Professional Documents
Culture Documents
Gesit barista langsung meracik minuman yang diminta Banu. Satu gelas kecil whiskey dimasukan kedalam
botol shake dengan beberapa es batu. Dua sampai tiga shake dan satu kali lemparan kecil keatas
sebelum barista itu membuka kembali botol shakenya lantas mengisikan kembali dengan perasan lemon
yang diambiil dari kota kecil di Itali. Shake kembali botolnya, kali ini lebih banyak atraksi yang ditunjukan
oleh barista itu. Beberapa pengunjung yang kebetulan memang sedang memerhatikan barista itu
mendapatkan pertunjukan menarik sembari melepas lelah. Minuman selesai dan duah buah gelas kecil
pun terlempar menyusuri meja bar.
Oliv mendekatkan mulutnya mendekati telinga Banu berapa gelas lagi baru kita kembali ke rumah
sakit?
Banu hanya mengangkat bahunya, menandakan ia memang tak tahu atau tak tertarik untuk kembali
Dua orang lelaki, Ray dan Roy, kembali dari pergumulan manusia yang kerjaannya hanya menggoyangkan
kepala. Mereka berdua menuju ke kursi kosong sebelah Banu. Sempoyongan mereka berjalan ke arah
kursi.
elo sih goyang sambil nyemok pantes lah kering Ray berteriak lebih kencang demi mengalahkan suara
hentakan musik tempat ini.
gila ye, entah perasaan gua atau gimana ya, malem ini kok lebih rame tempat ini?
yaiyalah Roy, lo ngecek gak sih kalender? Ini tuh malem minggu, goblok! timpal Oliv
hahahaha, maaf lah. Maklum kerjaaan kita kan gak kenal hari sama waktu
Dan mereka pun tertawa lepas, lepas sekali seperti sebuah balon yang terlepas dari genggaman anak
kecil. Mereka menertawakan kalimat yang terlontar dari Roy. Menertawakan juga nasib dan takdir
mereka yang baru saja mereka sadari kenapa bisa terjebak bersama nasib ini. Kalau sudah sampai
ditahap mabuk berat mereka pun pasti mengutuk Tuhan.
Satu musik diputar ulang kembali oleh dj. Kembali lantai dansa ramai diisi oleh menusia yang ingin
melepaskan segala penat dan stress yang menghantam hari-harinya.
Oliv melihat-lihat sekeliling ruangan, mencari seseorang Karla belom balik dari toilet ya?
Karla? Oh iya ye, kemana itu anak ya? Perasaan dari gua goyang tadi dia udah minggat dari sini
jackpot dia. Lu sih Roy cekokin dia. Jelas-jelas anak manja gitu gak bisa dikasih yang macem-macem
padahal gua udah pesenin cola buat dia
apanya yang gua cekokin? Sumpah deh! Noh, si Banu noh yang cekokin ntu anak Roy menunjuk kearah
Banu yang sudah tewas karna gelas terakhir yang ditenggaknya
itu juga anak parah banget, gua Tanya kapan kita balik ke rumah sakit? dia jawabnya Cuma ngangkat
bahu gitu aje
masih jam sebelas cuy. Bentar lagi lah, ampe jam dua belas aja pinta Banu
tuh Karla Ray menunjuk seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet
Mereka tertawa kembali melihat jalannya Karla yang sudah tak lurus
hooooooooooy Oliv melambaikan tangannya memberikan tanda kalau mereka berkumpul disini
biar gua aja yang jemput Ray langsung berdiri dan menyibak beberapa orang yang menghalangi
jalannya
Atmosfer ruangan menjadi panas setelah dj kembali memutarkan music yang lebih menghentak ruangan.
Terlihat beberapa orang yang memang menikmati musiknya sembari menenggak minuman yang sudah
diracik barista. Ada juga beberapa orang yang memang ingin melepaskan penatnya dan berhamburan
diantara orang-orang dengan masalah yang sama. Menggoyangkan kepala dan menghentakan kaki-kaki
mereka. Dipojok ruangan juga terlihat beberapa pasangan yang sedang bercumbu saling bertukar cinta
melalui ciuman, mungkin mereka baru berkenalan malam ini.
ayolah kita balik ke rumah sakit, liat nih Karla udah teller abis-abisan. Kasian dia kata Ray
ayo Ban! Udah dua jam lebih juga kita disini, pulang yok kali ini Oliv yang memelas dan meminta untuk
pulang
Banu sekarang sudah sedikit sadar dan sedang meneguk segela air mineral.
aku sedang mempapah Karla jadi mintalah sama Roy Ray melepaskan tangan Banu yang sudah ada di
bahu Ray
ah nyusahin banget sih lu, tipe cowo gak tanggung jawab lu mah. Yang mabok siapa yang kena getahnya
siapa? kali ini Roy yang menggerutu
Satu dua teguk lagi air mineral yang ditenggak oleh Banu barulah mereka semua berjalan keluar dari
tempat ini. Dua orang berjalan terhuyung yang dipapah dua orang pria dan satu orang lagi wanita yang
berjalan lurus memegang bungkusan yang isinya roti dan air mineral.
Selang sepuluh menit sebelum sampai ke parkiran mobil, Karla kembali muntah. Kali ini Karla muntah di
pundak Ray dan yang kena muntahan langsung berteriak kencang, menggerutu dan memaki Karla karna
kemejanya berlumuran isi perut Karla.
argh! Sial banget malem ini Ray menepuk pundaknya yang basah karna kena muntahan
ayo cepat, dokter disana sudah whatsapp gua nih. Mereka minta gantian jaga. Oliv teriak melambai ke
rombongan yang ketinggalan jalannya
lu enak gak ada beban, gua sama Ray nih punya beban apalagi Ray yang baru kena jackpot
Oliv tertawa lebar diujung sana dan Banu sedikit terkekeh saat mendengar gerutu dari Roy. Entahlah itu
gerutuan atau lawakan darinya. Sedangkan Ray masih tetap menggerutu.
Orang pertama yang masuk mobil adalah Oliv dan yang terakhir adalah Ray karna ia memang harus
mencari air dulu demi bersihkan sisa-sia muntahan yang masih lekat dikemejanya selain membersihkan
muntahan, ia juga mencoba bersihkan sebalnya pada Karla maklum saja karna memang ia yang meminta
dan memaksa Karla untuk ikut ke tempat ini. Dan Ray pun memang masih menyimpan perasaan
padanya.
Dengan tangan yang sudah siap berada di stir kemudi dan kaki yang siap menekan pedal gas dalam
kebut? Slow? Atau gimana nih? roy bertanya pada seisi mobil
jangan jalannnya zig-zag ya. Bisa-bisa jackpot lagi ini anak orang
udeh lu duduk aje disono, liat aje tanda-tanda ntu dua anak kalo mau jackpot Roy menimpali Ray
sembari memberikan uang receh pada tukang parker liar
sompret lu!
Mobil memecah jalanan ibukota yang masih ramai lalu lalang kendaraan. Kendaraan yang lalu lalang pun
terhitung bukanlah mobil ukuran kecil melainkan mobil-mobil dengan ukuran besar dan tak jarang pula
yang melintas mbil dengan ban lebih dari enam ban. Mobil-mobil ini baru keluar dari pelabuhan terlihat
dari isi mobil yang sepertinya penuh sesak oleh barang. Ada juga kendaraan yang kecil seperti mobil box
yang body mobilnya ditempel tulisan perusahaan ekspedisi barang. Kalau bukan tak buru-buru mungkin
Roy tak akan memilih jalan lewat pelabuhan.
Tiga puluh menit dilalui begitu saja oleh mereka. Ada yang sudah terpejam tertidur, ada yang masih
sibuk dengan gadget nya masing-masing, dan ada yang kerjaannya hanya melihat kedepan, kearah jalan,
membuat mobil ini selamar sampai ke tujuan. Kurang lebih dua atau tiga kali lagi lampu merah sampai
lah mereka ke rumah sakit. mobil mulai jalan perlahan, Roy tidak lagi memacu mobil terlalu cepat.
sampai! Bangun woy, kurang ajar lu semua Cuma gua sendirian yang masih melek