Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Analgetik atau penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa
(mediator nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga kategori diantaranya yaitu:
1) Analgetik Perifer
Analgetik Perfer yaitu mengenai rasa nyeri dan demam. Rasa nyeri merupakan suatu gejala
yang berfungsi melindungi tubuh. Demam juga adalah suatu gejala dan bukan merupakan
penyakit tersendiri. Kini para ahli berpendapat bahwa demam adalah suatu reaksi tangkis yang
berguna dari tubuh terhadap infeksi. Pada suhu di atas 37C limfosit dan mikrofag menjadi lebih
aktif. Bila suhu melampaui 40-41C, barulah terjadi situasi krisis yang bisa menjadi fatal, karena
Analgetik antiradang di sebut juga Arthritis, adalah nama gabungan untuk dari seratus
penyakit yang semuanya bercirikan rasa nyeri dan bengkak, serta kekakuan otot dengan
terganggunya fungsi alat-alat penggerak (sendi dan otot). Yang paling banyak di temukan adalah
Bercirikan degenerasi tulang rawan yang menipis sepanjang progress penyakit, dengan
Analgetik narkotik, kini di sebut juga Opioida (mirip opiat), adalah zat yang bekerja terhadap
reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons emosional terhadap nyeri berubah
(dikurangi).
1. Gejala
Gejala yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi-sendi tersebut. Nyeri ini
paling hebat waktu bangun pagi dan umumnya berkurang setelah melakukan aktivitas. Nyeri
waktu malam dapat menyulitkan tidur. Sendi-sendi ini menjadi kaku waktu pagi (morning
stiffness), sukar digerakkan dan kurang bertenaga, khususnya juga setelah bangun selama 1-2
jam lebih. Gejala lainnya adalah perasaan lelah dan malas. Pada lebih kurang 20% dari pasien
terdapat benjolan-benjolan kecil (noduli), terutama di jari-jari serta pergelangan tangan dan kaki.
2. Penyebab
Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang
mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan dan jaringan lain.
Nociceptor ini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan
di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat banyak sinaps via
sumsum belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus (opticus) impuls kemudian
di teruskan ke pusat nyeri di otak besar, di mana impuls dirasakan sebagai nyeri.
Ada juga beberapa macam yang menyebabkan nyeri di antaranya sendi yang di bebani
terlalu berat dengan kerusakan mikro yang berulang kali, seperti pada orang yang terlampau
gemuk, juga akibat arthritis septis atau arthritis laid an tumbuhnya pangkal paha secara abnormal
(dysplasia). Hanya sebagian kecil kasus yang disebabkan keausan akibat penggunaan terlalu
Golongan Obat
Atas dasar kerja farmakologinya,analgetik di bagi menjadi dua golongan obat kelompok
besar,yakni:
1) Analgetik Non-narkotik
a. Analgetik perifer
Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu badan pada saat
keluarnya keringat.
Berdasarkan rumus kimianya analgesik perifer di golongkan terdri dari golongan salisilat,
Anti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai anti nyeri atau rematik contohnya
Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali yang
bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) dan efek sampingnya dapat menimbulkan rasa
nyaman (euforia). Obat ini khusus di gunakan untuk penghalau rasa nyeri hebat, seperti pada
fractura dan kanker. Contoh obatnya : Morfin, Codein, Heroin, Metadon, Nalorfin.
Yang termasuk analgetik narkotik antara lain :
Alkaloida candu
Zat-zat sintetis
Cara kerja obat-obat ini sama dengan morfin, hanya berlainan mengenai potensi dan lama
b. Antagonis Opiat, bila digunakan sebagai analgetika, obat ini dapat menduduki salah satu
reseptor.
c. Kombinasi, zat-zat ini juga mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerjanya
dengan sempurna.
Obat-obat tersendiri
1) Antalgin
a) Mekanisme kerja :
Aminopirin merupakan derivate pirazolon yang mempunyai efek sebagai analgesik, antipiretik.
Efek antipiretik diduga berdasarkan efek mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus dan
menghabisi biosintesa dari prostaglandin sedangkan efek analgesiknya mengurangi rasa nyeri
cukup kuat.
b) Efek Samping
2) Asam Mefenamat
a) Mekanisme kerja :
Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja dengan menghambat
b) Efek Samping
Dapat terjadi gangguan saluran cerna antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan
3) Ibuprofen
a) Mekanisme kerja :
Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionate dari kelompok obat anti inflamasi non
steroid. Senyawa ini bekerja melalui penghambatan enzim siklo-oksigenase pada biosintesis
Prostaglandin berperan pada pathogenesis inflamasi, analgesik dan damam. Dengan demikian
Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin) dengan efek
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein plasma dan
kadar puncak dalam plasma tercapai 1-2 jam setelah pemberian. Adanya makanan akan
memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang di absorbsi. Metabolisme terjadi di
hati dengan waktu paruh 1,8-2 jam. Ekskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit
b) Efek Samping
Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri
lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing, dan heart burn.
4) Parasetamol
a) Mekanisme kerja :
antipiretik di sebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek
sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat
antiinflamasinya sangat lemah hingga tidak digunakan sebagai anti rematik. Pada penggunaan
per oral parasetamol di serap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam
plasma di capai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Parsetamol
dieksekresikan melalui ginjal, kurang dari 5 % tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar
b) Efek Samping