Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Pengertian
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut
sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan
tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Dimana tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg dan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%)
(tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah.
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini
jantung.
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung
koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah
menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di indonesia maupun di
beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka
tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15
milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi
saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Angka angka prevalensi hipertensi di
banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi
terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi
terbanyak berkisar antara 6 smpai dengan 15%, tetapi angka prevalensi yang rendah
terdapat Ungaran, Jawa Tengah sebesar 1,8% dan Lembah Balim Pegunungan Jaya
Wijaya, Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan angka prevalensi tertinggi di Talang
Klasifikasi
atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan. Beberapa klasifikasi
hipertensi :
a. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7
tabel 1, yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2008).
Tabel 1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection,
Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
kardiovaskuler. Data ini mendorong pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra
hipertensi.
jantung). Ini adalah tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan
tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang
Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung
d. Klasifikasi Hipertensi Menurut Sebabnya Dibagi Menjadi Dua, yaitu sekunder dan
diketahui.
e. Klasifikasi Hipertensi Menurut Gejala Dibedakan Menjadi :
Faktor Resiko
Secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah
Hipertensi
Merokok
Obesitas
Immobilitas
Dislipidemia
Diabetes mellitus
Gagal jantung
Otak : Stroke atau TIA
Retinopathy
II. Patofisiologi
Renin
Angiotensin I
Angiotensin I Converting Enzyme
(ACE)
Angiotensin II
Konsentrasi NaCl
Mengentalkan di pembuluh darah
Volume darah
Volume darah
Tekanan darah
Tekanan darah
Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti.
Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini
disebabkan oleh faktor primer yang diketahui seperti kerusakan ginjal, gangguan obat
tertentu, stress akut, kerusakan vaskuler dan lain lain. Adapun penyebab paling
umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko
relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat
Gejala Klinis
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
glomerulus.
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri
organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.
transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal
ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor
resiko kardiovaskular lain (tabel 3), maka akan meningkatkan mortalitas dan
bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung.
Diagnosis
dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin, dan prosedur
diagnostik lainnya. Pemeriksaan fisik termasuk pengukuran tekanan darah yang benar,
pemeriksaan funduskopi, perhitungan BMI (body mass index) yaitu berat badan (kg)
dibagi dengan tinggi badan (meter kuadrat), auskultasi arteri karotis, abdominal, dan
bruit arteri femoralis; palpasi pada kelenjar tiroid; pemeriksaan lengkap jantung dan
abdominal, dan pulsasi aorta yang abnormal; palpasi ektremitas bawah untuk melihat
adanya edema dan denyut nadi, serta penilaian neurologis. Pasien dengan hipertensi
esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik). Penemuan fisik yang utama adalah
meningkatnya tekanan darah. Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu
dua kali kontrol ditentukan untuk mendiagnosis hipertensi. Tekanan darah ini
pada penderita.
dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang
V. Strategi Terapi
Strategi terapi dapat dilakukan dengan : Terapi Farmakologi dan Terapi Non
Farmakologi.
Terapi Farmakologi
karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini. Beberapa dari kelas
obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium) mempunyai subkelas dimana
perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam mekanisme kerja, penggunaan
klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral, penghambat adrenergik,
1. Diuretik
dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output, CO) dan tekanan darah
perifer. Pada terapi diuretik pada hipertensi kronik volume cairan ekstraseluler
a. Thiazide
lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah. Penderita dengan fungsi
ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit,
tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan
terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk mengatasi efek
dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini akan mempengaruhi
Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika digunakan
diuretik hemat kalium thiazide atau jerat Henle. Diuretik hemat kalium dapat
lainnya.
c. Antagonis Aldosteron
2. Beta Blocker
menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan efek inotropik jantung
lebih aman dari non selektif bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi
tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa jaringan dan ada pada
beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada prinsipnya merupakan sel endothelial.
penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan produksi jaringan
jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti chymases. Inhibitor ACE
angiotensin tipe I, reseptor yang memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti
5. Antagonis Kalsium
kalsium ekstra selluler ke dalam sel. Relaksasai otot polos vasjular menyebabkan
dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat memicu gagal jantung pada
menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer yang memberikan
7. VASO-dilator langsung
renin. Oleh karena itu efek hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada
stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah jantung dan resistensi
vaskular perifer .
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah
adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi
pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium
dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit
saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan
terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat
Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan
berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes disertai
a. Hipertensi 2 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat
badan ideal
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan tekanan
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
H.E. adalah seorang wanita 53 tahun dirawat di rumah sakit setelah sakit kepala
terburuk yang pernah dialami. Riwayat medisnya meliputi asma saat aktivitas, tidak
terkontrol hipertensi (HTN), dan hiperlipidemia. Dia nonadherent untuk obat, dan dia
tidak mengambil obat BP-nya, termasuk clonidine, selama 4 hari. Tanda-tanda vital
Metode SOAP
Subjektif
H.E. adalah seorang wanita 53 tahun dirawat di rumah sakit setelah sakit
Objektif
Dia tidak patuh obat , dan dia tidak mengambil obat BP-nya, termasuk
HR 65 kali / menit.
Assasment
Terapi Farmakologi
benazepril)
Vasodilator
monoksidil)
Nifedipin
hipertensi
Perbaikan gaya hidup, seperti diet rendah garam dan lemak, konsumsi sayur
acting dan hanya diminum 1-2 kali saja per hari dengan atau setelah makan.
kepala,mual.
Jika terjadi terjadi efek samping dan jika dirasa sangat mengganggu dan parah
maka hentikan pemakaian obat dan segera ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Oleh
KELOMPOK F
FKK 3
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2014