You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

TITRASI POTENSIOMETRI
CAMPURAN ASAM

OLEH

DANIEL RICKY PUTRA WIJAYA

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
Nama / NIM : Daniel Ricky Putra Wijaya / 652014001
Kelompok : IA, KAMIS 7-11
Tanggal Praktikum : 18 JUNI 2015

JUDUL

TITRASI POTENSIOMETRI CAMPURAN ASAM

TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan molaritas NaOH dari standarisasi.
Mahasiswa dapat menentukan molaritas penyusun larutan campuran asam (HCl +
H3PO4).
Mahasiswa dapat menentukan nilai pKa 1,2,dan 3 serta titik ekuivalen pada masing-
masing titrasi.

PENDAHULUAN
Asam kuat seperti asam klorida (HCl) dapat terdisosiasi sempurna dalam air. Namun
asam lemah seperti asam asetat (CH3COOH) terdisosiasi sebagian dalam air. Besarnya
disosiasi dapat dihitung dari nilai ekuilibrium konstan dan banyaknya asam lemah dan basa
kuat yang ditambahkan dalam larutan. Keasaman relatif dari asam dan basa biasanya
dinyatakan dalam pKa = -log10 Ka, dimana Ka merupakan nilai disosiasi konstan untuk reaksi
dibawah ini.
HA H+ + A-
Jika,
aA- = aktivitas
[A-] = konsentrasi basa konjugasi
A = koefisien aktivitas
Maka,
[aH + ] + [aA ] [H + ] + [A ] [H + ] + [A ]
Ka = = =
[aHA] [HA] [HA]
Dan persamaan Henderson-Hasselbalch
[A ]
pH = pKa log ( )
[HA]
Persamaan ini sangat berguna pada daerah buffer dari titrasi sebuah asam lemah. pKa
merupakan log Ka pada kekuatan ionik dari larutan. Tepatlah jika nilai dari Ka yang
diperoleh akan sedikit menyimpang dari nilai yang terdapat pada literatur standar, karena
pada literatur menunjukan nilai termodinamika pada kekuatan ionik = 0.
pKa merupakan nilai pH dimana aktivitas asam HA dan basa konjugasinya A - adalah
sama. Untuk asam bervalensi 3 berturut turut nilai disosiasi konstan didefinisikan sebagai
berikut :
H3A H2A- + H+ K1=[H2A-][H+]/[H3A]
H2A- HA- + H+ K1=[HA2-][H+]/[H2A-]
HA2- A3- + H+ K1=[A3-][H+]/[HA2-]

Nilai normalitas dari sebuah larutan asam merupakan jumlah ekuivalen per liter
(mol/liter) dari proton yang dapat mengalami disosiasi. Normalitas suatu larutan basa adalah
sama dengan jumlah ekuivalen dari asam yang dinetralkannya. Normalitas asam bervalensi 3
adalah 3 kali molaritas asam bervalensi 1. Pada titrasi larutan asam dan basa, nilai-nilai ini
sering dipakai untuk menyatakan dalam miliekuivalen.

ALAT, BAHAN DAN METODE


Alat : Bahan :
1. Buret 1. NaOH
2. Statif 2. H2C2O4.2H2O
3. Klem 3. Larutan Campuran Asam
4. Labu ukur 4. Larutan pH 7
5. Beaker glass 5. Akuades
6. pH meter 6. Indikator PP
7. Magnetic stirrer
8. Hotplate stirrer
9. Neraca mettler
10. Neraca 2 digit
11. Pipet tetes
12. Corong
13. Gelas arloji
14. Pilius
15. Spatula
16. Pipet ukur

Metode:
Pembuatan larutan NaOH 0,05M
1. Ditimbang NaOH padat sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca 2 digit.
2. Dimasukan kedalam beaker glass, kemudian dilarutkan menggunakan akuades
secukupnya.
3. Dimasukan kedalam labu ukur 500 ml untuk dihomogenisasikan.
Standarisasi NaOH
1. Ditimbang H2C2O4.2H2O sebanyak 0,1 gram menggunakan neraca mettler.
2. Dilarutkan dengan 10 ml akuades kedalam erlenmeyer.
3. Ditambahkan 2 tetes indikator PP.
4. Diulangi 2 kali untuk langkah diatas.
5. Dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan NaOH yang sudah dibuat hingga
warna berubah menjadi tepat merah muda.
6. Dilakukan titrasi secara triplo

Titrasi campuran asam


1. Dipipetkan sebanyak 1 ml larutan campuran asam yang disediakan kedalam beaker
glass.
2. Ditambahkan akuades sebanyak 19 mlkedalam beaker glass yang telah terisi
campuran asam.
3. Dimasukan magnetik stir kedalam beaker glass tersebut.
4. Dilakukan kalibrasi pH meter yang akan digunakan untukmengukur pH larutan
selama titrasi dengan menggunakan larutan buffer pH 7.
5. Dicuci elektrode pH meter dengan akuades didalam beaker glass kosong.
6. Dipasang elektrode dan buret, dan dipastikan ujung elektrode tidak menyentuh
magnetik stirr jika diputar, serta dialasi permukaan beaker glass dengan kertas untuk
mencegah pemanasan larutan oleh magnetik stir.
7. Diukur pH larutan tiap penambahan 0,5 ml larutan titran.
8. Dilanjutkan dengan titrasi hingga diperoleh titik ekuivalen 1 dan titik ekuivalen 2
yang dapat dilihat dari perubahan nilai pH yang tajam.
9. Dilakukan titrasi hingga didapat 5 data lagi.
10. Dipindahkan setelah selesai, elektrode pH lalu dicuci dengan akuades dan dibiarkan
elektrode tercelup dalam akuades selama 15menit sebelum dilakukan titrasi kedua.
11. Diulangi secara triplo

HASIL PENGAMATAN

Standarisasi NaOH
VNaOH 0,05M (ml) I II III
Awal 0 0 0
Akhir 39,7 38,8 40,7
Ditambahkan 39,7 38,8 40,7

39,7 ml + 38,8 ml + 40,7 ml


Vrata rata = = 39,73 ml
3
Titrasi campuran asam
VNaOH Ph
(ml) I II III
0,5 2,8 2,8 2,6
1 2,8 2,8 2,7
1,5 2,8 2,8 2,7
2 2,8 2,8 2,9
2,5 2,9 2,8 4
3 2,9 2,9 4,5
3,5 2,9 3,8 5
4 2,9 5,1 6,5
4,5 3,3 6 7,5
5 3,8 7,3 7,9
5,5 4,1 9 8,3
6 5,4 9,9 9
6,5 6,5 10 9,7
7 6,9 10,2 10,2
7,5 8,1 10,2 10,3
8 9,1 10,3 10,4
8,5 9,7 10,4 10,4
9 10 10,4 10,5
9,5 10,3 10,4 10,5
10 10,4 10,4 10,5
10,5 10,5 10,5 10,5
11 10,5 10,5 10,5
11,5 10,5 10,5
12 10,5 10,5
12,5 10,5 10,5

JAWAB PERTANYAAN
1. Grafik hubungan pH dengan penambahan volume NaOH (terlampir)
2. Titik ekuivalen (terlampir)
3. Perhitungan pKa2 dari H3PO4 dan pengujian persamaan Henderso-Hasselbalch.
a.
Mr H2C2O4.2H2O = 126,06 g/mol
m H2C2O4.2H2O = 0,1 g
massa 1000 0,1 1000
M= = = 0,0793 M
Mr V 126,06 10
Standarisasi NaOH
1 [NaOH] VNaOH = 2 [asam oksalat] Vasam oksalat
[NaOH] 39,73 ml = 2 0,0793 M 10 ml
[NaOH] = 0,0399 M

Persamaan reaksi:
H3PO4 + 3NaOH Na3PO4 + 3H2O
Persamaan bersih:
H3PO4 + OH- H2PO4- + H2O
Perhitungan I
V campuran = 20 ml
EQ1 V= 6 ml pH= 5,4
EQ2 V= 7,5 ml pH = 8,1
VNaOH EQ1 6
[camp asam] = [NaOH] = 0,0399 M = 0,012 M
V camp asam 20
VEQ1 VEQ
[H3PO4] = [NaOH]
VCamp Asam
6 1,5
[H3PO4] = 0,0399 = 0,009 M
20
[HCl] = 0,012 M 0,009 M
[HCl] = 0,003 M

pH1= 2,6 pOH1= 11,4


pH2= 5,3 pOH2= 8,7
pKw= 14

pKa1
H3PO4 + OH- H2PO4- + H2O
M 0,012 0,0399
R 0,012 0,012 0,012 0,012

S - 0,0279 0,012 0,012


0,012
11,4 = pKb + log ( )
0,0279
pKb = 11,4 + 0,37 = 11,77
pKa = 14 11,37 = 2,63
pKa2
H2PO4- + OH- HPO42- + H2O
M 0,012 0,0279
R 0,012 0,012 0,012 0,012

S - 0,0159 0,012 0,012


0,012
8,7 = pKb + log ( )
0,0159
pKb = 8,7 + 1,2 = 9,9
pKa = 14 9,9 = 4,1

Perhitungan II
V campuran = 20 ml
EQ1 V=4 ml pH= 5,1
EQ2 V=5,5 ml pH= 9
VNaOH EQ1 4
[camp asam] = [NaOH] = 0,0399 M = 0,008 M
V camp asam 20
VEQ1 VEQ
[H3PO4] = [NaOH]
VCamp Asam
4 1,5
[H3PO4] = 0,0399 = 0,005 M
20
[HCl] = 0,008M 0,005 M
[HCl] = 0,003 M
pH1= 2,3 pOH= 11,7
pH2= 6,2 pOH= 7,8
pKw= 14

pKa1
H3PO4 + OH- H2PO4- + H2O
M 0,005 0,0399
R 0,005 0,005 0,005 0,005

S - 0,0349 0,005 0,005


0,005
11,7 = pKb + log ( )
0,0349
pKb = 11,7 + 0,84 = 12,54
pKa = 14 12,54 = 1,46
pKa2
H2PO4- + OH- HPO42- + H2O
M 0,005 0,0349
R 0,005 0,005 0,005 0,005

S - 0,0299 0,005 0,005


0,005
7,8 = pKb + log ( )
0,0299
pKb = 7,8 + 0,78 = 8,58
pKa = 14 8,58 = 5,42

Perhitungan III
V campuran = 20 ml
EQ1 V=4 ml pH= 6,5
EQ2 V=6 ml pH= 9
VNaOH EQ1 4
[camp asam] = [NaOH] = 0,0399 M = 0,008M
V camp asam 20
VEQ1 VEQ
[H3PO4] = [NaOH]
VCamp Asam
42
[H3PO4] = 0,0399 = 0,004 M
20
[HCl] = 0,008 M 0,004 M
[HCl] = 0,004M
pH1= 3,9 pOH= 10,1
pH2= 6,4 pOH= 7,6
pKw= 14

pKa1
H3PO4 + OH- H2PO4- + H2O
M 0,004 0,0399
R 0,004 0,004 0,004 0,004

S - 0,0359 0,004 0,004


0,004
10,1 = pKb + log ( )
0,0359
pKb = 10,1 + 0,95 = 11,05
pKa = 14 11,05 = 2,95

pKa2
H2PO4- + OH- HPO42- + H2O
M 0,004 0,0359
R 0,004 0,004 0,004 0,004

S - 0,0319 0,004 0,004


0,004
7,6 = pKb + log ( )
0,0319
pKb = 7,6 + 0,9 = 8,5
pKa = 14 8,5 = 5,5
b. pKa1 dapat dihitung menggunakan data ekuivalen 1
pKa3 dapat dihitung menggunakan data terakhir.

c. perhitungan pKa3 (ekstrapolasi)


Perhitungan I
H3PO4 + OH- H2PO4- + H2O
M 0,009 0,0159
R 0,009 0,009 0,009 0,009

S - 0,0069 0,009 0,009

pH = 10,5 2,8 = 7,7


pOH = 6,3
0,009
6,3 = pKb3 + log ( )
0,0069
pKb3 = 6,3 0,12 = 6,18
pKa3 = 14 6,18 =7,82
Perhitungan II
HPO42- + OH- PO43- + H2O
M 0,005 0,0299
R 0,005 0,005 0,005 0,005
S - 0,0249 0,005 0,005

pH = 10,5 2,8 = 7,7


pOH = 6,3
0,005
6,3 = pKb3 + log ( )
0,0249
pKb3 = 6,3 + 0,7 = 7
pKa3 = 14 7 =7
Perhitungan III
HPO42- + OH- PO43- + H2O
M 0,004 0,0319
R 0,004 0,004 0,004 0,004

S - 0,0279 0,004 0,004

pH = 10,5 2,6 = 7,9


pOH = 6,1
0,004
6,1 = pKb3 + log ( )
0,0279
pKb3 = 6,1 + 0,84 = 6,94
pKa3 = 14 6,94 = 7,06

4. Molaritas HCl dan H3PO4 dalam sampel.


I II III Rata rata
V1= 6 ml V1= 4 ml V1= 4 ml
Hasil percobaan
V2= 7,5 ml V2= 5,5 ml V2= 6 ml
[campuran asam] 0,012 M 0,008 M 0,008 M 0,0093 M
[H3PO4] 0,009 M 0,005 M 0,004 M 0,0053M
[HCl] 0,003 M 0,003 M 0,004 M 0,004 M
Perhitungan I
VNaOH EQ1 6
[campuran asam] = [NaOH] = 0,0399 M = 0,012 M
V camp asam 20
VEQ1 VEQ
[H3PO4] = [NaOH]
VCamp Asam
6 1,5
[H3PO4] = 0,0399 M = 0,009 M
20
[HCl] = 0,012 M 0,009 M
[HCl] = 0,003 M

Perhitungan II
VNaOH EQ1 4
[camp asam] = [NaOH] = 0,0399 M = 0,008 M
V camp asam 20
VEQ1 VEQ
[H3PO4] = [NaOH]
VCamp Asam
4 1,5
[H3PO4] = 0,0399 = 0,005 M
20
[HCl] = 0,008M 0,005 M
[HCl] = 0,003 M
Perhitungan III
VNaOH EQ1 4
[camp asam] = [NaOH] = 0,0399 M = 0,008 M
V camp asam 20
VEQ1 VEQ
[H3PO4] = [NaOH]
VCamp Asam
42
[H3PO4] = 0,0399 = 0,004 M
20
[HCl] = 0,008 M 0,004 M
[HCl] = 0,004 M

Perhitungan nilai ralat


0,5
ralat = 0,0399 = 0,001 M
20
Perhitungan I
[campuran asam] = (0,012 0,001) M
[H3PO4] = (0,009 0,001) M
[HCl] = (0,003 0,001) M
Perhitungan II
[camp asam] = (0,008 0,001) M
[H3PO4] = (0,005 0,001) M
[HCl] = (0,003 0,001) M
Perhitungan III
[ ] = (0,008 0,001)
[H3PO4] = (0,004 0,001)
[] = (0,004 0,001)
Nilai molaritas campuran asam pada perhitungan II dan III sama, namun
perhitungan I ada perbedaan. Hal ini disebabkan pada perhitungan II dan III memiliki
titik ekuivalen yang hampir sama, sedangkan perhitungan I memiliki titik ekuivalen
yang berbeda dengan II dan III, yakni lebih tinggi.

PEMBAHASAN
Pada percobaan standarisasi NaOH, didapat molaritas dari larutan NaOH adalah
sebesar 0,0399 M. Angka yang diperoleh dari percobaan, berbeda dengan molaritas pada
literatur, yakni 0,05 M. Hal ini dikarenakan, pada saat menimbang NaOH padatan tidak
menggunakan neraca dengan ketelitian 4 angka dibelakang koma. Sehingga massa yang ada
menjadi berkurang dari seharusnya, dan membuat molaritasnya juga ikut berkurang.
Sebelum melakukan titrasi, dilakukan pengkalibarsian pH meter terlebih dulu. Hal ini
dilakukan agar pH meter yang digunakan dapat mengukur pH larutan dengan tepat dan baik.
Pada titrasi campuran asam (H3PO4 + HCl) didapat 2 titik ekuivalen pada masing-
masing titrasi yang telah dilakukan, yakni seabanyak 3 kali. Terdapatnya 2 titik ini
membuktikan, bahwa untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, dimana pada percobaan ini
digunakan 2 asam kuat, sehingga diperoleh 2 titik, yakni 1 titik untuk terjadi kesetimbangan
asam pertama, dan yang kedua untuk kesetimbangan asam yang kedua. Dan setelah terjadi 2
titik ekuivalen, pH larutan menunjukan kestabilan, dimana hal ini menunjukan bahwa titrasi
yang dilakukan sudah mencapai titik setimbang diantara kedua asam kuat yang digunakan.
Pada titrasi campuran asam digunakan asam fosfat (H3PO4) yang memiliki sifat
poliprotik, yakni yang mampu melepaskan lebih dari 1 proton, dalam hal ini ialaha H+ jika
bereaksi dengan air. Oleh sebabnya sebelum dilakukan titrasi, campuran asam ditambahkan 1
ml akuades. Sehingga pada perhitungan didapat nilai pKa1, pKa2, dan pKa3.
Untuk masing-masing titrasi didapat nilai pKa sebagai berikut:
Titrasi pKa1 pKa2 pKa3
1 4,75 7,9 8,94

2 4 8,55 8,91

3 3,4 5,75 9,01


Pada titrasi ke-3 didapat nilai pKa yang tidak setimbang dan lebih rendah dari pKa
pada titrasi 1 dan 2. Ini dikarenakan titik ekuivalen pada titrasi 3 pun berbeda dengan titrasi 1
dan 2. Hal ini dapat dikarenakan, pada saat setelah selesai melakukan titrasi yang kedua, pH
meter hanya dicuci dengan akuades beberapa menit, dan tidak sampai 15 menit. Sehingga hal
ini dapat mempengaruhi tingkat kenetralan pad pH meter yang sudah dikalibrasikan, serta
tingkat ketepatan pH meter itu sendiri. Dan mengakibatkan perbedaan titik ekuivalen, dimana
pada titrasi 3 sangat cepat tercapainya titik ekuivalen. Sedangkan untuk perbedaan pKa1,
pKa2, dan pKa3 ini dikarenakan perbedaan reaksi yang berlangsung, karena asam fosfat
memiliki 3 kali untuk nilai disosiasi konstannya. Sehingga didapat nila pKa yang berbeda,
karena berbeda pula konsentrasi tiap reaksi yang berlangsung. Titik ekuivalen 1 dan 2 untuk
titrasi pertama adalah 6,6 dan 9,8. Titik ekuivalen 1 dan 2 untuk titrasi kedua adalah 5,7 dan
10,3. Titik ekuivalen 1 dan 2 untuk titrasi ketiga adalah 5,1 dan 7,5.
Percobaan ini juga didapat nilai konsentrasi penyusun larutan campuran asam ini
sendiri, yakni HCl dan H3PO4 pada masing-masing nilai pKa.
Rata-rata
[HCl] 0,0036M
[H3PO4] 0,0025 M

KESIMPULAN
Didapat molaritas NaOH pada standarisasi sebesar 0,0425 M
[HCl] adalah 0,0036 M dan [H3PO4] adalah 0,0025 M
Titik ekuivalen 1 dan 2 untuk titrasi pertama adalah 6,6 dan 9,8. Titik ekuivalen 1 dan
2 untuk titrasi kedua adalah 5,7 dan 10,3. Titik ekuivalen 1 dan 2 untuk titrasi ketiga
adalah 5,1 dan 7,5.
Nilai pKa masing-masing titrasi
Titrasi pKa1 pKa2 pKa3
1 4,75 7,9 8,94

2 4 8,55 8,91

3 3,4 5,75 9,01

DAFTAR PUSTAKA
Smith Henk, 2000, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika 1, Suliyono, UKSW
LAMPIRAN
Grafik
Laporan sementara
Tugas awal 5

You might also like