You are on page 1of 24

BAB 5

LAPORAN PENDAHULUAN RPK

A. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Perilaku adalah tingkah laku atau sikap seseorang yang dicerminkan seseorang
sebagai kebiasaannya. Kekerasan yaitu sering juga disebut gaduh-gaduh atau amuk.
Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi
kata-kata ancaman-ancaman,melukai disertai melukai pada tingkat ringan, dan yang paling
berat adalah melukai/ merusak secara serius. Perilaku kekerasan adalah tingkah laku
individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Menurut Stuart dan Laraia (1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan
secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional,
marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa,
tidak bermoral). Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan
skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008).
Jadi, Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak
sesuai dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat
membayangkan/mencederai diri sendiri, orang lain bahkan merusak lingkungan.

2. Rentang Respon
Respon adatif Respon maladatif

Pernyataan Frustasi Pasif Agresif Marah Amuk dan kekerasan

a. Respon marah yang adaptif meliputi :


1) Pernyataan (Assertion)
Respon marah dimana individu mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa
marah, rasa tidak setuju, tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Hal ini
biasanya akan memberikan kelegaan.
2) Frustasi : Respons yang terjadi akibat individu gagal dalam mencapai tujuan,
kepuasan, atau rasa aman yang tidak biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak
menemukan alternatif lain.
1
b. Respon marah yang maladaptif meliputi :
1) Pasif
Suatu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk mengungkapkan perasaan
yang sedang di alami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.
2) Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu untuk menuntut
suatu yang dianggapnya benar dalam bentuk destruktif tapi masih terkontrol.
3) Amuk dan kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilang kontrol, dimana individu
dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Pasif Asertif Agresif
Positif dan Menyombongkan diri,
Negatif dan
menawarkan diri, merendahkan orang
merendahkan diri,
Isi contohnya lain, contohnya
contohnya perkataan :
Pembicaraan perkataan : perkataan :
Dapatkah saya ?
Saya dapat Kamu selalu
Dapatkah kamu ?
Saya akan Kamu tidak pernah
Tekanan
Cepat lambat, mengeluh Sedang Keras dan ngotot
Suara
Kaku, condong ke
Posisi badan Menundukkan kepala Tegap dan santai
depan
Menjaga jarak dengan Mempertahankan jarak Siap dengan jarak akan
Jarak
sikap acuh/mengabaikan yang nyaman menyerang orang lain
Mengancam, posisi
Penampilan Loyo, tidak dapat tenang Sikap tenang
menyerang
Mempertahankan
Kontak Mata melotot dan
Sedikit/sama sekali tidak kontak mata sesuai
Mata dipertahankan
dengan hubungan
3. Etiologi
a. Gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
b. Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang
diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia
tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang
lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan. Hilangnya harga diri ; pada
dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan
ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak
berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.

2
c. Akibatnya klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu
tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
4. Tanda Dan Gejala
o Fisik : mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
o Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras,
kasar dan ketus.
o Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif.
o Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
o Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak jarang
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
o Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral dan
kreativitas terhambat.
o Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindirin.
o Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.
Selain itu secara rinci dapat di lihat seperti di bawah ini:
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Mengatupkan rahang dengan kuat
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Mengancam secara verbal atau fisik
h. Merusak barang atau benda
i. Mengepalkan tangan
j. Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak
k. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
l. Memukul jika tidak senang
m. Tidak memiliki kemampuan mencegah/ mengendalikan prilaku kkerasan

3
5. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor predisposisi,
artinya mungkin terjadi perilaku kekerasan jika factor berikut di alami oleh individu :
1) Psikologis : kegagalan yang dialami dapat mnimbulkan frustasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu
perasaan di tolak, di hina, di aniyaya atau saksi penganiayaan.
2) Perilaku : reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi
individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3) Sosial budaya : budaya tertutup dan membalas secara alam (positif agresif) dan
control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan diterima (permissive)
4) Bioneurologis : banyak pendapat bahwa kerusakan sisitem limbic, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidak seimbangan neurotransmiter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.
b. Faktor Presipitasi
Factor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang
lain. Kondisi klien seperti ini kelemahan fisik (penyakit fisik), keputus asaan, ketidak
berdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan.
Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintainya / pekerjaan dan kekerasan
merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi yang profokatif dan konflik dapat pula
memicu perilaku kekerasan.
6. Tingkah Laku
a. Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebar.
b. Memaksakan kehendak, merampas makanan, memukul jika tidak senang
Perilaku yang berkaitan dengan marah antara lain :
1) Menyerang atau menghindar (flight or fight)
Timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin
menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar,
mual, sekresi HCL meningkat, peristaltik usus menurun, pengeluaran urine dan
saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan meningkat disertai ketegangan otot,
seperti rahang terkatub, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang
cepat.

4
2) Menyatakan dengan jelas (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah disamping dapat dipelajari juga akan
mengembangkan pertumbuhan diri pasien.
3) Memberontak (acting out)
Perilaku biasanya disertai kekerasan akibat konflik perilaku acting out untuk menarik
perhatian orang lain.
4) Amuk atau kekerasan (violence)
Perilaku dengan kekerasan atau amuk dapat ditujukan pada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan
7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diharapkan pada penatalaksanaan
stress, termasuk upaya penyelasaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri (tuart dan sundeen, 1998 hal : 33)
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri
antara lain :
a. Sublimasi : menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluranya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti
meremas remas adona kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuanya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi : menyalahkan orang lain kesukaranya atau keinginanya yang tidak baik,
misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan
seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temanya tersebut mencoba
merayu, mencumbunya
c. Represi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh tuhan.
Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakanya.
d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan. Dengan
melebih lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakanya sebagai
rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kuat.
5
e. Deplacement : melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan. Pada obyek
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu.
Misalnya : timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan hukuman dari
ibunya karena menggambar didinding kamarnya. Dia mulai bermai perang-perangan
dengan temanya.
8. Penatalaksanaan Umum
a. Farmakoterapi
Klien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan yang tepat. Adapun
pengobatan dengan neuroleptika yang mempunyai dosis efektif tinggi contohnya
Clorpromazine HCL yang berguna untuk mengendalikan psikomotornya. Bila tidak ada
dapat digunakan dosis efektif rendah, contohnya Trifluoperasine estelasine, bila tidak
ada juga maka dapat digunakan Transquilizer bukan obat anti psikotik seperti
neuroleptika, tetapi meskipun demikian keduanya mempunyai efek anti tegang, anti
cemas, dan anti agitasi.
b. Terapi Okupasi
Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja, terapi ini bukan pemberian
pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan kegiatan dan
mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena itu dalam terapi ini tidak harus
diberikan pekerjaan tetapi segala bentuk kegiatan seperti membaca Koran, main catur
dapat pula dijadikan media yang penting setelah mereka melakukan kegiatan itu diajak
berdialog atau berdiskusi tentang pengalaman dan arti kegiatan uityu bagi dirinya.
Terapi ini merupakan langkah awal yangb harus dilakukan oleh petugas terhadap
rehabilitasi setelah dilakukannyan seleksi dan ditentukan program kegiatannya.
c. Peran serta keluarga
Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberikan perawatan langsung
pada setiap keadaan(sehat-sakit) klien. Perawat membantu keluarga agar dapat
melakukan lima tugas kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat
keputusan tindakan kesehatan, memberi perawatan pada anggota keluarga, menciptakan
lingkungan keluarga yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada pada masyarakat.
Keluarga yang mempunyai kemampuan mengatasi masalah akan dapat mencegah
perilaku maladaptive (pencegahan primer), menanggulangi perilaku maladaptive
(pencegahan skunder) dan memulihkan perilaku maladaptive ke perilaku adaptif
(pencegahan tersier) sehingga derajat kesehatan klien dan kieluarga dapat ditingkatkan
secara opti9mal. (Budi Anna Keliat,1992).

6
d. Terapi somatic
Menurut Depkes RI 2000 hal 230 menerangkan bahwa terapi somatic terapi yang
diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang
mal adaftif menjadi perilaku adaftif dengan melakukan tindankan yang ditunjukkan
pada kondisi fisik klien, tetapi target terapi adalah perilaku klien
e. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik atau elektronik convulsive therapy (ECT) adalah bentuk terapi
kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan mengalirkan arus listrik
melalui elektroda yang ditempatkan pada pelipis klien. Terapi ini ada awalnya
untukmenangani skizofrenia membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya dilaksanakan
adalah setiap 2-3 hari sekali (seminggu 2 kali).
B. Pohon Masalah

RPK Terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan (CP)

HDR rendah

Koping individu in efektif

C. Pengkajian
Pengkajian Pada Pasien RPK adalah sebagai berikut :
1. Aspek biologis
Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi
epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar,
pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti
meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal,
tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah
bertambah.
2. Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi,
dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan
dan menuntut.
7
3. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual, peran
panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah
dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien
marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi,
dan diintegrasikan.
4. Aspek social
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah
sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan
mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan
mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat
mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti
aturan.
5. Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan. Hal
yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang
dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan.
2. Resiko menciderai diri dan orang lain atau lingkungan.
3. Harga diri rendah
4. Koping individu inefektif

8
E. Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
1 Resiko Perilaku Klien dapat 1. Klien dapat membina hubungan Intervensi
Kekerasan. melanjutkan peran saling percaya a. Memberi salam atau panggil nama klien
sesuai dengan b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
tanggung jawab. c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu.
2. Klien dapat mengnidentifikasi Intervensi
penyebab perilaku kekerasan Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan
sekarang dan yang lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat
marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang
dialami klien
3. Klien dapat mengidentifikasi Intervensi
tanda-tanda perilaku kekerasan. Diskusikan perasaan, tanda dan gejala yang dirasakan
pasien jika terjadi penyebab prilaku kekerasan
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara
fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara
psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara
sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara
spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara
intelektual

9
Intervensi
Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan
yang biasa dilakukan pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
4. Klien dapat mengidentifikasi c. Terhadap diri sendiri
perilaku kekerasan yang biasa d. Terhadap lingkungan
dilakukan. Intervensi
Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang
ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang
dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang
digunakan oleh klien.
5. Klien dapat mengidentifikasi c. Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari
akibat dari perilaku kekerasan cara baru yang sehat.
Intervensi
Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku
kekerasan, yaitu dengan cara berikut :
a. Fisik :
o Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
o Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam
dan pukul kasur atau bantal
b. Minum Obat :
o Bantu pasien m inum obat dengan prinsip lima
benar (benar nama pasien, obat , cara minum obat,
waktu minum obat, dan dosis obat) disertai
6. Klien dapat mengidentifikasi penjelasan mengenai kegunaan obat dan akibat
cara kontruktif dalam berespon berhneti minum obat
terhadap kemarahan. o Susun jadwal minum obat
c. Sosial/ verbal:
o Menyatakan secara asertif rasa marahnya

10
o Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara
verbal :menolak dan meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik
o Susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal
d. Spiritual :
o Bantu pasien mengenmdalikan marah secara
spiritual: kegiatan ibadah yangbiasa dilakukan
sesuai keyakinan
o Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
e. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi
persepsi untuk mengendalikan prilaku kekerasan
2 Harga Diri TUM: 1. Pasien dapat membina 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Rendah (HDR) Pasien dapat hubungan saling percaya mengungkapkan prinsip komunikasi tcrapeutik Sapa
mengontrol pasien dengan ramah laik verbal maupun non verbal
perilaku kekerasan a. Perkenalkan diri dengan sopan
pada saat b. Tanyakan nama iengkap pasien dan nama
berhubungan panggilan disukai pasien
dengan orang lain c. Jelaskan tujuan pertemuan
d. Jujur dan menepati janji
e. Tunjukkan siknp empati dan menerima pasien
apa adanya
f. Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien
Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki buat daftarnya
2. Setiap bertemu pasien dihindarknn dari metnberi
penilni; negatif
3. Utamakan memberi pujian yang realistic pada
2. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif pasien
kemampuan dan aspek positif Intervensi

11
yang dimilik 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
dapat digunakan selama sakit
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
pengguna di rumah sakit
Berikan pujian
Intervensi :
1. Meminta pasien untuk:memilih satu kcgiatan yang
3. Pasien dapat menilai mau dilakukan di rumah sakit
kemampuan yang digunakan 2. Bantu pasien melakukannya jika perlu beri contoh
3. Beri pujian atas keberhasilan pasien.
4. Diskusi kaji jadwal kegiatan harian atas kegiatan
yang telah dilatih
Catatan : Ulangi untuk kemampuan lain sampai
semua selesai
Intervensi :
4. Pasien dapat menetapkan dan 1. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba
merencanakan kegiatan sesuai kcgiatan yang telah direncanakan
dengan kemampuan yang 2. Beri pujian atas keberhasian pasien
dimiliki 3. Diskusikan kemungkinan penaksiiran di rumah
Intervensi
1. Beri pendidikan kcschatan pada keluarga tentang
cara merawat pasien dengan harga diri rcndah
2. Bantu keluarga memberikan dukungnn selama
pasien dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4. Jelaskan cara pelaksmann jadwal kegiatan pasien di
rumah
5. Anjurkan memberi pujian pada pasien setiap berhasil
5. Pasien dapat melakukan
kegiatan sesuai kondisi sakit
dari kemampuannya

12
13
STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN RESIKO PRILAKU KEKERASAN

A. Diagnosa Keperawatan
Resiko Prilaku Kekerasan
B. Tujuan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengnidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3. klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang biasa dilakukan..
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan
6. Klien dapat menyebutkan cara mencegah/ mengendalikan prilaku kekerasannya
7. Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
C. Tindakan Keperawatan Pada Pasien
1. Bina hubungan saling percaya
a. Memberi salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.
2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien
3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik aterjadi penyebab
perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
14
d. Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
c. Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu dengan cara
berikut:
a. Fisik :
o Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
o Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul kasur atau bantal
b. Minum Obat :
o Bantu pasien m inum obat dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, obat , cara
minum obat, waktu minum obat, dan dosis obat) disertai penjelasan mengenai
kegunaan obat dan akibat berhneti minum obat
o Susun jadwal minum obat
c. Sosial/ verbal:
o Menyatakan secara asertif rasa marahnya
o Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak dan meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
o Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
d. Spiritual :
o Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan ibadah yangbiasa
dilakukan sesuai keyakinan
o Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
e. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi persepsi untuk mengendalikan prilaku
kekerasan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya, serta
cara mengontrol secara fisik.
ORIENTASI :
Assalamualaikum
Selamat pagi Pak, Perkenelkan nama saya KR, pagil saya K saya perawat yang dinas di
ruang shinta ini, hari ini saya dinas dari pukul 07.00-14.00. Saya akan merawat bapak di
rumah sakitr ini. Nama bapak siapa?? Senagn dipanggil apa??
Bagaimana perasaan bapak saat ini, apakah masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang
terjadi di rumah ?
Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah bapak.
Berapa lama kita berbincang-bincang?? Bagaimana kalau 10 menit pak??
Di mana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang pak?? Di sini atau diruang tamu?
15
KERJA
Apa yang menyebabkan bapakk marah?? Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Lalu
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O ya, jadi ada 2 penyebab bapak
marah.
pada penyebab marah itu ada seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan
makanan (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang baopak rasakan?( tunggu respon
pasien)
Apakah bapak merasakan kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat dan tangan mengepal?
Setelah itu apa yang bapak lakukan?
O iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring? Apakah dengan cara ini
makanan akan terhidang? Iya, tentu saja tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul,
istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah.
Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian??
Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan pak. Salah satunya adalah dengan cara
fisik.. jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.
Ada beberapa cara, bagaimana kalau kitsa belajar satu cara dulu?
Begini pak, kalau tanda-tamnda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu
tarik nafas dari hiudung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau tiup perlahan-lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi!!!!!! Tarik dari hidung, bagus tahan,
dan tiup melalui mulut !!!! Nah, lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bias
melakukannya. Bagaimana perasaanya??
Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehinga sewaktu0-waktu rasa marah
itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak???
Iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak (sebutkan) dan yang bapak rasakan (sebutkan) dan
yang bapak lakukan(sebutkan) serta akibatnya(sebutkan).
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah yang lalu, apa yang bapak
lakukan kalu marah?? Yang belum kita ketahui dan bahas dan jangan lupa latihannya ya pak,
berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam??? Jam berapa saja pak??
Baiklah bagaimana kalau gitu 2 jam lagi saya datng dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah atau mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak???
Assalamualaikum..
SP2 Pasien: Membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan dengan cara
fisik kedua (Evaluasi latihan nafas dalam, Latihan cara fisik ke 2 pukul kasur dan
bantal, Menyusun jadwal kegiatan harian cara ke 2).
ORIENTASI
Assalamualaikum..Selamat pagi pak A, Sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang
saya datamng lagi.
Bagimana perasaaan bapak hari ini??? Adakah hal-hal yang menyebabkan bapak
marah???
Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol p[erasaan marah dengan kegiatan fisik
untuk cara yang ke 2.
Mau berapa lama??? Bagaimana kalau 20 mernit?
Dimana kita bicara?? Bagaimana kalu dirung tamu???
KERJA
Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar,
mata melotot, tangan mengepal, selain nafas dalam, bapak dapat melakukan pukul bantal dan
kasur.

16
Sekarang mari kita latihan pukul bantal dan kasur. Mana tempat tidur bapak??? Jadi nanti
kalau bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul bantal dan kasur. Nah, coba bapak lakukan !!!! pukul kasur dan bantal. Ya
bagus sekali bapak melakukannya.
kekesalan lampiaskan pada kasur dan bantal.
Nah, cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marahkemudian jangan lupa
merapikan tempat tidurnya.
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi ??
Ada berapa cara yang sudah kita latih, Coba bapak sebutkan lagi!!!! YYa, bagus.
Mari kita masukkan dalanm jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul bantal kasur m,au jam
berapa??? Bagaiman kalau setiap bangun tuidur??? Baik, jam0 5.00 pagi dan jam 15.00 sore
lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak!!! Sekarang
kitsa buat jadwalnya ya pak!! Mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal
serata tarik nafas dalam ini???
Besok pagi kita ketemu lagi dan kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar
bicara yang baik, mau jam berapa pak, Baik jam 10.00 pagi ya?? Sampai jumpa !
SP 3 Pasien : membantu Pasien Latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
sosial / verbal (Evaluasi jadwal harian untuk 2 cara fisik mengendalikan prilaku
kekersan, Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik) Susun jadwal latihan
mengungkapkan marah scara verbal).
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, Sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi.
Bagaimana pak,sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.bagus. nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan
sendiri tulis M, artinya mandarin ; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya;
dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya; belum bias melakukan.
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencagah marah?
Dimana enaknya kita berbincang bincang? Bagaimana kalau ditempat yang sama?
Berapa lama bapak mau berbincang bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita
perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 caranya pak :
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara rendah serta tidak menggunakan
kata kata kasar. Kemarai bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang sama istri
tidak diberi. Coba bapak minta uang dengan baik : bu, saya perlu uang untuk membeli
rokok . nanti bias dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain lain. Coba
bapak praktekkan. Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang enyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakana : maaf saya tidak bias melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak .
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak
dapat mengatakan : saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu coba prektekkan.
Bagus !
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap tentang cara menaontrol marah
dengan bicara yang baik?

17
coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari. bagus sekali,
sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang
baik? Bias kita buat jadwalnya.
Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari hari, misalnya meminta obat, uang, dll.
Bagus nnti dicoba ya pak !
Bagaimana kalau dua jam lagi ketemu lagi ?
Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marahbapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi? Baik sampai nanti ya!
SP 4 pasien : Membantu pasien Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
(Dikusika hasil latihan mengontrol prilaku kekerasan secara fisik dan sosial / verbal,
Latihan sholat / berdoa, Buat jadwal latihan sholat / berdoa)
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, Sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya datang lagi
baik, yang mana yang mau di coba?
Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah itu dengan
ibadah?
Dimana enaknya kitaberbincang bincang? Bagaiman kalau di tempat tadi?
Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
coba ceritakan kegiatan ibadah yang pak lakukan?
Bagus,baik,yang mana mau di coba?
Nah,kalau mbak sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.
apa kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan?
coba pilih dua kegiatan yang ingain bapak lakukan.
maei kita coba lakukan. Bagus sekali!
bapak bisa melakukan ibadah secara teratur untuk meredakan kemarahan.
TERMINASI
bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ke 3 ini?
jadi,sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.
mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak
sholat? Baik kita masukkan sholat..dan(sesuai kesepakatan pasien)
coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat baak lakukan bila bapak merasa marah
setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwalyang telah kita buat tadi
besok kita ketemu lagi ya pak?,nanti kita bicarakan cara ke 4 mengontrol rasa marah. Yaitu
dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,jam 1 ya?
nanti kita akan membicarakan cara pengunaaan yang benar untuk mengontrol rasa marah
bapak,setuju pak?
Sampai jumpa pak !
SP 5 pasien : Membantu pasien latian mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
( Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk caramencegah marah yang sudah di latih,
Latihan pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar(benar nama
pasien,benar nama obat,benar cara minum obat,benar waktu minum obat,dan benar dosis
obat). Di sertai pinjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. Susun jadwal
minum obat secara teratur.
ORIENTASI
Assalamualaikum bapak,sesuai dengan janjisya kemarin hari ini kita bertemu lagi bagaimana
pak? sudah di lakukan latihan tarik nafas dalam,pukul kasur bntal,bicara yan baik dan sholat?
Apa yang di rasakan setalahmelakukan lathan secara teratur? Coba kita lihat kegiatannya?
18
bagaimana kalau skarang kita bicara dan latihan tentang cara mium obat yang benar untuk
menggontrol rasa marah?
dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin? berapa lama
bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
(Perawat membawa obat pasien)
bapak sudah dapat obat dari dokter? Berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa
saja? Bagus! Jam berapa bapak minum? Bagus!
Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya orange namanya CPZ, gunanya agar pikiran tenang.
Yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang dan yang merah jambu namanya HLP
agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3X sehari jam
07.00 pagi, jam satu siang, dan tujuh malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering maka untuk mengatasinya dengan
menghisap-hisap es batu. bila mata trasa berkunang kunang,bapak sebaiknya istirahat dan
jangan berktifitas dulu
Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label dikotak obat apakah benar nama
bapak tertulis disitu, berapa osis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah namanya obatnya sudah benar? Diisini minta obatnya pada perawat kemudian cek lagi
apakah benar obatnya!.
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi ya pak, karena dapat terjadi
kekambuhan.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatna kedalam jadwal ya pak
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap cara minum obat yang benar?.
Coba bapak sbutkan lagi jenis obat yang bapak minum!. Bagaimana cara minum obat yang
benar?.
Nah, sudah beapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakannya dengan teratur
ya!.
Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana bapak melaksnakan kegiatan dan
sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa.

19
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KELUARGA PASIEN RESIKO PRILAKU
KEKERASAN

A. Diagnosa Keperawatan
Resiko Prilaku Kekerasan
B. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah
C. Tindakan Keperawatan
1. Diskusikan masalah yang di hadapi keluarga dalam merawat pasien
2. diskusiakn bersama keluaga tentang PK ( Penyebab, tanda dan gejala, perilkau yang
muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3. diskusikan bersama keluga kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,
seperti melampat, melemmpar benda tau memukul orang lain)
4. bantu latihan keluarga dalam merawat pasien dengan PK
a) anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah di ajarkan
oleh perawat
b) ajarkan kepada keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c) diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan jika pasien menunjukkan
gejala-gejala PK
5. buat perencanaan pulang bersama keluarga

SP 1 KELUARGA: memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara


merawat pasien PK di rumah (disskusikan maslah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien, diskusiakn bersama keluaga tentang PK ( Penyebab, tanda dan gejala, perilkau
yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut), diskusikan bersama keluga kondisi pasien
yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melampat, melemmpar benda tau
memukul orang lain)
ORIENTASI
selamat pagi bu, perkenalkan nama saya aka, saya perawat diruang soka ini, saya akan
merawat bapak atau pasien, nama ibu siapa,? senangnya dipanggil apa, ?
bisa kita berbincang bincabg sekarang tentang masalah yang ibu hadapi, berapa lama
ibu kita berbincang-bincang??bagaimana kalau 30 menit???
diamana enaknya kita berbincang-bicang Bu?,bagaimna kalau dikantor perawat?,
KERJA
Bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat keluaraga?, apa yang ibu lakukan?baik
Bu, saya akan menjelaskan tentang marah bapak dan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan.
Bu., marah adal perasaan yang wajar, tapi jiaka tidak disalurkan dengan benra akan
membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
hal yang mnyebabka suami ibu marah dan mengamuk adalah kalua dia merasa dia
20
direndahkan dan keinnginannya tidak dipenuhi.
tanda orang marah adalah tampak tegang dan marah, kemudian elihatan gelisah, dan
biasanya setelah itu dia akan melampisakannya, dengan membanting-banting perabot rumah
tangga atau memukul taau bicara kasar. kalau ssedang marah apa yang terjadi sma bapak?
lalu apa yang busa bapak lakukan kalau sedang marah?
jika hal itu terjadi ibu sebaiknya tetap tenang, bicara lembut, tetap tegas, jangan lupa jga
jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas dan pisau. jauhkan
kuga anak-anak kecil dari bapak.
jika bapak masih marah dan ngmuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah sebelumnya
di ikat dahulu( ajarkan caranya pada keluarga).
jangan lupa minta bantuan saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak mneyakiti bapak
dan jelaskan alas an mnegikat, agar bapak tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
naaaaaaah bu saya sudah ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. ibu
bisa bantu bapak cara mengingatkan jadwal latihan mengendalikan marah yang sudah di
buat, yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur.
kalau bapak bisa melkukan latihannya dengan baik jangan lupa diuji ya bu.
TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap- cakap tentangg cara merawat bapak.coba
ibu sebutkan lagi cara merawat bapak.setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah
dibuat untuk bapak, ya Bu.
Bagaimna kalu kita bertemu dua hari lagi utuk latihan cara-cara yang sudah kita
bicarakan tadi lansun pada bapak? temapnya disni lagi ya Bu.?.
SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara-cara mengendalikan kemarahan ( evaluasi
pengetahuan keluarga tentang marah, anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien untuk
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat, ajarkan kepada keluarga untukl
memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara
tepat, diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan jika pasien
menunjukkan gejala-gejala prilaku kekerasan.
ORIENTASI :
selamat pagi buk, sesuai janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita bertemu lagi untuk latihan
cara-cara mengendalikan rasa marah bapak.
bagaimana buk ? masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau ibu tanyakan? Berapa lama
ibu mau kita latihan ?
bagaiman kalau kita latihan disini saja?
sebentar saya panggilkan bapak agar ibu bisa berlatih bersama.
KERJA
nah, pak , coba sceritakan kepada ibu, latihan yang sudah bapak lakukan. Bagus sekali! Coba
perlihatkan kepada ibu jadwal kegiatan bapak. Bagus !.
nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengendalikan kemarahan bapak.
sekarang kita akan coba latihanbersama-sama ya, pak ?
masih ingat pak, kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan, apa yang harus bapak
lakukan?
ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/ tiup
perlahan-lahan melalui mulut, seperti mengeluarkankemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.. tahan, dan tiup melalui mulut.
nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali.
Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik.

21
cara yang kedua, masih ingat pak, buk,? Ya benar, kalau ada yang menyebapkan bapak marah
dan perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat memukul
kasur dan bantal.
sekarang mari kita latihan memukulmkasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi nanti kalau
bapakmkesal dan dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahantersebut dengan
memukul kasur dan bantal. Nah coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak
semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya.
cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba
praktekkan langsung pada ibu cara bicara ini :
1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar, misalnya : bu,,, saya perlu uang untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan.
Bagus pak. 2) menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan maaf saya tidak bisa melakukannha kerena sedang ada kerjaan. Coba
bapak praktikkan. Bagus pak, 3) mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain
yang membuat bapak kesal bapak dapat mengatakan: saya jadi inginmarah karena perkataan
mu itu. Coba praktekkan. Bagus .
cara berikutnya kalau bapak marah apa yang harus dilakukan? Baik sekali, bapak coba
langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda marahnya rebahkan badan agar rileks.
bapak bisa melakukan ibadah secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan
kemarahan.
cara terakhir adalah minum obat yang teratur ya pak, agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya
juga tenang tidak ada rasa marah.
bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat ? bagus !
apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat ? wah bagus sekali!
dua hari yang lalu sudah saya jelaskan obat yang bapak dapatkan, ibu tolong selama dirumah
ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan
dokter.
TERMINASI
baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara
mengendalikan marah langsung kepada bapak?
Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengendalikan marah?
selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak untuk melaksanakan jadwal latihan yang telah
dibuat. Jangan lupa berikan pujian untuk bapak bila dapat melakukan dengan benar ya bu!
karena bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaiman kalau 2 hari lagi ibu bertemu saya
untuk membicarakan jadwal aktivitas bapak selama di rumah nanti.
jam 10 seperti hari ini ya bu. Di ruang ini juga.
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI
selamat pagi pak, bu, karna besok bapak sudahboleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
bertemu untuk membicarakan jadwal bapak selam dirumah.
bagaimana pak, buk selama ini membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat bapak ?
apakah sudah dipuji keberhasilannya?
nah bagaimana kalau sekarang kita bicarakan jadwal di rumah disini saja?
berapa lama bapak dan ibu mau kita bicara? bagaiman kalau 30 menit?
KERJA
pak, buk, jadwal kegiatan bapak selama dirumah sakit tolong di lanjutkan dirumah, baik jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Mari kita lihat jadwal bapak!
hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang ditampiulkan oleh bapak
selama dirumah, misalnya bapak menolak minum obat atau memeprlihatkan prilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi suster E di Puskesmas indra Puri,

22
puskesmas terdekat dari rumah ibu atau bapak, ini no telpon puskesmasnay (0370) xxxxx. Jik
atidak teratasi suster E akan merujuk ke RSJ.
. selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan Bapak selama di rumah.
TERMINASI
bagaimana bu ? ada yang ingin ditanyakan?
coba ibu sebut apa saja hal yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda dan gejala, tindak
lanjut ke puskesmas).
baiklah, silakan menyelesaikan administrasi! Saya akan persiapkan pakaian dan obatnya.

23
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,L.J., (1995), Buku saku diagnosa keperawatan, ; EGC : Jakarta.

Dalami, E., Suliswati, Rochimah, Suryanti, K., & Lestari, W., (2009), Asuhan keperawatan klien

dengan gangguan jiwa : CV.Trans Info Medika : Jakarta

Keliat,B.A., Panjaitan, R., & Helena, N., ( 2006), Proses keperawatan kesehatan jiwa, edisi 2,

EGC: Jakarta

Keliat,B.A & Akemat ( 2010), Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, EGC: Jakarta

Yosep, I., (2007), Keperawatan jiwa, Aditama : Bandung

24

You might also like