You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

1. Pengertian
Waham adalah suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi atau
dipertemukan dengan informasi yang nyata atau realitas.Waham atau delusi adalah suatu
keyakinan atau pikiran dan dipertahan betul oleh individu meskipun tidak berdasarkan logika
sehat dan meskipun terbukti kebalikannya yang benar, dan juga meskipun terbukti
mengganggu kehidupannya dalam menyesuaikan dengan lingkungannya (Dr.Nusyirwan
yusuf,DSJ,2011)
2. Rentang respon
Rentang perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon sehingga perawat
dapat menilai apakah repson klien adaptif atau maladaptif
Perilaku yang berhubungan dengan respon biologis maladaptif :
a. Delusi
- waham meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional )
- berwujud sipat kemegahan diri
- pandangan yang tidak berdasarkan kenyataan
- gangguan berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil
b. Halusinasi
- pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan
- perasaan ada sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya penglihatan,
rasa, bau, atau sensorium yang sepenuhnya merupakan imajinasi
mengalami dunia seperti dalam mimpi
c. Kerusakan proses emosi
- luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
- keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan
- marah, amuk, depresi, tidak berespon
d. Perilaku yang tidak terorganisir
- tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan yang tidak
teratur
- kehilangan kendali terhadap impuls

1
e. Isolasi sosial
- menarik diri secara sosial
- menyendiri / mengasingkan diri dari kelompok
3. Etiologi
Menurut doengoes,M.E ( tahun 1987, hal 205 ) mengemukakan bahwa etiologi waham
dapat dijelaskan melalui 3 teori, yaitu ;
a. Teori psikodinamika
Perkembangan emosi lambat kurangnya perhatian Ibu yang menyebabkan kehilangan
perlindungan dan gagal membuktikan rasa percaya dengan orang lain, sehingga individu
selalu hati-hati dalam mengucapkan gangguan harga diri, kehilangan kontrol, takut /
cemas, sikap curiga terhadap orang lain dan sikap umum yang digunakan yatu proyeksi
b. Teori dinamika keluarga
Beberapa teori percaya bahwa orang yang paranoid mempunyai orang tua yang
berkarakter keras, banyak permintaan dan yang ingin segalanya sempurna, sering marah,
mengutamakan kepertingan pribadi, mencurigai individu, sehingga pengalaman yang
didapat dari dulunya akan mempengaruhi kepribadian seseorang
c. Teori biologi
Muncuk karena adanya berapa kekuatan atau pengaruh dari beberapa penyakit individu
yang keluarganya mempunyai gejala penyakit yang sama, contohnya : pad anak kemabar,
jika salah satu terkena skizofrenia, maka 58 % kemungkinan akan terkena pada anak yang
satunya.
4. Psikopatologi waham
Proses terjadinya waham dapat diuraikan sebagai berikut ;
a. seseorang merasa terancam oleh orang lain atau oleh dirinya sendiri, mempunyai
pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan
akan terjadi
b. Seseorang kemudian berusaha terhadap persepsi diri dan obyek realita melalui
manifestasi, lisan terhadap suatu kejadian ayau suatu keadaan.
c. Dilanjutkan dengan memperoykesikan pikiran dan perasaaan lingkungannya, sehingga
pikiran, perasaan, dan keinginan yang negatif, dan tidak dapat diterima akan terlihat
datangnya dari dirinya

2
d. Akhirnya orang tersebut berusahan untuk memberikan alasan atau rasional tentang
interpretasi personal ( diri sendiri ) terhadap realita kepada diri sendiri dan orang lain
5. Tipe-tipe waham
Ada beberapa tipe waham yang ditemukan pada kasus, yaitu kasus kebesaran, agama adanya
curiga. Menurut W.F.Maramis
a. Waham kejadian
Mempunyai psaien yaitu bahwa ada orang lain atau komplotan yang sedang mengganggu
bahkan sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang diancam oleh orang lain
b. Waham kebesaran
Yaitu bahwa ia punya kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekerasan yang luas biasa,
diantaranya bahwa dia ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan
rumah atau mobil
c. Waham keagamaan
Waham dengan tema keagamaan, misalnya : dia mengaku sebagai dari sejuta umat
d. Waham somatik
Klien yaitu tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
e. Waham curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai diri sendiri, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
f. Waham nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi didunia / meninggal, diucapkan berulang
kali teetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

6. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Kerusakan komunikasi : verbal
c. waham
d. harga diri rendah.
7. Data yang perlu dikaji
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

3
1) Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien
suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau
marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri
2) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai,
ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi
1) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2) Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak
mata kurang
c. waham
1) Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
2) Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang
lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung
d. Gangguan harga diri rendah
1. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2. Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
8. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan komunikasi verbal

4
b. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
c. waham
9. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal
b. Tujuan umum
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
c. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
a) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik,
waktu, tempat).
b) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima
keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima,
katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
c) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat
akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan
keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
d) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini
(kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan waham

5
a. Tujuan Umum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
4. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
2. Observasi tanda perilaku kekerasan.
3. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( .. ) berhubungan dengan harga
diri rendah
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga
dirinya.
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan
topik pembicaraan)

6
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian
yang realistis
3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM

SP 1 P : Membina hubungan saling percaya ; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak


terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi.

ORIENTASI :
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas pagi ini di Ruang
melati. Saya dinas dari jam 07.0014.00, saya yang akan membantu perawatan bapak hari ini.
Nama bapak siapa? senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak R rasakan sekarang?
Berapa lama bapak R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang pak?
KERJA :
Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang Nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi tidak hidup didunia ini, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus pak?
Tampaknya pak R gelisa sekali, bias pak R ceritakan kepada saya apa yang pak R rasakan?
Oooo, jadi pak R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri pak R sendiri?
Siapa menurut pak R yang sering mengatur-atur diri pak R?
Jadi teman pak R yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik pak R yang lain?
Kalau pak R sendiri inginnya seperti apa?
Ooo, Bagus pak R sudah punya rencana dan jadwal unutk diri sendiri.

7
Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak R.
Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di luar rumah sakit karena
bosan kalau dirumah sakit terus ya?
TERMINASI :
Bagimana perasaan pak R setelah berbincang-bincang dengan saya?
Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus.
Bagaimana kalau jadwal ini pak R coba lakukan, setuju pak?
Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.
Saya akan datang kembali dua jam lagi.
Kita akan berbincang-bincang tentang kemampuan yang pernah pak R miliki?
Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja pak R?

SP 2 P : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekannya.

ORIENTASI :
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas pagi ini di Ruang
melati. Saya dinas dari jam 07.0014.00, saya yang akan membantu perawatan bapak hari ini.
Nama bapak siapa? senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak R rasakan sekarang?
Berapa lama bapak R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang pak?
KERJA :
Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang Nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi tidak hidup didunia ini, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus pak?
Tampaknya pak R gelisa sekali, bias pak R ceritakan kepada saya apa yang pak R rasakan?
Oooo, jadi pak R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri pak R sendiri?
Siapa menurut pak R yang sering mengatur-atur diri pak R?
Jadi teman pak R yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik pak R yang lain?
Kalau pak R sendiri inginnya seperti apa?
Ooo, Bagus pak R sudah punya rencana dan jadwal unutk diri sendiri.
Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak R.
Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di luar rumah sakit karena
bosan kalau dirumah sakit terus ya?
TERMINASI :
Bagimana perasaan pak R setelah berbincang-bincang dengan saya?
Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus.
Bagaimana kalau jadwal ini pak R coba lakukan, setuju pak?
Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.
Saya akan datang kembali dua jam lagi.
Kita akan berbincang-bincang tentang kemampuan yang pernah pak R miliki?
Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja pak R?

8
SP 3 P : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.

ORIENTASI :
Assalamualaikum pak R.
Bagaimana pak, sudah dicoba latihan main sulingnya? Bagus sekali.
Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak R minum,
Bagaimana kalau kita mulai sekarang pak?
Berapa lama pak R mau kita membicarakannya? Bagaimana kalau 20 atau 30 menit saja?
KERJA:
Pak R berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang diminum?
Pak R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.
Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang
putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya
agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut pak R terasa kering, untuk membantu mengatasinya pak R
bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu.
Sebelum minum obat ini pak R mengecek dulu label dikotak obat apakah benar nama pak R
tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca
juga apakah nama obatnya sudah benar!
Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam
waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya pak R tidak menghentikan sendiri obat
yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
TERMINASI :
Bagaiman perasaan pak R setelah kita becakap-cakap tentang obat yang pak R minum? Apa
saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?
Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan
minta sendiri obatnya pada perawat!
Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya pak!
Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan ditempat sama?
Sampai besok ya pak.

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA


KELUARGA PASIEN DENGAN WAHAM

SP 1 KP : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga ; mengidentifikasi masalah;


menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien.
ORIENTASI :
Assalamualaikum pak, pekenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas diruang melati ini.
Saya yang merawat Pak R selama ini. Kalau bisa saya tahu nma bapak siapa? Senangnya
dipanggil apa?
Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah pak R cara merawat pak R
dirumah.
Dimana bapak mau berbicara dengan saya? Bagaimana diruang wawancara?

9
Berapa lama bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 0 menit saja?
KERJA :
Pak S, apa masalah yang bapak rasakan dalam merawat pak R? apa yang sudah pak R lakukan
dirumah? Dalam menghadapi sikap pak R yang selalu mengaku-ngaku sebagi seorang nabi tetapi
nyatanya bukan nabi hanya merupak salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya
jelaskan sikap dan cara enghadapinya. Setiap kali pak R berkata bahwa ia seorang nabi, pak S
dan ibu berikap dengan mengatakan;
Pertama: Pak S atau ibu mengerti bahwa pak R merasa seorang nabi, tapi sulit bagi pak S dan ibu
untuk mempercayainya karena setahu kita semua nai tidak ada yang hidup didunia.
Kedua: Pak S atau ibu harus lebih sering memuji Pak R jika ia melakukan hal-hal yang baik
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yan berinteraksi dengan pak R.
Bapak dan ibu dapat bercakap-cakap dengan Pak R tentang kebutuhan yang diinginkan oleh pak
R, misalnya; Pak S dan ibu percaya kalau pak R punya kemampuan dan keinginan. Coba
ceritakan kepada kami, R kan punya kemampuan
Keempat: Pak S atau ibu mengatakan kepada pak R, Bagaimana kalau kemampuan untuk
bermain suling dengan baik dicoba sekarang dan kemudian setelah dia melakukannya pak S dan
ibu harus memberikan pujian.
Pak S dan ibu jangn lupa, pak R ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang.
Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang
putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya
agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam, jangn dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan Pak R
bisa kambuh kembali. Pak R sudah punya jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya,
segera berikan pujian!
TERMINASI :
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara
merawat pak R dirumah nanti?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung
kerumah sakit.
Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat pak R sesuai dengan pembicaraan kita tadi.
Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu kedatangan bapak dan
ibu lagi kita ketemu ditempat ini ya pak,bu.

SP 2 KP : Melatih kelurga cara merawat pasien.

ORIENTASI:
Assalamualaikum pak, bu sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi.
Bagaimana pak, bu ada pertanyaan tentang cara merawat pasien seperti yang telah kita bicarakan
dua hari yang lalu?, sekarang kita akan latihan cara-cara merawat pasien tersebut ya pak, bu.
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung pada Pak R ya?
KERJA:
Sekarang anggap saja saya pak Ryang sedang mengaku nabi, coba bapak dan ibu praktikkan
cara bicara yang benar bila pak R sedang dalam keadaan seperti ini!
Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian atas kemampuan

10
yang dimiliki oleh pak R. bagus !
Sekarang coba cara memotivasi pak R minum obat dan melakukan kegitan positifnya sesuai
jadwalnya! Bagus sekali ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawata Pak R.
Bagaimana kalau sekarang kita coba langsung kepada pak R.
TERMINASI:
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat pak R?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
membesuk pak R!
Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali ke sini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat pak R sampai bapak dan ibu lancer elakukannya?
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari? Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini ya pak,bu.

SP 3 KP : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

ORIENTASI:
Assalamualaikum pak, bu, karena pada hari ini pak R sudah boleh pulang, maka kita bicarakan
jadwal pak R selama dirmah.
Bagaimana pak, bu selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat pak
R?
Nah, sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah? Mari bapak dan ibu ikut saya
Berapa lama bapak dan ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 30 menit
saja? Sebelum ibu dan bapak menyelesaikan administrasinya
KERJA:
Pak, bu, ini jadwal pak R selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira dapat
dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikanpak R agar ia tetap melaksanakannya
dirumah dan jangan lupa member tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakannya).
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan oleh pak R selama
dirumah. Misalnya pak R mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak
memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit
dapat memantaunya.
TERMINASI:
Apa yang ingin bapak dan ibu tanyakan? Bagaimana perasaan bapak dan ibu? Sudah siap unutk
melanjutkan dirumah?
Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa control lagi. Kalau ada apa-apa bapa dan
ibu segera menhubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan mohon maaf bila ada
kata-kata saya yang menyinggung perasaan bap dan ibu mohon dimaafkan. Terimakasih atas
kerjasamanya pak,bu.
Silahkan ibu dan Bapak unutk dapat menyelesaikan administrasinya ke kantor depan!

11

You might also like