 4
3. Bersihan 2 3
sekresi
Keterangan:
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluahan
Hipertermi NOC : Thermoregulation NIC :Fever Treathment
berhubungan 1. Kolaborasi pemberian
Setelah dilakukan tindakan
dengan farmakologi paracetamol
keperawatan selama 3x24 jam,
80 mg
diharapkan termoregulasi pasien dapat
2. Monitor suhu pasien
membaik dengan kriteria hasil :
3. Edukasi keluarga untuk
menjaga pasien tetap hangat
(menyelimuti pasien)
Indikator A T
4. Berikan terapi
1. RR 2 3
nonfarmakologi kompres
2. Hipertermi 2 4
hangat
3. Perubahan 2 4
warna kulit
4. Akral hangat 2 4
Keterangan :
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Ketidakseimban NOC : Nutrition Status NIC : Nutrition Monitoring
gan nutrisi
Setelah dilakukan tindakan 1. Pasang NGT
kurang dari
keperawatan selama 3x24 jam, 2. Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan
diharapkan cemas pasien dapat gizi terkait nutrisi yang
tubuh
menurun dengan kriteria hasil : dibutuhkan
3. Berikan nutrisi sesuai
Indikator A T
kebutuhan sonde
1. Asupan 2 4
ASI/PASI 90 cc/3 jam
makanan
4. Monitor input dan output
secara tube
cairan
feeding
2. Asupan cairan 2 4
intravena
Keterangan :
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA