You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Konsep Teori
1. Pengertian
Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak ( Carpenito, 1998 )
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam
(Towsend,1998)
2. Proses terjadinya masalah

Pattern of parenting Ineffective coping Lack of Development task Stessor


(Pola Asuh) (Koping Individu Tidak (Gangguan Tugas Internal and
Efektif) Perkembangan) External
(Stres Internal
dan Eksternal)
Misal : Misal : Misal : Misal :
Pada anak yang Saat individu Kegagalan menjalani Stres terjadi
kelahirannya tidak menghadapi kegagalan hubungan intim dengan akibat ansietas
dikehendaki menyalahkan orang lain, sesama jenis atau lawan yang
(unwanted child) ketidakberdayaan, jenis, tidak mampu mandiri berkepanjangan
akibat kegagalan menyangkal tidak dan menyelesaikan tugas, dan terjadi
KB, hamil diluar mampu menghadapi bekerja, bergaul, bersamaan
nikah, jenis kelamin kenyataan dan menarik bersekolah, menyebabkan dengan
yang tidak di diri dari lingkungan, ketergantungan pada orang keterbatasan
inginkan, bentuk terlalu tingginya self tua, rendahnya ketahanan kemampuan
fisik kurang ideal dan tidak mampu terhadap berbagai individu untuk
menawan menerima realitas dengan kegagalan. mengatasinya.
menyebabkan rasa syukur. Ansietas terjadi
keluarga akibat berpisah
mengeluarkan dengan orang
komentar-komentar terdekat,
negative, hilangnya
merendahkan, pekerjaan atau
menyalahkan anak. orang yang
dicintai.
3. Etiologi
Penyebab isolasi sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai

1
keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa
bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merandahkan
martababt, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri (Carpenito, L.J
1998)
4. Faktor predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku isolasi sosial
1) Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi
sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai
masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga
dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga
bekerja sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran
yng lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
Pendekatan kolaboratif dapat mengurangi masalah respon sosial menarik
diri.
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi untuk
mengembangkan gangguan tingkah laku
a) Sikap bermusuhan/holistik
b) Sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelakkan anak
c) Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya
d) Kurang kehangatan, kurang memperhatikan ktertarikan pada
pembicaraan anak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang
tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan
masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah
e) Ekspresi emosi yang tinggi
f) Doubel bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saatbersamaan
yang membuat bingung dan kecemasan meningkat
3) Faktor sosial budaya
Faktor sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan erupakan faktor
pendukung gangguan berhubungan.Dapat juga disebabkan oleh karena

2
norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga seperti anggota
tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
4) Faktor biologis
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif.Genetik
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.Kelainan struktur
otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak
serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
5) Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif,
seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik.
Isolasidapatdapatterjadikarenamengadopsinorma, perilaku dan sitem nilai
yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak
realistis terhadap hubungn merupakan faktor lain yang berkaitan dengan
gangguan ini (Stuart dan Sudden, 1998)
5. Faktor presipitasi
Ada beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik
diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
1) Stressor sosiokultural
2) Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gaangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunnya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya
karena dirawat di rumah sakit.
3) Stressor biokimia
Teori dopamine: kelebihan dopamin pada mesokortikol dan mesolimbik
serta traktus saraf dapat merupakan indikasi teradinya skizofrenis
Menurunnya MAO (mono amino oksidasi) didalam darah akan
meningkatkan dopamin dalam otak. Kaena salah satu kegiatan MAO
adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunkan
MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.

3
Faktor endokrin: jumlah FSH dan LH yang rendah dapat dirtemukan
pada pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan
karena dihambat oleh dopamin. Hypertiroidisme,adanya peningkatan
maupun penurunan hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan
tingkah laku psikotik.
4) Sterssor biologik dan lingkungan social
Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi
akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis
5) Stressor psikologik
Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubunngan dengan orang lain. Intensitas
kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan
individu untuk mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah
gangguan berhubungan pada tipe psikotik
Menurut teori psikoanalisa; perilaku skizofrenia disebabkan
karena ego tidak dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun
realitas yang berasal dari luar.Ego pada klien psikotik mempunyai
kemampuan terbatas untuk mengatasi stress.Hal ini berkaitan dengan
adanya masalah serius antara hubungan ibu dan anak pada fase simbiotik
sehingga perkembangan psikologis individu terhambat.
Menurut Purba, dkk. (2008) strategi koping digunakan pasien
sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata
yang mengancam dirinya. Strategi koping yang sering digunakan pada
masing-masing tingkah laku adalahsebagai berikut:
Tingkah laku curiga: proyeksi
Dependency: reaksi formasi
Menarik diri: regrasi, depresi, dan isolasi
Curiga, waham, halusinasi: proyeksi, denial
Manipulatif: regrasi, represi, isolasi
Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi,
represi dan regrasi.
6) Stressor intelektual

4
a) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan
orang lain.
b) Klien dengan kegagalan adalah orang yang kesepian dan kesulitan
dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan
orang lain.
c) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain
akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan
berhubungan dengan orang lain.
7) Stressor fisik
a) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik
diri dari orang lain
b) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu
sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain

6. Tanda dan gejala

Gejalasubjektif Gejala objektif


a. Klien menceritakan perasaan kesepian a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
atau ditolak oleh orang lain b. Tidak mengikuti kegiatan
b. Klien merasa tidak aman berada dengan c. Banyak berdiam diri di kamar
orang lain d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi
c. Respons verbal kurang dan sangat singkat dengan orang yang terdekat
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak e. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
berarti dengan orang lain f. Kontak mata kurang
e. Klien merasa bosan dan lambat g. Kurang spontan
menghabiskan waktu h. Apatis ( acuh terhadap lingkungan )
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan i. Ekspresi wajah kurang berseri
membuat keputusan j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatiakn
g. Klien merasa tidak berguna kebersihan diri
h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan k. Mengisolasi diri
hidup l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
i. Klien merasa ditolak sekitarnya
m. Masukan makanan dan minuman terganggu
n. Retensi urin dan feses
o. Aktivitas menurun
p. Kurang energy (tenaga)
q. Rendah diri
r. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin
(khususnya pada posisi tidur)
7. Mekanisme koping

5
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.Kecemasan
koping yang sering digunakan adalah regrasi, represi, dan isolasi.Sedangkan
contoh sumber koping yang dapat di gunakan misalnya keterlibatan dalam
hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan
peliharaan, menggunakan keriatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
seperti kesenian musik atau tulisan, (Stuart and Sundeen, 1998:349).
8. Masalahkeperawatan yang perlu di kaji
Masala Subjektif objektif
h
Isolas a) Klien mengatakan mendengar a) Klienberbicardantertawasen
i bunyi yang tidak berhubungan diri
dengan stimulus nyata b) Klien bersikap seperti
sosial b) Klien mengatakan melihat
mendengar/melihat sesuatu
gambaran tanpa ada stimulus
yang nyata c) Klien berhenti bicara
c) Klien mengatakan mencium bau ditengah kalimat untuk
tanpa stimulus mendengarkan sesuatu
d) Klienmerasamakansesuatu d) Disorientasi
e) Klienmerasaadasesuatupadakulit
nya
f) Klien takut pada
suara/bunyi/gambar yang dilihat
dan didengar
Klien ingin memukul/melempar
barang-barang

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa factor presipitasi,
penilaian stressor ,sumber koping yang dimiliki klien. Setiap melakukan
pengkajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi
:
2. Identitas Klien
Meliputinamaklien ,umur , jeniskelamin , status perkawinan, agama, tangggal,
MRS , informan, tangggalpengkajian, No Rumahkliendanalamatklien.
3. KeluhanUtama

6
Keluhanbiasanyaberupamenyediri (menghindardari orang lain)
komunikasikurangatautidakada ,berdiamdiridikamar ,menolakinteraksidengan
orang lain ,tidakmelakukankegiatansehari hari , dependen
4. Faktorpredisposisi
kehilangan ,perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang
tidakrealistis ,kegagalan / frustasiberulang , tekanandarikelompoksebaya;
perubahanstruktursosial.
Terjadi trauma yang tibatibamisalnyaharusdioperasi ,kecelakaandiceraisuami ,
putussekolah ,PHK, perasaanmalukarenasesuatu yang terjadi ( korbanperkosaan ,
tituduhkkn, dipenjaratiba tiba) perlakuan orang lain yang tidakmenghargaiklien/
perasaannegatifterhadapdirisendiri yang berlangsung lama.
5. Aspekfisik / biologis
Hasilpengukurantada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dankeluhafisik
yang dialamiolehklien.
6. AspekPsikososial
Genogram yang menggambarkantigagenerasi
7. Konsepdiri
a. citratubuh :
Menolakmelihatdanmenyentuhbagiantubuh yang
berubahatautidakmenerimaperubahantubuh yang telahterjadiatau yang
akanterjadi.
Menolakpenjelasanperubahantubuh ,persepsinegatiptentangtubuh .
Preokupasidenganbagiatubuh yang hilang ,mengungkapkankeputusasaan,
mengungkapkanketakutan.
b. Identitasdiri
Ketidakpastianmemandangdiri
,sukarmenetapkankeinginandantidakmampumengambilkeputusan .
c. Peran
Berubahatauberhentifungsiperan yang disebabkanpenyakit , proses menua ,
putussekolah, PHK.
d. Ideal diri

7
Mengungkapkankeputusasaankarenapenyakitnya :mengungkapkankeinginan
yang terlalutinggi.
e. Hargadiri
Perasaanmaluterhadapdirisendiri , rasa bersalahterhadapdirisendiri ,
gangguanhubungansosial , merendahkanmartabat , mencederaidiri,
dankurangpercayadiri.
8. Status Mental
Kontakmataklienkurang /tidakdapatmepertahankankontakmata ,kurangdapat
memulaipembicaraan , kliensukamenyendiridankurangmampuberhubungan
dengan orang lain , Adanyaperasaankeputusasaandankurangberhargadalam hidup.

9. Kebutuhanpersiapanpulang.
a. Klienmampumenyiapkandanmembersihkanalatmakan
b. Klienmampu BAB dan BAK, menggunakandanmembersihkan WC,
membersikandanmerapikanpakaian.
c. Padaobservasimandidancaraberpakaianklienterlihatrapi
d. Kliendapatmelakukanistirahatdantidur , dapatberaktivitasdidalamdan
e. diluarrumah
f. Kliendapatmenjalankan program pengobatandenganbenar.
10. MekanismeKoping
Klienapabilamendapatmasalahtakutatautidakmaumenceritakannyapada orang
oranglain(lebihseringmenggunakankopingmenarikdiri)
11. DiagnosaKeperawatan
DiagnosaKeperawatanadalahidentifikasiataupenilaianpolaresponsbaikaktualmau
punpotensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalahkeperawatan yang seringmuncul yang
dapatdisimpulkandaripengkajianadalahsebagaiberikut :

1. Isolasisosial
2. Gangguankonsepdiri
3. Hargadirirendah
4. Resikoperubahansensoripersepsi
5. Kopingindividu yang efektifsampaidenganketergantunganpada orang lain

8
6. ResikoPerilakuKekerasan

Risikoperilakukekerasan Akibat

Gangguansensoripersepsi:
halusinasipendengaran

Isolasisosial
Defisitperawatandiri
MasalahUtama

Kopingkeluargati Hargadirirendah Penyebab


dakefektif

Sumber: Keliat, 2005

9
diagnosa Tujuan umum Tujusn khusus Intervensi
Isolasi sosial Dapat 1) Klien dapat membina hubungan saling Intervensi:
berinteraksi percaya a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
dengan baik jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
secara kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
bertahap b. Beriperhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
c. Dengarkan dengan empati: berikesempatan bicara, jangan terburu-
buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
2) Klien dapat menyebutkan penyebab Intervensi :
menarik diri a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya

3) Klien dapat menyebutkan keuntungan Intervensi


berhubungan dengan orang lain dan 1) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
kerugian tidak berhubungan dengan dengan orang lain
orang lain a. Beri kesempatan kepada klienuntuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
c. Berireinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
2) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

10
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4) Klien dapat berinteraksi dengan perawat, Intervensi:


perawat lain, klien lain, kelompok lain a. observasi prilaku klien saat berhubungan sosial
b. beri motivasi dan bantuan klien untuk berkenalan
c. libatkan klien dalam TAK
d. beri motivasi klien dalam melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal
e. beri pujian terhadap kemampuan klien
5) Klien dapat mengungkapkan Intervensi:
perasaannya setelah berhubungan a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
6) Klien dapat menjelaskan tentang Intervensi:
pengertian, tanda dan gejala, cara a. Diskusikan peran pentingnya peran serta keluarga untik mengatasi
merawat klien dengan menarik diri prilaku menarik diri
b. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu mengatasi prilaku
menarik diri
c. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian menarik diri, penyebab dan
cara merawat klien menarik diri
d. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
e. Beri motivasi keluarga
f. Beri pujian kepada keluarga
7) Klien dapat menyebutkan manfaat Intervensi:
minum obat a. Diskusikan dengan klien ttentang manfaat dan kerugian tidak minum
obat
b. Pantau saat penggunaan obat
c. Beri pujian jika menggunakan obat yang benar
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat
e. Anjurkan untuk konsultasu kepada tenaga kesehatan jika terjadi yang
tidak diinginkan

11
12
STRATEGI PELAKSANAAN

SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien


mengenalpenyebabisolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan
mengajarkan pasien berkenalan.
Orientasi :
Selamat pagi! Saya Suster Mira. Saya senang dipanggil Suster Mira.Saya
perawat disini.
Siapa nama Anda?senang dipanggil apa?
Apa keluhan Z hari ini?Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga
dan teman-teman Z?Mau di mana kita bercakap?Bagaimana kalau di ruang tamu?Mau
berapa lama, Z?Bagaimana kalau 15 menit?
Kerja :
(Jika pasien baru)
Siapa saja yang tinggal serumah dengan Z?Siapa yang paling dekat dengan
Z?Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan Z?Apa yang membuat Z jarang bercakap-
cakap dengannya?
(Jika pasien sudah lama dirawat)
Apa yang Z rasakan selama Z dirawat disini?Z merasa sendirian?Siapa saja yang
Z kenal di ruangan ini?
Apa saja kegiatan yang biasa Z lakukan dengan teman yang Z kenal?
Apa yang menghambat Z dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?
Menurut Z, apa saja manfaatnya kalau kita memiliki teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap.Apa lagi? (Sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah, apa
kerugiannya kalau Z tidak memiliki teman? Ya, apa lagi? (Sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa).Nah, banyak juga ruginya tidak punya teman, ya? Jadi, apakah Z
belajar bergaul dengan orang lain?
Bagus! Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?
Begini lho Z, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita,
nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi kita. Contohnya :Nama saya ZN,
senang dipanggil Z. Asal saya dari kota X, hobi memasak.
Ayo Z dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Z. Coba berkenalan dengan
saya! Coba sekali lagi.Bagus sekali!
Setelah Z berkenalan dengan orang tersebut Z bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan Z bicarakan, misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan, dan sebagainya.
Terminasi :
Bagaimana perasaan Z setelah kita latihan berkenalan?
Z tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali. Selanjutnya Z
dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi sehingga Z lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain. Z mau mempraktikkan ke orang lain? Bagaimana kalau Z mencoba
berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, Z mau kan?
Baiklah, sampai jumpa!
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan
orang pertama (seorang perawat)
Orientasi :
Selamat pagi Z!bagaimana perasaan Z hari ini?
Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan?
Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan Suster!
13
Bagus sekali, Z masih ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak Z
mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat N. Tidak lama kok, sekitar 10 menit.
Ayo kita temui perawat N disana!
Kerja
(Bersama-sama Z, perawat mendekati perawat N)
Selamat pagi perawat N, Z ingin berkenalan dengan N. Baiklah Z, Z bisa
berkenalan dengan perawat N seperti yang kita praktikkan kemarin. (Pasien
mendemostrasikan cara berkenalan dengan perawat N. Memberi salam, menyebutkan
nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
Ada lagi yang Z ingin tanyakan kepada perawat N?Coba tanyakan tentang
keluarga perawat N!
Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Z dapat menyudahi perkenalan ini.
Lalu Z, bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang
nanti.
Baiklah perawat N, karena Z sudah selesai berkenalan, saya dan Z akan kembali
ke ruangan Z. Selamat pagi! (Bersama pasien, perawat Mira meninggalkan perawat N
untuk melakukan terminasi dengan Z di tempat lain.)
Terminasi :
Bagaimanaperasaan Z setelahsetelahberkenalandenganperawat N?
S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi.
Pertahankan terus apa yang sudah Z lakukan tadi.jangan lupa untuk menanyakan
topik lain supaya perkenalan berjalan lancar, misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan
sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain? maria masukkan ke dalam
jadwal. Mau berapa kali sehari?Bagaimana kalau 2 kali.Baik, nanti Z coba sendiri. Besok
kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok!

SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan


orang kedua-seorang pasien)
Orientasi :
Selamat pagi Z!Bagaimana perasaan Z hari ini?
Apakah Z bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang (jika jawaban
pasien, ya, perawat dapat melanjutkan komunikasi berikutnya dengan pasien lain).
Bagaimana perasaan Z setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin
siang?
Bagus sekali Z menjadi senang karena punya teman lagi!
Kalau begitu Z ingin punya banyak teman lagi?
Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan teman seruangan Z yang
lain, yaitu O. Seperti biasa, kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia di ruang makan.
Kerja :
(Bersama-sama Z, perawat mendekati pasien lain)
Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.
Baiklah Z, Z sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah Z lakukan
sebelumnya. (Pasien mendemostrasikan cara berkenalan : memberi salam, menyebutkan
nama, nama panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama)
Ada lagi yang Z ingin tanyakan kepada O?Kalau tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, Z bisa sudahi perkenalan ini.Lalu Z bisa buat janji bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi jam 4 sore nanti (Z membuat janji untuk bertemu kembali dengan O).
Baiklah O, karena Z sudah selesai berkenalan, saya dan Z akan kembali ke
ruangan Z. Selamat pagi (bersama pasien perawat meninggalkan O untuk melakukan
terminasi dengan Z di tempat lain).
Terminasi :
Bagaimana perasaan Z setelah berkenalan dengan O?
14
Dibandingkan kemarin pagi, Z tampak lebih baik ketika berkenalan dengan O.
Pertahankan apa yang sudah Z lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan
O jam 4 sore nanti.
Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi, satu hari Z dapat berbincang-
bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, Z
bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya Z bisa
berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana Z, setuju kan?
Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman Z. Pada jam
yang sama dan tempat yang sama ya.
Sampai besok!

a. Pada keluarga
SP 1 keluarga : Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai
masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien isolasi sosial.
Orientasi :
Selamat pagi Pak!Perkenalkan saya perawat Mira.Saya yang merawat anak Bapak, Z, di
ruang ini.
Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?
Bagaimana perasaan Bapak hari ini?Bagaimana keadaan Z sekarang?
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara
perawatannya?
Kita diskusi di sini saja ya?Berapa lama Bapak punya waktu?
Bagaimana kalau setengah jam?
Kerja :
Apa masalah yang Bapak hadapi dalam merawat Z?Apa yang sudah dilakukan?
Masalah yang dialami oleh anak Z disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain. Tanda-tandanya,
antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, dan kalaupun berbicara
hanya sebentar dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini muncul karena memiliki
pengalaman yang mengecewakan ketika berhubungan dengan orang lain, seperti sering
ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang-orang yang dicintai. Jika masalah
isolasi sosial ini tidak diatasi, seseorang dapat mengalami halusinasi, yakni mendengar
suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.Untuk menghadapi keadaan yang
demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi Z. Untuk merawat
Z, keluarga perlu melakukan beberapa hal.Pertama, keluarga harus membina hubungan
saling percaya dengan Z, caranya adalah dengan bersikap peduli terhadap Z dan jangan
ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada Z untuk
dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar
dan jangan mencela kondisi Z. Selanjutnya jangan biarkan Z sendiri.Buatlah rencana atau
jadwal bercakap-cakap dengan Z, misalnya ibadah bersama, makan bersama, rekreasi
bersama, atau melakukan kegiatan rumah tangga bersama.
Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu? Begini
contoh komunikasinya Pak, Z, Bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap
dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama.Bapak senang sekali melihat
perkembangan kamu, Nak. Coba kamu berbincang-bincang dengan yang lain. Bagaimana
Z, kamu mau coba kan, Nak?
Nah, coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan!
Bagus, Bapak telah memperagakan dengan baik sekali!
Sampai di sini ada yang ingin ditanyakan Pak?
Terminasi :
Baiklah waktunya sudah habis.Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?
15
Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial.Selanjutnya dapatkah
Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak Bapak yang mengalami masalah isolasi
sosial?
Bagus sekali, Bapak dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut!Nanti
kalau ketemu Z coba bapak lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar
mereka juga melakukan hal yang sama.
Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung dengan Z?
Kita bertemu di sini ya Pak, pada jam yang sama. Selamat pagi!

SP 2 keluarga : Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien isolasi sosial


langsung di hadapan pasien.
Orientasi :
Selamat pagi Bapak!Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari
beberapa hari yang lalu?
Mari praktikkan langsung pada Z! Bapak punya waktu berapa lama?Baik kita
akan coba 30 menit.
Sekarang mari kita temui Z!
Kerja :
Selamat pagi Z. Bagaimana perasaan Z hari ini?
Bapak Z datang membesuk. Beri salam! Bagus.Tolong Z tunjukkan jadwal
kegiatannya! (Kemudian anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Nah, Pak, sekarang Bapak dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari yang lalu. (Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat
pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
Bagaimana perasaan Z setelah berbincang-bincang dengan ayah Z?
Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu.
(Perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
Terminasi :
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?Bapak sudah bagus
melakukannya.
Mulai sekarang Bapak sudah dapat melakukan cara perawat tersebut pada Z.
Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang ya Pak?

SP 3 keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.


Orientasi :
Selamat pagi Pak!Karena besok Z sudah boleh pulang, kita perlu membicarakan
tentang perawatan Z di rumah.
Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal Z tersebut di sini saja.
Berapa lama kita dapat bicara?Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja :
Bapak, ini jadwal Z selama di rumah sakit.Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan
di rumah?Di rumah Bapak yang menggantikan perawat.Lanjutkan jadwal ini di rumah,
baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya.Berikan pujian jika benar
dilakukan.Hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditambah anak
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Z terus-menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera hubungi perawat K di Puskesmas Inderapuri, yang dekat dari rumah

16
Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya (0651)xxx. Selanjutnya perawat K tersebut yang
akan memantau perkembangan Z selama berada di rumah.
Terminasi :
Bagaimana Pak? Ada yang belum jelas?Ini jadwal kegiatan harian dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke
Puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.Silahkan selesaikan
administrasinya.

DAFTAR PUSTAKA

17
Townsend M. C, (1998).
DiagnosaKeperawatanpadaKeperawatanPsikiatri,PedomanuntukPembuatanRencanaK
eperawatan , Jakarta : EGC.

Anna Budi Keliat, SKp. (2000). AsuhanKeperawatanKlienGangguanSosialMenarikDiri,


Jakarta ;FakultasIlmuKeperawatanUniversitas Indonesia..

Rasmun, (2001).KeperawatanKesehatan Mental


PsikiatriTerintegrasiDenganKeluarga.Konsep, Teori, AsuhanKeperawatandanAnalisa
Proses Interaksi (API). Jakarta :fajarInterpratama.

Stuart and Sundeen, BukuSakuKeperawatanKesehatanJiwa, alihbahasaHapid AYS, Jakarta :


PenerbitBukuKedokteran EGC.

18

You might also like