You are on page 1of 3

Hai namaku renata andiana. Panggil aku renata. Aku tinggal di jakarta.

Eh gak usah
lama lama ya, langsung aja denger cerita aku.

Sekarang aku libur kenaikan kelas selama sebulan. Suatu hari


Renata, besok kita mau liburan ke pantai gili pasir, lombok sekarang kamu beresin
barang barang kamu yang mau dibawa ke sana yaa ucap mama.
Bener mah! ucapku tak percaya karena di sana pemandangannya indah.
Iya bener, ayu buru kemasin barang barang kamu suruh mama.
Aku pun beranjak dari sofa empuk dan pergi ke kamar.

Aku akan membawa handphone, baju ganti, alat sholat, baju renang, pokoknya semua
barang yang dibutuhkan di sana.

Its time to go to sleep, honey, ucap bunda sambil tersenyum.


Okey mom, I say.
Good night sweety. ucap bunda dan daddy.

Ya, itulah kata-kata yang selalu diucapkan bunda and daddy. Namaku Caroline
Sarasvaty, aku baru kelas 1 SMP. Aku keturunan belanda, ayahku orang belanda tapi
bunda orang indonesia asli. Aku baru pindah dari belanda, aku pindah ke indonesia
karena daddy pindah kerja ke sini. Besok merupakan hari paling menegangkan dan
bersejarah karena aku akan mendapat teman baru tentunya orang indonesia. Ini hari
yang ditunggu-tunggu. Sebenarnya aku belum fasih berbahasa indonesia, tapi ya
bagaimanapun aku wajib berbahasa indonesia. Okey, I did it, akhirnya aku tiba di
sekolah yang belum pernah aku lihat karena aku hanya melihatnya di google. Baru
pertama kali melangkah saja aku sudah gugup. Anak-anak lain melihatku tapi aku
hanya tersenyum.

Akhirnya aku menemukan salah satu guru, dan ternyata itu walikelasku. Hai, you are
new student here right? kata bu Jasmin, Ya, aku jawab sambil tersenyum. Aku
dipersilahkan masuk ke salah satu ruangan kelas yang cukup luas dan berisikan 30
orang murid. Aku memperkenalkan diri di depan kelas. Bu Jasmin mempersilahkan aku
duduk di samping anak yang berkucir kuda dan bermuka manis. Hai Caroline namaku
Sinta, Sapanya. Hai Sinta, senang berkenalan denganmu. Sambil menjabat tangan.

Saat itu anak-anak lain memandangku sambil tersenyum, aku pun membalas senyuman
mereka. Saat itu pelajaran matematika, gurunya bernama pak Wawan. Aku mengikuti
pelajaran tersebut dengan baik. Saat bel berbunyi pertanda waktu istirahat aku
diajak makan di kantin bersama Sinta. Banyak anak yang berkenalan denganku kecuali
Irene.
Gak usah dilihatin gitu banget dong Carol, dia memang seperti itu, kata Sinta.
Oke, jawabku dengan nada datar. Selesai aku makan bareng Sinta. Irene menghampiri
kami.
Eh, lo anak baru.. Mentang-mentang anak bule lo langsung ngeboom di sekolah ini,
kata Irene dengan nada tinggi.
Masalah gue lo, Kataku sambil menunduk. Irene langsung pergi tanpa ada sepatah
kata pun.

Saat pulang sekolah, aku dijemput sama daddy dengan mobil. Ku lihat Irene memakai
motor di belakangku. And you know her home is in front of my house. Ibunya ada di
rumah, ibunya melihat ke arahku dan tersenyum. Aku dan bunda membuat cupcake
sebagai salam kenal ke beberapa tetangga termasuk Irene. Saat aku dan bunda membawa
cupcake ke rumah Irene, aku melihat ada kamar yang kelihatannya sangat jorok dan
berantakan. Dan ya benar perkiraanku itu adalah kamar Irene.

Ibunya ke luar dan akhirnya kami pun mengobrol. Aku gugup saat masuk ke rumahnya.
Ibu Irene menyuruhku untuk memanggil Irene ke luar and it was dangerous for me,
tapi aku tidak bisa menolaknya. Saat aku mengetuk pintu kamarnya, ia menjerit
seperti orang kesurupan. Im so scared you know. Ibu Irene langsung masuk ke kamar
Irene sambil membawa beberapa obat. Aku bertanya dalam hati. Obat apa itu? Mengapa
Irene berteriak? Mengapa ibunya panik? pertanyaan-pertanyaan itu aku sembunyikan
dan aku pendam.

Keesokan harinya Irene menghampiriku dengan Sinta tapi mukanya pucat, Sorry ya
kemaren gue marahin lo.. sebenarnya.. aku langsung kaget saat kata sebenarnya itu
terucap di mulut Irene. Sebelum Irene melanjutkan kata-katanya, Irene langsung
pingsan. Aku dan Sinta minta tolong ke anak lainnya untuk membawa Irene ke UKS.
Suhu badannya sangat panas. Matanya merah. Hidungnya keluar darah. Aku takut, aku
langsung memeluk Sinta.

Did she alright? kataku kepada Sinta.


She will fine Carol, dont be scared. Dia udah sering seperti ini, kata Sinta.
Sering? Apa maksudnya semua ini? Apakah Irene memang sering sakit seperti ini? Aku
jadi bingung memikirkannya. Aku dan Sinta menunggu ibu Irene datang. Akhirnya ibu
Irene datang sambil membawa obat yang saat itu aku lihat di rumah Irene.

Akhirnya Irene sadar dan ibunya memberikan obat kepada Irene. Irene tersenyum
padaku, tapi aku hanya diam karena aku masih takut akan kejadian tadi pagi. Aku
menghampiri Irene dan ibunya. Tolong jaga Irene ya Carol. Ibu sangat
mengharapkanmu, Kata tante Yuni -ibunya Irene. Baiklah, aku menjawab sambil
tersenyum. Tante Yuni pun pergi dan memberikan obat itu padaku. Sesudah tante Yuni
pergi, Irene memegang tanganku dan berkata, Carol makasih ya mau jagain aku, kamu
memang sahabat yang paling baik.

Sahabat? Sejak kapan? Berteman saja tidak? Tapi aku menjawab, Ya, sebenernya kamu
tadi pagi mau bilang apa? ia tersenyum dan berkata, Aku ini bodoh, saat aku kecil
aku diculik lalu aku ingat di ruangan yang penuh dengan alat-alat, obat dan suntik.
Mereka menjadikan aku sebagai tikus percobaan eksperimen mereka. aku terkejut, dia
melanjutkan ceritanya. Aku hanya menangis aku disuntik.. Dan aku kejang-kejang.
Pada akhirnya aku pingsan dan berada di jalanan. aku mengerti mengapa ia harus
memakai obat terus. Kalau aku gak ada, tolong bilang ke ibuku kalau aku
menyayanginya. Sangat menyayanginya. belum sempat aku menjawab, Irene sudah tiada.
Ya, itu merupakan akhir pahit bagiku. Irene meninggal pada hari itu juga.

Saat acara pemakaman Irene, tante Yuni memberikan aku sepucuk surat yang
bertuliskan, To: Caroline from: Irene. Saat aku membuka isi surat tersebut aku
menangis. Hai, Carol. Sorry aku marah padamu saat itu. Aku memang suka frustasi
dan stres. Aku ketergantungan obat. Mungkin ini kata-kata terakhirku untukmu. Aku
belum pernah punya teman. Makasih udah jadi temanku walaupun beberapa menit. Jangan
nangis ya? I will miss you Irene.

Cerpen Karangan: Keisya Aulia Rikanov


Facebook: Keisya Aulia Rikanov
Hei hei guys! Cerpen kedua telah tiba ini beda deh sama yang sebelumnya. Enjoy for
reading! Ill be back soon! ^_^

Cerpen I Will Miss You merupakan cerita pendek karangan Keisya Aulia Rikanov, kamu
dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru
buatannya.

Esoknya
Renata ayo kita berangkat teriak mama.
Iya ma kataku sambil keluar dari kamar.
Kami pun segera berangkat ke bandara soekarno hatta dan berangkat naik pesawat.

Aku tak tahu dari jakarta ke lombok berapa jam, karena tadi waktu aku di pesawat
aku ketiduran. Aku, mama, papa pun menginap di hotel yang ada di sekitar situ.
Besok baru kami ke pantai gili pasir. Jarak hotel ke pantai cukup dekat kok.

Esoknya
Kami sudah tiba di pantai gili pasir lombok. Di sana aku berenang air di sana
dingin.
Tak terasa hari sudah petang dan besok kami harus pulang ke jakarta.

Esoknya
Byyyyy lombok Pamitku saat ada di dalam pesawat.

Cerpen Karangan: Syafaat Dinihari

Cerpen Liburan Ke Pantai Gili Pasir Lombok merupakan cerita pendek karangan Syafaat
Dinihari, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen
cerpen terbaru buatannya.

You might also like