You are on page 1of 9

BAB 2

LAPORAN KASUS

Nama : An. Zikri

Umur : 10 tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Tanggal Masuk RS : 1 Desember 2016

ANEMNESIS (Alloanemnesis kepada Orang tua pasien)

KELUHAN UTAMA : Kejang berulang dan penurunan kesadaran sejak 14 jam yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

- Awalnya anak mengeluhkan mata bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Lalu anak
dibawa oleh ibunya kepuskesmas, dan mendapatkan obat
- Sepuluh hari kemudian anak berobat ke RS bukittinggi dengan keluhan bengkak pada
mata dan wajah yang semakin parah.
- Kejang berulang frekuensi 5 kali, lamanya kejang 1 menit, jarak antara kejang 45-
60 menit, kejang berhenti sendiri, setelah kejang anak sadar.
- Penurunan kesadaran sejak 1 yang lalu, anak tampak tidak kontak setelah kejang.
- Riwayat trauma kepala tidak ada
- Riwayat mual tidak ada, muntah tidak ada
- Riwayat demam, batuk, pilek tidak ada
- Buang air kecil bewarna kemerahan seperti air cucian daging, dengan jumlah biasa,
tidak ada keluhan nyeri saat brkemih

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Riwayat kejang sebelumnya tidak pernah dengan atau tanpa demam

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

- Keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien

RIWAYAT KELAHIRAN, IMUNISASI, TUMBUH KEMBANG, DAN LINGKUNGAN


- Pasien merupakan anak 3 dari 3 bersaudara, lahir sponta, ditolong bidang, cukup
bulan, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan lahir 51 cm, dan langsung
menangis.
- Imunisasi dasar pasien tidak lengkap
- Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama seperti anak seusianya.
- Hygiene dan sanitasi lingkungan baik.

Riwayat Persalinan
Lama hamil : 38 minggu
Cara lahir : Spontan
Berat lahir : 3000 gram
Ditolong oleh : Bidan
Panjang lahir : 51 cm
Saat lahir langsung menangis kuat
Kesan : Riwayat persalinan baik

Riwayat Imunisasi

Imunisasi Dasar Umur


BCG -
DPT 1 -
DPT 2 -
DPT 3 -
Polio 1 2 bulan
Polio 2 3 bulan
Polio 3 4 bulan
Hepatitis B 0 -
Hepatitis B 1 -
Hepatitis B 2 -
Hepatitis B 3
HIB 1 -
HIB 2 -
HIB 3 -
Campak -

Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap

Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
Nama Nasrilm Wismar
Umur 50 tahun 39 tahun
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Tukang bangunan IRT
Penghasilan 1.000.000 0
Perkawinan Pertama Pertama
Penyakit Tidak ada Tidak ada
Saudara Kandung
1. laki laki 19 tahun sehat
2. perempuan 16 tahun sehat
3. Ilham 10 tahun pasien

Riwayat Perumahan dan Lingkungan


Rumah tempat tinggal : Permanen
Sumber air minum : pdam
Jamban : Jamban didalam rumah
Pekarangan : Luas
Sampah : Dibakar
Kesan : Higiene dan sanitasi baik
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Sakit berat
Kesadaran : E4 M5 V4 (GCS 13)
Tekanan darah : 180/120 mmHg
Frekuensi nadi : 76 x/menit
Frekuensi nafas : 28 x/menit
Suhu : 36,7 C
Edema : ada
Ikterus : Tidak ada
Kulit : Teraba hangat
Berat badan : 25 kg
Tinggi badan : 125 cm
BB/U : 78,2 %
TB/U : 89,9 %
BB/TB : 104 %
Status gizi : gizi baik
Anemia : ada
Sianosis : Tidak ada

Kulit : Teraba hangat, turgor kulit baik


KGB : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Kepala : Bulat, simetris, lingkar kepala 50cm normochepal
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2mm/2mm,
refleks cahaya +/+ normal, edem palpebra +/+
Telinga: Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Nafas cuping hidung tidak ada
Tenggorok : Tonsil T1 T1, tonsil dan faring tidak hiperemis
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah
Leher : JVP 5 2 cmH2O
Thoraks
Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung atas : RIC II,
kanan : Linea parasternal dextra
kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : irama jantung regular, bising jantung tidak ada
Pulmo
Inspeksi : simetris, retraksi tidak ada
Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikular, ronkhi -/- , wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : distensi ada, perut tampak membesar.
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, shifting dullness +
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+), normal
Punggung : Tidak ditemukan kelainan
Genitalia : Status Pubertas A1P1G1, terdapat phomosis, udem scrotum +
Anus : colok dubur tidak dilakukan
Ekstremitas : Akral hangat, udem pretibia +/+, reflek fisiologis +, reflek patologis

PEMERIKSAAN LABOR
Darah
Hb (gr/dL) 7,3
Leukosit /mm3 13.000
Ht (%) 22
Trombosit /mm3 551.000
Kesan : - anemia, leukositosis, trombositosis

Urin
Warna Kuning kemerahan
Protein Albumin ++
Reduksi -
Bilirubin -
Urobilinogen +
Leukosit 3-5 LPB
Eritrosit 20-30 LPB
Epitel Gepeng +
Silinder 5-8 LPB
Kesan : - hematuria, proteinuria

DIAGNOSIS KERJA
Ensefalopati Hipertensi
Susp. GNAPS
Anemia
Krisis Hipertensi

DIAGNOSIS BANDING
AKI
Sindroma Nefrotik

PENATALAKSANAAN
- IVFD KaEn 1B 22 tpm
- O2 2L / menit Nasal kanul
- Furosemid 2 x 25 mg
- Captopril 3 x 12,5 mg
- Nifedipin 3 x 2 mg
- Sibital 2 x 50 mg
- Diet rendah garam

RENCANA PEMERIKSAAN
Darah rutin
Urinalisis
Elektrolit
Follow up 2016-12-14
Hari rawatan ke 11
s/ Anak masih tampak sembab, demam tidak ada, kejang tidak ada
BAB konsistensi dan warna biasa
BAK warna dan jumlah biasa
o/ KU : sakit sedang
Kesadaran : sadar
TD : 150/100 mmhg
Nadi : 120x/i
Mata : pucat, sklera tidak ikterik, palpebra udem
Thorak : cor dan pulmo tidak ada kelainan
Abdomen : supel, bunyi usus normal
Extremitas : akral hangat, pitting udem ada
Genitalia : Udem scrotum
a/ Sindrom nefrotik
Hipertensi stg II
p/ Furosemid 2 x 25 mg
Captopril 3 x 18,75 mg
Nifedipin 2 x 2 mg
Prednison 3 x 3 mg
Candastatin 1 x 4 mg
Luminal 2 x 50 mg
BAB 3
ANALISIS KASUS

Seorang anak laki-laki usia 10 tahun diantar orang tuanya ke RSUP Dr M Djamil
Padang dengan keluhan utama Kejang berulang dan penurunan kesadaran. Kejang pada usia
10 tahun bias kemungkinan disebabkan epilepsy maupun karena ada kelainan lainannya
seperti efek samping dari hipertensi. Awalnya anak mengeluhkan mata bengkak sejak 2
minggu yang lalu ini merupakan tanda adanya udem, yang dapat menunjuk adanya tanda
suatu kelainan pada ginjal seperti sindroma nefrotik.
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang menimbulkan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema. Pada pasien ini sudah dapat dilihat dari
anamesisnya, yaitu berupa pembengkakan yang semakin parah.

Pada pasien didapatkan proteinuria, ini sebagai salah satu tanda adanya sindrom
nefrotik. Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein akibat
kerusakan glomerulus ( kebocoran glomerulus) yang ditentukan oleh besarnya molekul dan
muatan listrik, dan hanya sebagian kecil berasal dari sekresi tubulus (proteinuria tubular).
Proteinuria sebagian berasal dari kebocoran glomerulus (proteinuria glomerular) dahn hanya
sebagaian kecil berasal dari sekresi tubulus (proteinuria tubular). Perubahan integritas
membrane basalis glomerulus menyebabkan peingkatan permeabilitas glomerulus terhadap
perotein plasma dan protein utama yang dieksresikan dalam urin adalah albumin.

Pada pasien ini diberikan terapi Furosemid 2 x 25 mg gunanya untuk mengatasi


bengak yang dikeluhkan oleh pasien, Captopril 3 x 12,5 mg ini digunakan untuk menurunkan
tekanan darah pasien yang tinggi, Nifedipin 3 x 2 mg, Sibital 2 x 50 mg, Diet rendah garam
gunanya agar tidak memberatkan kerja dari ginjal pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Betz, Cecily L, Sowden, Linda L. 2009. Pediatrik Edisi 5. Jakarta: EGC.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Pedoman Pelayanan Medik Jilid 1.
3. Anak Indonesia. 2012. Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak
Edisi 2.
4. International Study on Kidney Diseases in Children. 2012. The primary nephrotic
syndrome in children. Identification of patients with minimal change nephrotic
syndrome from initial response to prednisone. J Pediatr;98:561-4.
5. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
6. Niaudet, P., Mattoo, T.K., Kim, M.S. 2014. Treatment of idiopathicnephrotic
syndrome in children.http://www.uptodate.com/contents/treatment-of-idiopathic-
nephroticsyndrome-in-children. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.
7. Kidney Disease Improving Global Outcomes. 2012. Steroid-sensitive nephrotic
syndrome in children. Kidney International Supplements (2012) 2:163-171.
8. World Health Organization Growth Chart Standart.http://www.who.int/childgrowth
/standards/weight_for_height/rn/. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.
9. Wong, W., Prestidge, C., Gavin, R. 2013. Starship Childrens Health Clinical
Guideline 2013.
http://www.adhb.govt.nz/starshipclinicalguidelines/Documents/Nephrotic%20
Syndrome%20in%20Childhood.pdf. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.

You might also like