You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN

FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)


A. Definisi Penyakit
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai
jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. (Suyono, 2001).
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang berbatas tegas dengan
konsistensi padat kenyal yang sering terjadi pada payudara (Price, 1995).
Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena
produksi hormon estrogen meningkat.
B. Penyebab
1. Penyebab spesifik dari FAM belum diketahui, namun ada beberapa kemungkinan
penyebab, antara lain :
2. Sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen
3. Peningkatan aktifitas estrogen yang absolut atau relatif
4. Genetik
5. Faktor-faktor predisposisi :
a) Usia : < 30 tahun
b) Jenis kelamin
c) Geografi
d) Pekerjaan
e) Hereditas
f) Diet
g) Stress
h) Lesi prekanker
C. Patofisiologi
Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak payudara yang sering di temukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat
sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen.
Fibroadenoma mammae biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, yang berbatas
jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologi menunjukan
stroma dengan fioroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga krisis yang dilapisi epitel
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda (Price, 1995).
D. Tanda dan gejala
Berikut tanda dan gejala:
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang
tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant
Fibroadenoma)
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Biopsy/Sitologi
2. Laboratorium
3. Hormonal
4. CT-Scan
5. Foto Rontgen (X-Ray)
6. GDA (Gas Darah Arteri)
7. Kimia/Elektrolit Darah
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang di sarankan adalah operasi pengangkatan tumor
(Excisi FAM).
G. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu Kemungkinan klien pernah mendapat sinar radiasi pada
buah dada. Ada kalanya klien pernah memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan
anak.
b) Riwayat Keseahatan Sekarang Klien dengan post FAM akan tersa nyeri karena
prosedur pembedahan, aktifitas menurun, nafsu makan menurun, stres/ takut
terhadap penyakit dan harapan yang akan datang.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga Walaupun FAM bukan penyakit turunan tetapi angka
statistik akan menunjukan bahwa FAM sering ditemukan pada wanita yang
mempunyai hubungan keluarga.
3. Riwayat Psikososial
a) Klien akan merasa cemas denngan penyakitnya.
b) Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi yang akan
dilakukan.
c) Kadang kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit, mengapa
tidak orang lain saja yang sakit.
d) Ada kalanya klien tidak mau ada orang yang menjenguknya.
4. Riwayat Spiritual
Biasanya klien dengan FAM tidak mengalami gangguan dalam menjalani ibadah.
5. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
1) LED meningkat.
2) Serum alkali pospalse meningkat.
3) Hipercalsemia.
b) Rontgen thorax dan alat lain
Untuk menentukan apakah sudah ada metastase atau belum.
LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Ny.L ( 25 thn ) Diruang Alexandrit
Rumah Sakit AR BUNDA Lubuklinggau
I. Pengkajian
A. Identitas
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
No medrek :
Tgl Masuk :
Tgl Pengkajian :
Diagnosa Medis :
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan klien :
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Klien mengatakan ada benjolan pada payudara kanan
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan bagian samping
atas dan pada bagian tengah atas sejak 2 bulan yang lalu. Pada awalnya benjolan
dirasakan sebesar kacan ijo, kemudian bertambah besar menjadi sebesar biji jagung.
Klien juga merasakan nyeri pada payudara kanannya terutama pada daerah benjolah
dan terasa panas yang hilang timbul. Dan pada saat terasa panas klien selalu
memberikan salep agar tidak mengaruknya. Nyeri dirasakan terutama pada saat
pasien sedang datang bulan (haid). Pada saat ini klien tidak datang bulan, sehingga
nyeri tidak dirasakan. Riwayat keluar cairan dari puting payudara kanan disangkal.
Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 12 tahun. Riwatar datang bulan
dirasakan teratur setiap bulannya.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah pernah di rawat di RS karena penyakit
ini atau penyakit lainnya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Menurut klien dan keluarga anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
TBC, hepatitis, hipertensi dan Diabetes Melitus.
5. Riwayat Alergi
D. Riwayat ADL
NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
1 Nutrisi Makan
Frekuensi 3x/hari porsi kecil 2x/hari porsi kecil
Nafsu makan Baik, 1 porsi habis Baik, 1/2 porsi habis
Jenis Nasi,lauk pauk, sayuran Nasi, sayur bayam, tahu,
ayam, pisang.
b. Minum Jenis Air putih,air the dan kopi Air putih dan air teh
Jumlah 6 -7 gelas/hari 6 -7 gelas /hari
2 Eliminasi BAB
Frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna BAK Kuning Kuning
Frekuensi 3-4 x/hari 4-5 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
3 Istirahat tidur Siang Tidak/jarang tidur siang Jarang
b. Malam 21.00-05.00 00.00-04.00
c. Kualitas Nyenyak Sering terbangun karena
nyeri
4 Personal hygine
a. Mandi 2 x/ hari diseka tanpa sabun
b. Keramas 3x / minggu Belum
c. Gosok gigi 2 x / hari 1x/hari
d. Gunting kuku Kalau panjang Belum
5 Aktivitas Sehari-hari klien bekerja Klien hanya tidur di
dan mengerjakan tempat tidur
pekerjaan rumah tangga
seperti : memasak dan
mencuci
E. Data psikologis
Penampilan klien tampak murung, tempramen tenang dan dapat mengendalikan
emosinya, klien dapat mengungkapkan perasaannya. Klien menanyakan tentang
keadaan penyakitnya dan bagaimana proses penyembuhannya
F. Data sosial
Klien dalam kesehariannya mempunyai kebiasaan merokok. Klien mengatakan
hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat dilingkungan klien terjalin dengan
baik begitu juga dengan hubungan klien dengan pasien lain dan tim kesehatan tampak
baik
G. Data spiritual
Klien beragama islam, dalam kondisinya sekarang ibadah sholat klien terganggu. Klien
meyakini sakitnya adalah cobaan dari Allah. Sebagai manusia biasa klien hanya bisa
berusaha dan berdoa
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien
Klien tampak lemah
2. Tanda umum pasien
TD :110/70 mmHg
Nadi :80x/menit
RR : 28 kali/menit
Suhu : 36 0 C
3. Kesadaran
Composmentis, GCS 15
4. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sanosis,
hidung kokoh, jalan nafas paten, sinus tidak nyeri, tidak ada secret pada hidung, ,
mukosa berwarna merah muda. Konka tidak membesar, tidak ada polip, tidak ada
deviasi septum, pada saat mengatakn ah uvula bergerak bebas dan letak simetris,
tidak ada pembesaran tonsil, leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, tidak ada deviasi trakea,tidak terpasang O2, dada simetris, Pergerakan
dada tidak simetris, frekuensi nafas 28 x/menit,
5. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva pucat, terdapat peningkatan JVP 5 + 3 cmH2O, akral teraba dingin ,
tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing finger, CRT
kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, palpasi arteri radialis teraba
berdenyut cukup kuat dan regular dengan frekuensi Nadi 80 x/ menit, Bunyi jantung
S1 dan S 2 murni dan regular, point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid
klavikula kiri. tekanan darah 110/70 mmHg
6. Sistem persyarafan
I. Tes Fungsi Cerebral
a) Tingkat Kesadaran
Kualitas : composmentis klien dapat berespon dengan tepat terhadap
stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
b) Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan klien
mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS dan siapa yang
menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab kapan dia menikah
II. Tes Fungsi kranial
a) N I ( olfaktorius )
Fungsi penciuman baik klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi
b) N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30 cm
tanpa alat bantu
c) N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan kesegala arah ,
tidak terdapat nistagmus atau diplopia
d) N V (trigeminus )
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak mata,
klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan mata
tertutup
e) N VII ( Fasialis )
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat mengerutkan dahi,
wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum.
f) N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus diulang
g) N IX, X ( glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan Ah, reflek menelan bagus,
h) N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
i) N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
III. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot cukup
baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek
patella ++/++ reflek babinski --/--
IV. Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensasi tumpul dan tajam.
7. Sistem pencernaan
Sklera putih, mata tidak cekung, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak
terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengkap, tidak terpasang gigi palsu, tidak
terdapat caries, bentuk lidah simetris. Susuna gigi lengkap, Abdomen tampak cekung
pada saat klien terlentang, bising usus 6 x/menit, pada saat diperkusi terdengar
timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
8. Sistem muskuleskeletal
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, curvature tulang belakang lurus, tidak
ada deformitas, pembengkakan, dan juga kemerahan, tidak ada nyeri tekan, teraba
hangat, tidak terdapat krepitasi. Klien dapat membuka mulut dengan lebar dan
menutupnya, Rom servikal dapat, kien tidak dapat melakukan Rom lumbal Spine
karena pada ICS 2 terpasang drain, klien dapat melakukan ROM bahu, ROM siku,
Rom tangan, ROM panggul, ROM lutut, ROM Angkle.
Kekuatan otot tangan 4 / 4, kekuatan otot kaki 4/4
9. Sistem integumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata, tidak
mudah dicabut. Kuku tangan panjang kuku kaki pendek,kulit lengket dan
berkeringat, suhu 380C. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu waktu 3
detik, klien mengatakan nyeri pada dada kirinya. Tampak lingkaran hitam di
kelopak mata
10. Sistem endokrin
Tidak ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami pembesaran. klien
tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
Pemeriksaan fisik lokal
Pemeriksaan/regio Mammae sinistra Mammae dextra
Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan kulit
mamae tidak ada, kedua payudara tampak simetris, tak tampak adanya
massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada, retraksi atau
cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla mammae menunjuk,
pengeluaran discharge secara spontan tidak ada.
Palpasi Tidak teraba massa. Teraba sebuah massa pada kuadran
Papilla mamae elastis, superolateral, bentuk bulat lonjong,
pengeluaran discharge tidak ukuran 1x2 cm, permukaannya licin,
ada. konsistensi lunak kenyal, mobile,
Pembesaran KGB aksila (-) berbatas jelas, nyeri tekan (-), ukuran 1
x 2 cm
Pada kuadran superomedial, juga
teraba sebuah massa, bentuk bulat
lonjong, 0,5x1 cm, permukaan licin,
konsistensi lunak kenyal, mobile,
berbatas tegas, nyeri tekan (-)
Papilla mamae elastis, pengeluaran
discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)

I. Data penunjang
1. Laboratorium
21-07-2016
- Hematologi :
Hemoglobin : 12,8 g/dl
Hematokrit : 38,7 %
Leukosit : 5,6 10*3/uL
Trombosit : 593 10*3/uL
2. Therafy
Th/ :
- Inf RL 20 gtt/m
- Amoxillin 3x1
- Parasetamol 3x1
II. Analisa Data
Data Etiologi Masalah keperawatan
Data Subjektif : Kerusakan jaringan saraf Gangguan rasa nyaman
- Klien mangatakan nyeri nyeri
pada daerah benjolan di Pengeluaran transmitter
payudara kanan
Data Objektif : Nyeri
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak gelisah
DS : efek treatment Resiko tinggi gangguan
Klien mengatakan integritas jaringan/kulit
memberikan salep bila Luka terkontaminasi
terasa panas agar tidak baktteri pathogen
digaruk
DO : Infeksi
Adanya bejolan pada
payudara kanan dengan
ukuran 1x2 cm

III. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan saraf
2. Resiko tinggi; gangguan integritas jaringan/ kulit b.d efek treatment
IV. Intervensi Keperawatan
Tujuan
Dx. Keperawatan Intervensi Rasional
Tupan Tupen
Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah mendapatkan perawatan Setelah mendapatkan perawatan
1. Kaji riwayat nyeri seperti
- Informasi merupakan data
b.d kerusakan jaringan saraf selama 2 hari masalah gangguan selama 2x24 jam, masalah lokasi; frekwensi ; durasi dan dasar untuk evaluasi atau
rasa nyaman nyeri teratasi gangguan rasa nyaman nyeri intensitas (skala 1 10) dan efektifitas intervensi yang
dapat teratasi dengan kriteria :
upaya untuk mengurangi nyeri. dilakukan. Pengalaman nyeri
- Klien mengatakan rasa nyeri
setiap individu bervariasi
yang sudah teratasi (rasa nyeri
karena mengganggu fisik dan
berkurang)
psikologi.
- Dapat mongontrol ADLs
2. Beri kenyamanan dengan
seminimal mungkin.
mengatur posisi klien dan
- Menolong dan meningkatkan
- Dapat mendemontrasikan
aktivitas diversional relaksasi dan refocus
keterampilan relaksasi dan
3. Dorong penggunaan stress
aktivitas diversional sesuai
management seperti tehnik
- Melibatkan dan memberikan
situasi individu.
relaksasi, visualisasi, partisipasi aktif untuk
komunikasi therapeutik meningkatkan control
melalui sentuhan.
4. Evaluasi/Kontrol
berkurangnya rasa nyeri.
- Tujuan umum/maksimal
Sesuaikan pemberian medikasi mengomtrol tingkat
sesuai kebutuhannya nyeri dan minimum ada
5. Kolaborasi : Beri analgetik keterlibatan dalam ADLs.
sesuai indikasi dan dosis yang
tepat. - Nyeri merupakan
dampak/komplikasi
suatu tindakan atau
keadaan penyakit serta
- perbedaan respon
Resiko tinggi; gangguan Setelah mendapatkan Setelah dilakukan perawatan
1. Kaji kondisi kulit dari efek
- Efek-efek reaksi kulit dapat
integritas jaringan/ kulit b.d perawatan selama 3 hari selama 3 X 24 jam, masalah samping: robekan, berupa kemerahan, gatal,
efek treatment masalah resiko tinggi teratasi resiko tinggi gangguan penyembuhan lambat. kering, kelembaban berkurang,
integritas jaringan/ kulit dapat hiperpigmentasi, koloid,
teratasi dengan kriteria : cikatriks.
- Indentifikasi intervensi - Mencegah trauma / gesekan
pada kondisi-kondisi khusus. 2. Dorong klien untuk tidak pada kulit.
- Partisipasi aktif dalam menggaruk area yang terkena
tehnik guna pencegahan gangguan.
komplikasi / meningkatkan
3. Sarankan klien untuk
- Iritasi / reaksi pada kulit dapat
penyembuhan. menghindari pemakaian cream meningkat.
kulit, salep dan powder jika
bukan order/ijin dari dokter
atau perawatnya.
4. Atur posisi sesuai kebutuhan.
- Meningkatkan sirkulasi dan
pencegahan tekanan pada
jaringan / kulit.

V. Implementasi Keperawatan
No. Diagnosa keprawatan Implementasi Evaluasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan Tanggal 21-07-2016 Tanggal 21-07-2016
jaringan saraf Jam 13.00 Jam 15.00
Respon : klien mengatakan nyeri berkurang
1. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi
dan intensitas (skala 1 10) dan upaya untuk Hasil : klien mengetahui posisi yang
mengurangi nyeri. nyaman untuk dirinya
Respon : klien merasa nyaman
Hasil : klien dan keluarga mengerti dan
2. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan membatu kebutuhan ADL klien
aktivitas diversional
Hasil : dapat mengurangi rasa nyeri klien
3. Dorong penggunaan stress management seperti tehnik
relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui
sentuhan.

4. Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan


pemberian medikasi sesuai kebutuhannya.

5. Kolaborasi : Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis


yang tepat.
2. Resiko tinggi; gangguan integritas jaringan/ Tanggal 21-07-2016 Tanggal 21-07-2016
kulit b.d efek treatment Jam 13.30 Jam 15.30

1. Kaji kondisi kulit dari efek samping: robekan, Hasil : dengan perawatan luka yang benar
penyembuhan lambat. benar dapat mengurangi resiko tinggi

2. Dorong klien untuk tidak menggaruk area yang terkena Respon : klien tidak menggaruk lagi
gangguan.
Respon : klien dan kelkuarga mengerti
3. Sarankan klien untuk menghindari pemakaian cream
kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari Respon : klien dan keluarga mengerti
dokter atau perawatnya.

4. Atur posisi sesuai kebutuhan


VI. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Tanggal 16-07-2016 Jam : 10.00
kerusakan jaringan saraf S : klien mengatakan nyeri
berkurang,
O : klien tenang
TD: 110/70 mmHg R: 28 x/m
N : 96 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I : - Mengobservasi tanda vital
- Mengatur posisi klien

2. Resiko tinggi; gangguan integritas Tanggal 22-07-2016 Jam : 11.00


jaringan/ kulit b.d efek treatment S : klien mengatakan tidak terasa
panas dan gatal pada benjolan di
payudara kanan
O : Adanya benjolan di payudara
kanan
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2 dan 4
I : - anjurkan klien untuk tidak
menggaruk area yang terkena
gangguan.
-Anjurkan klien untuk
menghindari pemakaian cream
kulit, salep dan powder.
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
2. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
3. Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit
buku Kedokteran EGC. Jakarta.
4. Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
7. Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.

You might also like