Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harus diakui bahwa pengenalan dan pengertian masyarakat yang masih
minim terhadap keberadaan etika sebagai suatu ilmu yang mandiri membuat etika
seringkali diperbandingkan secara sama dengan istilah-istilah yang kelihatannya
sama padahal sama sekali berbeda sekalipun masih memiliki kaitan. Berbagai
istilah seperti etiket, kode etik, dan estetika sering terdengar diganti dengan istilah
etika. Di sinilah letak pentingnya kita memahami dan menggunakan berbagai
istilah seperti ini secara maksimal dan proporsional.
Perlunya kita memahami apa itu etiket. Etiket adalah sesuatu yang seringkali atau
secara serta merta dihubung-hubungkan dengan etika. Padahal, etika dengan etiket
memiliki pengertian dan hakikat yang sama sekali berbeda. Oleh sebab itu,
sangatlah penting bagi kita untuk memahami pengertian etiket sehingga kita dapat
menyusun secara tepat akan relasinya dengan etika. Relasi yang dimaksud di sini
meliputi persamaan maupun perbedaannya.
B. Perumusan Masalah
1. Apa definisi dari etiket ?
2. Apa ciri-ciri dan prinsip etiket ?
3. Apa perbedaan etiket dan etika ?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pembaca mengenai etiket,sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
ISI
A.Pengertian Etiket
Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-
barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
Etiket berasal dari kata Perancis etiquette yang berarti adat sopan santun atau tata
krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Etiket adalah perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dari
seseorang yang bersifat pribadi seperti gaya makan, gaya berpakaian, gaya
berbicara, gaya berjalan, gaya duduk, dan gaya tidur. Namun, karena etiket
seseorang menghubungkannya dengan pihak lain, maka etiket menjadi peraturan
sopan santun dalam pergaulan dan hidup bermasyarakat.
B.Ciri-ciri Etiket
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan, kebisaaan, adat-istiadat, atau cara-
cara tertentu yang dianut oleh sekelompok masyarakat dalam melakukan sesuatu.
Contohnya sebuah etiket adalah memberi dengan tangan kanan.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial. Maksudnya, jika tidak ada saksi
atau orang maka peraturan (kebisaaan) tidak berlaku. Contohnya adalah ketika
seseorang menaruh kakinya di atas meja sementara ia duduk di atas kursi dan
orang lain sama-sama duduk dengannya, maka hal ini menjadi suatu perbuatan
yang tidak beretiket. Namun, tindakan seperti itu tidak menjadi persoalan ketika
tidak ada yang melihatnya atau ketika ia hanya duduk sendirian.
Etiket bersifat sangat relatif. Tidak sopan pada suatu kelompok masyarakat
tertentu, bisa jadi tidak menjadi masalah pada kelompok masyarakat lain.
Mendahak pada waktu makan merupakan pelanggaran terhadap etiket yang
bersifat relatif, sementara membunuh atau mencuri merupakan pelanggaran
terhadap etika yang bersifat absolut. Itulah sebabnya, di mana pun dan kapan pun
membunuh dan mencuri merupakan hal yang dipersalahkan. Etiket lebih
berhubungan dan melihat hal-hal yang bersifat lahiriah atau penampilan fisik,
Etiket juga berhubungan sangat erat dengan sopan santun (kedudukan
keduanya dapat berganti tempat). Oleh sebab itu, Sopan santun hanya
menekankan penyesuaian lahiriah kepada norma-norma. Sopan
santunjuga bertujuan memperlancar atau mengharmoniskan pergaulan sosial di
antara manusia. Sopan santun cenderung mengaburkan soal yang penting dan
tidak penting. Ada kalanya sopan santun mengutamakan yang kurang penting.
Misalnya, menjabat tangan seseorang yang kita sudah kenal atau akan kita kenal
pada saat berjumpa, atau mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang
memberikan sesuatu.
C.Prinsip Etiket
1.RESPECT (Rasa hormat), dalam etiket kita harus mempunyai sikap respect
yaitu rasa hormat, menghargai, peduli, dan dapat memahami orang lain. Jadi sikap
respect sangat penting sehingga apabila kita bersikap respect kepada orang lain,
maka orang lain pun akan respect kepada kita.
2.Empati, adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antar manusia. Mampu
merasakan kondisi emosional orang lain. Empati dapat mengontrol sikap, pe
rilaku, dan perkataan kita. Empati membuat kita dapat turut merasa senang dengan
kesenangan orang lain, juga turut berduka dengan kesusahan orang lain. Dengan
bersikap empati kita bisa menjadi lebih bijaksana bersikap dan beretiket dalam
kehidupan sehari-hari.
3.Jujur. Kunci sukses dalam menjalin sebuah hubungan yang baik adalah bdengan
bersikap jujur. Dengan berkata jujur, kita akan menjadi pribadi yang apa adanya
tanpa perlu ada yang ditutup-tutupi.
.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa yang di maksud dengan etiket adalah
perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dari seseorang yang bersifat pribadi.
Selain itu etiket merupakan peraturan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari baik pergaulan
maupun hidup bermasyarakat.
B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa alangkah lebih baiknya jika kita tetap terus menjunjung dan
menerapkan prinsip dan nilai-nilai etiket dan kehidupan sehari-hari agar perilaku kita tetap santun
dan menumbuhkan akhlak yang baik dalam keluarga, lingkungan pergaulan maupun dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra
Aditya Bakti.
Keraf, A. Sonny. 1991. Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi
Luhur.
Jakarta: Kanisius.
Ruslan, Rusady. Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers.
Jakarta: Kanisius.
Robinson, Dave dan Chris Garrat. 1994. Mengenal Etika For Beginners.
Bandung: