You are on page 1of 5

Gambar 2: Pola beberapa hormon pada hari kontrol (sebelum bulan Ramadan) dan pada hari

ke 23 bulan Ramadan. Setiap titik waktu adalah mean dan SEM dari 10 subjek. Ritme
kortisol menunjukkan pola bifasik, dengan kenaikan kadar serum di siang hari. Melatonin
mempertahankan ritme sirkadiannya selama bulan Ramadhan. Ritme sirkadian serum TSH
juga dipertahankan, namun amplitudonya diratakan selama bulan Ramadhan. Akan ditunda
mulainya kenaikan testosteron selama bulan Ramadhan. Prolaktin menunjukkan peningkatan
puncak malam. Tidak ada perubahan signifikan dalam konsentrasi rata-rata 24 jam dari
hormon yang diukur kecuali melatonin yang berkurang secara signifikan dan FSH yang
menunjukkan penurunan yang signifikan namun sedikit.25

Tabel 1. Efek metabolisme dan endokrin puasa selama bulan Ramadhan pada individu yang sehat
Metabolisme/Organ Efek
Karbohidrat Glikogenolisis di hati, beberapa tingkat glukoneogenesis pada
hari puasa yang lebih lama
Lemak Variabel, tergantung dari kualitas dan kuantitas diet dan
perubahan berat badan
Intake Kalori Variabel, menurun di siang hari, meningkat pada malam hari
Berat Badan Variabel, sebagian besar mengalami penurunan atau tidak
berubah
Hati bilirubin indirect sedikit meningkat pada puasa pertama
Ramadhan
Ginjal Perubahan kecil dan tidak signifikan pada urea serum, kreatinin
dan asam urat
Profil hematologi Sedikit penurunan pada iron dan total iron binding capacity
Neuropsychiatric Perubahan pola chronotype dan tidur; Peningkatan prevalensi
sakit kepala; Penurunan keinginan bunuh diri
Kelenjar Endokrin Penurunan sekresi insulin dan peningkatan glukagon,
katekolamin dan produksi GH. Sedikit perubahan dalam
pengikatan protein T4 dan T3 dan pada konsentrasi kalsium
serum. Perubahan reversibel kecil pada kortisol, testosteron dan
sekresi prolaktin
Saluran gastrointestinal, Tidak ada
jantung, paru-paru, dan
mata

You might also like