You are on page 1of 22

KONSEP TEORI DHF

A. Pengertian

Demam dengue/DHF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemoragic fever/DHF)


adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diastesis haemoragic (Suhendro, dkk, 2007 : 1709).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropodbom virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes
aegypti) (ngastiyah, 2005 : 368)

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh 4 tipe serotipe
virus dengue dan ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manisfestasi
perdarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya rejatan (sindrom
rejatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Abdul
Rohim, dkk, 2002 : 45).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya
manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan
kematian (Arief Mansjoer & Suprohaita; 2000; 419).

B. Etiologi

1. Virus dengue

Deman dengue dan demamm berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan
diameter 30 mm terdiri dari asam aribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 10 6.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat
menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotip terbanyak (Suhendro, 2007 : 1709).

Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip (DEN 1, 2, 3, 4).
Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue
memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga mengganggu sintesis protein sel
pejamu. Kapasitas virus untuk mengakibatkan penyakit pada pejamu disebut virulensi.
Virulensi virus berperan melalui kemampuan virus untuk :

a. Menginfeksi lebih banyak sel,

b. Membentuk virus progenik,


c. Menyebabkan reaksi inflamasi hebat,

d. Menghindari respon imun mekanisme efektor

2. Vektor

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes
aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan
vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420).

Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus
dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural)
kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes
Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan
bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk
betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
hari dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37).

3. Host

Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue
Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus
dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan
pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue huntuk pertama kalinya jika ia
telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
C. Klasifikasi DHF

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif,
trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis,
hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan
nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 120/100 120/110 90/70
80/70 80/0 0/0 )
4. Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung 140x/mnt ) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

Secara Minis
1. Kasus DBD
- Demam akut 2-7 hari, bersifat bifasik.
- Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa
uji tourniquet positif
petekia, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bekas suntikan
Hematemesis atau melena
- Trombositopenia < 100.00/pl
- Kebocoran plasma yang ditandai dengan
- Peningkatan nilai hematrokrit >_ 20 % dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin.
- Penurunan nilai hematokrit >_ 20 % setelah pemberian cairan yang adekuat Nilai Ht normal
diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.
- Efusi pleura, asites, hipoproteinemi
2. SSD
Definisi kasus DBD ditambah gangguan sirkulasi yang ditandai dengan :
- Nadi cepat, lemah, tekanan nadi < 20 mmHg, perfusi perifer menurun
- Hipotensi, kulit dingin-lembab, dan anak tampak gelisah.

D. Tanda Dan Gejala

1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari turun
secara cepat menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala
gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan,
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta
gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat terjadi di
semua organ yang berupa:
Uji torniquet positif
Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
Epistaksis dan perdarahan gusi
Hematemesis, melena
Hematuri
3. Hepatomegali :
Biasanya dijumpai pada awal penyakit
Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
Nyeri tekan pada daerah ulu hati
Tanpa diikuti dengan ikterus
Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran plasma
didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah:
Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari 80 mmHg)
Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke tiga
sampai ke tujuh.
6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan terjadinya
syok.
7. Gejala-gejala lain :
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
Penurunan kesadaran

E. Pemeriksaan Dan Dignosis

1) Uji Torniquet
Tes tourniquet (Rumpel-Lende)/ tes kerapuhan kapiler merupakan metode diagnostik klinis untuk
menentukan kecenderungan perdarahan pada pasien. Penilaian kerapuhan dinding kapiler digunakan
untuk mengidentifikasi trombositopinia. Metode ini merupakan syarat diagnosis DBD menurut
WHO. Langkah tes torniquet :
a. Pra Analitik
Persiapan pasien : tidak memerlukan persiapan khusus
Prinsip : Membuat kapiler anoksia dengan membendung daerah vena. Dengan terjadinya anoksia
dan penambahan tekanan internal akan terlihat kemampuan kapiler bertahan. Jika ketahanan kapiler
turun akan timbul petechie dikulit
Alat bahan : tensimeter, stetoskop, timer, spidol
b. Analitik
Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Tentukan tekanan sistolik (TS) dan tekanan diastolik
(TD)
Buat lingkaran pada volar lengan bawah dengan radius 3cm,
Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar x (TS+TD), pertahankan tekanan ini selama 5
menit.
Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechie dalam lingkaran yang dibuat
c. Post Analitik
< 10 : normal/negatif
10-20 : dubia (ragu-ragu)
>20 : abnormal (positif)

2) Labolatorium
- Hb dan PCV meningkat ( 20% )
- Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
- Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
- Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah
menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.
- Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya hematokrit sangat
berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu mendahului perubahan tekanan
darah dan nadi, oleh kerena itu pemeriksan hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang
tepat penghentian pemberian cairan atau darah.
- Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3
- Sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya hemolisis
- Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan
terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel
- Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran
plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang
- Hiperkalemi , asidosis metabolic
- Tekanan onkotik koloid menurun, protein plasma menurun, Serum transaminasi meningkat.
F. Penatalaksanaan

1) Indikasi rawat tinggal


- Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-kejang.
- Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan sakit keras
( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
- Panas disertai perdarahan
- Panas disertai renjatan.

2) Fase Demam
Hiperpireksia dapat diberikan kompres es dikepala, ketiak, inguinal. Bila cairan oral tidak dapat
diberikan karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka cairan intravena
rumatan perlu diberikan. Antipiretik kadang-kadang diperlukan, namun antipiretik tidak dapat
mengurangi lama demam pada DBD.

3) Penggantian Volume Plasma


Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang terjadi pada fase penurunan suhu (fase a-
febris, fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang
hilang. Penggantian volume cairan harus adekuat, seminimal mungkin mencukupi kebocoran plasma.
Secara umum volume yang dibutuhkan adalah jumlah cairan rumatan ditambah 5-8%.
Cairan intravena diperlukan, apabila (1) Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam
tinggi sehingga tidak rnungkin diberikan minum per oral, ditakutkan terjadinya dehidrasi sehingga
mempercepat terjadinya syok. (2) Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.
Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan
cairan glukosa 5% di dalam larutan NaCl 0,45%. Bila terdapat asidosis, diberikan natrium bikarbonat
7,46% 1-2 ml/kgBB intravena bolus perlahan-lahan. Apabila terdapat hemokonsentrasi 20% atau
lebih maka komposisi jenis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. Volume dankomposisi
cairan yang diperlukan sesuai cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu cairan
rumatan + defisit 6% (5 sampai 8%), seperti tertera pada tabel dibawah ini :
Kebutuhan cairan pada dehidrasi sedang (defisit cairan 5 8 %)
Berat Badan waktu masuk RS ( kg ) Jumlah cairan ml/kg berat badan per hari
<7 220
7 - 11 165
12-18 132
>18 88

Kebutuhan cairan Rumatan


Berat Badan ( kg ) Jumlah cairan ml
10 100 per kg BB
10 - 20 1000 + 50 x kg (diatas 10 kg)
>20 1500 + 20 x kg (diatas 20 kg)

Jenis Cairan (rekomendasi WHO)


a. Kristaloid
Larutan ringer laktat (RL)
Larutan ringer asetat (RA)
Larutan garam faali (GF)
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL)
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA)
Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan garam faali (D5/1/2LGF)
(Catatan:Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan yang
mengandung dekstran)
b. Koloid
Dkstran 40
Plasma
Albumin

4) Syok Sindrom Dengue


a. Penggantian volume segera
Pengobatan awal cairan intravena larutan ringer laktat > 20 ml/kg BB. Tetesan diberikan secepat
mungkin maksimal 30 menit. Pada anak dengan berat badan lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal
danumur 10 mm/kg BB/jam.
Bila tidak ada perbaikan pemberian cairan kristoloid ditambah cairan koloid. Apabila syok belum
dapat teratasi setelah 60 menit beri cairan kristaloid dengan tetesan 10 ml/kg BB/jam.
Bila tidak ada perbaikan stop pemberian kristaloid danberi cairan koloid (dekstran 40 atau plasma)
10 ml/kg BB/jam. Pada umumnya pemberian koloid tidak melebihi 30 ml/kg BB. Maksimal
pemberian koloid 1500 ml/hari, sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan.
Setelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid syok masih menetap sedangkan kadar
hematokrit turun, diduga sudah terjadi perdarahan; maka dianjurkan pemberian transfusi darah
segar.
Apabila kadar hematokrit tetap > tinggi, maka berikan darah dalam volume kecil (10 ml/kg
BB/jam) dapat diulang sampai 30 ml/kgBB/ 24 jam.
Setelah keadaan klinis membaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dankadar
hematokrit.
Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau Penggantian Volume Plasma Pemberian cairan harus
tetap diberikan walaupun tanda vital telah membaik dankadar hematokrit turun. Tetesan cairan
segera diturunkan menjadi 10 ml/kg BB/jam dankemudian disesuaikan tergantung dari kehilangan
plasma yang terjadi selama 24-48 jam.

b. Koreksi Gangguan Metabolik dan Elektrolit


Hiponatremia danasidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/SSD, maka analisis gas darah
dankadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat.
II. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

Umur: DHF merupakan penyakit tropik yang sering menyebabkan kematian pada anak dan remaja.
Jenis kelamin: secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada penderita DHF. Tetapi kematian
lebih sering ditemukan pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
Tempat tinggal: penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota besar saja, kemudian
menyebar kehampir seluruh kota besar di Indonesia, bahkan sampai di pedesaan dengan jumlah
penduduk yang padat dan dalam waktu relatif singkat. biasanya nyamuk pembawa vector banyak
ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.

2. Keluhan Utama

Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus selama
2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri epigastrium, epistaksis,
nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun

3. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit
pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

4. Riwayat penyakit terdahulu

Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit DHF
lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang perna diderita dahulu

5. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, Penyakit
DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini
dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan
nyamuk.

6. Riwayat Kesehatan Lingkungan

7. Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah lingkungan
yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang jarang
diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban bekas. Tempat tempat
seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah
didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena inipun juga dapat terulang kapan-kapan
8. Riwayat Tumbuh Kembang

9. Pengkajian Per Sistem

a. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi
sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
c. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III
dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-
jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
d. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan,
dapat hematemesis, melena.
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing,
kencing berwarna merah.
f. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi
pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
B. Diagnosa Dan Intervensi
Diagnosa Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC : Fluid management
Definisi : Penurunan cairan Fluid balance Timbang popok/pembalut jika
intravaskuler, interstisial, Hydration diperlukan
dan/atau intrasellular. Ini
Nutritional Status : Food and Pertahankan catatan intake dan
mengarah ke dehidrasi, Fluid Intake output yang akurat
kehilangan cairan dengan Kriteria Hasil :
pengeluaran sodium Monitor status hidrasi ( kelembaban
Mempertahankan urine output membran mukosa, nadi adekuat,
sesuai dengan usia dan BB, tekanan darah ortostatik ), jika
Batasan Karakteristik : BJ urine normal, HT normal diperlukan
- Kelemahan Tekanan darah, nadi, suhu Monitor hasil lAb yang sesuai
- Haus tubuh dalam batas normal dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
- Penurunan turgor kulit/lidah Tidak ada tanda tanda osmolalitas urin )
- Membran mukosa/kulit kering dehidrasi, Elastisitas turgor
Monitor vital sign
- Peningkatan denyut nadi, kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus Monitor masukan makanan / cairan
penurunan tekanan darah, dan hitung intake kalori harian
penurunan volume/tekanan yang berlebihan
nadi Kolaborasi pemberian cairan IV
- Pengisian vena menurun Monitor status nutrisi
- Perubahan status mental Berikan cairan
- Konsentrasi urine meningkat Berikan diuretik sesuai interuksi
- Temperatur tubuh meningkat Berikan cairan IV pada suhu
- Hematokrit meninggi ruangan
- Kehilangan berat badan Dorong masukan oral
seketika (kecuali pada third Berikan penggantian nesogatrik
spacing) sesuai output
Faktor-faktor yang Dorong keluarga untuk membantu
berhubungan: pasien makan
- Kehilangan volume cairan Tawarkan snack ( jus buah, buah
secara aktif segar )
- Kegagalan mekanisme Kolaborasi dokter jika tanda cairan
pengaturan berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi

2 Kelebihan Volume Cairan NOC : NIC : Fluid management


Definisi : Retensi cairan Electrolit and acid base Timbang popok/pembalut jika
isotomik meningkat balance diperlukan
Batasan karakteristik : Fluid balance Pertahankan catatan intake dan
- Berat badan meningkat pada Hydration output yang akurat
waktu yang singkat Kriteria Hasil: Pasang urin kateter jika diperlukan
- Asupan berlebihan dibanding Terbebas dari edema, efusi,
output Monitor hasil lAb yang sesuai
anaskara dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
- Tekanan darah berubah, Bunyi nafas bersih, tidak ada osmolalitas urin )
tekanan arteri pulmonalis dyspneu/ortopneu Monitor status hemodinamik
berubah, peningkatan CVP Terbebas dari distensi vena termasuk CVP, MAP, PAP, dan
- Distensi vena jugularis jugularis, reflek hepatojugular PCWP
- Perubahan pada pola nafas, (+) Monitor vital sign
dyspnoe/sesak nafas, Memelihara tekanan vena Monitor indikasi retensi / kelebihan
orthopnoe, suara nafas sentral, tekanan kapiler paru, cairan (cracles, CVP , edema, distensi
abnormal (Rales atau crakles), output jantung dan vital sign vena leher, asites)
kongestikemacetan paru, dalam batas normal
Kaji lokasi dan luas edema
pleural effusion Terbebas dari kelelahan,
- Hb dan hematokrit menurun, kecemasan atau kebingungan Monitor masukan makanan / cairan
perubahan elektrolit, Menjelaskanindikator dan hitung intake kalori harian
khususnya perubahan berat kelebihan cairan Monitor status nutrisi
jenis Berikan diuretik sesuai interuksi
- Suara jantung SIII Batasi masukan cairan pada keadaan
- Reflek hepatojugular positif hiponatrermi dilusi dengan serum Na
- Oliguria, azotemia < 130 mEq/l
- Perubahan status mental, Kolaborasi dokter jika tanda cairan
kegelisahan, kecemasan berlebih muncul memburuk

Faktor-faktor yang Fluid Monitoring


berhubungan : Tentukan riwayat jumlah dan tipe
- Mekanisme pengaturan intake cairan dan eliminaSi
melemah Tentukan kemungkinan faktor
- Asupan cairan berlebihan resiko dari ketidak seimbangan cairan
- Asupan natrium berlebihan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan osmilalitas urine
Monitor BP, HR, dan RR
Monitor tekanan darah orthostatik
dan perubahan irama jantung
Monitor parameter hemodinamik
infasif
Catat secara akutar intake dan
output
Monitor adanya distensi leher,
rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari odema
Beri obat yang dapat meningkatkan
output urin

3 Nyeri NOC : NIC : Pain Management


Definisi : Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
Sensori yang tidak Pain control, komprehensif termasuk lokasi,
menyenangkan dan Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
pengalaman emosional yang Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
muncul secara aktual atau Mampu mengontrol nyeri Observasi reaksi nonverbal dari
potensial kerusakan jaringan (tahu penyebab nyeri, mampu ketidaknyamanan
atau menggambarkan adanya menggunakan tehnik
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
kerusakan (Asosiasi Studi nonfarmakologi untuk untuk mengetahui pengalaman nyeri
Nyeri Internasional): serangan mengurangi nyeri, mencari pasien
mendadak atau pelan bantuan) Kaji kultur yang mempengaruhi respon
intensitasnya dari ringan Melaporkan bahwa nyeri nyeri
sampai berat yang dapat berkurang dengan Evaluasi pengalaman nyeri masa
diantisipasi dengan akhir yang menggunakan manajemen lampau
dapat diprediksi dan dengan nyeri
durasi kurang dari 6 bulan.
Evaluasi bersama pasien dan tim
Mampu mengenali nyeri kesehatan lain tentang
(skala, intensitas, frekuensi ketidakefektifan kontrol nyeri masa
Batasan karakteristik : dan tanda nyeri) lampau
- Laporan secara verbal atau Menyatakan rasa nyaman Bantu pasien dan keluarga untuk
non verbal setelah nyeri berkurang mencari dan menemukan dukungan
- Fakta dari observasi Tanda vital dalam rentang Kontrol lingkungan yang dapat
- Posisi antalgic untuk normal mempengaruhi nyeri seperti suhu
menghindari nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Gerakan melindungi Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Tingkah laku berhati-hati Pilih dan lakukan penanganan nyeri
- Muka topeng (farmakologi, non farmakologi dan
- Gangguan tidur (mata sayu, inter personal)
tampak capek, sulit atau Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
gerakan kacau, menyeringai) menentukan intervensi
- Terfokus pada diri sendiri Ajarkan tentang teknik non
- Fokus menyempit (penurunan farmakologi
persepsi waktu, kerusakan Berikan analgetik untuk mengurangi
proses berpikir, penurunan nyeri
interaksi dengan orang dan Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
lingkungan) Tingkatkan istirahat
- Tingkah laku distraksi, contoh Kolaborasikan dengan dokter jika ada
: jalan-jalan, menemui orang keluhan dan tindakan nyeri tidak
lain dan/atau aktivitas, aktivitas berhasil
berulang-ulang) Monitor penerimaan tentang
- Respon autonom (seperti manajemen nyeri
diaphoresis, perubahan Analgesic Administration
tekanan darah, perubahan Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
nafas, nadi dan dilatasi pupil) dan derajat nyeri sebelum pemberian
- Perubahan autonomic dalam obat
tonus otot (mungkin dalam Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
rentang dari lemah ke kaku) dosis, dan frekuensi
- Tingkah laku ekspresif Cek riwayat alergi
(contoh : gelisah, merintih, Pilih analgesik yang diperlukan atau
menangis, waspada, iritabel, kombinasi dari analgesik ketika
nafas panjang/berkeluh kesah) pemberian lebih dari satu
- Perubahan dalam nafsu Tentukan pilihan analgesik tergantung
makan dan minum tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, pemberian, dan dosis optimal
fisik, psikologis) Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)

4 Hipertermia NOC : Thermoregulation NIC :Fever treatment


Definisi : suhu tubuh naik Kriteria Hasil : Monitor suhu sesering mungkin
diatas rentang normal Suhu tubuh dalam rentang Monitor IWL
normal Monitor warna dan suhu kulit
Batasan Karakteristik: Nadi dan RR dalam rentang Monitor tekanan darah, nadi dan RR
kenaikan suhu tubuh diatas normal
Monitor penurunan tingkat kesadaran
rentang normal Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing
Monitor WBC, Hb, dan Hct
serangan atau konvulsi Monitor intake dan output
(kejang) Berikan anti piretik
kulit kemerahan Berikan pengobatan untuk mengatasi
pertambahan RR penyebab demam
takikardi Selimuti pasien
saat disentuh tangan terasa Lakukan tapid sponge
hangat Kolaborasipemberian cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan
Faktor faktor yang aksila
berhubungan : Tingkatkan sirkulasi udara
- penyakit/ trauma Berikan pengobatan untuk mencegah
- peningkatan metabolisme terjadinya menggigil
- aktivitas yang berlebih
- pengaruh medikasi/anastesi Temperature regulation
- ketidakmampuan/penurunan Monitor suhu minimal tiap 2 jam
kemampuan untuk berkeringat Rencanakan monitoring suhu secara
- terpapar dilingkungan panas kontinyu
- dehidrasi Monitor TD, nadi, dan RR
- pakaian yang tidak tepat
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah
keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign

5 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :


kurang dari kebutuhan Nutritional Status : food and Nutrition Management
tubuh Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak Nutritional Status : nutrient Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
cukup untuk keperluan Intake menentukan jumlah kalori dan nutrisi
metabolisme tubuh. Weight control yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil : Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Batasan karakteristik : Adanya peningkatan berat intake Fe
- Berat badan 20 % atau lebih di badan sesuai dengan tujuan Anjurkan pasien untuk meningkatkan
bawah ideal Berat badan ideal sesuai protein dan vitamin C
- Dilaporkan adanya intake dengan tinggi badan Berikan substansi gula
makanan yang kurang dari Mampumengidentifikasi Yakinkan diet yang dimakan
RDA (Recomended Daily kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat untuk
Allowance) Tidak ada tanda tanda mencegah konstipasi
- Membran mukosa dan malnutrisi Berikan makanan yang terpilih ( sudah
konjungtiva pucat Menunjukkan peningkatan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang fungsi pengecapan dari Ajarkan pasien bagaimana membuat
digunakan untuk menelan catatan makanan harian.
menelan/mengunyah Tidak terjadi penurunan berat Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
- Luka, inflamasi pada rongga badan yang berarti kalori
mulut Berikan informasi tentang kebutuhan
- Mudah merasa kenyang, sesaat nutrisi
setelah mengunyah makanan Kaji kemampuan pasien untuk
- Dilaporkan atau fakta adanya mendapatkan nutrisi yang
kekurangan makanan dibutuhkan
- Dilaporkan adanya perubahan
sensasi rasa Nutrition Monitoring
- Perasaan ketidakmampuan BB pasien dalam batas normal
untuk mengunyah makanan Monitor adanya penurunan berat badan
- Miskonsepsi Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
- Kehilangan BB dengan biasa dilakukan
makanan cukup Monitor interaksi anak atau orangtua
- Keengganan untuk makan selama makan
- Kram pada abdomen Monitor lingkungan selama makan
- Tonus otot jelek Jadwalkan pengobatan dan tindakan
- Nyeri abdominal dengan atau tidak selama jam makan
tanpa patologi Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
- Kurang berminat terhadap
makanan Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler mulai Monitor kekeringan, rambut kusam,
rapuh dan mudah patah
- Diare dan atau steatorrhea Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang
Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
cukup banyak (rontok)
Monitor makanan kesukaan
- Suara usus hiperaktif
Monitor pertumbuhan dan
- Kurangnya informasi,
perkembangan
misinformasi
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Faktor-faktor yang
berhubungan : Monitor kalori dan intake nuntrisi
Ketidakmampuan pemasukan Catat adanya edema, hiperemik,
atau mencerna makanan atau hipertonik papila lidah dan cavitas
mengabsorpsi zat-zat gizi oral.
berhubungan dengan faktor Catat jika lidah berwarna magenta,
biologis, psikologis atau scarlet
ekonomi.
6 Resiko infeksi NOC : NIC :
Definisi : Peningkatan resiko Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
masuknya organisme patogen Knowledge : Infection control Bersihkan lingkungan setelah
Risk control dipakai pasien lain
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : Pertahankan teknik isolasi
- Prosedur Infasif Klien bebas dari tanda dan Batasi pengunjung bila perlu
- Ketidakcukupan pengetahuan gejala infeksi Instruksikan pada pengunjung untuk
untuk menghindari paparan Mendeskripsikan proses mencuci tangan saat berkunjung dan
patogen penularan penyakit, factor setelah berkunjung meninggalkan
- Trauma yang mempengaruhi pasien
- Kerusakan jaringan dan penularan serta
Gunakan sabun antimikrobia untuk
peningkatan paparan penatalaksanaannya,
cuci tangan
lingkungan Menunjukkan kemampuan
- Ruptur membran amnion untuk mencegah timbulnya Cuci tangan setiap sebelum dan
- Agen farmasi infeksi sesudah tindakan kperawtan
(imunosupresan) Jumlah leukosit dalam batas
Gunakan baju, sarung tangan
- Malnutrisi normal sebagai alat pelindung
- Peningkatan paparan Menunjukkan perilaku hidup
Pertahankan lingkungan aseptik
lingkungan patogen sehat selama pemasangan alat
- Imonusupresi Ganti letak IV perifer dan line
- Ketidakadekuatan imum central dan dressing sesuai dengan
buatan petunjuk umum
- Tidak adekuat pertahanan Gunakan kateter intermiten untuk
sekunder (penurunan Hb, menurunkan infeksi kandung kencing
Leukopenia, penekanan respon Tingktkan intake nutrisi
inflamasi)
Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Tidak adekuat pertahanan
tubuh primer (kulit tidak utuh,
Infection Protection (proteksi
trauma jaringan, penurunan
terhadap infeksi)
kerja silia, cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH, Monitor tanda dan gejala infeksi
perubahan peristaltik) sistemik dan lokal
- Penyakit kronik Monitor hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif

7 Kurang pengetahuan NOC : NIC : Teaching : disease Process


Definisi : Kowlwdge : disease process 1. Berikan penilaian tentang tingkat
Tidak adanya atau kurangnya Kowledge : health Behavior pengetahuan pasien tentang proses
informasi kognitif sehubungan Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
dengan topic spesifik. Pasien dan keluarga 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
menyatakan pemahaman dan bagaimana hal ini berhubungan
Batasan karakteristik : tentang penyakit, kondisi, dengan anatomi dan fisiologi, dengan
memverbalisasikan adanya prognosis dan program cara yang tepat.
masalah, ketidakakuratan pengobatan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
mengikuti instruksi, perilaku Pasien dan keluarga mampu biasa muncul pada penyakit, dengan
tidak sesuai. melaksanakan prosedur yang cara yang tepat
dijelaskan secara benar 4. Gambarkan proses penyakit, dengan
Faktor yang berhubungan : Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
keterbatasan kognitif, menjelaskan kembali apa 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
interpretasi terhadap informasi yang dijelaskan perawat/tim dengna cara yang tepat
yang salah, kurangnya kesehatan lainnya. 6. Sediakan informasi pada pasien
keinginan untuk mencari tentang kondisi, dengan cara yang
informasi, tidak mengetahui tepat
sumber-sumber informasi. 7. Hindari jaminan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga atau SO
informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

Semoga Bermanfaat ^^
Silahkan tinggalkan pesan, boleh request LP loh..

You might also like