You are on page 1of 7

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

PENGARUH TERAPI MEDITASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH


PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Weddy Martin*, Ponia Mardian


Nursing Program STIKes Ceria Buana Bukittinggi Jl. Jendral Sudirman No. 184 Bukittinggi
*Email: weddymartin@gmail.com

Submitted: 17-05-2016, Reviewed: 20-06-2016, Accepted: 26-11-2016


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2016.v10i4.468

Abstract
Hypertension is a problem that can cause death was included in the category of non-infectious diseases.
In addition, hypertension is also a trigger factor of heart and stroke. One of the causes of hypertension is
the increased stimulation of neurons sismpatik stress response excessive. Meditation is a way to reduce
the stress response with relaxation techniques. This study aimed to determine the effect of meditation on
blood pressure in elderly hypertensive. The study used a pre-experimental study with one group pretest-
posttest design with 20 respondents selected by purposive sampling. The results showed that systolic
blood pressure in statistical analysis showed that p = 0.000 (p> 0.05) means that Hypotheses received or
systolic blood pressure between before and after meditation therapy significantly their influence. That the
diastolic blood pressure in statistical analysis showed that p = 0.001 (p> 0.05), which means that
Hypotheses received or systolic blood pressure between before and after meditation therapy significantly
their influence. On the basis of that study suggested for health care providers can do considering the
results of this study with a health center should have to do this meditation therapy, especially for areas
that do not know much about meditation therapy
Keywords : blood pressure, meditation therapy, Elderly

Abstrak
Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam kategori penyakit
non-infeksi. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor pencetus terjadinya jantung dan stroke. Salah
satu penyebab hipertensi adalah peningkatan stimulasi respon stres neuron sismpatik yang berlebihan.
Meditasi adalah cara untuk mengurangi respon stres dengan teknik relaksasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh meditasi untuk tekanan darah pada lansia menderita hipertensi. Penelitian
menggunakan studi pra-eksperiment dengan one group pretest-posttest desain dengan 20 responden yang
dipilih secara purposive sampling . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada uji
statistik menunjukkan bahwa p = 0,000 (p> 0,05) artinya bahwa Ha diterima atau tekanan darah sistolik
antara sebelum dan sesudah terapi meditasi adanya pengaruh secara signifikan. Bahwa tekanan darah
diastolik pada uji statistik menunjukkan bahwa p = 0,001 (p> 0,05) yang berarti bahwa Ha diterima atau
tekanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah terapi meditasi adanya pengaruh secara signifikan.
Atas dasar penelitian itu disarankan untuk petugas kesehatan dapat melakukan mempertimbangkan hasil
dari penelitian ini seperti puskesmas seharusnya perlu melakukan terapi meditasi ini khususnya untuk
wilayah yang belum banyak mengetahui tentang terapi meditasi
Kata Kunci : Tekanan Darah, Terapi Meditasi, Lansia

KOPERTIS WILAYAH X 211


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

PENDAHULUAN menjadi tua adalah suatu proses


Berdasarkan dari demografi Internasional menghilangnya secara perlahan-lahan
U.S. Census Bureau, International Data kemampuan jaringan untuk memperbaiki
Base 2009 (dalam Darmojo 2011) dalam diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta normalnya (Indonesia, 1992)
jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 Karena proses-proses perubahan tersebut
jiwa jumlah ini termasuk terbesar keempat maka lansia rentan terserang penyakit.
setelah China, India dan Jepang Diantaranya penyakit degeneratif pada
diperlihatkan selama kurun waktu 1990- lansia yang mempunyai tingkat morbiditas
2025, Indonesia mengalami peningkatan dan mortalitas tinggi adalah hipertensi.
populasi lansia yang diperkirakan 414% Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor
(Komnas Lansia, 2010). Menurut Organisasi penyebab, di antaranya gaya hidup daan
Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penduduk pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi
lansia di Indonesia pada tahun 2020 akibat obstruksi pada arteri dan kelemahan
mendatang sudah mencapai angka 11,34% otot jantung untuk memompa darah. Hal ini
atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya disebabkan karena pada usia lanjut terjadi
tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penurunan masa otot dan peningkatan
penduduk lansia terbesar di dunia (Badan kapasitas lemak tubuh (Nugroho, 2008).
Pusat Statistik, 2009). Berdasarkan data dari Organisasi
Data yang di peroleh dari Kesehatan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Triyanto,
Sumatera Barat (2012) didapatkan jumlah 2014 menjelaskan bahwa kejadian hipertensi
lansia untuk Sumatera Barat adalah 487.806 pada tahun 2012 diseluruh dunia, sekitar
jiwa. Provinsi Sumatera Barat memiliki 972 juta (26,4%), 333 juta berada di negara
jumlah penduduk dalam kelompok umur > maju dan 639 juta berada di negara
60 tahun keatas sebanyak 531.574 jiwa berkembang. Diperkirakan meningkat
(7,89%) dan Kota Madya Padang jumlah menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025
kelompok lanjut usia 60 tahun ke atas atau sekitar 29% dari total penduduk dunia
terbanyak kedua setelah kabupaten Agam (Paat et al., 2014).
sebanyak 48.532 jiwa (9.12%) dari jumlah Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
Kota Padang (Mardiya, 2010). menjelaskan pravelensi hipertensi di
Untuk wilayah Kota Bukit Tinggi tercatat Indonesia yaitu 25,8% dengan angka
lansia 60 tahun sebanyak 11.585 jiwa prevalensi untuk Sumatera 20,8%, Jawa-Bali
(Dinas Kesehatan Kota Bukit Tinggi, 2014), 24,3% dan kawasan Indonesia Timur 25,2%.
dan untuk wilayah kerja Puskesmas Sedangkan angka prevalensi untuk Sumatera
Pembantu Tabek Gadang tercatat kelompok Barat sendiri adalah 22,6%.(Dinas
lansia yang berusia > 60 tahun sebanyak 258 Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
jiwa.Menurut UU Kesehatan nomor 23 Hipertensi termasuk dalam urutan ketiga
tahun 1992 pasal 19 ayat 1 Lansia (growing pada sepuluh penyakit terbanyak di kota
old) adalah seseorang yang karena usianya Bukittinggi yaitu 6.189 jiwa (Dinkes Kota
mengalami perubahan biologis, fisik, sikap, Bukittinggi, 2013). Tercatat sepanjang tahun
perubahan akan memberikan pengaruh pada 2014 kelompok lansia berusia diatas 60
keseluruhan aspek kehidupan termasuk tahun yang mengalami hipertensi berjumlah
kesehatan (Priyoto, 2012). Menua atau 7.575 jiwa (dinas kesehatan, 2014)

KOPERTIS WILAYAH X 212


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari hipertensi ringan dengan TD 150/90 mmHg.


terapi farmakologis dan non farmakologis. Dari semua lansia Wilayah Kerja Puskesmas
Namun karena terjadinya penurunan dari Pembantu Tabek Gadang Kecamatan Aur
berbagai organ tubuh, adanya penyakit Birugo Tigo Baleh yang telah peneliti
penyerta dan sering terjadi komplikasi pada wawancarai mengatakan lebih sering
berbagai organ lansia serta terjadinya efek menggunakan terapi farmakologis anti
polifarmasi yang mengakibatkan gangguang hipertensi. Tetapi lansia mengatakan
pada fungsi dan kerja ginjal, maka menggunakan terapi nonfarmakologis
penatalaksanaan hipertensi padsa lansia seperti; terapi herbal menggunakan
menjadi lebih rumit (Darmojo, 2004). mentimun, air kelapa dan jus mengkudu
Penatalaksanaan farmakologis dan serta obat warung penghilang gejala
penerapan nonfarmakologis diatas dapat hipertensi. Aktivitas perawatan diri
terintegrasi dalam penatalaksanaan terhadap penyakit hipertensi melalui terapi
hipertensi yang ketiga yaitu an konsep nonfarmakologis dilakukan hanya ketika
aktivitas perawatan diri pasien pasien hipertensi merasakan gejala seperti
hipertensi pada kehidupan sehari-hari. pusing dan nyeri tengkuk atau saat pasien
Hadibroto et al (2006) menyatakan bahwa mengetahui tekanan darahnya melebihi batas
terapi nonfarmakologis lain yang dapat normal saat pemeriksaan di Puskesmas
menurunkan tekanan darah yaitu dengan Pembantu Tabek Gadang. Menurut lansia
menerapkan terapi komplementer (Fuad, pemanfaatan terapi nonfarmakologi
2012). alasannya karena lebih mudah dan murah.
Terapi komplementer adalah terapi Berdasarkan permasalahan yang komplek
pelengkap dari terapi konvensional untuk pada lansia maka peneliti tertarik untuk
penyembuhan. Beberapa contoh terapi melakukan penelitian tentang Pengaruh
komplementer keperawatan yang dapat Terapi Meditasi Terhadap Perubahan
diberikan untuk pasien hipertensi yaitu; Tekanan Darah Pada Lansia Yang
terapi herbal, musik, yoga, akupuntur dan Mengalami Hipertensi
meditasi (Snyder & Lindquist, 2002). Salah
satu terapi komplementer keperawatan yang METODE PENELITIAN
dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan Jenis penelitian ini adalah Pre
dan menurunkan tekanan darah pasien Eksperiment Design tanpa kelompok kontrol
hipertensi adalah melalui meditasi (Losyk, dengan menggunakan pendekatan One
2007). Group Pretest-Posttest (Hidayat, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan yang Awalnya kelompok subjek akan diukur
peneliti dilakukan pada tanggal 8-10 Juni tekanan darah (pretest), kemudian langsung
2015 dengan wawancara lansia di wilayah diberikan terapi meditasi selama 15 menit,
Puskesmas Pembantu Tabek Gadang setelah itu diukur kembali tekanan darah
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, (posttest), untuk mengetahui pengaruh terapi
didapatkan 7 orang lansia menderita meditasi terhadap tekanan darah pada lansia.
hipertensi dari 10 orang lansia, tekanan Subjek dalam penelitian ini adalah lansia
darah lansia diantaranya 3 orang lansia yang mengalami hipertensi yang tidak
mengalami hipetensi sedang dengan TD mendapatkan terapi farmakologis. Intervensi
165/100 mmHg, 4 orang lansia mengalami dilakukan 3 kali dalam selama seminggu

KOPERTIS WILAYAH X 213


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

sebanyak 20 orang lansia yang mengalami Tabel 4.1


hipertensi ringan dan sedang. Gambaran Tekanan Darah Lansia Yang
Selanjutnya peneliti melakukan terapi Mengalami Hipertensi Sebelum Dilakukan
meditasi kepada semua responden. Cara Terapi Meditasi
peneliti memberikan terapi meditasi ini Standar
Tekanan Darah N Mean
adalah responden dianjurkan untuk Deviasi
mengambil posisi senyaman mungkin, lalu
peneliti mengajarkan gerakanterapi meditasi Sistolik 20 148,25 5.684
satu per satu, setelah selesai melakukan
contoh peneliti memina respon untuk Diastolik 20 92,05 2.946
mencoba sendiri. Saat terapi dimulai peneliti
didampingi oleh 2 perawat dari puskesmas
Dapat dilihat bahwa 20 orang lansia yang
untuk mengawasi kelangsungan terapi
mengalami hipertensi didapatkan rata-rata
berlangsung. Terapi meditasi ini dilakukan
tekanan darah sistolik sebelum (pre-test)
sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 15
dilakukan terapi meditasi adalah 148,25
menit. Setelah itu peneliti mengukur
mmHg dengan standar deviasi 5,684. Rata-
kembali tekanan darah kedua (post-test) dan
rata tekanan darah diastolik sebelum
dicatat direkapitulasi.
dilakukan terapi meditasi adalah 92,25
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
mmHg dengan standar deviasi 2,946.
hasil pengaruh dari pengaruh dua variabel,
Dari data yang didapatkan dilapangan
yaitu variabel independen dan variabel
oleh peneliti, peningkatan tekanan darah
dependen (Notoadmodjo, 2010). Analisis
pada responden umumnya terjadi karena
bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk
faktor stres yang berlebihan, tidak bisanya
mengetahui pengaruh terapi meditasi
mengontrol makanan seperti konsumsi
terhadap tekanan darah pada lansia yang
garam dan lemak yang berlebihan,
mengalami hipertensi dengan melihat pretest
kegemukan dan bahkan karena faktor
dan posttest untuk melihat pengaruh
genetik atau keturunan. Dimana sama-sama
digunakan uji paired t test.
kita ketahui penyebab yang tersebut diatas
merupakan faktor pencetus yang sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak ditemukan. Terlihat responden yang
Berdasarkan hasil penelitian pada lansia
mengalami hipertensi sulit untuk melakukan
yang mengalami hipertensi dengan
aktivitas dengan baik mengatakan biasanya
melakukan terapi meditasi maka didapatkan
saat mengalami hipertensi nmereka
data sebagai berikut. Dimana penyajian hasil
membutuhkan terapi farmakologi dan ada
data akan dijabarkan dalam 2 bentuk yaitu
juga terapi non farmakologi yaitu obat
analisa univariat dan analisa bivariat.
penurun tekanan darah, obat sakit kepala,
rebusan daun sirsak dan sebagainya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Hayens,(2006),
tekanan sistolik dipengaruhi oleh psikologis
sehingga dalam keadaan relaksasi akan
mendapatkan ketenangan dan tekanan
sistolik akan turun, selain itu tekanan darah

KOPERTIS WILAYAH X 214


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

sistolik juga dipengaruhi sirkulasi saat mengalami hipertensi nmereka


sistemik dan sirkulasi pulmonal sehingga membutuhkan terapi farmakologi dan ada
dengan relaksasi meditasi yang berfokus juga terapi non farmakologi yaitu obat
pada pengaturan pernapasan akan terjadi penurun tekanan darah, obat sakit kepala,
penurunan nadi dan penurunan tekanan rebusan daun sirsak dan sebagainya.
darah sistolik. Sedangkan tekanan diastolik
terkait dengan sirkulasi coroner, jika arteri Tabel 4.3
koroner mengalami aterosklerosis akan Pengaruh Pemberian Terapi Meditasi Pada
mempengaruhi peningkatan tekanan darah Lansia Yang Mengaklami Hipertensi
diastolik, sehingga dengan relaksasi. Pengukur Standar
N Mean PValue
Peneliti sebelumnya Hamarno, mengatakan an Deviasi
penderita hipertensi tidak mengontrol pola
Sistolik
hidup dengan baik, serta penderita jarang Pre- 20 148,25 5.684 0,000
sekali melakukan relaksasi, bahkan mereka test 20 140,75 4.940
makan makanan yang tinggi kolesterol dan Post-
lemak yang dapat memperparah test
penyakitnya.(Sudiarto, 2007) Diastolik
Pre- 20 92,05 2.946 0,001
Tabel 4.2 test 20 86,75 5.447
Gambaran Tekanan Darah Lansia Yang Post-
Mengalami Hipertensi Setelah Dilakukan test
Terapi Meditasi
Tekanan Standar Dari hasil penelitian dapat diketahui
N Mean
Darah Deviasi bahwa tekanan darah sistolik sebelum
dilakukan terapi meditasi adalah 148,25
Sistolik 20 140,75 4.940 mmHg. Sesudah dilakukan terapi meditasi
didapat rata-rata tekanan darah sistolik
Diastolik 20 86,75 5.447 140,75 mmHg. Dari hasil sistolik sebelum
dan sesudah dilakukan terapi meditasi
didapatkan PValue 0,000.
Hasil penelitian dengan jumlah sampel 20 Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,05
orang lansia yang mengalami hipertensi artinya terdapat pengaruh terapi meditasi
hasil analisis didapatkan rata-rata tekanan terhadap perubahan tekanan darah pada
darah sistolik setelah dilakukan terapi lansia yang mengalami hipertensi.
meditasi adalah 140,75 mmHg dengan
standar deviasi 4.940. Rata-rata tekanan Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
darah diastolik sebelum dilakukan terapi dapat dilihat distribusi responden
meditasi adalah 86,75 mmHg dengan berdasarkan hasil pengamatan terhadap nilai
standar deviasi 5,447. pre-test dan post-test tekanan darah lansia
Berdasarkan hasil didapatkan penurunan yang mengalami hipertensi menunjukan
tekanan darah pada lansia setelah diberikan bahwa 20 responden yang melakukan terapi
terapi meditasi. Terlihat responden yang meditasi terdapat perubahan tekanan darah.
mengalami hipertensi sulit untuk melakukan Responden tampak menikmati terapi
aktivitas dengan baik mengatakan biasanya meditasi yang dilakukannya itu, responden

KOPERTIS WILAYAH X 215


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

tidak mengeluh setelah dilakukan terapi Pada dasarnya pemberian terapi meditasi
meditasi dan responden mengatakan rileks ini dapat memberikan kondisi yang rileks
serta segar setelah melakukan terapi dimana pada kondisi rileks semua system
meditasi tersebut. tubuh akan bekerja dengan baik dan pada
Respon tubuh terhadap pengelolahan kondisi ini hipotalamus akan meyesuaikan
nafas dan manajemen pikiran yang dan terjadinya penurunanaktifitas sistem
berlandaskan spiritual dapat mengurangi saraf simpatis dan menigkatkan aktifitas
respon stres tubuh, kerja kelenjar adrenal sistem parasimpatis. Urutan efek fisiologis
menurun sehingga terjadi pengurangan dan gejala maupun tandanya akan terputus
kortisol yang mengakibatkan konstruksi dan stres psikologis akan berkurang. Teknik
pembuluh darah berkurang. Konstruksi dan relaksasi otot, relaksasi dengan imajinasi
dilatasi pembuluh darah juga diatur saaf terbimbing dan respon relaksasi dari Benson
simpatis dan parasimpatis. Hasil penetilian ini sesuai dengan teori
Penelitian ini jga didukung oleh yang mengatakan bahwa terapi meditasi
penelitian yang dilakukan Sudiarto (2007) adalah salah satu metode untuk membantu
terhadap lansia dengan hipertensi terdapat menurunkan tekanan darah. Penurunan
perbedaan signigikan perubahan tekanan tekanan darah disebabkan karena relaksasi
darah sistolik dan diastolik pre-test dan post- meditasi pada prinsipnya adalah
test terapi meditasi. Subjek dalam penelitian memposisikan tubuh dalam kondisi tenang,
ini terdiri dari 30 responden. sehingga akan mengalami kondisi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh keseimbangan, dengan demikian relaksasi
peneliti memperlihatkan bahwa terapi meditasi yang berintikan pada pernafasan
meditasi merupakan bagian dari tindakan akan mengingkatkan sirkulasi oksigen ke
non farmakologis yang dapat menurunkan otot-otot, sehingga otot-otot akan
tekanan darah. Dengan demikian dapat mengendur, tekanan darah akan menurun.
disimpulkan bahwa terjadi pengaruh terapi Relaksasi dapat menurunkan tekanan sistolik
meditasi pada lansia yang mengalami lebih dari 20 mmHg sedangkan tekanan
hipertensi terhadap perubahan tekanan darah diastolik antara 10 sampai 15 mmHg.
darah.
Dalam berbagai penelitian juga di KESIMPULAN
tegaskan bahwa Terapi non farmakologis Berdasarkan hasil penelitian dapat
dapat digunakan sebagai pelengkap untuk disimpulkan sebelum dilakukan terapi
mendapatkan efek pengobatan farmakologis meditasi rata-rata sistole tekanan darah
(obat anti hipertensi) yang lebih baik lansia 148,25 dan Rata-rata tekanan darah
(Dalimartha, 2008). Menrut Brunner & diastolik 92,25. Setelah diberikan terapi
Suddarth, 2002 membuktikan bahwa meditasi terjadi penurunan tekanan darah
penatalaksanaan nonfarmakologis lansia menjadi rata-rata systole 140,75
merupakan intervensi yang baik dilakukan mmHg dan Rata-rata tekanan darah diastolik
pada setiap pengobatan hipertensi .Terapi 86,75 mmHg. Dari hasil penelitian dapat
nonfarmakologis terbukti dapat mengontrol disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
dan mempertahankan tekanan darah agar terapi meditasi terhadap perubahan tekanan
tidak semakin meningkat (Flora et al., darah pada lansia yang mengalami
2012). hipertensi.

KOPERTIS WILAYAH X 216


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)

UCAPAN TERIMAKASIH Kesehatan. Undang Undang No. 23


Ucapan terima kaish kepada Ketua Tahun 1992 Tentang: Kesehatan,
Yayasan dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu (23), 131.
Kesehatan Ceria Buana Bukittinggi yang
telah memfasilitasi untuk melakukan Paat, I. G. O., Ratag, B. T., Kepel, B. J.,
penelitian dan kepala Puskesmas Tabek Kesehatan, F., Universitas, M.,
Gadang Ratulangi, S., Manado, R. (2014).
HUBUNGAN ANTARA
DAFTAR PUSTAKA KONSUMSI ALKOHOL DAN
Boedhi, Darmojo, R. (2011).Buku Ajar STATUS MEROKOK DENGAN
Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut KEJADIAN HIPERTENSI.
Usia) edisi ke 4. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. Sudiarto. (2007). PENGARUH TERAPI
RELAKSASI MEDITASI
Darmojo, R. Boedhi dan H. Hadi Martono. TERHADAP PENURUNAN
Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan TEKANAN DARAH. Prevention
Usia Lanjut) Ed. 3. Jakarta : FKUI. (Vol. 2).
2004.

Dinas kesehatan. (2014). Dinas kesehatan


kota bukittinggi.

Dinas Kesehatan Republik Indonesia.


(2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
Riset Kesahatan Dasar, 111116.
http://doi.org/1 Desember 2013.

Flora, R., Purwanto, S., Program, D., Ilmu,


S., Fakultas, K., & Sriwijaya, U.
(2012). PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS TERAPI
PADA PENDERITA HIPERTENSI
PRIMER DI, 124131.

Fuad, M. N. (2012). Pengaruh meditasi


Garuda terhadap tekanan darah dan
gejala hipertensi pada pasien
hipertensi usia pertengahan di Desa
Balung Lor, Kecamatan Balung
Kabupaten Jember.

Indonesia, P. R. (1992). Undang Undang No


. 23 Tahun 1992 Tentang:

KOPERTIS WILAYAH X 217

You might also like