Professional Documents
Culture Documents
DASAR TEORI
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan
dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh feeder dengan transformator
step up tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil
kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya
adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R). Dengan daya
yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil
sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan
diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu
induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik
dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-
gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo
distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya
disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas
bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik
secara keseluruhan.Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan
tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan
yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara
lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban.
Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan
kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai
tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-
bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.
Relay adalah peralatan elektrik yang didesain untuk merespon kondisi input sesuai
59 Overvoltage Relay
63 Pressure Switch
86 Lockout Relay
digunakan sebagai:
ini bekerja untuk melindungi peralatan listrik lainnya apabila terjadi arus
lebih akibat:
listrik. Gangguan hubung singkat terjadi antar fasa yaitu dua fasa
PMT
OCR
1. Batas minimum
= ............................................................ (2.1)
Keterangan :
2. Batas maksimum
titik yang diamankan, maka arus hubung singkat tersebut adalah arus
= ........................................................... (2.2)
Keterangan :
1,25 0,81
(arus setting waktu tertentu), maka relay akan mulai bekerja. OCR
ditentukan.
ini selain untuk keamanan peralatan juga sering dikaitkan dengan masalah
koordinasi pengamanan.
jenis ini termasuk relay yang paling sederhana, murah dan mudah dalam
penyetelannya.
gangguan hubung singkat antar fasa, hubung singkat satu fasa ke tanah
lebih, yaitu :
Relay arus lebih seketika adaIah jenis relay arus lebih yang
paling sederhana dimana jangka waktu kerja relay yaitu mulai saat
waktu.
Keterangan gambar:
BB = Bus-bar
TC
PMT
DC
Ir
CT
I = Arus beban
= Pentanahan
t
I set Instan I
melebihi harga yang diijinkan, maka harga lr juga akan naik. Bila
naiknya harga arus ini melebihi harga operasi dari relay, maka relay
arus lebih seketika akan bekerja. Kerja dari relay ini ditandai
Relay arus lebih waktu tertentu adalah jenis relay arus lebih
BB
TC
PMT
+
DC
-
R T
Ir
CT
-
t set
I set Definite I
= + + .......................................................... (2.3)
dimana:
pemutus bekerja
up
terbalik adalah jenis relay arus lebih dimana jangka waktu relay
bekerjanya.
BB
TC
PMT
DC
R/T
Ir
CT
I set Inverse I
.
2.2.2 Directional Ground Relay (DGR)
Adalah relay arus lebih yang mempunyai elemen arah :
DGR memiliki arah, jadi selain arus gangguan DGR juga memiliki kemencengen
teganggan (kV Nol). arah atau polaritas tersebut menjadi pedoman dalam menentukan
setingan proteksi/ rele DGR. Jadi Proteksi/rele DGR hanya dapat membaca ganggua
ini jika beberapasyarat berikut di bawah ini terpenuhi :
Sedangkan GFR atau yang lebih sering disebut dengan Earth Fault, gangguan ini juga
termasuk gangguan fasa-tanah namun tidak memiliki arah. munkin penyebabnya bisa
karena gangguan tidak solit/ ngambang atau mungkin kV nol sudah nunjuk tetapi
belum memenuhi settingan rele/proteksi. Pada Penyulang settingan untuk rele DGR
rata2 adalah 2 A primer, 5 volt dari open delta PT atau sekitar 3 kV dijaringan, sudut
sesuai dengan karakteristik rele. yang penting spolaritasnya benar (ke arah depan).
Sebagai Back up jika rele DGR tidak bekerja ketika ada gangguan fasa-tanah maka
dipasang juga rele Earth Fault dengan settingan rata-rata 5 A selama 5 detik.
Sumber :Proteksi dan Kontrol penghatar (PT.PLN)
Tetapi bila sistem proteksi dilakukan secara berlebihan, yaitu terlalu mudah
untuk mengamankan padahal seharusnya ada pertimbangan tertentu sebelum
memutuskan bekerjanya sistem pengaman, maka keandalan sistem menjadi kurang
baik oleh akibat hal yang tidak perlu.Untuk mendapatkan sistem proteksi yang baik
dan keandalan yang tinggi, maka dibutuhkan sistem proteksi dengan kemampuan :
Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman yang lain pada sisi hulu dan
sisi hilirnya.
Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan.
Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-
gaya mekanik dst.
"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan
gangguan disebut sebagai sistem proteksi". Banyak hal yang harus dipertimbangkan
dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus kerja bertambah
melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi tidak
memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan
kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-rugi daya
pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan adalah
sebanding dengan kwadrat dari arus.
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang
kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi
baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk
menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil.
kerja relay jenis TMA secara prinsip sama dengan jenis SEPAM pada TMA proteksi
yang ada yaitu arus dan tegangan,sebuah relay TMA terdapat 4 buah bagian penting
yakni Electromagnet (Coil), Armature, Switch Contact Point (Saklar), dan Spring.
Untuk info lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh
kumparan Coil, berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan
Coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang dapat menarik
Armature sehingga dapat berpindah dari posisi sebelumnya tertutup (NC) menjadi
posisi baru yakni terbuka (NO).
Dalam posisi (NO) saklar dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat tidak dialiri
arus listrik, Armature akan kembali ke posisi awal (NC). Sedangkan Coil yang
digunakan oleh relay untuk menarik Contact Poin ke posisi close hanya
membutuhkan arus listrik yang relatif cukup kecil. Oh iya, buat anda yang belum tahu
apa itu NO dan NC, berikut penjelasannya.
NC atau Normally Close adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
NO atau Normally Open adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkanselalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus
menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak
menyebabkan peralatan bekerja.
3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup
lama, sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam
mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja.
b). Stabilitas
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin
besar kemungkinan kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting adalah
perlunya membuka bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang
dihubungkan sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem. Waktu pembebasan
gangguan yang tipikal dalam sistem-sistem tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana
dimasa mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga
memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying).
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh
karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan
keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis
yang penting. Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang
dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem adalah vital.
Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau
proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
Sifat ini jelas, penyebab utama dari outage rangkaian adalah tidak
bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).
g) Proteksi Pendukung
2.4 Gangguan
tegangannya.
tersebut dengan 90% dari seluruh gangguan yang mengenai SUTM adalah
fasa.
tanah, gangguan dua fasa ke tanah dan gangguan tiga fasa ke tanah.
2.4.2 Gangguan Hubung Singkat di Sistem Distribusi Listrik
fasa yang letaknya paling atas pada transmisi/ distribusi dengan konfigurasi
harus diperhitungkan.
Ia Zf
Ib Zf
Ic Zf
impedansi sama di setiap salurannya. Dan hanya arus urutan positif saja yang
0 0
[ ] = [ 0 0 ] [ ]
0 0
0 0 0 0 0 0 0
[1 ] = []1 [ 0 0 ] [] [1 ] = [ 0 0 ] [1 ]
2 0 0 2 0 0 2
= 1 =
1 +
= 2 1
= 1
fasa yang letaknya paling atas pada transmisi atau distribusi, dengan
diperhitungkan.
Kemungkinan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi dan berayun
atau distribusi.
= .................................................................................................... (2.4 )
Dimana,
20000
V = Tegangan fasa-netral sistem 20 kV = = Vph
3
Sehingga arus gangguan hubung singkat 3 fasa dapat dihitung sebagai berikut
20000
() 3 11547
3 = 1
= 1
= 1
= 1
........................................... (2.5)
diasumsikan terjadi pada 1%, 10%, dan seterusnya sampai 100% panjang
penyulang.
2.4.2.2 Gangguan 2 fasa (ke tanah)
distribusi sekaligus dua fasa. Gangguan seperti ini biasanya menjadi gangguan
dua fasa ketanah. Atau bisa juga akibat back flashover antara tiding dan dua
tahanan kaki tiang yang tinggi tersambar petir, dan lain-lain. (Pribadi dan
Wahyudi, 2010: 2)
Ia
Ib
Ic Zf
= 0, =
Maka
= 0 1 = 2
= [0 1 1] [ ]
1 1 1 0
= [0 1 ]
1 1[ 2 ] [1 ]
1 2 2
Dimana
= (2 )(1 2 )
= (2 1 + 2 )
= (2 )1
Sehingga
1 2 = 1
Maka
= (2 ) = 31
Dan
1 =
1 + 2 +
3
= =
1 + 2 +
fasa tengah pada transmisi atau distribusi. Kemungkinan lainnya adalah dari
sebagai berikut:
= ................................................................................................... (2.6)
Dimana,
Sehingga arus gangguan hubung singkat 2 fasa dapat dihitung sebagai berikut:
20000
2 = = ...................................................... (2.7)
1 + 2 1 + 2
Seperti halnya gangguan 3 fasa, gangguan hubung singkat 2 fasa juga dihitung
untuk lokasi gangguan yang diasumsikan terjadi pada 1%, 10%, dan
seterusnya sampai 100% panjang penyulang. Dalam hal ini dianggap nilai
2 = 2 1 ............................................................................. (2.8)
salah satu kawat fasa transmisi/ distribusi sesaat setelah tiang tersambar petir
Bisa juga gangguan satu fasa ketanah terjadi sewaktu salah satu kawat
transmisi/ distribusi tersentuh pohon yang cukup tinggi, dan lain-lain. (Pribadi
Zf
Ia
Ib
Ic
= 0, = 0, = 0
berikut :
1
1 = 2 = 0 =
3
30 = 0 + 1 + 2 = 0 0 + ( 1 1 ) 2 2
0 =
1 +2 +0 + 3
= 3 0
= 30
3
= 30 =
1 +2 +0 + 3
flashover antara tiang ke salah satu kawat transmisi dan distribusi. Sesaat
setelah tiang tersambar petir yang besar walaupun tahanan kaki tiangnya
cukup rendah namun bisa juga gangguan fasa ke tanah ini terjadi sewaktu
salah satu kawat fasa transmisi / distribusi tersentuh pohon yang cukup tinggi.
= .................................................................................................... (2.9)
Dimana,
20000
V = Tegangan Fasa Netral sistem 20 kV = = Vph
3
1 = 3 0 ............................................................... (2.10)
sebagai berikut :
20000
3
3 3
1 = 30 = =
1 + 2 + 0 1 + 2 + 0
34641,016 34641,016
= =
1 + 2 + 0 2 1 + 0
Fasa, Arus gangguan 1 Fasa ketanah juga dihitung untuk lokasi gangguan
yang di asumsikan terjadi pada 1%, 10%, dan seterusnya sampai 100%
Fasa dan 1 Fasa ke tanah), dapat digunakan untuk koordinasi relay proteksi
arus lebih, terutama pada OCR dari jenis inverse, manfaatnya menjadi amat
terasa karena waktu kerja relay dapat diketahui untuk setiap lokasi gangguan.
Lebih lanjut pada bab berikut akan dicoba menghitung nilai setting Arus dan
Arus gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, 2 fasa ketanah atau satu fasa
= .................................................................................................... (2.11)
Dimana :
dalam jaringan mulai dari sumber tegangan sampai ke titik gangguan (Ohm)
Lebih lanjut lagi, arus gangguan yang mengalir pada tiap komponen jaringan
juga dapat dihitung, dengan bantuan rumus tersebut diatas. Yang membedakan
antara gangguan hubung singkat 3 phasa , 2 phasa dan 1 phasa ke tanah adalah
impedansi yang terbentuk sesuai dengan macam gangguan hubung singkat itu
Z untuk gangguan 2 fasa ketanah Z = Z1 + 2+0
2 0
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan positif
Beberapa keuntungan penggunaan satuan per unit dan persen dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Impedansi ekuivalen per unit setiap trafo adalah sama dilihat dari sisi
2. Impedansi trafo pada sistem tiga fasa adalah sama, tanpa perlu
3. Satuan per unit tidak tergantung pada perubahan tegangan dan pergeseran
sudut fasa karena melalui trafo dan tegangan dasar dalam kumparan
persen pada daya dasar (kVA atau MVA) atau tegangan dasar (V atau
kV) sehingga rating impedansi dapat digunakna langsung bila harga dasar
yang digunakan sama dengan harga dasar yang tertera di plat nama
perangkat tersebut.
berbagai jenis equipment selalu tersedia yang bisa diperoleh dari berbagai
antara daya sistem satu fasa dengan daya sistem tiga fasa akan berkurang.
8. Satuan per unit sangat berguna dalam simulasi analisis sistem steady state
10. Hasil perkalian antara dua besaran dalam unit tetap mempunyai dimensi
yang sama, sementara agar satuan dari perkalian dua besaran dalam
persen tetap dalam persen maka hasil perkalian tersebut harus dibagi
dengan 100.
11. Itulah sebabnya dalam berbagai perhitungan lebih disukai menggunakan
12. Representasi data suatu sistem tenaga listrik dalam satuan unit lebih
Metode perhitungan dengan komponen simetris adalah suatu perangkat praktis yang
dapat digunakan untuk mengerti dan untuk menganalisis operasi system tenaga listrik
dalam keadaan tidak seimbang, seperti misalnya pada waktu gangguan fasa-fasa ke
tanah, kawat fasa-fasa dalam keadaan putus, beban tidak seimbang dan lain
sebagainya. Secara khusus teori komponen simetris ini menjadi sangat perlu
komponen simetris.
Dalam praktiknya terdapat berbagai cara dan model perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk studi gangguan yang dapat digunakan untuk menghitung arus dan
yang tersedia saat ini sudah sangat modular yang memungkinkan perhitungan dengan
data-data mulai dari ukuran sedang, besar, hingga sangat besar, yang dapat
urutan positif, negative, dan komponen urutan nol yang berlaku baik untuk arus
maupun tegangan. Komponen urutan positif terdiri dari tiga arus dan tegangan fasa ke
netral yang seimbang yang dibangkitkan oleh system pembangkit tenaga listrik.
Komponen tersebut mempunyai besaran yang sama dan fasa mereka saling tergeser
Sama seperti urutan positif, urutan negative juga erdiri dari tiga fasor yang sama
besar dan masing-masing saling tergeser sebesar 120. Beda hanya terletak pada arah
putaran di mana urutan positif. Jadi bila misalnya urutan positif berputar dengan
urutan a, b, c maka urutan negative menjadi a, c, b. dan bila urutan positif berputar
Anggota pasangan fasor-fasor urutan nol juga berputar berlawanan arah putaran
jarum jam namun masing-masing sama besar dan selalu berendeng pada fasa yang
sama. Ketiga fasor baik arus maupun tegangan dapat dinyatakan sebagai Iao=Ibo=Ico
dalam studi gangguan, namun pada kesempatan ini pembahasan analisis komponen
simetris tanpa membahasnya secara lebih rinci. Untuk lebih mendalami analisis
komponen simetris tersebut maka pembaca dianjurkan untuk merujuk buku-buku lain
tentang analisis gangguan sebagaimana beberapa di antaranya dapat dilihat pada buku
Diantara perhitungan yang dilakukan dalam sistem tenaga listrik adalah perhitungan
yang digunakan banyak dalam bentuk kompleks ( ada riel dan imajinernya).
akan dihitung. Penyamaan satuan parameter biasa digunakan adalah per unit (pu),
sehingga nilai Impedansi, tegangan dan arus semuanya diubah ke satuan perunit pada
suatu dasar yang ditetapkan. Biasanya dasar perhitungan untuk mendapatkan satuan
per unit yang ditetapkan terlebih dahulu adalah MVA dasar dan kVdasar, dan selanjutnya
penyebut dimana parameter daya, tegangan arus dan impedansi pada sistem tenaga
listrik sebagai pembilangnya untuk memperoleh satuan p.u. (Pribadi dan Wahyudi,
2010: 45-46)
( )2
Impedansi dasar = ..................................... (2.12)
1000
Impedansi per unit = ................................... (2.13)
()2
Arus dasar = ..................................... (2.14)
3
2
Zpu baru = () ( ) p.u .. (2.15)
Dengan dasar perhitungan diatas, semua nilai parameter jaringan yang dipakai
Ip
Id
tp td t
ta
Gambar 2.13 Grafik Perbandingan Arus Drop Off dan Arus Pick Up
Id = arus drop-off
ta = td-tp
Is = penyetelan arus
A B C
mempergunakan rumus kurva waktu Vs arus, dalam hal ini juga diambil
[[ ] 1]
= ................................................................. (2.13)
0,14
Dan
0,14
=
............................................................................ (2.14)
[ ] 1
Dimana:
k = Konstanta.
(IEC 60255-3)
Nama kurva K
IEEE Inverse 2
2.4.3.4.2 DGR
= .......................................................................................... (2.15)
Dalam memilih pola pengamanan sistem distribusi yang tepat bagi suatu
yaitu:
mempergunakan saluran udara bagi daerah luar kota maupun kabel bagi
netral mengambang. Pola 4 untuk saat ini sudah tidak digunakan di PLN
karena pada sistem ini ketika terjadi gangguan tanah terlalu kecil maka tidak
= V / R,
Diperlukan relay yang sensitif untuk dapat mendeteksi arus gangguan yang
kecil.
Proteksi terpasang:
gangguan fasa-tanah.
PBO dikoordinasikan dengan SSO dan Pengaman Lebur (PL) jenis Fuse
SSO
NGR
OCR PL PL
500 Ohm
GFR
secara langsung.
Proteksi terpasang:
PBO dikoordinasikan dengan SSO dan Pengaman Lebur (PL) jenis FCO
SSO
Solid
Grounding OCR PL PL
GFR
2.5.3 Pola III : Sistem Pentanahan dengan Tahanan Rendah (Low Resistance)
melalui tahanan rendah 40 ohm untuk SUTM atau 12 Ohm untuk SKTM.
Pola ini diterapkan di Jawa Barat, DKI dan Luar Jawa.
Proteksi terpasang:
PBO dikoordinasikan dengan SSO dan Pengaman Lebur (PL) jenis Fuse
arus lebih tanpa penutup balik (atau di blok) dan atau pelebur.
SSO
NGR
40 Ohm OCR PL PL
GFR
Pola ini pernah ada dan terakhir diterapkan di Sulawesi dan Sumatera
Ohm Relay arus lebih fasa-fasa dipilih. Jenis SSO yang dipakai
transformator distribusi.
2. Nilai tahanan Pemutus tenaga pada Gardu Saklar seksi otomatis-SSO pada
transformator distribusi.
4. Jaringan tanpa OVR (Over Voltage Relay) Pada jaringan 20kv mengambang
pedesaan) fasa.