Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok I
Kelas 4 EG A
Instruktur:
PALEMBANG
2012
1. TUJUAN PERCOBAAN
7. Furnace 1 buah
8. Oven 1 buah
9. pH universal 2 buah
Bahan organik tanah adalah semua fraksi bukan mineral yang ditemukan
sebagai komponen penyusun tanah. Bahan organik ini biasanya merupakan timbunan
dari setiap sisa tumbuhan, binatang dan jasad renik, baik sebagian atau seluruhnya
mengalami perombakan. Disamping itu, bahan yang telah tahan terhadap perombakan
selanjutnya diubah oleh jasad mikro dan bahan aslinya melalui penyusunan kembali
menjadi bahan berwarna coklat atau hitam yang bersifat koloidal yang dikenal
sebagai humus.
Pengertian Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya
bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan
tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk
bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.
Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,
yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk
menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,
industri perkebunan.
Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian.
Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai
kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu
sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber
air bagi tanaman, dan tempat peredaran udara. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-
sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-
sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain
tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang
dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah
tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadar bahan organik dan
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
pH Tanah
Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral
menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai
pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam
tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding
dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada
OH-. Sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+.
Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu
mempunyai pH. 7.Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan
tumbuh kurang sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah.
Memang ada beberapa tanaman tertentu yang senang di tanah asam ataupun basa.
Ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit sedangkan hara mikro
seperti Besi dan Aluminium tinggi.
Hal ini mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan keracunan. Salah satu
upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki lahan masam
adalah dengan menurunkan keasaman dan meningkatkan kejenuhan basa yang
diperoleh dengan pemberian kapur serta pemupukan. Dengan adanya peningkatan
kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara relatif lebih mudah tersedia.
Pemakaian soil tester untuk mendapat pH tanah agak berbeda dengan kertas
lakmus. Bentuknya seperti pahat dan berukuran pendek. Oleh karena berbentuk
padatan, ada bagian yang runcing. Bagian runcing inilah yang ditancapkan ke tanah
hingga pada batas yang dianjurkan. Setelah ditancapkan, sekitar tiga menit kernudian
jarum skala yang terletak di bagian atas alat ini akan bergerak. Angka yang
ditunjukkan jarum tersebut merupakan pH dari tanah tersebut.
Pengapuran
Kapur merupakan salah satu bahan mineral yang dihasilkan melalui proses pelapukan
dan pelarutan dari batu-batuan yang terdapat dari dalam tanah. Mineral utama
penyusun kapur adalah kalsit dan dolomit yang tergolong dalam mineral sekunder.
Kapur menurut susunan kimia adalah CaO, tetapi istilah kapur adalah senyawa bentuk
karbonat kapur dengan CaCO3 dan MgCO3 sebagai komponen utarna. Bentuk
oksidanya yaitu CaO, dapat dihasilkan dengan memanaskan kalsium karbonat dan
menghilangkan karbondioksidanya. Bentuk hidroksidanya dapat terbentuk dengan
membasahi atau menambahkan air pada bentuk oksidanya.
Selain tanah-tanah yang bereaksi masam, terdapat pula tanah yang, bereaksi alkalis
(basa) dengan derajat pH lebih dari 8.0. Tanah-tanah demikian perlu diturunkan pH
nya sampai mendekati netral agar permanfaatannya untuk berusaha tani lebih baik.
Usaha untuk menurunkan pH pada tanah yang reaksinya alkalis dapat dilakukan
dengan memberikan beberapa bahan, yaitu tepung belerang (S).
Cara pengapuran dengan bahan pengapur untuk menaikkan pH tanah yang paling
umum pada tanah-tanah pertanian yang menghendaki perbaikan derajat
keasamannya adalah dengan cara disebar dan disemprotkan.
Pada cara disebar, sebulan sebelum penanaman dilaksanakan, kapur bakar atau
kapur mati diberikan dengan jalan disebar merata di permukaan tanah. Pada
pengolahan tanah terakhir (menghaluskan dan meratakan), kapur diaduk dengan
tanah agar butir-butir kapur masuk ke dalam lapisan tanah. Bila yang digunakan
tepung batu kapur (kapur pertanian) hendaknya diberikan jauh lebih awal daripada
kapur bakar maupun kapur mati. Cara pemberian dengan disebar biasa dilaksanakan
pada penanaman kedelai, dengan menggunakan dosis 2 - 4 ton kapur mati per hektar.
Pengapuran dengan cara disemprotkan biasa dilakukan pada tanaman kacang tanah.
Pada tanaman ini pengapuran merupakan suatu pekerjaan yang baik untuk
menyediakan unsur Ca bagi tanarnan kacang tanah. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan Ca pada kacang tanah adalah besar terutama untuk pembentukan polong.
Cara pemberian tepung belerang adalah pada saat pengolahan tanah tepung belerang
ditaburkan di atas permukaan tanah. Pada pengolahan selanjutnya tepung belerang
akan diaduk atau teraduk ke dalam lapisan tanah. Sedangkan cara pernberian gypsum
adalah tepung gypsum halus ditebarkan pada permukaan tanah kemudian diaduk
dengan tanah. Jumlah gypsum yang dibutuhkan untuk menurunkan pH dari derajat
basa sampai mendekati netral adalah 6 ton per hektar, tergantung, pada alkalinitas
asal dan jenis tanahnya. Setelah pemberian tepung gypsum dilaksanakan, lahan
harus dialiri dengan air tawar.
Bila ada kelebihan pemberian kapur, yaitu penambahan kapur melebihi pH tanah yang
diperlukan oleh pertumbuhan optimum tanaman, biasanya tanaman akan memberikan
tanggapan terhadap pengapuran akan sangat menderita, terutama pada tahun
pertama pemberian kapur. Pemberian kapur dalam jumlah sedang pada tanah berat
tidak akan memberikan pengaruh buruk. Tetapi, pada tanah berpasir atau berdebu
dan bahan organik rendah jumlah pemberian kapur yang sama menyebabkan banyak
tanaman menderita.
Pengaruh buruk yang dapat terjadi adalah : 1 ) kekurangan besi, mangan, tembaga
dan seng, 2) Ketersediaan fosfor mungkin menurun karena pembentukan senyawa
kompleks dan tidak larut, 3) Serapan fostor dan penggunaannya dalarn metabolisme
tanaman dapat terganggu, 4) serapan boron dan penggunaannya dapat terganggu
dan 5) perubahan pH yang meningkat cepat dapat berpengaruh buruk. Dengan begitu
kerusakan akibat kelebihan kapur sukar diterangkan secara memuaskan, karena
adanya hubungan biokoloidal yang kompleks dalam tanah.
Untuk menentukan banyaknya kapur yang diperlukan untuk tiap-tiap hektar tanah
diperlukan beberapa cara antara kain, yaitu :
1) Metode SMP (Schoemaker, McLean, dan Pratt). Metode ini dilanjutkan dengan
mengukur jumlah H+ dan Al3+ yang dapat dipertukarkan dan larut dengan
menggunakan larutan SMP buffer. Prosedurnya yaitu terlebih dahulu mengocok tanah
dengan air destilat kemudian diukur pH-nya. Dengan kertas lakmus atau pH meter.
Bila tanah tersebut tergolong masam, maka pengukuran dilanjutkan dengan
menambah larutan SMP buffer lalu dikocok. Kemudian diukur lagi pH-nya.
Berdasarkan metode ini maka kebutuhan kapur dapat diketahui melalui tabl
kebutuhan kapur.
2) Metode berdasarkan kadar Al-dd tanah permukaan, yaitu kadar Al-dd yang
diekstrak dengan larutan KCl 1 N.
2. PROSEDUR KERJA
2. Panaskan didalam furnace pada suhu 5000C sampai terbentuk abu berwarna
putih
4. Perhitungan:
b = BKM-BKP
BKM = bobot kering oven 1050C;
5. Penentuan pH tanah
4. Perhitungan A-B
5. DATA PENGAMATAN
6. Penentuan pH tanah
No Jenis Sampel pH
1. Sampel 1 8
2. Sampel 2 7
3. Sampel 3 6
9. PERHITUNGAN
2. Sampel 1
7. Sampel 2
BKP = 2,2245 gr
BKM = 1,9938 gr
b = BKM BKP
= 0,2307
Bahan organic = 1,724 (0,4-0,458(0,2307) x 100 %
1,9938
= 25,45 %
8. Sampel 3
BKP = 4,1091 gr
BKM = 2,4358 gr
b = BKM BKP
= 1,6753
Bahan organic = 1,724 (0,458(1,6733)-0,4 ) x 100 %
2,4358
= 25,93 %
9. ANALISA
Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa analisa
kimia tanah itu dilakukan agar dapat mengetahui kadar pH. Kadar air, dan
bahan organic tanah apakah masih sesuai dengan standar mutu pH, kadar air
dan bahan organic tanah.
Pada percobaan ini, diambil tiga sampel yang berbeda, sampel pertama
diambil di dekat tangga laboratorium didepan jurusan teknik mesin. Bentuknya
lebih halus dan berwarna cokelat pekat. Sampel kedua diambil di belakang
laboratorium satuan proses dengan bentuk seperti tanah liat dan berwarna
oranye. Dan sampel ketiga diambil di belakang laboratorium dengan bentuk
kasar dan berwarna cokelat pekat.
Air tanah adalah air dibawah permukaan tanah dimana rongga-rongga
didalam tanah pada hakekatnya terisi oleh air. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kadar air tanah antara lain kedalaman lapisan tanah, semakin
dalam lapisan tanah maka ketersediaan kadar air juga semakin banyak. Kedua
adalah faktor iklim dan lingkungan tumbuhan mempunyai pengaruh berarti,
karena perubahan temperature dan perubahan udara akan berpengaruh pada
efisiensi penggunaan air tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tekstur
tanah. Dari hasil percobaan kadar air untuk sampel 1 adalah 15,74%, untuk
sampel 2 adalah 19,8% dan untuk sampel 3 adalah 24,18%. Hal ini juga
dikarenakan perbedaan pada tekstur tanahnya. Sampe 1 memiliki bentuk yang
lebih halus sehingga pori-porinya kecil dan itu berarti semakin sedikit ruang
pori tersebut akan terisi air. Sedangkan sampel 3 memiliki kadar air yang besar
karena pori-porinya lebih besar dan ini berarti semakin besar juga ruang pori
untuk terisi air.
pH tanah menunjukkan sifat keasaman dan alkalinitas tanah, dengan
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah. Semakin
tinggi kadar H+ dalam tanah semakin masam pula tanah tersebut. Bila tanah
terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna
sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Ketersediaan unsure
hara makro didalam tanah ini sedikit sedangkan unsure hara makro seperti
besi dan aluminium tinggi. Apabila tranah tersebut berada dalam pH asam, pH
tersebut harus diturunkan yaitu dengan cara pemberian kapur serta
pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa, maka pH akan naik
dan unsure hara tanah akan lebih mudah tersedia. Dari hasil percobaan, pH
tanah dalam ketiga sampel masih berada dalam standar mutu tanah yaitu
untuk sampel 1 dengan pH 8, sampel 2 dengan pH 7 dan sampel 3 dengan pH
6.
Bahan organic tanah adalah semua jenis bahan organic tanah yang
terdapat didalam tanah yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang
terdapat didalam tanah yang terus-menerus mengalami perubahan bentuk,
karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika dan kimia. Apabila akdar bahan
organic tanah ini menurun, maka kemampuan tanah dalam mendukung
produktivitas tanaman juga menurun. Kandungan bahan organic ini
dipengaruhi oleh faktor iklim, kelembaban, pH tanah, dam kedalaman lapisan.
Selain itu, bahan organic ini berperan dalam perbaikan struktur tanah,
menambah kemampuan tanah untuk mengikat air dan menambah kemampuan
tanah untuk menahan unsure hara sebagai sumber energy bagi kehidupan
organism. Dari hasil percobaan didapat kandungan kadar organic pada sampel
1 yaitu 28,78% pada sampel 2 yaitu 25,45% dan pada sampel 3 adalah 25,93%.
Dari hasil ini terlihat bahwa sampel 1 lebih banyak mengandung bahan
organic, hal ini dikarenakan sedikitnya kadar air tanah yang dikandung.
10. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
www.damandiri.co.id/file/anisuryanipbbab2.pdf
www.scribd.com/doc/69244756/standar-mutu-pupuk-organik-dan-pembenah-
tanah
www.syienaainie.blogspot.com/2010/11/kadar-air-dan-bahan-organik-tanah
agrica.wordpress.com/2009/09/03/reaksi-tanah/
GAMBAR PENGAMATAN
SAMPEL TANAH