You are on page 1of 13

LAPORAN PERORANGAN

(Control dan Monitoring PLTA Pumped Storage Berbasis Microcontroller)

Oleh :
Risma Fajar Rahayu
14724027
Kelompok 6
D4 Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik

Peran yang Harus dilakukan

Pada projek pembuatan PLTA Pumped Storage dibagi menjadi 2 kelompok


yaitu control dan monitoring. Setiap anggota klompok mendapatkan peran masing-
masing. Dan salah satunya peran yang dilakukan yaitu membahas tentang control
pada arus yang menggunakan ACS 712 pda Arduino.

I. ACS 712 (Allegro Current Sensor )


Sensor ACS712 adalah merupakan sensor untuk mendeteksi arus. Penggunaan
sensor arus ACS712 ini Kebanyakan memiliki kekurangan yakni nilai arus yang di
dapatkan dari sensor tidak linear sehingga terkadang kita membutuhkan tingkat
linear yang lebih tinggi. Sebelum membahas lebih lanjut, akan di jelaskan terlebih
dahulu tentang sensor arus ACS712. ACS712 ini memiliki tipe variasi sesuai
dengan arus maksimal yakni 5A, 20A, 30A. ACS712 ini menggunakan VCC 5V.

Sensor arus ACS712 dapat mengukur arus positif dan negatif dengan kisaran -5A sampai 5A.
Sensor ini memelukan suplai daya sebesar 5V. Untuk membaca nilai tengah (nol Ampere)
tegangan sensor diset pada 2.5V yaitu setengah kali tegangan sumber daya VCC = 5V [1]. Pada
polaritas negatif pembacaan arus -5A terjadi pada tegangan 0,5V. Tingkat perubahan tegangan
berkorelasi linear terhadap besar arus sebesar 400 mV/Ampere.

Sensor Arus ACS712

Sensor arus yang digunakan berupa modul sensor arus ACS712 yang memiliki kegunaan untuk
mendeteksi besar arus yang mengalir lewat blok terminal[1].
Feature dan manfaat yang diberikan oleh sensor arus ACS712 seperti berikut [2]:
Rendah noise
Bandwidth Perangkat diatur melalui FILTER pin baru waktu naik
5 mikrodetik keluaran dalam menanggapi arus masukan
Bandwith 80 kHz
Total output error 1,5% pada TA = 25 C
Tampak Kecil, low-profile paket SOIC8
1,2 MW resistansi konduktor internal
Isolasi tegangan 2,1 kVRMS minimum dari pin 1-4 ke pin 5-8
5.0 V, operasi catu daya tunggal
66-185 mV / A sensitivitas keluaran

Pada gambar 2 menunjukkan rangkaian sensor arus ACS712. Hasil pembacaan dari modul
sensor arus perlu disesuaikan kembali dengan pembacaan nilai arus sebenarnya yang
dihasilkan. Konfigurasi Pin dari sensor arus ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1 Tabel konfigurasi Pin ACS712 [2]


Riki Rizkiansyah141724026

Peran yang Harus dilakukan

Peran yang dilakukan praktikan dalam projek pembuatan control and monitoring PLTA
Pumped Storage adalah mengontrol dan memonitor level kekosongan air. Dalam
pengkurannya digunakan sensor ultrasonic HC-SR04.
Sensor HC-SR04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang ultrasonik. Prinsip kerja
sesnsor ini pirip dengan radar ultrasonik. Gelombang ultrasonik di pancarkan kemudian di
terima balik oleh receiver ultrasonik. Jarak antara waktu pancar dan waktu terima adalah
representasi dari jarak objek. Sensor ini cocok untuk aplikasi elektronik yang memerlukan
deteksi jarak.
Sensor HC-SR04 adalah versi low cost dari sensor ultrasonic PING buatan parallax. Perbedaaannya
terletak pada pin yang digunakan. HC-SR04 menggunakan 4 pin sedangkan PING buatan parallax
menggunakan 3 pin. Pada Sensor HC-SR04 pin trigger dan output diletakkan terpisah. Sedangkan jika
menggunakan PING dari Parallax pin trigger dan output telah diset default menjadi satu jalur. Tidak ada
perbedaaan signifikan dalam pengimplementasiannya. Jangkauan karak sensor lebih jauh dari PING
buatan parllax, dimana jika ping buatan parllax hanya mempunyai jarak jangkauan maksimal 350 cm
sedangkan sensor HC-SR04 mempunyai kisaran jangkauan maksimal 400-500cm.

Spesifikasi:

Jangkauan deteksi: 2cm sampai kisaran 400 -500cm


Sudut deteksi terbaik adalah 15 derajat
Tegangan kerja 5V DC
Resolusi 1cm
Frekuensi Ultrasonik 40 kHz
Dapat dihubungkan langsung ke kaki mikrokontroler

Fungsi Pin-pin HC-SR04

1. VCC = 5V Power Supply. Pin sumber tegangan positif sensor.


2. Trig = Trigger/Penyulut. Pin ini yang digunakan untuk membangkitkan sinyal ultrasonik.
3. Echo = Receive/Indikator. Pin ini yang digunakan untuk mendeteksi sinyal pantulan
ultrasonik.
4. GND = Ground/0V Power Supply. Pin sumber tegangan negatif sensor.

Karakteristik HC-SR04
Tegangan sumber operasi tunggal 5.0 V
Konsumsi arus 15 mA
Frekuensi operasi 40 KHz
Minimum pendeteksi jarak 0.02 m (2 cm)
Maksimum pendeteksian jarak 4 m
Sudut pantul gelombang pengukuran 15 derajat
Minimum waktu penyulutan 10 mikrodetik dengan pulsa berlevel TTL
Pulsa deteksi berlevel TTL dengan durasi yang bersesuaian dengan jarak deteksi
Dimensi 45 x 20 x 15 mm
Diagram Waktu HC-SR04
HC-SR04 memerlukan sinyal logika 1 pada pin Trig dengan durasi waktu 10
mikrodetik (us) untuk mengaktifkan rentetan (burst) 8x40KHz gelombang
ultrasonik pada elemen Pembangkitnya. Selanjutnya pin Echo akan berlogika
1 setelah rentetan 840 KHz tadi, dan otomatis akan berlogika 0 saat
gelombang pantulan diterima oleh elemen Pendeteksi gelombang ultrasonik.


Gambar 2. Diagram Waktu HC-SR04.

Cara Kerja Sensor Ultrasonik


Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat
yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan
menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika
sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan
menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah
gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali
gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor,
kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan
waktu gelombang pantul diterima.
Gambar cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver (atas), sensor ultrasonik
dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver sealigus

Rangkaian Sensor Ultrasonik


Piezoelektrik
Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika
dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan,
maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Jika
rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik yang sama,
maka dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver. Frekuensi yang
ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuiakan frekuensi kerja dari
masing-masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser
piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik.

Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang
ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan
dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah
rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal.
Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal tergantung dari disain
osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik
yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar
dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator.
Gambar rangkaian dasar dari transmitter ultrasonik

Receiver
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang
berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter
yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS
(Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi
yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat
gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan
piezoelektrik tersebut.

Gambar rangkaian dasar receiver sensor ultrasonik

Pada penggunaan tugas ini, sensor bekerja sebagai pengukur level kekosongan air dengan
batasan ketinggian disetting pada 5cm.
Pembagi Tegangan

Rangkaian Dasar Pembagi Tegangan

Dari rangkaian pembagi tegangan diatas dapat dirumuskan tegangan output VO. Arus (I) mengalir
pada R1 dan R2 sehingga nilai tegangan sumber VI adalah penjumlahan VSdan VO sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian ( o S v , v ), masing-masing sebading
dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Sehingga besarnya VO dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Rangkaian Pembagi Tegangan Terbebani

Gambar rangkaian pembagi tegangan diatas memperlihatkan suatu pembagi tegangan dengan
beban terpasang pada terminal keluarannya, mengambil arus io dan penurunan tegangan sebesar vo.
Kita akan mencoba menemukan hubungan antara io dan vo . Jika arus yang mengalir melalui R1
sebesar i seperti ditunjukkan dalam gambar, maka arus yang mengalir lewat R2 adalah sebesar iio.
Dimana vo/c adalah besarnya tegangan vo tanpa adanya beban, yaitu saat io=0, dan harga ini disebut
sebagai tegangan keluaran saat rangkaian terbuka (open-circuit output voltage) sebesar.

dengan

RP disebut sebagai resistansi sumber, dimana harganya sama dengan resistansi R1 dan R2 yang
dihubungkan secara paralel. Harga vo/c atau RP tergantung pada sifat dari beban, sehingga
efek vo akibat besarnya beban dapat dengan mudah dihitung dengan menggunakan penyederhanaan
rangkaian seperti terlihat pada gambar berikut.

Dengan rangkaian yang disederhanakan seperti diatas, maka dapat dengan mudah ditentukan
tengangan output vo. Dengan beban adala RL maka besarnya tegangan output vo adalah.

Rangkaian pembagi tegangan (voltage divider) merupakan dasar untuk memahami rangkaian DC
atau rangkaian elektronika yang lebih komplek.
Aplikasi Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian pembagi tegangan biasa digunakan untuk mendeteksi perubahan nilai
resistansi dari sensor-sensor yang bersifat resistif, sebagai contoh pada rangkaian
LDR:
Dengan rangkaian pembagi tegangan
seperti di atas, intesitas cahaya dapat diukur dengan mengukur nilai tegangan
VLDR (dalam volt). Karena intensitas cahaya akan mempengaruhi nilai resistansi LDR
yang dengan demikian akan mempengaruhi pula nilai VLDR.
Modul HC-05 adalah modul bluetooth yang dapat berfungsi sebagai master atau sebagai slave.
Jika Anda hanya ingin menggunakan arduino sebagai slave, maka Anda dapat menggunakan
modul bluetooth HC-06 karena modul tersebut secara default hanya dapat berfungsi
sebagai slave. Modul HC-05 pada tutorial ini menggunakan chipset buatan Cambridge Silicon
Radio (CSR) BC417143 dan telah terpasang pada breakout board. Berikut ini adalah gambar
modul HC-05 beserta keterangan pinoutnya:

Keterangan pinout di atas adalah sebagai berikut:

EN fungsinya untuk mengaktifkan mode AT Command Setup pada modul HC-05. Jika pin ini
ditekan sambil ditahan sebelum memberikan tegangan ke modul HC-05, maka modul akan
mengaktifkan mode AT Command Setup. Secara default, modul HC-05 aktif dalam
mode Data.
Vcc adalah pin yang berfungsi sebagai input tegangan. Hubungkan pin ini dengan sumber
tegangan 5V.
GND adalah pin yang berfungsi sebagai ground. Hubungkan pin ini dengan ground pada
sumber tegangan.
TX adalah pin yang berfungsi untuk mengirimkan data dari modul ke perangkat lain
(mikrokontroler). Tegangan sinyal pada pin ini adalah 3.3V sehingga dapat langsung
dihubungkan dengan pin RX pada arduino karena tegangan sinyal 3.3V dianggap sebagai
sinyal bernilai HIGH pada arduino.
RX adalah pin yang berfungsi untuk menerima data yang dikirim ke modul HC-05. Tegangan
sinyal pada pin sama dengan tegangan sinyal pada pin TX, yaitu 3.3V. Untuk keamanan,
sebaiknya gunakan pembagi tegangan jika menghubungkan pin ini dengan arduino yang
bekerja pada tegangan 5V. Pembagi tegangan tersebut menggunakan 2 buah resistor.
Resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan pada tutorial ini adalah 1K ohm dan 2K
ohm. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagian implementasi koneksi antara modul
HC-05 dan arduino UNO.
STATE adalah pin yang berfungsi untuk memberikan informasi apakah modul terhubung
atau tidak dengan perangkat lain.
Seperti dijelaskan di atas, modul HC-05 memiliki dua mode kerja yaitu mode AT Command dan
mode Data. Modul HC-05 menggunakan mode Data secara default. Berikut ini adalah
keterangan untuk kedua mode tersebut:

AT Command. Pada mode ini, modul HC-05 akan menerima instruksi berupa perintah AT
Command. Mode ini dapat digunakan untuk mengatur konfigurasi modul HC-05. Perintah AT
Command yang dikirimkan ke modul HC-05 menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan
karakter CRLF (\r\n atau 0x0d 0x0a dalam heksadesimal).
Data. Pada mode ini, modul HC-05 dapat terhubung dengan perangkat bluetooth lain dan
mengirimkan serta menerima data melalui pin TX dan RX. Konfigurasi koneksi serial pada
mode ini menggunakan baudrate: 9600 bps, data: 8 bit, stop bits: 1 bit, parity: None,
handshake: None. Adapun password default untuk terhubung dengan modul HC-05 pada
mode Data adalah 0000 atau 1234.
Berikut ini adalah contoh menggunakan mode AT Command pada modul HC-05 untuk mengatur
password yang akan digunakan ketika modul tersebut melakukan pairing ke perangkat lain
seperti ponsel, tablet atau komputer:

Langkah ini menggunakan adapter FTDI (USB to Serial). Anda dapat pula menggunakan
adapter lainnya, namun kemungkinan Anda perlu melakukan penyesuaian. Hubungkan
adapter FTDI dengan modul HC-05 sesuai dengan skema berikut ini (namun jangan
hubungkan pin Vcc dari adapter FTDI ke modul HC-05):

Sebelum menghubungkan pin Vcc adapter FTDI ke modul HC-05, terlebih dahulu tekan dan
tahan tombol yang berada pada modul HC-05 sambil menghubungkan pin Vcc pada FTDI
ke Vcc pada modul HC-05. Hal tersebut untuk mengaktifkan mode AT Command pada
modul HC-05. Jika Anda modul HC-05 berada pada mode AT Command, maka LED yang
berada pada modul tersebut akan berkedip setiap 2 detik.

Selanjutnya, gunakan serial monitor pada IDE arduino atau screen, putty dan lain
sebagainya untuk berkomunikasi dengan modul HC-05. Atur kecepatan koneksi serial
dengan nilai 38400 bps dan atur juga agar setiap perintah yang dikirimkan diakhiri dengan
karakter CRLF.

Setelah itu, periksa apakah koneksi antara modul HC-05 dan komputer sudah terhubung
dengan baik dengan memasukkan perintah AT pada serial monitor/screen/putty.

Untuk mengganti password default yang digunakan untuk pairing antara modul HC-05 dan
perangkat bluetooth lainnya, gunakan perintah (ganti nilai 4444 sesuai dengan password
yang ingin Anda gunakan) AT+PSWD=4444. Berikut ini adalah contoh sesi AT
Command menggunakan serial monitor pada arduino IDE:
x

You might also like