You are on page 1of 20

PENDAHULUAN

Dermatitis seboroik merupakan penyakit peradangan kulit


kronis yang ditandai dengan skuama kuning keabu-abuan
dan makula eritematosa yang berbatas tidak jelas, dapat
disertai rasa gatal dan biasanya pada daerah seboroik.

Penyebab dermatitis tidak diketahui dan merupakan


penyakit multifaktorial, sehingga patogenesis dari dermatitis
seboroik ini masih menjadi perdebatan.
Dermatitis Seboroik
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Dermatitis seboroik merupakan penyakit peradangan
kulit kronis yang ditandai dengan skuama kuning
keabu-abuan dan makula eritematosa yang berbatas
tidak terlalu jelas. Dapat disertai rasa gatal dan terjadi
di daerah seboroik.
AREA SEBOROIK
EPIDEMIOLOGI

Dermatitis seboroik ini dapat mengenai 11,6% dari populasi


umum dan lebih dari 70% pada bayi diumur 3 bulan pertama.

Angka kejadian sekitar 2%-5% dari populasi dan paling sering


mengenai laki-laki.

Survey dari 1116 anak, pada semua usia dan jenis kelamin
prevalensi dari dermatitis seboroik adalah 10% pada laki-laki
dan 9,5% pada perempuan.
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS
Dermatitis seboroik lebih umum terjadi pada laki-laki,
kecuali pada saat bayi dan mulai berkembang saat
remaja (puber) diperkirakan pengaruh dari hormon
spesifik, terutama androgen.

Prevalensi dermatitis seboroik pada usia tersebut cukup


tinggi dan bertepatan dengan aktivitas kalenjar
sebaseus yang aktif, dan predileksi ruam juga pada
area seboroik.
PATOGENESIS YANG MASIH
MENJADI PERDEBATAN

Teori Teori
Malassezia Hiperproliferasi

Teori
Imunologi
TEORI MALASSEZIA

Malassezia merupakan flora normal pada kulit manusia


dan ditemukan 75%-98% pada kulit normal.

Jamur ini dapat menginvasi langsung kulit seperti atau


melalui mekanisme imun seperti pada dermatitis seboroik.

Jamur ini dapat menghasilkan enzim lipase dan fosfolipid


yang dianggap merupakan faktor penting pada invasi dan
penyebaran pada host.
TEORI MALASSEZIA
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS
Peningkatan perubahan Kegagalan pasien dengan
sel dan peradangan pada ketombe dalam merespon
epidermis amphotericin B topikal

Teori
Hiperproliferasi

Pasien DS merespon Pasien DS merespon


dengan pengobatan dengan pengobatan anti-
keratolitik inflamasi
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS

Teori
Imunologi

Metabolit dari
malassezia yang Reaksi inflamasi
bersifat mengiritasi yang melibatkan
kulit dan memicu sitokin, IL-1, IL-2,
proses IL-4, intrferon
peradangan gamma
GEJALA KLINIS

- Cradle cap - Makula atau plakat,


- Lesi kemerahan atau folikular, perifolikular atau
merah kekuningan yang papula kemerahan atau
tertutup skuama berminyak kekuningan, inflamasi,
skuama dan krusta tipis
- Pada daerah genitalia sampai tebal
sering dalam bentuk krusta
kuning dan lesi psoriasiform. - Butterfly distribution
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Histopatologi KOH 10-20% Lampu Wood


DIAGNOSIS BANDING

Saluran Dada dan Kelopak Daerah


Kepala Wajah
Telinga punggung mata fleksural

Pityriasis Dermatitis Dermatitis Kandidiasis


Rosasea Pitiriasis rosea
kapitis Kontak Iritan atopik intertrigenosa

Psoriasis Dermatitis Psoriasis Psoriasis Psoriasis


Eritrasma
vulgaris Kontak Alergi vulgaris vulgaris vulgaris

Dermatitis Impetigo
Otomikosis Demodikosis Tinea kruris
kontak krustosa

Psoriasis
Rosasea
inversa
PENATALAKSANAAN
Edukasi kepada pasien bahwa penyakit ini tidak dapat
sembuh total dan mudah kambuh

Sering membersihkan dengan sabun

Aktivitas di luar rumah

Hindari penggunaan tonik rambut atau sediaan dengan


dasar alkohol
PENATALAKSANAAN
Minyak mineral hangat
Shampo anti dandruff
Kulit kepala Coal tar dan keratolitik
Losio kortikosteroid

Krim Ketoconazole 2%
Wajah Krim Hydrocortisone 1%

Zinc atau coal tar


Badan Krim Ketoconazole 2%
Benzoil peroksida

Krim Ketoconazole 2%
Intertriginosa Krim Pimecrolimus 1%
Tacrolimus ointment 0,03% atau 0,1%
PENATALAKSANAAN

Sistemik
Asam retinoat
Kapsul Itrakonazol
Tablet Kortikosteroid
Tablet Ketokonazol
PROGNOSIS
Kondisi pasien dengan dermatitis seboroik membaik
pada musim panas dan memburuk pada musim
gugur. Kekambuhan dermatitis seboroik dengan
kasus yang berat, terutama pada kulit kepala
memungkinkan terjadi alopesia. Dermatitis seboroik
pada anak-anak dan remaja menghilang seiring
berjalannya waktu, namun dapat terjadi eritroderma
seboroik.
TERIMA KASIH

You might also like