You are on page 1of 7

Diagnosis & Tatalaksana Infeksi Dengue pada Anak

RSUD Pambalah Batung Amuntai

No. Dokumen No. Revisi


2 2

Diperiksa Oleh :
Disusun Oleh :
Direktur Medik dan
KSM Kesehatan Anak
Standar Keperawatan
Tanggal Terbit
Pelayanan 20 Februari 2017 Ditetapkan Oleh :
Direktur Utama
Medik
dr. H. Agus Fidliansyah
NIP. 19720801 200212 1 006

Tujuan Memberikan panduan mengenai penegakan diagnosis,


penatalaksanaan infeksi dengue pada anak

Membantu para dokter, perawat penanggung jawab, dan bagian


administrasi rumah sakit dalam menentukan audit klinik.
Populasi Target Pasien anak (usia 0-18 tahun) yang dicurigai menderita infeksi
dengue
Isi Standar
a. Uraian standar Standar ini berisi petunjuk untuk penegakan diagnosis, mulai dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, sampai
dengan tatalaksana yang diberikan untuk infeksi dengue pada anak.
Diagnosis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
b. Pengertian Penyakit ini dapat menyerang semua usia, dapat mengakibatkan
kematian terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian
luar biasa/wabah. Akhir-akhir ini kasus infeksi dengue pada bayi
semakin meningkat, meskipun kematian tertinggi masih pada usia
5-15 tahun.
Penegakan diagnosis dan tatalaksana yang tepat akan menurunkan
komplikasi serta kematian pasien.
c. Gejala dan Tanda Gejala :
Anak perlu mungkin menderita infeksi dengue bila :
Anak tinggal atau kembali dari daerah endemis dengue yang
mengalami demam mendadak tinggi, dapat mencapai 40 oC,
selama 2-7 hari ditambah 2 gejala atau tanda dibawah ini.
- Mual, muntah
- Dijumpai facial flush
- Nyeri kepala, belakang bola mata, otot (mialgia) atau
nyeri sendi (atralgia)
- Menifestasi perdarahan: epistaksis, muntah atau berak
darah, perdarahan gusi, atau pemeriksaan Rumple Leede
positif
- Leukopenia
- Ditemukan adanya tanda peringatan

Tanda peringatan infeksi dengue berupa:


- Nyeri perut
- Muntah persisten
- Akumulasi cairan (ascites atau efusi pleura)
- Perdarahan mukosa
- Letargi atau gelisah
- Pembesaran hati >2cm
- Laboratorium: peningkatan hematokrit bersamaan dengan
penurunan jumlah trombosit secara cepat

Tabel 1. Klasifikasi Infeksi Dengue (WHO 2011)


DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium
Demam Demam dengan 2 - Leukopenia
dengue gejala atau tanda (leukosit 5000
berikut ini : sel/mm3)
- Nyeri - Trombositopenia
kepala/pusin (trombosit
g <150.000
- Nyeri sel/mm)
dibelakang - Peningkatan Hct
bola mata (5%-10%)
- Nyeri otot - Tidak ada bukti
- Nyeri kehilangan
sendi/tulang plasma
- Ruam
- Manifestasi
perdarahan
- Tidak ada
bukti
kebocoran
plasma
DBD I Demam dan - Trombositopenia
menifestasi (trombosit
perdarahan (RL <100.000
(+)) dan ada bukti sel/mm)
kebocoran plasma - Peningkatan Hct
20%
DBD II Seperti pada DBD - Trombositopenia
derajat I, (trombosit
ditambah <100.000
perdarahan sel/mm)
spontan - Peningkatan Hct
20%
DBD/DSS III Seperti pada DBD - Trombositopenia
derajat I dan II, (trombosit
ditambah <100.000
kegagalan sel/mm)
sirkulasi (nadi - Peningkatan Hct
lemah, tekanan 20%
nadi menyempit
(20mmHg),
hipotensi, gelisah)
DBD/DSS IV Seperti pada DBD - Trombositopenia
derajat III, (trombosit
ditambah <100.000
profound shock sel/mm)
(tekanan darah - Peningkatan Hct
tidak dapat 20%
terdeteksi)
d. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit,
penunjang dan trombosit) serta hitung jenis leukosit
2. Antigen NS1
3. IgG dan IgM Dengue
4. SGOT dan SGPT*
5. Gula darah sewaktu*
6. Foto dada dalam posisi right lateral decubitus*
7. AGD dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, dan kalsium)*
8. PT dan APTT*
9. Lumbal Pungsi*
e. Kriteria diagnosis 1. Sesuai dengan anamnesis
2. Sesuai dengan pemeriksaan fisik
3. Sesuai dengan pemeriksaan penunjang
f. Diagnosis Demam dengue (ICD 10: A90)
Demam berdarah dengue (ICD 10: A91)
g. Diagnosis banding 1. Campak,Infeksi virus lainnya seperti campak, rubella,
demam chikunguya
2. Leptospira, malaria dan demam tifoid
3. ITP, leukemia, anemia aplastik
4. Sepsis atau meningitis bila mengalami demam disertai syok
h. Penatalaksanaan Fase febris:
Pada fase febris awal, cukup sulit membedakan antara demam
dengue dan demam berdarah dengue. Penanganan pada fase ini
sama, yaitu dengan memberikan obat obat simtomatik dan suportif
sebagai berikut:
- Istirahat
- Paracetamol diberikan 10-15 mg/kgBB/kali (tidak lebih
dari 5 kali dalam 24 jam)
- Pemberian obat asam salisilat/asetosal dan ibuprofen
merupakan kontraindikasi, karena dapat menyebabkan
gastritis dan/atau perdarahan. Komplikasi yang paling
serius pada anak adalah sindroma Reye (ensefalopati)
- Jangan diberikan antibiotika
- Dianjurkan untuk memberikan rehidrasi oral pada pasien
seperti pada dehidrasi sedang karena muntah dan demam
tinggi
- Makan harus tetap diberikan sesuai selera
- Jika sebelum hari ke 3 sudah muncul tanda peringatan
segera bawa ke fasilitas kesehatan.

Fase Afebris
Demam Dengue
Kebanyakan pasien akan sembuh tanpa komplikasi.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah:
- Istirahat
- Periksa hematokrit/jumlah trombosit tiap 6-12 jam
- Rehidrasi per oral
- Semua pasien infeksi dengue harus diamati secara ketat
tanda komplikasinya setidaknya sampai 2 x 24 jam setelah
demam turun, karena komplikasi sering muncul pada fase
tersebut. Bila dalam 2 hari bebas demam tidak ditemukan
komplikasi, tidak perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut.

Demam Berdarah Dengue Derajat I dan II


- Semua kasus harus dirawat inap
- Lakukan pengamatan adanya tanda-tanda ruam,
perdarahan, hematoma atau ekimosis sampai 2 hari bebas
demam
- Dorong penderita untuk minum lebih banyak (oralit, jus
buah dll)
- Berikan cairan kristaloid intravena (iv) (Ringer Laktat/RL
atau Ringer Asetat/RA) dimulai dengan 5-7 ml/kgBB/jam
selama 2-4 jam
- Parasetamol jika demam tinggi (suhu >38,5 oC)
- Pemeriksaan hematokrit/ tanda vital/ jumlah urin
dilakukan setelah 4 jam pemberian cairan iv
- Bila keadaan membaik turunkan cairan iv menjadi 3-5
ml/kgBB/jam selama 2-4 jam
- Bila keadaan selanjutnya tetap baik, lanjutkan cairan iv
dengan dosis 2-3 ml/kgBB/jam, antau Hct setiap 6-8 jam
dan kemudian cairan iv dihentikan tidak melebihi 48 jam.
- Bila keadaan tidak membaik (hematokrit dan nadi naik,
tekanan nadi <20 mmHg, jumlah urin turun), naikkan
cairan iv menjadi 10 ml/kgBB/jam (selama 1 jam); bila
membaik setelah 1 jam, turunkan cairan iv menjadi 5-7
ml/kgBB/jam dan selanjutnya 3 ml/kgBB/jam sesuai
perbaikan klinis.
Demam Berdarah Dengue Derajat III
- Semua kasus harus di rawat inap;
- Pada waktu pasien masuk rumah sakit, segera periksa
hematokrit, jumlah trombosit dan tanda vital untuk
menilai keadaan pasien
- Segera berikan cairan (Ringer Laktat/RL atau Ringer
Asetat/RA) sebanyak 10 ml/kgBB dalam 1 jam;
- Berikan oksigen 1-2 L/menit dengan kanul nasal
- Periksa ulang hematokrit, tanda vital dan jumlah urin
setiap jam
- Bila terdapat tanda perbaikan, turunkan cairan iv tiap jam
dari 10 ml/kgBB/jam menjadi 5-7 ml/kgBB/jam selama 1-
2 jam dan selanjutnya menjadi 3-5 ml/kgBB/jam selama
2-4 jam, selanjutnya 2-3 ml/kgBB/jam selama 2-4 jam
sesuai dengan perbaikan klinis sehingga dapat
dipertahankan selama 24-48 jam
- Bila tidak ada perbaikan setelah pemberian cairan 10
ml/kgBB/jam dalam 1 jam, naikkan cairan menjadi 20
ml/kg bolus secepatnya (10-15 menit)
- Bila pasien telah diberikan cairan iv sebanyak 20 ml/kgBB
bolus secepatnya dan tidak ada perbaikan, periksa ulang
hematokrit;
- Bila hematokrit naik, ganti cairan hematokrit iv dengan
koloid (Haes 6%, Hemacel atau Dekstran) sebanyak 10-
20 ml/kgBB/jam
- Bila ada perbaikan ganti cairan dengan kristaloid 5-7
ml/kgBB/ jam selama 1-2 jam dan seterusnya cairan
diturunkan sesuai dengan perbaikan klinis
- Bila tidak ada perbaikan dan hematokrit turun dari kadar
awal, berikan transfusi darah segar (fresh whole blood)
sebanyak 10 ml/kgBB atau PRC sebanyak 5-10 ml/kgBB
dan dievaluasi respon klinis. Pertimbangkan pemberian
transfusi lanjutan jika masih dijumpai perdarahan
- Bila terdapat perbaikan ganti cairan dengan kristaloid dan
turunkan bertahap sesuai perbaikan klinis.
Demam Derdarah Dengue Derajat IV
- Berikan terapi cairan kristaloid (Ringer Laktat/RL atau
Ringer Asetat/RA) atau koloid (Haes 6%, Hemacel atau
Dekstran) IV 20 ml/kgBB bolus secepatnya
- Berikan terapi oksigen 1 L/menit dengan kanul nasal;
- Bila syok berlanjut, berikan cairan koloid (Haes 6%,
Hemacel atau Dekstran) sebanyak 10-20 ml/kgBB/jam.
- Periksa Hct, bila tidak ada perbaikan klinis atau Hct
meningkat ulang pemberian koloid 10-20 ml/kgBB dalam
1 jam.
- Bila tidak ada perbaikan dan hematokrit terus menurun,
atau bila terjadi perdarahan berat, berikan transfusi darah
segar (fresh whole blood) sebanyak 10 ml/kgBB atau PRC
sebanyak 5-10 ml/kgBB dan dievaluasi respon klinis.
- Pertimbangkan pemberian transfuse lanjutan jika masih di
jumpai perdarahan
- Lakukan pemeriksaan analisis gas darah, hematokrit,
elektrolit, gula darah untuk menilai kemungkinan adanya
ABCS (A=asidosis, B=bleeding/perdarahan, C=calcium,
Glukosa/gula darah)
- Bila didapatkan hipokalsemia, diberikan kalsium glukonat
dengan dosis 1 mg/kgBB dilarutkan dua kali, diberikan
secara intravena perlahan-lahan (apabila diperlukan dapat
diulang setiap 6 jam), dosis maksimal 10 ml
- Bila didapatkan hipoglikemia harus segera dikoreksi
dengan larutan glukosa dengan dosis glukosa 0,5-1
g/kgBB diberikan secara bolus
- Bila terdapat perbaikan ganti cairan dengan kristaloid dan
turunkan bertahap sesuai perbaikan klinis
- Amati tanda vital tiap 30-60 menit;

Edukasi
1. Tirah baring
2. Pengobatan utama adalah cairan
3. Monitor tanda kegawatan
4. Melaksanakan upaya pencegahan 3M (menguras, menutup
dan mengubur)
5. Identifikasi gejala serupa pada lingkungan rumah
6. Formulir pelaporan kasus DBD ke Dinas Kesehatan untuk
diberikan ke RT/RW tempat tinggal pasien

Penderita dinyatakan sembuh bila:


1. Bebas demam 24 jam tanpa antipiretik
2. Hemodinamik stabil
3. Kembalinya nafsu makan
4. Perbaikan klinis
5. Produksi urin cukup
6. Tidak ditemukan distress dari efusi pleura dan tidak
ditemukan ascites
7. Trombosit >50.000 sel/mm3, hematokrit stabil
8. Tidak ada bukti perdarahan baik internal maupun eksternal
9. Tidak muntah dan tidak ada nyeri perut
10. Kembalinya nafsu makan
11. Dua hari pasca syok
12. Mulai timbul ruam penyembuhan

i. Komplikasi Fase febris


- Kejang demam
- Dehidrasi
- Ensefalopati
Fase kritis
- Syok hipovolemik
- Perdarahan
- Ensefalopati
Fase penyembuhan
- Overload cairan
- DIC
j. Prognosis Demam Dengue : baik
Demam Berdarah Dengue :
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad sanationam : bonam
- Quo ad fungsionam : bonam
k. Daftar Pustaka 1. WHO. Dengue for diagnosis, treatment, prevention and
control. 2009: 1-146
2. Guideliness for treatment of Dengue Fever / Dengue
Haemorrhagic Fever in small hospitals. WHO Regional
Office for South East Asia, New Delhi, 2011.
3. World Health Organizaton-South East Asia Regional Office.
Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. India: WHO,
2011. p.1-67
4. Safitri I, Indrawanti R, Argun E. Diagnosis dan Tatalaksana
Infeksi Dengue pada Anak. Dalam: Standar Pelayanan
Media (SPM) Kelompok Staf Medik (KSM) Kesehatan Anak
RSUP dr. Sardjito. Yogyakarta: 2014; p.1-11

You might also like