Professional Documents
Culture Documents
R DENGAN
MASALAH RESIKO PERDARAHAN POST TRANSURETHRAL
RESECTION PROSTATE (TURP) DI RUANG EDELWEIS
RUMAH SAKIT PROF. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Disusun Oleh :
BINTARI DEHISMIATI, S. Kep
A31500819
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : A31500819
Tanda Tangan :
ii
KATA PENGANTAR
v
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan Karya Ilmiah Akhir ini.
(Bintari Dehismiati)
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jurnal
Lampiran 2 : Asuhan Keperawatan pada Tn. R
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelainan kelenjar prostate dikenal Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
yaitu berupa pembesaran prostat atau hyperplasia prostat. Di Indonesia, BPH
merupakan urutan kedua setelah batu saluran kemih dan diperkirakan
ditemukan pada 50% pria berusia diatas 50 tahun dengan angka harapan hidup
rata-rata di Indonesia yang sudah mencapai 65 tahun (Purnomo, 2011).
Menurut Sjamsuhidajat (2011), Benigna Prostat Hiperplasia merupakan
kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat ke perifer. Pembesaran
prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika sehingga
menghambat aliran urin. Keadaan ini menyebabkan peningkatan intravesikal
ke seluruh bagian kandung kemih sampai pada kedua muara ureter, sehingga
akibat tekanan tinggi menimbulkan aliran balik urin dikandung kemih ke
ureter dan menimbulkan refluks vesiko-ureter. Refluks vesiko ureter
menyebab hidroureter, hidronefrosis dan pada akhirnya menyebabkan gagal
ginjal. Beberapa cara mengatasi yaitu dengan cara pemebedahan (Purnomo,
2011).
Pembedahan kelenjar prostat pada pasien BPH bertujuan untuk
menghilangkan obstruksi aliran urin. Transurethral Resection of the Prostat
(TURP) dan prostatektomi menjadi salah satu pilihan tindakan pembedahan
untuk mengatasi obstruksi saluran kemih (Smeltser and Bare, 2013).
Penangananan BPH dapat dilakukan dalam berbagai cara diantaranya
lain watchfull waiting, medikamentosa, dan tindakan pembedahan.
Transurethral resection prostate (TURP) menjadi salah satu tindakan
pembedahan yang paling umum dilakukan untuk mengatasi pembesaran
prostat. Tindakan pembedahan ini dipilih karena memiliki efek minimal jika
dibandingkan dengan jenis pembedahan lainnya. Namun, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan terkait penanganan klien post operasi TURP.
Salah satunya adalah continuous bladder irrigation (Barkin, 2011).
1
2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengobservasi pemantauan Continuous Bladder Training (CBI) post
operatif TURP diruang Edelweis RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien post operatif
TURP
b. Melakukan analisis salah satu intervensi yang di ambil sebagai
masalah utama
C. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Keilmuan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para perawat
untuk lebih memodifikasi lagi dalam menyusun asuhan keperawatan.
Khususnya dalam memberikan intervensi keperawatan kepada penderita
terkait dengan kasus BPH post TURP dengan dilakukannya irigasi
bladder.
2. Manfaat Aplikatif
Penulisan ini diharapkan mampu sebagai pedoman dasar pembelajaran
dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan sistem perkemihan
khususnya mengenai kasus pasien BPH post operatif TURP yang
dilakukaan irigasi.
3. Manfaat Metodologis
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar selanjutnya untuk
melakukan analisis mengenai Bledder irigasi yang sama dengan kasus
yang berdeda sesuai dengan hasil penelitian terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
Tanggal/Jam : 05-04-2016 Jam 12.15 WIB
Tempat : Ruang Edelweis
Metode : Status pasien,Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
Sumber : Tn. R (pasien) dan observasi RM
Oleh : Bintari Dehismiati
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tonjong
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Dianogsa : BPH
No RM : 1406xx
Tgl Masuk/jam : 04-04-2016/ 10.00 WIB
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Tonjong
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
C. Keluhan Utama
Tidak bisa pipis
D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli Urologi RSUD Margono tanggal 04-04-2016
pukul 10.00WIB dengan keluhan susah pipis sejak 1 minggu yang
lalu, tetapi pasien tidak mau memeriksakan diri karena merasa baik-
baik saja, pasien pipis lancar dengan selang kateter. Pasien sudah
membawa hasil pemeriksaan USG dan BNO. Setelah dipemeriksaan
oleh Dokter urologi. Dokter menyarankan untuk rawat inap untuk
persiapan operasi tgl 05-04-2016 jam 09.00 WIB. Hasil
pemeriksaan vital sign yaitu TD: 120/80 mmHg, N: 85 x/m, RR: 20
x/m dan S: 36,50C.
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat di rumah sakit. Dengan
keluhan nyeri saat pipis setelah dikasih obat sembuh.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit seperti ini dan Pasien juga mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun seperti TBC,
DM, Hipertensi,dll.
E. Pola fungsional menurut Virginia Henderson
1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum pernah mengalami sesak
nafas
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak sesak nafas,
RR:20x/menit.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi
nasi sayur dan lauk yang tak menentu. Pasien
mengatakan minum 7-8 gelas/hari (tergantung situasi
cuaca). Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
alergi makanan maupun obat. Pasien megatakan
mempunyai riwayat merokok tiap hari 5-6 batang
rokok.
Saat dikaji : pasien mengatakan sudah makan yang disediakan
rumah sakit. Pasien mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi makanan.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAK 5-6 x/hari dengan warna
kuning, BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek warna
kuning, tidak ada keluhan.
Saat dikaji : klien mengatakan tidak ada keluhan dalam BAB dan
BAK terpasang selang DC no 16.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : klien mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai
pedagang
Saat dikaji : pasien mengatakan lebih banyak tiduran karena
terpasang selang pipis dan infus jika butuh sesuatu
dibantu keluarga.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidurnya selalu nyenyak lama
tidur malam 7-8 jam, pasien mengatakan susah
untuk tidur siang.
Saat dikaji : klien mengatakan saat malam hari tidur kurang
nyenyak karena merasa tidak nyaman dengan
terpasang selang pipis.
6. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien mengatakan suka memakai pakaian mudah
di serap keringat dan longgar.
Saat dikaji : pasien masih memakai baju operasi yang sudah di
sediakan petugas.
7. Pola mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika dingin memakai baju tebal
dan jika panas pasien memakai baju tipis.
Saat dikaji : pasien memakai baju operasi yang sudah di
sediakan petugas, suhu : 36,50C
8. Pola personal hygien
Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore,
sikat gigi 3 kali sehari setiap mandi dan sebelum
tidur malam tanpa bantuan.
Saat dikaji : klien mengatakan hanya diseka oleh keluarganya
2x sehari, sikat gigi 2x sehari.
9. Pola rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien mengatakan merasa aman dan nyama ketika
berada dirumah berkumpul bersama keluarganya.
Saat dikaji : klien mengatakan merasa kurang nyaman
karena terpasang selang pipis. Pasien juga
mengatakan nyeri post operasi, P: nyeri ketika
beraktivitas, Q: seperti ditusuk-tusuk, R:
dibagian genetalia dan kandung kemih, S: 5 , T:
hilang timbul.
10. Kebutuhan komunikasi dengan orang lain
Sebelum sakit : pasien sebagai kepala keluarga, setiap
permasalahan akan di musyawarahkan ke kepala
anggota keluarga.
Saat dikaji : pasien mampu berkomunikasi dengan baik kepada
Petugas ketika ditanya tentang kondisinya.
11. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama Islam menjalankan
ibadah sholat 5 waktu dan rutin mengikuti acara
yasinan setiap malam jumat di Desanya.
Saat dikaji : klien menjalankan ibadah sholat 5 waktu dengan
berbaring di tempat tidur. Pasien menyadari penyakit
yang dideritanya merupakan cobaan dan pasien
merasa yakin bahwa dirinya akan sembuh.
12. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pasien mengatakan sehari-hari bekerja sebagai
pedagang.
Saat dikaji : pasien hanya tiduran.
13. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak suka liburan.pasien hanya
mengandal televisi untuk hiburan dirumah saat
istirahat.
Saat dikaji : pasien mengatakan terhibur oleh keluarga yang
menemaninya.
14. Belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi melalui
Televisi. Pasien mengatakan belum tahu tentang
penyakitnya.
Saat dikaji : pasien mengatakan mendapat informasi melalui
petugas medis.
F. Keadaan umum
Kesadaran : Composmenstis
Suhu : 36,50C
Nadi : 85 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Respirasi Rate : 20 x/menit
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 160 cm
G. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Head To Toe :
a. Kepala : Bentuk meshocepal, rambut hitam mulai beruban,
bergelombang, tekstur tipis, kering, kulit kepala
tampak bersih.
b. Mata : Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik,tidak
terdapat gangguan penglihatan, tidak ada nyeri
tekan, pupil isokor.
c. Hidung : Tidak ada polip, lubang hidung tampak agak kotor,
fisiologi bernafas normal, tidak nyeri tekan.
d. Mulut dan Gigi : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, dan
tidak ada gigi goyang.
e. Dada :
Paru- paru : I: Pergerakan dada simetris. RR 20x/ menit.
P: Tidak ada nyeri tekan.
P: Bunyi sonor.
A: vesikuler, tidak terdengar ronkhi.
Jantung : I: Dada simetris
P: Tidak nyeri tekan.
P: Bunyi pekak
A: Bunyi regular S1>S2
f. Abdomen : I: Perut tampak simetris
A: bising usus 12x/menit
P: tidak ada nyeri tekan di 4 kuadran abdomen
P: tympani
g. Integument : Tidak terdapat lesi, turgor kulit kering, teraba
hangat.
h. Genitalia : terpasang DC ukuran 16, warna urin kuning keruh
i. Ekstremitas :
1. Oedeme - - - -
3. Kekuatan otot 5 5 5 5
4. Lesi/ luka - infuse RL - -
Reflex :
Biseps + + + +
5. +
Triseps + + +
+
Patella + + +
Keterangan :+ : ada
- : tidak ada
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laborat darah 04-04-2016/Jam 14.21 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Darah Lengkap
Hemoglobin 12.2 g/dl 11.2-17.3
Leukosit 6650 U/L 3800-10600
Hematokrit L 36 % 40-52
Eritrosit L 4.3 10^6/uL 4.4-5.9
Trombosit 277.000 /uL 150.000-440.000
MCV 83.8 Fl 80-100
MCH 28.2 Pg/cell 26-34
MCHC 33.6 % 32-36
RDW 12.8 % 11.5-12.4
MPV 9.6 Fl 9.4-12.4
Hitung Jenis:
Basofil 0.5 % 0-1
Eosinofil 2.6 % 2-4
Batang 0.9 % 3-5
Segmen 71.4 % 50-70
Limfosit 17.1 % 25-40
Monosit 7.5 % 2-8
PTT 10.3 Detik 9.3-11.4
APTT 39.6 Detik 29.0-40.2
Kima Klinik:
SGOT 16 U/L 15-37
SGPT 20 U/L 30-65
Ureum darah 32.9 mg/dl 14.98-38.52
Kreatinin darah 1.27 mg/dl 0.80-1.30
Glukosa sewaktu 92 mg/dl <200
Natrium 143 mmol/L 136-145
Kalium 4.2 mmol/L 3.5-5.1
Klorida 105 mmol/L 98-107
Kalsium 8.2 mg/dl 8.4-10.2
Sero Imunologi:
HBSAG Non Reaktif Non Reaktif
2. BNO Tanggal 19 november 2015
Hasil urolithiasis
3. USG prostat Tanggal 17-11-2015
Hipertropi prostat
Tidak terlihat batu diprostat mau pun diintra buli
4. EKG Tanggal 4 April 2016
Hasil normal sinus rhythm
I. Therapi
tanggal 05-04-2016 s/d tanggal 7-04-2016
Ringer Laktat 20 tetes/menit
Furosemid 2x1 mg
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 2x1 mg
Ranitidine 2x1 mg
J. Analisa Keperawatan
No Data Fokus Problem Etiologi
1 DS: Nyeri Akut Agen cidera
a. klien mengatakan merasa fisik
kurang nyaman karena
terpasang selang pipis.
b. Pasien juga mengatakan nyeri
post operasi, P: nyeri ketika
beraktivitas, Q: seperti ditusuk-
tusuk, R: dibagian genetalia
dan kandung kemih, S: 5 , T:
hilang timbul.
DO:
a. Pasien tampak meringis
menahan nyeri
b. Tangan pasien tampak
memegangi area nyeri
c. Genitalia tampak terpasang DC
no 16
d. Vital Sign
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 85x/ menit
Suhu : 36,50C
Respirasi Rate : 20x/ menit
2 DS: Resiko Prosedur
a. Pasien mengatakan BAK keluar perdarahan pembedahan
darah pada selang pipisnya (TURP)
DO:
a. Urin tampak kemerahan pada
urin bag
b. Warna merah muda tidak
pekat DC no 16
c. terpasang
d. Vital Sign:
Suhu : 36,50C
Nadi : 85 x/menit
TD :120/80mmHg
RR : 20 x/menit
K. Diagnose Prioritas
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Resiko perdarahan bd Prosedur pembedahan (TURP)
L. Intervensi Keperawatan
NO DX KEP NOC NIC
1 Nyeri akut bd Setelah dilakukan tindakan NIC : Pain Management
agen cidera keperawatan selama 2x24 jam 1. Lakukan pengkajian secara
fisik diharapkan masalah keperawatan konprehensif termasuk
nyeri akut dapat teratasi dengan
lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil:
a. Vital sign dlm batas normal frekuensi, kualitas & faktor
TD : 110-120/80 mmHg presipitasi
Nadi : 60-100x/menit 2. Observasi reaksi non verbal
Suhu : 36-370C dari ketidaknyamanan
b. Tidak ada tanda-tanda 3. Gunakan tehnik komunikasi
perdarahan terapetik untuk mengetahui
c. Tidak ada dehidrasi
pengalaman nyeri
sebelumnya
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan & kebisingan
5. Ajarkan tehnik non
farmakologi (nafas dalam)
untuk mengurangi rasa nyeri
6. Anjurkan pasien untuk
istirahat
7. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat
analgetik
2 Resiko Setelah dilakukan tindakan Hydration management
perdarahan bd keperawatan selama 2x24 jam a. Monitor keadaan umum
prosedur diharapkan masalah keperawatan pasien
pembedahan nyeri akut dapat teratasi dengan b. Observasi vital sign sesuai
(TURP) kriteria hasil:
indikasi
a. Vital sign dlm batas normal
TD : 110-120/80 mmHg c. Pantau output cairan
Nadi : 60-100x/menit selama tindakan continuous
Suhu : 36-370C bladder irrgation
b. Tidak ada tanda-tanda
perdarahan
c. Tidak ada dehidrasi
M. Implementasi Keperawatan
NO/ Tgl/Jam Implementasi Respon
DX
1 05-04-2016 Melakukan pengkajian secara Pasien mengatakan nyeri
12.15 konprehensif termasuk lokasi, P: Nyeri hilang ketika
karakteristik, durasi, frekuensi, bergerak.
kualitas, dan faktor presipitasi Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : genetalia. S : 5
T : Hilang timbul
Pasien tampak meringis
menahan nyeri
12.30 Memonitor vital sign (N, S, RR) TD: 120/80 mmHg, Nadi :
85x/menit,
Mengobservasi reaksi non verbal suhu: 36,50C, RR: 20x/mnit
dari ketidaknyamanan Pasien tampak meringis
menahan nyeri
Menggunakan komunikasi
10.00 terapetik untuk mengetahui Pasien mengatakan masih
pengalaman nyeri sebelumnya sakit sejak kemarin
Menganjurkan pasien untuk
istrahat Pasien terlihat istirahat
P: lanjutkan intervensi:
P: lanjutkan intervensi: