You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

I. Pengertian
Menurut Varcarolis yang dikutip oleh Yosep (2010) halusinasi adalah
terganggunya persepsi sensori seseorang dimana tidak terdapat stimulus.
Menurut Keliat (2011) halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori
persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan/penghidungan tanpa
stimulasi nyata.
II. Rentang Respon
Adapun rentang respon menurut Stuart dan Laraia (2005) dalam Muhith
(2015) adalah sebagai berikut:
Respon adaptif ResponMaladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Waham


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi Konsisten Menarik diri Sulit berespons
Perilaku sesuai Reaksi emosi > / < Perilaku disorganisasi
Hubungan sosial Perilaku tidak biasa Isolasi sosial

III. Faktor predisposisi


Menurut Stuart dan Laraia (2005) dalam Muhith (2015, faktor predisposisi
terjadinya halusinasi adalah:
3.1 Faktor genetik, telah diketahui bahwa secara genetik skizofrenia
diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu
3.2 Faktor perkembangan, jika tugas perkembangan mengalami hambatan
dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami
stress dan kecemasan
3.3 Faktor neurobiology, ditemukan korteks pre frontal dan korteks limbic
pada klien dengan skizofrenia tidak pernah berkembang penuh.
3.4 Studi neurotransmitter, skizofrenia diduga disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotansmitter serta dopamine berlebihan.
3.5 Faktor biokimia, mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya
gangguan jiwa
3.6 Teori virus, paparan virus influenza pada trimester ke 3 kehamilan dapat
menjadi predisposisi skizofrenia
3.7 Psikologis
3.8 Faktor sosiokultural, berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan
seorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan terhadap
klien dibesarkan
IV. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Laraia (2005) dalam Muhit, faktor pencetus respon
neurobiologis dapat dijabarkan sebagai berikut:
4.1 Berlebihnya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak
4.2 Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu (mekanisme gatting
abnormal)
4.3 Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku.
V. Manifestasi Klinis
5.1 Bicara sendiri, senyum sendiri, ketawa sendiri
5.2 Menggerakkan bibir tanpa suara
5.3 Pergerakan mata yang cepat
5.4 Menarik diri dari orang lain
5.5 Berusaha untuk menghindari orang lain
5.6 Perilaku panik
5.7 Curiga dan bermusuhan
5.8 Ekspresi muka tegang
5.9 Tampak tremor dan berkeringat
5.10Mudah tersinggung, jengkel dan marah
5.11Pehatian dengan lingkungan yang kurang
5.12Tidak dapat membedakan realita dan tidak
5.13Bertindak merusak diri, lingkungan dan orang lain
5.14Diam
5.15Rentang perhatianhanya beberapa detik atau menit
VI. Proses keperawatan
6.1 Pengkajian (Muhith, 2015)
Pengkajian pada klien dengan halusinasi difokuskan pada:
6.1.1 Faktor predisposisi; faktor perkembangan terlambat, psikologis,
sosial budaya, biologis, genetik
6.1.2 Perilaku
6.1.3 Fisik; meliputi ADL, kebiasaan, riwayat kesehatan
6.1.4 Fungsi sistem tubuh
6.1.5 Status emosi
6.1.6 Status intelektual
6.1.7 Status sosial
6.2 Diagnosa Keperawatan (Muhith, 2015)
Risiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
pendengaran
6.3 Rencana Tindakan Keperawatan (Muhith, 2015)
6.3.1 Bina hubungan saling percaya
6.3.1.1 Salam terapeutik
6.3.1.2 Perkenalkan diri
6.3.1.3 Jelaskan tujuan interaksi
6.3.1.4 Buat kontrak yang jelas
6.3.1.5 Menerima klien apa adanya
6.3.1.6 Kontak mata positif
6.3.1.7 Ciptakan lingkungan yang terapeutik
6.3.2 Dorong klien dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya
6.3.3 Dengarkan ungkapan klien denga rasa empati
VII. Strategi Pelaksanaan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi
Pertemuan : I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS:
DO:
2. Diagnosa keperawatan
3. Tujuan khusus
SP 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
4. Tindakan keperawatan
SP 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap dan nama pangilan klien yang disukai.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian pada klien.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik.
Selamat pagi, ..
Perkenalkan nama saya .........................., biasa dipanggil ..............
Saya dari UMB Fakultas Keperawatan dan Kesehatan
Namasiapa ? biasanya dipanggil apa ? Saya yang akan
membantu dan merawat .hari ini. Kalau butuh bantuan, dapat
menghubungi saya.
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan saat ini ?
Semalam bisa tidur nyenyak ?
Obatnya sudah diminum ?
3. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang hobi
Waktu : kira- kira berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit ? cukup.
Tempat : enaknya kita ngobrol dimana ? bagaimana kalau dikursi
belakang.
FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :
1. Kegiatan apa yang paling disukai ?
2. Mengapa suka dengan kegiatan itu tersebut.
3. Biasanya dimana kegiatan itu dilakukan.
4. apa keuntungan dari kegiatan itu ?
5. bagaimana pendapat keluarga dengan kegiatan itu.
6. apakah kegiatan itu masih dilakukan sampai sekarang selama dirawat
disini ?
7. bila tidak, tanyakan alasannya mengapa
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
1. Evaluasi subjektif.
Bagaimana perasaan. setelah kita ngobrol tadi.
Masih ingat nama saya,? Bagus
2. Evaluasi objektif
Bagaimana ekspresi klien
Bagaimana kontak mata klien.
3. Rencana tindak lanjut
Coba ..ingat- ingat kembali kapan suara- suara itu muncul.
4. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau nanti kita ngobrol lagi, kita akan bicarakan tentang
Topik : tentang suara- suara yang sering ..dengar ?
Waktu : kira- kira waktunya brapa lama ?
Tempat : dimana kita akan ngobrol- ngobrol lagi ? ditempat ini lagi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Halusinasi
Pertemuan : II (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS :
DO:
2. Diagnosa keperawatan
3. Tujuan khusus
SP 2. Klien dapat mengetahui penyebab halusinasi
4. Tindakan keperawatan
SP 2. Klien dapat mengetahui penyebab halusinasi
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b. Klien mampu menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya
halusinasi.
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.
c. Klien dapat mengungkapkan perasaannya terhadap
halusinasinya.
Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya
bicara dan tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri atau ke
kanan atau ke depan seolah- olah ada teman bicara.
d. Bantu klien mengenal halusinasinya.
Jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan
apakah ada suara yang didengar.
Jika klien menjawab ya lanjutkan apa yang dikatakan.
Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara
itu, namun perawat tidak mendengarnya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi).
Katakan bahwa klien lain juga seperti klien.
Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
e. Diskusikan dengan klien tentang :
Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi.
Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore dan malam atau jika sendiri, jengkel atau sedih).
f. Diskusikan apa yang dirasakan klien jika terjadi halusinasi (marah,
takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan
perasananya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik.
Selamat pagi, ..
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaannya saat ini ? sudah siap kita berbincang bincang ?
masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ?
3. Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang
suara- suara yang sering ..dengar. Seperti janji kita.
Waktu : kira- kira berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit ? cukup.
Tempat : kita ngobrol dimana ? dikursi belakang.
FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :
1. Coba ceritakan suara- suara yang ..dengar !
2. Apakah .mengenali suara tersebut ?
3. Kalau kenal suara tersebut, itu suara siapa ?
4. Bagus.kenal dengan suara itu.
5. Kapan suara- suara itu sering terdengar ?
6. Isinya tentang apa ?
7. Apakah..mengikuti suara- suara yang.dengarkan ?.
8. Bagaimana perasaan.ketika suara- suara itu muncul.
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
1. Evaluasi subjektif.
Bagaimana perasaannya setelah kita berbagi pengalaman. Saya senang
sudah menceritakan suara- suara yang .dengar.
2. Evaluasi objektif
Bagaimana sikap klien
Bagaimana kontak mata klien.
3. Rencana tindak lanjut.
Kalau...mendengar suara- suara itu lagi,
tolong.panggil perawat agar dibantu.
4. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau besuk kita ngobrol lagi.., kita akan bicarakan
tentang,
Topik : bagaimana suara suara itu bisa dikendalikan ?
Waktu : kira- kira waktunya kapan ?
Tempat : dimana kita akan ngobrol- ngobrol lagi ? ditempat ini lagi.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Halusinasi
Pertemuan : III (tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS :
DO :
2. Diagnosa keperawatan
3. Tujuan khusus
SP 3. klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
SP 3. klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dan lain-
lain).
3.2. Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika
bermanfaat beri pujian.
3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan : Saya tidak mau dengar kamu (pada saat
halusinasi terjadi).
b. Menemui orang lain (perawat/ teman/ anggota keluarga)
untuk bercakap- cakap atau mengatakan halusinasi yang
didengar.
c. Membuat jadwal kegiatan sehari- hari agar halusinasi
tidak sampai muncul.
d. Meminta keluarga/ teman/ perawat menyapa jika
tampak bicara sendiri.
3.4. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi
secara bertahap.
3.5. Beri kesempatan klien untuk melakukan cara yang telah
dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
3.6. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN.
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik.
Selamat pagi, ..
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ?
masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah
.masih mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin.
3. Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang
suara- suara yang sering ..dengar agar bisa dikendalikan.
Seperti janji kita.
Waktu : kira- kira berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ? cukup.
Tempat : kita ngobrol dimana ? dikursi belakang.
FASE KERJA
- Bagaimana perasaanya saat itu ?
- Kalau mendengar suara- suara seperti kemarin, apa yang
.lakukan.
- Apakah dengan cara- cara itu suara yang.dengar berkurang ?
- Beberapa cara yang...sebutkan tadi sudah bagus. Saya punya
berbagai alternative untuk mengendalikan suara- suara seperti yang
..dengar. cara tersebut adalah pertama, kalau..mulai
mendengar suara itu langsung .katakan dalam hati Tidak
mau ! Tidak mau dengar.!!, Pergi..pergi..!!. coba
ulangi seperti yang saya katakan tadi, bagus yang seperti itu cara
yang pertama. Cara kedua adalah ..langsung pergi ke perawat,
katakana kalaumendengar suara- suara. Perawat akan mengajak
ngobrol sehingga suara- suara itu akan hilang dengan sendirinya. Cara
ketiga adalah menyibukkan diri dengan kegiatan yang
bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk bengong saja
(melamun). Ini saya bawakan daftar aktifitas yang bisa isi.
Mulai dari bangun tidur sampai tidur malam. Bagus, seperti itu. Jadwal
ini harus ditepati ya.. Cara yang keempat adalah meminta pada
perawat atau teman untuk menyapa, kalau tampak bicara
sendiri.
- Dari cara- cara tersebut mana yang akan .coba lebih dahulu ?
bagus..!
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
1. Evaluasi subjektif.
Bagaimana perasaan setelah kita berbincang- bincang ini.
2. Evaluasi objektif
Jadi ada 4 cara untuk mengendalikan halusinasinya ya,Pertama
Menghardik halusinasi, kedua berbincang dengan perawat/ orang lain,
ketiga mengatur aktifitas sehingga tidak ada waktu luang untuk
melamun dan yang keempat adalah meminta pada perawat atau teman
untuk mengingatkan bila .dalam keadaan melamun.
3. Rencana tindak lanjut.
Kalau...mendengar suara- suara itu lagi, .bisa pilih
cara terbaik menurut..
4. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau besuk kita ngobrol lagi.., kita akan bicarakan
tentang,
Topik : bagaimana keluarga dalam membantu mengatasi
halusinasi ?
Waktu : kira- kira waktunya kapan ?
Tempat : dimana kita akan ngobrol- ngobrol lagi ? ditempat ini lagi.

VIII DAFTAR PUSTAKA


1. Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strartegi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan
SP). Jakarta: Salemba
2. Keliat, Budi Ana. 2006. Proses keperawatan kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta: EGC
3. Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Penerbit Andi
4. Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
5. https://www.scribd.com/document/100052188/Strategi-Pelaksanaan-
Halusinasi

Banjarmasin, Juni 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

() (.)

You might also like