You are on page 1of 4

F4.

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


KEGIATAN PENJARINGAN BERUPA PEMERIKSAAN STATUS GIZI PADA
BALITA

I.Latar Belakang
Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrisi atau zat gizi ( Beck, 2000). Bila kebutuhan lebih besar
dibanding masukan disebut status gizi kurang, bila kebutuhan seimbang dengan
masukan disebut status gizi seimbang, dan bila kebutuhan lebih kecil dibanding
masukan disebut status gizi lebih. Gangguan atau penyakit yang disebabkan oleh
adanya ketidakseimbangan antara masukan zat gizi dan kebutuhan tubuh disebut
penyakit gangguan gizi atau nutritional disorders (Pudjiadi, 2003). Namun keadaan
gizi kurang (undernutrition/malnutrition) atau gizi lebih (overnutrition), keduanya tidak
selalu disebabkan oleh oleh masukan makanan yang tidak cukup atau berlebihan.
Keadaan demikian dapat juga terjadi karena kelainan dalam tubuh sendiri seperti
gangguan pencernaaan, absorpsi, utilisasi, ekskresi, dan sebagainya ( Pudjiadi, 2003).
Permasalahan gizi pada balita merupakan masalah gizi ganda yaitu masalah gizi
kurang dan masalah gizi lebih (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2008). Masalah gizi
kurang sering luput dari penglihatan ataupun pengamatan biasa serta seringkali tidak
cepat dalam penanggulangannya, hal ini dapat memunculkan masalah besar
(BAPPENAS, 2006). Hasil Riskesdas 2010 menunjukan 40,6% penduduk
mengkonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka
Kecukupan Gizi/AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 24,4%
pada balita, dan 41,2% pada anak usia sekolah (Riskesdas, 2010).
Penyebab masalah pada status gizi balita juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ketersediaan bahan makanan, pola konsumsi dan pola asuh. Perilaku dan
kebiasaan orang tua dalam menyediakan makanan keluarga di pengaruhi oleh faktor
budaya, sehingga akan memengaruhi sikap suka tidak suka seorang anak terhadap
makanan. Pola makan anak juga dipengaruhi oleh media masa dan lingkungan.
Aktivitas yang tinggi pada anak membutuhkan intake pangan dan gizi yang cukup dan
berkualitas (Sudayasa, 2010). Penilaian status gizi yang berkesinambungan sangat
dibutuhkan untuk mendeteksi kejadian masalah gizi lebih dini dan mengetahui
F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

kecenderungan pertumbuhan fisik penduduk, guna dapat melakukan tindakan intervensi


dan pencegahan masalah gizi terutama pada balita.

II. Permasalahan Di Masyarakat


Status gizi pada balita saat ini kurang menjadi perhatian, padahal gizi merupakan
elemen penting dalam masa tumbuh kembang anak. Di samping dampak langsung
terhadap kesakitan dan kematian, gizi juga berdampak terhadap pertumbuhan,
perkembangan intelektual dan produktivitas.
Kecerdasan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan berupa stimulasi, melainkan juga faktor gizi atau nutrisi. Untuk
memperoleh anak yang cerdas dan sehat dibutuhkan asupan gizi atau nutrisi yang sehat
dan seimbang dalam makanan sehari-hari. Dari penelitian-penelitian sebelumnya,
terdapat hubungan antara malnutrisi dengan tingkat inteligensi dan prestasi akademik
yang rendah. Untuk negara-negara berkembang dimana kejadian malnutrisi sering
dijumpai, hal ini akan berdampak serius terhadap keberhasilan pembangunan nasional.

III.Pemilihan Intervensi
Cara dan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah diadakan kegiatan screening (penjaringan) berupa pemeriksaan antropometrik
untuk mengetahui status gizi pada balita agar dapat dilakukan deteksi dini terhadap ada
tidaknya masalah gizi yang dialami anak untuk selanjutnya dilakukan intervensi dan
penanganan baik pada masalah gizi kurang maupun gizi lebih.

IV. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Lakessi pada tgl 18 Agustus 2016.
Seluruh balita yang hadir menjalani pemeriksaan kesehatan dasar, pemeriksaan berat
badan dan tinggi badan yang kemudian hasilnya dicatat untuk selanjutnya diolah dalam
penentuan masalah status gizi.
Pada kegiatan ini penentuan status gizi anak menggunakan WHO-NCHS
(National Centre for Health Statistic), dimana ukuran antropometri yang digunakan
yaitu berat badan terhadap tinggi badan, kemudian hasilnya diplot pada kurva standart
dengan baku persentil 50% Harvard, dengan kriteria sebagai berikut :
Gemuk, jika BB/TB >90%
F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Normal, jika BB/TB 81-90%


Kurus, jika BB/TB 71-80%
Sangat Kurus, jika BB/TB < 70%

V. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan pemeriksaan status gizi dilakukan satu hari sebelumnya.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan imunisasi balita.
2. Evaluasi Proses
Pelaksana kegiatan dilakukan satu kali oleh satu tim yang terdiri atas satu
dokter, kader-kader, dan satu pemegang program gizi.
3. Evaluasi Hasil
a. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dasar dan pemeriksaan status gizi
di Posyandu Lakessi dengan total balita sebanyak 18 orang, dengan 7 anak
laki-laki dan 11 anak perempuan.
b. Dari 18 balita yang menjalani pemeriksaan status gizi didapatkan 14 orang
(78%) memiliki gizi normal, dan 4 orang (22%) memiliki gizi kurang.
c. Dibutuhkan intervensi lebih lanjut terhadap anak yang mengalami gizi
kurang. Penting memberikan pemahaman terhadap orang tua untuk
meningkatkan asupan nutrisi bagi balita mereka demi tercapainya status gizi
normal.
d. Untuk mengatasi gizi kurang diperlukan perubahan sosial baik gaya hidup,
aktivitas fisik, perilaku makan dan penyiapan lingkungan yang mendukung.
Perubahan yang paling efektif dilakukan adalah sejak usia dini salah
satunya pada saat balita, melalui monitoring dan evaluasi hasil penjaringan
status gizi di posyandu. Makanan dengan kandungan gizi seimbang cukup
energi dan zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak sekolah sangat dianjurkan
karena berguna untuk perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Dukungan media massa dalam hal informasi asupan gizi seimbang, peran
kader untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan dalam
memberikan edukasi tentang asupan gizi seimbang, serta keberpihakan
organisasi profesi dan asosiasi/lembaga lainnya dalam kegiatan terkait
F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

dengan asupan gizi seimbang sebagai wujud nyata dukungan berbagai pihak
kepada pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan gizi kurang.

PESERTA PENDAMPING

dr. Eka Pratiwi dr. Hj. Mariana, M. Kes

You might also like