You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan
dan diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service)
yang baik, oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan (Health Needs) dari masyarakat, namun dalam
praktek sehari-hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal.
Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan
kesehatan yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang
beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang
ditemukan juga beraneka ragam, untuk mengatasinya telah diperoleh semacam
kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika
diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Hal ini kemudian
dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui frekwensi, penyebaran dan faktor-
factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka
tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan epidemiologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiman ukuran-ukuran epidemiologi ?
2. Bagaimana surveilen epidemiologi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ukuran-ukuran epidemiologi.
2. Untuk mengetahui surveilen epidemiologi

BAB II

PEMBAHASAN

1
A. Ukuran-ukuran Epidemiologi

1. Ukuran Morbiditas

Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama
1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat
digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum,
mengetahui keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan
sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk
terhadap pelayanan kesehatan. Secara umum, ukuran yang banyak
digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan pororsi.

a. RATE
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus
perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam
suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam populasi
tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis
ukuran diataranya adalah :

1) Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam


penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi
sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi
tersebut adalah kasus baru.
Tujuan dari Insidence Rate adalah sebagai berikut:

Mengukur angka kejadian penyakit

Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas

Perbandinagan antara berbagai populasi dengan


pemaparan yang berbeda

Untuk mengukur bnya risiko yang ditimbulkan oleh


determinan tertentu

2
Rumus:

P=(d/n)k

Dimana:
P= Estimasi incidence rate

d=Jumlah incidence (kasus baru)

n= Jumlah individu yang semula tidak sakit (population at


risk)

Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan untuk


perencanaan penanggulangan masalah kesehatan dengan
melihat, Potret masalah kesehatan, angka dari beberapa periode
dapat digunakan untuk melihat trend dan fluktuasi, untuk
pemantauan dan evaluasi upaya pencegahan maupun
penanggulangan serta sebagai dasar untuk membuat
perbandingan angka insidens antar wilayah dan antar waktu

2) PR ( Prevalence)

Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan :

Menggambarkan tingkat keberhasilan program


pemberantasan penyakit
Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan.
Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan,
dan ruangan

Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa

Digunakan untuk keperluan administratif lainnya

Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan


lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari

3
didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit
teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati

3) PePR (Periode Prevalence Rate)


PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang
dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periode.
Rumus:
PePR = (P/R)k

P = jumlah semua kasus yang dicatat

R = jumlah penduduk

k = pada saat tertentu

4) PoPR (Point Prevlene Rate)


Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat
pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus
yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu
Rumus:
PoPR =(Po/R)k

Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang


dicatat

R =jumlah penduduk

K = selama 1 perode

Point prevalensi meningkat pada :

Imigrasi penderita
Emigrasi orang sehat

4
Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko
tinggi untuk menderita

Meningkatnya masa sakit

Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada :

Imigrasi orang sehat


Emigrasi penderita

Meningkatnya angka kesembuhan

Meningkatnya angka kematian

Menurunnya jumlah penderita baru

Masa sakit jadi pendek

5) AR (Attack Rate)

Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi dalam


waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata lain
jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu
pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi pada
unit epidemi yaitu kelompok penduduk yang terdapat pada
ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau keluarga.

SAR
CI (AAIR)

ID

Specifik menurut karakteristik.

5
b. RASIO
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai
kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut
Contoh:
Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah.
10 diantaranya adalah jenis kelamn pria. Maka rasio pria terhadap
wanita
adalah R=10/20=1/2

c. PROPORSI
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut
Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi
proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang
mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok
itu.
Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah
P= 10/30=1/3

2. UKURAN FERTILITAS

a. Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar


Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat
dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang
sama.
Rumus:
CBR = (B/P)k

B = semua kealhiaran hidup yang dicata

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.

k = konstanta(1000)

6
Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan
tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang
sensitif untuk:

Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah


Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada
tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah
penduduk

b. Age Spesific Fertilty Rate (ASFR)

Angka fertilitas menurut golongan umur


Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh
ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang
dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda
tahun yang sama
Rumus:
ASFR = (F/R)k

F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicata

R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang


sama

Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk


mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat
kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran
kelahiran menjadi lebih teliti

c. Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total


Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang
dicatat sealma 1 tahun

7
Rumus:
TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k

3. UKURAN MORTALITAS

a. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus


CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit
tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang
menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k

P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu

T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun


yang sama

Perhitungan ini dapat digunakan uutk mengetahui tingakat penyakit


dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan
menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
dan lain-lain

b. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar


Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1
tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut
kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga
tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus:
CDR= (D/P)k

D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun

P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama


Manfaat CDR:

8
Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam
masyarakat

Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi

Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

c. Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan


umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara
jumlah kematian yang diacata selama 1 tahun padas penduduk
golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada
pertengaha n tahun
Rumus:

ASDR= (dx/px)k

dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan


umur x

px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan


tahun yang sama

k = Konstanta

Manfaat ASDR sebagai berikut:

Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan


masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan
umur

9
Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai
wilayah

Untuk menghitung rata-rata harapan hidup

d. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita


Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi
dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian
balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada
tahun yang sama

Rumus:

UFMR = (M/R)k

M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun

R = Penduduk balita pada tahun yang sama

k = Konstanta

Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan


masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk
sataus keseahtan bayi dan anak

e. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal


Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka
Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang
dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama

Rumus:

NMR = (d1/ B)k

10
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari

B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama

k = konstanta

Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;

Untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal


Untuk mengetahui program Imuninsasi

Untuk pertolongan persalina

Untuk mengetahui penyakit infeksi

f. Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal


Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang
dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih
ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat
dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang
sama.
Rumus:

PMR = (P+M/R)k

P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan


berumur 28 minggu

M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har

R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.


Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan
keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan
bayi

11
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:

Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah


Status gizi ibu dan bayi

Keadaan sosial ekonomi

Penyakit infeksi terutama ISPA

Pertolongan persalinan

g. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang
berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:

IMR = (d0 /B)k

d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun

B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama

k = Konstanta

Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan


masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian
bayi
Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil

12
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB)

Untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi

h. Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:

MMR = (I/T)k

I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan,


persalinan, dan masa nifas

T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.

k = konstanta

Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:

Sosial ekonomi
Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas

Pelayanan terhadap ibu hamil

Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

B. Surveilans Epidemiologi

1. Definisi Surveilans

13
Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus
berupa pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data
mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan kesehatan masyarakat
dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan
meningkatkan status kesehatan.
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan informasi
secarra sistematik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi,
penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan.
Sementara menurut pendapat lain dikemukakan, surveilans
merupakan sebuah istilah umum yang mengacu pada observasi yang
sedang berjalan, pengawasan berkelanjutan, pengawasan menyeluruh,
pemantauan konstan, serta pengkajian perubahan dalam populasi yang
berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau
kecenderungan kematian.
Sedangkan menurut WHO adalah Suatu proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis,
terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk
melakukan tindakan.
Menurut CDC (Center of Disease Control) adalah pengumpulan, analisis
dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang
diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat, dipadukan dengan diseminasi data secara tepat
waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.

2. Tujuan surveilans

a. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak)


b. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan
pengendalian
c. penyakit,
d. Memasok informasi unntuk penentuan prioritas, pengambilan
kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya
kesehatan.

14
e. Monitoring kecenderungan (Tren) penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.
f. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.

3. Manfaat dan Kegunaan Surveilans


Mempelajari pola keja diantara penyakit dan penyakit potensial pada
populasi sehingga dapat efektif dalam investigasi, controlling dan
pencegahan penyakit di populasi. Mempelajari riwayat alamiah penyakit,
spectrum klinik dan epidemiologi penyakit (siapa, kapan dan dimana
terjadinya, serta keterpaparan factor resiko) Menyediakan basis data yang
dapat digunakan untuk memperkirakan tindakan pencegahan dan control
dalam pengembangan dan pelaksanaan.

4. Kegiatan Rutin Unit Surveilans


a. Melaksanakan kegiatan surveilans
1) Pengumpulan data
2) Pengolahan dan penyajian
3) Analisis dan interpretasi d) Penyebarluasan informasi dan
rekomendasi
b. Penanggulangan KLB
1) SKD KLB
2) Penyelidikan dan penanggulangan KLB
3)Pengembangan system surveilans termasuk pengembangan
jaringainformasi
4) Koordinasi kegiatan surveilans lintas program dan lintas sektoral

5. Jenis Surveilans
a. Surveilans aktif
Pengamatan kasus dilakukan secara langsung kelapangan, Hasil yang
diperoleh lengkap dan jauh lebih baik, Dibutuhkannya dana dan
tenaga khusus.
b. Surveilans pasif
Pengamatan kasus dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui
laporan. Hasil yang diperoleh kurang lengkap.

15
6. Alasan Dilaksanakan Surveilans
Surveilans beralasan untuk dilakukan jika dilatari kondisi :
a. Beban penyakit (burden of disease) tinggi, sehingga merupakan
masalah penting kesehatan masyarakat.
b. Terdapat tindakan kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
c. Data relevan mudah diperoleh
d. Hasil yang diperoleh sepadan dengan upaya yang dilakukan
(pertimbangan efisien).

Contohnya dalam kebidanan yaitu Pada kesempatan ini kami akan


menjelaskan tentang cara mudah dan tepat dalam menghitung usia
kehamilan bagi Anda yang lagi terlambat datang bulan, disini kami akan
memberikan cara yang pas dan juga mudah untuk Anda pahami mengenai
cara menghitungnya.
Langkah pertama adalah Anda diharapkan bias mengetahui hari
dimana Anda pertama kali haid terakhir atau untuk lebih mudah kita sebut
saja (HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir). Dengan cara yang seperti ini
sangat pantas untuk Anda yang memang memiliki siklus haid yang secara
teratur setiap bulannya.
Setelah itu, rumus yang akan kita pakai adalah dengan rumus neagele yang
merupakan rumus dengan menambahkan 7 pada HPHT kemudian setelah
ditambahkan 7 Anda kurangkan 3 pada bulan tersebut serta menambahkan
1 pada tahunnya setelah itu jika Anda merasa kesulitan pada bulan yang
tidak bisa di kurangin 3 misalnya maret, februari, dan juga januari maka
bulannya ditambahakan 9 namun untuk tahunnya tidak ditambah dan tidak
dikurangi bagaimana Anda masih merasa bingungya ? Baiklah mari kita
simak contoh dibawah ini.
Ketika HPHT Anda misalnya 15 oktober 2013 maka, 15 (+7) 10 (-
3) 13 (+1) .Sehingga akan menjadikan hasil tanggal 22 Juli 2014 itu
merupakan tanggal lahir anak Anda nantinya. Selanjutnya dalam
menghitung usia kehamilan, Anda tinggal mengingat tanggal 22 tersebut

16
sebagai tanggal 1 bulan kehamilan Anda, jadi bulan November tanggal 22
merupakan tanggal umur kehamilan Anda yang ke 1 bulan.

7. Dasar Pemikiran
Salah satu unsur dari program pencegahan yang melaksanakan secara
terencana dan terprogram adalah epidemiologi surveilans.
Yang dimaksud dengan epidemiologi surveilans adalah pengumpulan dan
pengamatan secara sistematis dan berkesinambungan, analisis, dan
interpretasi data kesehatan dalam proses menjelaskan dan memantau
(memonitor) peristiwa kesehatan.
Informasi hasil surveilans digunakan untuk perencanaan, penetapan
(implementasi), evaluasi tindakan (intervensi), program kesehatan
masyarakat, atau dengan kata lain ,epidemiologi surveilands merupakan
kegiatan pengamatan secara teratur dan terus-menerus terhadap semua
aspek kejadian penyakit dan kematian akibat panyakit tertentu, baik
keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk
kepentinganpencegahan dan penanggulangannya.

Dengan demikian data surveilans dapat dipakai baik untuk menentukan


prioritas kegiatan kesehatan masyarakat maupun untuk menilai efektivitas
kegiatan.

8. Tujuan Surveilans
Tujuan epidemiologi surveilans Untuk memperoleh gambaran kejadian
morbilitas serta kejadian peristiwa vitar secara teratur sehingga dapat
digunakan dalam berbagai kepentingan perencanaan dan tindakan yang
berkaitan dengan kesehatan dalam masyarakat.
Secara rinci tujuan tersebut dapat meliputi hal berikut ini.
a. Identifikasi , investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau
wabah yang terjadi dalam masyarakat sedini mungkin.
b. Identifikasi kelompok penduduk tertentu dengan resiko tinggi.
c. Untuk menentukan penyakit dengan prioritas penanggulangannya

17
d. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehatan
dengan hasil luarannya berupa insiden dan prevalensi penyakit dalam
masyarakat.
e. Untuk memonitoring kecenderungan (tren) perkembangan situasi
kesehatan

Kegiatan epidemiologi surveilans Untuk mencapai masing-masing tujuan


tersebut di atas maka dapatlah dikembangkan berbagai bentuk kegiatan
epidemiologi surveilans. Bentuk kegiatan tersebut dapat bersifat rutin dan
dapat pula bersifat kegiatan khusus. Bentuk kegiatan yang bersifat rutin
meliputi berbagai kegiatan berikut ini.
a. Laporan rutin kasus penyakit tertentu, baik penyakit menular maupun
penyakit tidak menular, atau berbagai kejadiaan yang berhubungan
dengan kesehatan secara umum. Laporan ini dilakukan secara berkala
dalam bentuk laporan mingguan, bulanan, dan laporan tahunan. Hasil
analisis dari laporan tersebut dapat digunakan untuk berbagai
keperluan bidang kesehatan, baik untuk penyusunan program maupun
untuk evaluasi program serta analisis status kesehatan masyarakat.
b. Pencatatan dan pelaporankhusus kejian tertentu dalam masyarakat
yang biasanya terbatas pada berbagai kejadian yang mungkin
mempunyai potensi mewabah.
c. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan jenis penyakit yang wajib
dilaporkan termasuk berbagai penyakit menular tertentu atau penyakit
karantina serta berbagai penyakit yang dianggap mempunyai potensi
mewabah atau penyakit yang jarang dijumpai dalam masyarakat. Jenis
penyakit yang wajib dilaporkan ini, biasanya tidak sama untuk setiap
Negara,
d. Surveilans ekologi dan lingkungan yakni surveilans yang khusus
dilakukan terhadap berbagai ektor penyakit menular, pengamatan
terhadap pencemaran lingkungan, tanah,air, dan udara serta
pengamatan terhadap beradanya bahan berbahaya lain dalam dalam
lingkungan yang berupa vektor penyakit tertentu,pengotoran
lingkungan dan lain- lain

18
e. Pengamatan dan mengawasan pemakaian zat tertetu seperti insektisida
, vaksin, obat-obat yang bersifat keras dan zat lainnya yang dianggap
berbahaya.
f. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran,
perkawinan, perceraian dan kematiaan. Pada umumnya pelaksanaan
surveilans yang bersifat rutin ini dilakukan secara terprogram melalui
pusat- pusat pelayanan kesehatan pada tingkatan tertentu.

Selain itu dikenal pula pelaksanaan epidemiologi surveilans yang


bersifat kegiatan khusus dan dilakukan pada batas waktu tertentu atau
secara periodik dengan selang waktu tertentu.
a. Pelaksanaan survei berkala untuk berbagai hal tertentu seperti status
kesehatan masyarakat melalui survei kesehatan rumah tangga,
berbagai jenis survei epidemiologis penyakit tertentu (umpamanya
HIV) dalam masyarakat.
b. Pengamatan khusus terhadap kejadian luar biasa atau wabah serta
penalitian aktif penyakit tertentu.
c. Pengamatan khusus oleh dokter praktis swasta, pengamatan di klinik-
klinik swasta dan lain-lain (umpamanya penyakit menular seksual)

Komponen surveilans Epidemiologi surveilans dalam pelaksanaan


kegiatannya, secara teratur dan terencana melakukan berbagai komponen
utama surveilans.
a.Pengumpulan atau pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.
b. Pengelolaan data untuk dapat memberikan keterangan yang berarti
c.Analisis dan interprestasi data untuk keperluan kegiatan
d. Penyebarluasan data atau keterangan termasuk umpan balik,
penyebarluasan data atau informasi dilakukan dalam tiga arah yang
meliputi
1) ditujukan ke tingkat administrasi yang lebih tinggi sebagai informasi
untuk dapat menentukan kebijakan selanjutnya.
2) dikirim kepada instalasi pelapor atau ketinggkat administrasi yang
lebih rendah yang berfungsi sebagai pengumpul dan pelapor data
dalam bentuk umpan balik
3) disebarluaskan kepada instalasi terkait dan kepada masyarakat luas.

19
e. Hasil evaluasi data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan
untuk perencanaan penanggulangan khusus dan program
pelaksanaannya, untuk kegiatan tindak lanjut (follow up), untuk
melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan korban dan pelaksanaan
program, serta untuk kepentingan evaluasi atau penilaian hasil
kegiatan.

Dalam pelaksanaan program epidemiologi surveilans, dialami berbagai


kendala dan keterbatasan.
a. Untuk melaksanakan berbagai kegiatan suatu sistem surveilans,
dibutuhkan sejumlah tenaga khusus dengan kegiatan yang cukup
intensif.
b. Untuk mendapatkan hasil analisis dibutuhkan waktu untuk tabulasi dan
analisis data.
c. Masih terbatasnya indikator kunci untuk berbagai nilai-nilai tertentu
dari hasil analisis sehingga sering sekali mengalami kesulitan dalam
membuat kesimpulan hasil analisis, umpamanya indikator kunci tentang
peran aktif masyarakat, tingkat pengetahuan dan motifasi masyarakat
terhadap kehidupan sehat,dll
d. Untuk melakukan analisis kecenderungan suatu proses dalam
masyarakat dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk pengumpulan data.
Data yang erbatas hanya satu atau dua tahun saja, sulit untuk dijadikan
patokan dalam membuat analisis maupun kecendrungan. e) Untuk
melakukan penilaian tehadap tingkat keberhasilan suatu program,
biasanya mengalami kesulitan bila dilakukan pada populasi yang
jumlahnya kecil atau bila tidak ada populasi atau kelompok
pembanding (kontrol)
e. Sering sekali kita memperoleh laporan hasil surveilans yang kurang
lengkap sehingga sulit membuat analisis maupun kesimpulan.

Langkah- langkah mengembangkan surveilans :


a. Kepentingan kesehatan masyarakat Uraikan kesehatan masyarakat dari
peristiwa kesehatan yang diamati.dalam hal ini selain melihat situasi
penyakit yang mungkin sedang dirasakan oleh masyarakat. Juga harus

20
memperhatikan penyakit-penyakit yang mempunyai pentesi untuk timbul
dan akan merupakan msalah yang berat dalam masyarakat. Untuk
menentukan pentingnya suatu peristiwa kesehatan yang perlu mengalami
surveilens,dapat dianalisis berdasarkan beberapa hal berikut ini:
1) Jumlah kasus yang ada yang meliputi besarnya insiden atau
prevalensi gangguan kesehatan.
2) Berat ringannya akibat penyakit atau gangguan kesehata tersebut
seperti angka case fatality rate maupun angka kematian secara
umum
3) Angkapenurunan produktivitas atau angka lamanya perawatan.
4) Angka kematian umur muda umpamanya angka kehilangan umur
poensial
5) Besarnya biaya perawatan dan pengobatan
6) Kemungkinannya untuk dapat dicegah dalam berbagai tingkat
pencegahan.

b. Kejelasan dari sistem surveilans Uraian ini akak meliputi berbagai hal
sebagai berikut:
1) Uraian tentang tujuan (objektif) dari sistem tersebut.objektif ini
meliputi pemantauan terhadap keadaan luar biasa (wabah),
pemantauan kecendrungan , identifikasi usaha pencegahan dan
lain-lain
2) Uraian tentang peristiwa kesehatan yang mengalami surveilans.
Dalam hal ini harus dijelaskan definisi kasus dari setiap peristiwa
kesehatan tersebut.
3) Uraikan tentang komponen dari sistem surveilans yang
dikembangkan meliputi:
Populasi yang menjalani surveilans Waktu pengumpulan data Bentuk
dan jenis data atau informasi yang d kumpulkan Sumber informasi atau
yang menyapkan informsi tersebut Cara pengiriman dan penyimpanan
informasi Bagaimana cara dan siapa yang menganalisis data Sistem
penyebarluasan laporan termasuk caranya sasaran yang diberi
informasi.

21
c. Kegunaan dari sistem surveilans Suatu sistem surveilans dikatakan
berguna bila dapat membantu mencegah dan menanggulangi penyakit
atau peristiwa kesehatan yang mengganggu termasuk meningkatkan
pengertian masyarakat tentang akibat dari keadaan tersebut. Sistem ini
akan berguna bila dapat membantu untuk menentukan dan menjelaskan
suatu penyakit atau peristiwa kesehatan yang sebelumnya tampak
kurang penting menjadi peristiwa kesehatan yang sangat penting.
Tergantung daripada tujun suatu sistem surveilans tertentu, maka suatu
sistem surveilans dapat dikatakan berguna bila memenuhi satu dari
berbagai hal berikut ini.
1) Dapat mendeteksi kecendrungan (tren) perubahan kejadian
penyakit tertentu.
2) Dapat mendeteksi kejadian luar biasa (epidemi)
3) Dapat memberikan perkiraan tentang besarnya morbiditas dan
mortalitas sehubungan dengan masalah kesehatan yang
menjalani surveilans tersebut.
4) Dapat merangsang dan mendorong untuk diadakannya penelitian
epidemiologi tentang kemungkinan pencegahan dan
penaggulangannya.
5) Dapat mengidentifikasi faktor resiko yang berkaitan dengan
kejadiaan penyakit.
6) Dapat memperhitungkan kemungkinan tentang adanya pengaruh
atau efek upaya penanggulangan kejadiaan penyakit atau gangguan
kesehatan.
7) Dapat memberikan perbaikan d bidang klinis bagi pelaksanaan
pelayanan kesehatan (heath care provider) yang juga merupakan
bagian dari unsur pokok sistem surveilans. Kegunaan suatu sistem
surveilans mungkin saja dipengaruhi oleh semua atribut surveilans.
Dalam hal ini peningkatan nilai sensitivitas dapat memberikan
kemungkinan yang lebih besar terhadap identifikasi keadaan luar biasa
serta pengertian tentang riwayat peristiwa kesehatan yang mengganggu
komunikasi . juga dengan perbaikan ketetapan waktu memungkinkan
kegiatan penanggulangan serta kegiatan pencegahan dilakukan lebih
dini. Disamping itu dengan penngkatan nilai ramalan positif

22
memungkinkan petugas kesehatan untuk bekerja lebih terarah pada
kegiatan yang produktif.
Sistem surveilans yang tepat lebih mampu menggambarkan
karakteristik dari peristiwa kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan
sitem surveilans yang sederhana (simple) fleksibel serta mudah
dilaksanakan juga cenderung untuk lebih berguna.

d. Beberapa sifat utama dari suatu sistem surveilans untuk penilaian dari
suatu sistem surveilans, dapat dilakukan penilaian terhadap beberapa
sifat utama sistem yang meliputi
1) Kesederhanaan Kesederhanaan suatu sistem surveilans berarti
stuktur yang sederhana dan mudah dioperasikan, suatu sistem
surveilans harus sesederhana mungkin, tetapi tetap dapat mancapai
tujuan. Suatu kerangka yang menggambarkan alur informasi dan
hubungannya dalam sistem surveilans dapat menolong untuk menilai
kesederhanaan atau kemajemukan suatu sistem surveilans.
Untuk menilai tingkat kesederhanaan suatu sistem surveilans dapat
dipertimbangkan beberapa ukuran berikut ini. Banyak dan jenis
informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa.
Banyaknya serta jenis sumber pelaporan Cara penyajian data /
informasi Banyaknya organsasi yang terlibat dalam penerimaan
laporan kasus Tingkat latihan staf yang dibutuhkan Bentuk analisis
data Banyaknya serta jenis pemakaian jenis pemakaian data Waktu
yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan,penyaluran dan
analisis data serta penyiapan dan penyebaran laporan surveilans.
Kesederhanaan sistem mempunyai arti yang erat dengan ketetapan
waktu dan dapat mempengaruhi besernya biaya operasional yang
dibutuhkan untuk melaksanakan sistem tersebut.
2) Fleksibilitas Yang dimaksud dengan sitem surveilans yang fleksibel
adalah suatu sistem yang mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahan informasi yang dibutuhkan atau keadaan lapangan dengan
terbatasnya waktu, personal dan anggaran.juga sistem yang fleksibel

23
dapat ditetapkan terhadap keadaan seperti penyakit yang baru atau
masalah kesehatan yang baru, adanya perubahan defenisi kasus atau
perubahan dari sumber pelaporan.
Fleksibel adalah perkiraan terbaik secara retrospektif dengan
mengamati bagaimana sistem tersebut menghadapi kebutuhan baru.
Contoh yang paling jelas adalah ketika penyakit AIDS muncul pada
80-an yang lalu maka sitem pelaporan penyakit yang telah berjalan
pada departemen kesehaan dapat secara langsung digunakan untuk
pelaporan kejadian atau kasus, doagnosis serta faktor risikonya.
Pada umumnya sistem yang lebih sederhana akan lebih fleksibel
pula karena kurang komponen dalam sistem tersebut yang
memerlukan perubahan dan penyesuaian untuk digunakan pada
penyakit lain.
3) Kemampuan untuk dapat diterima Adanya penerimaan sistem
surveilans tertentu dapat dilihat dari keinginan individu maupun
organisasi tertentu untuk ikut serta dalam sistem tersebut. Keinginan
menggunakan sistem tersebut oleh Orang-orang di luar organisasi
pelaksana sistem sistem surveilans, umpamanya mereka yang oleh
organisasi pelaksana diminta ikut serta melakukan sesuatu untuk
sistem tersebut, dan Mereka yang memang merupakan petugas dari
organisasi pelaksana sistem tersebut. Tingkat penerimaan suatu
surveilans dapat dilihat berdasarkan berbagai indikator berikut ini:
Tingkat partisipasi subjek dan pelaksana surveilans. Bagaimana
cepatnya tercapai tingkat pertisipasi yang tinggi tersebut Tingkat
kelengkapan hasil wawancara dan besarnya penolakan menjawab
pertanyaan (bila sistem menggunakan cara wawancara pada subjek)
Kelengkapan bentuk pelaporan Tingkat kelengkapan laporan,
termasuk laporan dokter,praktik umum, rumah sakit,
laboratorium,serta berbagai fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
Ketepatan waktu pelaporan
4) Sensitifitas Sensitifitas sistem surveilans dimaksudkan dengan tingkat
kemampuan sistem tersebut untuk mendapatkan menjaring data
informasi yang akurat. Sensitifitas sistem surveilans dapat di nilai
pada dua tingkatan.

24
Pertama pada tingkat pelaporan kasus, proporsi kasus atau masalah
kesehatan yang mampu dideteksi oleh sistem superlans.
Kedua, sistem surveilans dapat diketahui tingkat sensitifitasnya
dari kemampuannya untuk mendeteksi kejadian luar biasa (epidemi).
Sensitifitas dari suatu sistem surveilans dapat dipengaruhi oleh
berbagai kemungkinan. Orang-orang dengan penyakit tertentu atau
masalah kesehatan tertentu dengan mencapai pengobatan medis.
Jenis penyakit atau keadaan gangguan kesehatan yang akan
didiagnossis, keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan
diagnosis serta tingkat sensitifitas tes diagnostik.
Jenis kasus yang akan dilaporkan kepada sistem serta cara pemberian
diagnosisnya.
5) Nilai ramal positif
6) Representatif
7) Ketepatan waktu Karena sistem surveilans sangat luas dalam
metodologi, cakupan dan tujuan maka kemungkinan suatu
karakteristik yang penting untuk suatu sistem akan kurang penting
untuk sistem yang lain.upaya untuk meningkatkan suatu sifat,
misalnya kemampuan sistem untuk mendeteksi peristiwa kesehatan
(sensitifitas), kemungkinan akan mengurangi sifat yang lain,
umpamanya kesederhanaan dan ketepatan waktu.
Oleh sebab itu keberhasilan suatu sistem surveilans akan banyak
tergantung pada keseimbangan sifat- sifat tersebut. Disamping itu
kekuatan penilaian suatu sistem sangat tergantung kepada
kesanggupan penilai untuk menilai sifat-sifat mana yang dibutuhkan
oleh suatu sistem sehingga setiap pendekatan penilaian haruslah
cukup fleksibel.

9. Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi


a. SE Penyakit Menular : merupakan analisis terus menerus dan sistematis
terhadap penyakit dan factor risiko untuk mendukung upaya PPM
b. SE Penyakit Tidak Menular
c. SE Kesling dan Perilaku (mendukung program penyehatan lingkungan)

25
d. SE Masalah Kesehatan (mendukung program-program kesehatan
tertentu)
e. SE Kesehatan Matra (kesh haji, udara, keracunan, pelabuhan, laut,
KLB)

10. Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi


a. Pengumpulan data :
1) pasif : RS, Puskesmas (data sekunder)
2) aktif : pengumpulan data KLB, program

b. Pengolahan data (tabel, grafik menurut golongan umur, tempat,


waktu, dsb)
c. Analisis data (menurut umur, waktu, tempat, jenis kelamin, status
imunisasi, dsb)
d. Penyebaran informasi (kepada program yang terkait)

11. Langkah-Langkah dalam Menghadapi Wabah


Dalam epidemiologi prinsip dasar dalam menghadapi wabah umumnya
sama, pada penyakit menular maupn pada penyakit tidak menular, (khusus
untuk penyakit menular,beberapa terminologi harus dipahami betul artinya
antara lain kerier, kontak, masa penularan ,menular, menular, infeksi masa
inkubasi, sub klinis,isolasi, karantina transmisi,reservoir, sumber
penularan, vektor konvalesent, zoonosis dan lain- lain).
Garis besar pelacakan wabah atau kejadian luar biasa Usaha pelacakan
luar biasa atau wabah merupakan suatu kegiatan yang cukup menarik
dalam bidang epidemiologi.keberhasilannya ditentukan berdasarkan
pengumpulan data dan informasi secara seksama lngsung dilapangan atau
tempat kejadian yang di susul dengan analisis data yang teliti dengan
ketajaman pemikiran merupakan landasan dari suatu keberhasilan
pelacakan.
a. Analisis situasi awal
b. Penetapan atau penegakan dioagnosa
c. Penemuan adanya wabah
d. Uraian keadaan wabah
e. Analisis lanjutan Beberapa pokok yang perlu dapat perhatian pada
tindak lanjutnya

26
f. Usaha penemuan kasus tambahan
g. Analisis data
h. Menegakkan hipotesis
i. Tindakan pemadaman wabah

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ukuran-ukuran epidemiologi
a. Ukuran morbiditas
RATE
RASIO
PROPORSI
b. ukuran fertilitas

Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar

Age Spesific Fertilty Rate (ASFR)

Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total

c. ukuran mortalitas

27
Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus

Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar

Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut


golongan umur

Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita

Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal

Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal

Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi

Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu

2. Surveilans epidemiologi

Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara


terus-menerus berupa pengumpulan data secara sistematik, analisis
dan interpretasi data mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan
kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan
dan kematian, dan meningkatkan status kesehatan.
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan
informasi secarra sistematik, tetapi juga melibatkan analisis,
interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan.
Adapun tujuan surveilans :
Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak)
Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program
pencegahan dan pengendalian
penyakit,
Memasok informasi unntuk penentuan prioritas,
pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi dan
alokasi sumber daya kesehatan.

28
Monitoring kecenderungan (Tren) penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.
Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih
lanjut.
Jenis surveilans :
1. Surveilans aktif
2. Surveilans pasif

B. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk


meningkatkan pengetahuan dan wawasan Serta bermanfaat bagi
institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

29
LAMPIRAN

Pertanyaan dan Jawaban :

1. Jenis-jenis surveilans yang mana yang lebih baik digunakan? Pasif atau
aktif? (Penanya : Renda Pramesti, Penjawab : Alyxia Gita Stellata)

Jawaban : Lebih unggulsurveilan aktif karena kita bisa secara langsung


terjun di lapangan, data yang dimiliki lebih akurat, dan jawaban
masyarakat lebih bervariasi. Sedangkan jika menggunakan
surveilans pasif maka epidemiolog tidak turun langsung ke
lapangan hanya menunggu data dari instansi terkait hal ini

30
membuat pengamatan kurang menyeluruh dan tidak memperoleh
varian data yang dapat mendukung pengamatan.

2. Bagaimanakah tolak ukur kinerja kita sebagai tenaga kesehatan terhadapa


epiemiologi? (Penannya : Rozalia Jumni Putri)

Jawaban :

3. Apakah yang dimaksudkan dengan ruang lingkup surveilans epidemiologi


kenapa mendukung program kesehatan tertentu? (Pennanya : Dwi
Yulihartini)

Jawaban :

4. Apakah surveilans epidemiologi dilakukan disetiap wilayah atau hanya yang


memiliki faktor resiko saja? (Penannya : Yolanda Vebyola)

Jawaban :

5. Dasar pemikiran surveilans epidemiologi seperti apa yang dimaksudkan?


Apakah ada hubungannya dengan paradigma epidemiologi? (Pennanya:
Jessica Mulyadi)

Jawaban :

31

You might also like

  • Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Document22 pages
    Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Kasus Dila
    Kasus Dila
    Document8 pages
    Kasus Dila
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Jeje Jej
    Jeje Jej
    Document7 pages
    Jeje Jej
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Cover PPM
    Cover PPM
    Document3 pages
    Cover PPM
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Document 1
    Document 1
    Document5 pages
    Document 1
    wulan
    No ratings yet
  • COVER
    COVER
    Document3 pages
    COVER
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Pemberian Imunisasi 2
    Pemberian Imunisasi 2
    Document10 pages
    Pemberian Imunisasi 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KB Pil
    KB Pil
    Document3 pages
    KB Pil
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Kaitan Hati Nurani dan Dampak Psikologis Anak Bank Sperma
    Kaitan Hati Nurani dan Dampak Psikologis Anak Bank Sperma
    Document3 pages
    Kaitan Hati Nurani dan Dampak Psikologis Anak Bank Sperma
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Cover Pijat Bayi
    Cover Pijat Bayi
    Document3 pages
    Cover Pijat Bayi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • TUMBUHKEMBANG
    TUMBUHKEMBANG
    Document42 pages
    TUMBUHKEMBANG
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap 2
    Soap 2
    Document9 pages
    Soap 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Pijat Bayi
    Pijat Bayi
    Document29 pages
    Pijat Bayi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap
    Soap
    Document88 pages
    Soap
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Epid Baru
    Soal Epid Baru
    Document1 page
    Soal Epid Baru
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Epid
    Soal Epid
    Document3 pages
    Soal Epid
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    Document18 pages
    KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • POSTPARTUM
    POSTPARTUM
    Document5 pages
    POSTPARTUM
    Khariza Fadhila Syahnaz
    100% (2)
  • Definisi Menstruasi
    Definisi Menstruasi
    Document19 pages
    Definisi Menstruasi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 2
    KLP 2
    Document12 pages
    KLP 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Epidemiologi 4
    Epidemiologi 4
    Document4 pages
    Epidemiologi 4
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KONSELING KEHAMPILAN
    KONSELING KEHAMPILAN
    Document2 pages
    KONSELING KEHAMPILAN
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Bunda Ps
    Soal Bunda Ps
    Document7 pages
    Soal Bunda Ps
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Huknah Rendah Tinggi
    Huknah Rendah Tinggi
    Document4 pages
    Huknah Rendah Tinggi
    Donny Hartawinata
    No ratings yet
  • TALI PUSAT
    TALI PUSAT
    Document3 pages
    TALI PUSAT
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Askeb Persalinan
    Askeb Persalinan
    Document5 pages
    Askeb Persalinan
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 4
    KLP 4
    Document12 pages
    KLP 4
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Document18 pages
    Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 5
    KLP 5
    Document17 pages
    KLP 5
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet