Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Umur : 10 tahun
KELUHAN UTAMA : Kejang berulang dan penurunan kesadaran sejak 14 jam yang lalu
- Awalnya anak mengeluhkan mata bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Lalu anak
dibawa oleh ibunya kepuskesmas, dan mendapatkan obat
- Sepuluh hari kemudian anak berobat ke RS bukittinggi dengan keluhan bengkak pada
mata dan wajah yang semakin parah.
- Kejang berulang frekuensi 5 kali, lamanya kejang 1 menit, jarak antara kejang 45-
60 menit, kejang berhenti sendiri, setelah kejang anak sadar.
- Penurunan kesadaran sejak 1 yang lalu, anak tampak tidak kontak setelah kejang.
- Riwayat trauma kepala tidak ada
- Riwayat mual tidak ada, muntah tidak ada
- Riwayat demam, batuk, pilek tidak ada
- Buang air kecil bewarna kemerahan seperti air cucian daging, dengan jumlah biasa,
tidak ada keluhan nyeri saat brkemih
- Keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien
Riwayat Persalinan
Lama hamil : 38 minggu
Cara lahir : Spontan
Berat lahir : 3000 gram
Ditolong oleh : Bidan
Panjang lahir : 51 cm
Saat lahir langsung menangis kuat
Kesan : Riwayat persalinan baik
Riwayat Imunisasi
Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
Nama Nasrilm Wismar
Umur 50 tahun 39 tahun
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Tukang bangunan IRT
Penghasilan 1.000.000 0
Perkawinan Pertama Pertama
Penyakit Tidak ada Tidak ada
Saudara Kandung
1. laki laki 19 tahun sehat
2. perempuan 16 tahun sehat
3. Ilham 10 tahun pasien
PEMERIKSAAN LABOR
Darah
Hb (gr/dL) 7,3
Leukosit /mm3 13.000
Ht (%) 22
Trombosit /mm3 551.000
Kesan : - anemia, leukositosis, trombositosis
Urin
Warna Kuning kemerahan
Protein Albumin ++
Reduksi -
Bilirubin -
Urobilinogen +
Leukosit 3-5 LPB
Eritrosit 20-30 LPB
Epitel Gepeng +
Silinder 5-8 LPB
Kesan : - hematuria, proteinuria
DIAGNOSIS KERJA
Ensefalopati Hipertensi
Susp. GNAPS
Anemia
Krisis Hipertensi
DIAGNOSIS BANDING
AKI
Sindroma Nefrotik
PENATALAKSANAAN
- IVFD KaEn 1B 22 tpm
- O2 2L / menit Nasal kanul
- Furosemid 2 x 25 mg
- Captopril 3 x 12,5 mg
- Nifedipin 3 x 2 mg
- Sibital 2 x 50 mg
- Diet rendah garam
RENCANA PEMERIKSAAN
Darah rutin
Urinalisis
Elektrolit
Follow up 2016-12-14
Hari rawatan ke 11
s/ Anak masih tampak sembab, demam tidak ada, kejang tidak ada
BAB konsistensi dan warna biasa
BAK warna dan jumlah biasa
o/ KU : sakit sedang
Kesadaran : sadar
TD : 150/100 mmhg
Nadi : 120x/i
Mata : pucat, sklera tidak ikterik, palpebra udem
Thorak : cor dan pulmo tidak ada kelainan
Abdomen : supel, bunyi usus normal
Extremitas : akral hangat, pitting udem ada
Genitalia : Udem scrotum
a/ Sindrom nefrotik
Hipertensi stg II
p/ Furosemid 2 x 25 mg
Captopril 3 x 18,75 mg
Nifedipin 2 x 2 mg
Prednison 3 x 3 mg
Candastatin 1 x 4 mg
Luminal 2 x 50 mg
BAB 3
ANALISIS KASUS
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun diantar orang tuanya ke RSUP Dr M Djamil
Padang dengan keluhan utama Kejang berulang dan penurunan kesadaran. Kejang pada usia
10 tahun bias kemungkinan disebabkan epilepsy maupun karena ada kelainan lainannya
seperti efek samping dari hipertensi. Awalnya anak mengeluhkan mata bengkak sejak 2
minggu yang lalu ini merupakan tanda adanya udem, yang dapat menunjuk adanya tanda
suatu kelainan pada ginjal seperti sindroma nefrotik.
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang menimbulkan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema. Pada pasien ini sudah dapat dilihat dari
anamesisnya, yaitu berupa pembengkakan yang semakin parah.
Pada pasien didapatkan proteinuria, ini sebagai salah satu tanda adanya sindrom
nefrotik. Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein akibat
kerusakan glomerulus ( kebocoran glomerulus) yang ditentukan oleh besarnya molekul dan
muatan listrik, dan hanya sebagian kecil berasal dari sekresi tubulus (proteinuria tubular).
Proteinuria sebagian berasal dari kebocoran glomerulus (proteinuria glomerular) dahn hanya
sebagaian kecil berasal dari sekresi tubulus (proteinuria tubular). Perubahan integritas
membrane basalis glomerulus menyebabkan peingkatan permeabilitas glomerulus terhadap
perotein plasma dan protein utama yang dieksresikan dalam urin adalah albumin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz, Cecily L, Sowden, Linda L. 2009. Pediatrik Edisi 5. Jakarta: EGC.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Pedoman Pelayanan Medik Jilid 1.
3. Anak Indonesia. 2012. Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak
Edisi 2.
4. International Study on Kidney Diseases in Children. 2012. The primary nephrotic
syndrome in children. Identification of patients with minimal change nephrotic
syndrome from initial response to prednisone. J Pediatr;98:561-4.
5. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
6. Niaudet, P., Mattoo, T.K., Kim, M.S. 2014. Treatment of idiopathicnephrotic
syndrome in children.http://www.uptodate.com/contents/treatment-of-idiopathic-
nephroticsyndrome-in-children. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.
7. Kidney Disease Improving Global Outcomes. 2012. Steroid-sensitive nephrotic
syndrome in children. Kidney International Supplements (2012) 2:163-171.
8. World Health Organization Growth Chart Standart.http://www.who.int/childgrowth
/standards/weight_for_height/rn/. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.
9. Wong, W., Prestidge, C., Gavin, R. 2013. Starship Childrens Health Clinical
Guideline 2013.
http://www.adhb.govt.nz/starshipclinicalguidelines/Documents/Nephrotic%20
Syndrome%20in%20Childhood.pdf. Diakses pada tanggal 31 Maret 2014.