Professional Documents
Culture Documents
Dalam Polybag
Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan
untuk bumbu masakan. Harga komoditas ini di pasaran juga berfluktuasi. Apalagi ketika
mendekati hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe langsung meroket sampai 60-100 ribu/kg.
Oleh sebab itu banyak orang yang tertarik untuk menanam cabe, baik untuk dijual ataupun hanya
sekedar untuk dipakai sendiri. Untuk menanam cabe tentu diperlukan sebuah lahan untuk
bercocok tanam. Sayang saat ini di daerah perkotaan tidak banyak tersedia lahan yang bisa
dimanfaatkan. Tetapi hal itu bisa disiasati dengan cara menanam cabe di dalam polybag atau pot.
Untuk menanam cabe di dalam pot atau polybag relatif lebih mudah untuk dilakukan. Tanaman
ini bisa tumbuh dengan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tetapi baiknya cabe
ditanam pada daerah yang berada pada ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan laut.
Sedangkan suhu yang cocok berkisar 24-27oC, tetapi masih bisa bertahan terhadap suhu dibawah
itu. Hal itu tergantung pula dengan jenis cabe yang ditanam.
Salah satu cabe yang paling cocok untuk ditanam di pekarangan rumah adalah jenis cabe rawit
dan cabe keriting. Jenis cabe ini sangat cocok untuk ditanam di iklim tropis dan rasanya pedas
juga disukai oleh banyak orang. Berikut kami berikan tutorial cara menanam cabe keriting dalam
polybag.
Untuk mendapatkan cabe berkualitas tentu perlu untuk memilih benih terbaik. Di pasaran banyak
sekali tersedia berbagai jenis cabe mulai dari cabe hibrida sampai varietas lokal. Untuk cara
penanaman kedua jenis cabe ini relatif sama tetapi khusus cabe hibrida biasanya untuk
mendapatkan hasil maksimal harus diberikan obat-obatan tertentu.
Jenis cabe hibrida banyak di-import dari Thailand dan Taiwan, sedangkan untuk jenis cabe lokal
banyak ditanam di Kudus, Rembang hingga Tanah Karo, Sumatra Utara. Saat ini para petani
lebih memilih bibit cabe lokal yang telah diseleksi karena produktivitasnya lebih baik daripada
yang tidak diseleksi.
Selain itu dari segi teknis cara menanam cabe lokal lebih mudah dibandingkan dengan cabe
hibrida. Cuma dari segi produktivitas cabe hibrida lebih unggul dari cabe lokal. Untuk pemula
yang baru belajar cara budidaya cabe sebaiknya menggunakan bibit cabe lokal.
Proses Penyemaian Bibit Cabe
Untuk menanam cabe di dalam polybag atau pot sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih.
Proses pertama yang harus dilakukan adalah menyemai bibit dilahan. Hal ini untuk menyeleksi
bibit cabe, agar bibit yang tidak bisa tumbuh dengan baik karena cacat atau memiliki penyakit
tidak ditanam.
Selain itu proses ini bertujuan untuk menunggu agar bibit cabe tumbuh cukup kuat untuk
ditanam di tempat yang lebih besar. Untuk lahan tempat menyemai bibit cabe bisa dilakukan di
polybag, pot, baki persemaian atau membuat petakan tanah. Untuk saat ini kita akan membahas
cara penyemaian bibit pada petakan tanah.
Langkah pertama adalah membuat petakan tanah dengan ukuran secukupnya. Buat campuran
kompos dan tanah kemudian aduk hingga rata. Butiran tanah diolah dengan sehalus dan
segembur mungkin. Tujuannya agar perakaran bisa menembus lahan dengan mudah. Buatlah
petakan tanah dengan lebar 5-10 cm, kemudian buat larikan di atasnya dengan jarak 10 cm.
Setelah lahan siap, langkah selanjutnya adalah memasukan benih cabe ke larikan dengan jarak
7,5 cm. Setelah itu siram untuk membasahi lahan dan tutup tipis dengan tanah atau kompos. Bila
sudah selesai tutup lahan yang telah ditaburi bibit dengan karung goni basah dan biarkan 3
sampai hari. Pertahankan karung goni tetap basah sampai hari ke 4 biasanya bibit cabe sudah
mulai muncul di permukaan tanah, kemudian buka karung goni tersebut.
Bila bibit-bibit cabe sudah mulai tumbuh, buatlah penutup dari plastik transparan untuk
melindungi bibit cabe kecil dari air hujan dan panas matahari langsung. Salah satu tanda bibit
cabe sudah siap untuk ditanam adalah sudah adanya 3-4 helai daun dan bibit telah berumur
sekitar 1 bulan.
Bila bibit cabe sudah besar, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media tanam.
Gunakan pot atau polybag dengan ukuran minimal 30 cm, agar media tanam bisa menopang
pertumbuhan cabe yang subur. Bila kesulitan untuk mendapatkan polybag bisa menggunakan
media tanam lain seperti pot plastik, kantong semen dan tanah.
Bisa juga menggunakan wadah bekas yang tidak terpakai, lubangi bagian bawah agar bisa
mengalirkan air. Untuk menanam cabe di dalam polybag bisa memakai media tanam dari
campuran tanah, pupuk kandang, kompos, arang, sekam padi, atau bahan lain yang serupa.
Beberapa contoh komposisi media tanam yang bisa kamu terapkan seperti campuran kompos dan
tanah dengan komposisi 1:2.
Bisa juga dengan komposisi tanah, arang sekap dan pupuk kandang dengan kamposisi 1:1:1.
Sedangkan campuran yang terakhir adalah campuran antara pupuk kandang dan tanah dengan
komposisi 1:2. Untuk pupuk kandang bisa mengunakan pupuk kandang yang matang. Baca :
Media Tanam untuk Budidaya
Pastikan bahan yang digunakan sebagai media tanam memiliki kualitas yang baik. Gunakan
saringan untuk mengayak media tanam agar mendapat media tanam yang halus. Berikan sedikit
pupuk NPK sekitar 3 sendok pada setiap polybag. Aduk pupuk tersebut hingga benar-benar
menyatu dengan media tanam.
Tempatkan media tanah pada tempat yang tidak tergenang air, atau Anda bisa membuat tepat
tersebut dengan melapisi pecahan genteng, koral kecil dan juga sabut kelapa. Tujuannya agar air
tidak tergenang di tempat tersebut.
Lakukan pemindahan dengan hati-hati, perhatikan akar tanaman agar jangan sampai rusak.
Buatlah lubang pada media tanam sedalam 5-7 cm. Bila pembibitan dilakukan di dalam polybag
maka pindahkan bibit cabe bersamaan dengan polybag ke tempat yang lebih besar.
Tetapi bila pembibitan dilakukan pada lahan tanah, maka proses pemindahannya bibit cabe
dengan sedikit tanah yang menempel ke tempat media tanam yang baru.
Seperti kebanyakan tanaman budidaya yang lain cabe juga memerlukan perawatan rutin agar bisa
tumbuh dengan baik. Perawatan pada cabe meliputi penyiraman, pemberian pupuk,
membersihkan dari gangguan gulma dan lain-lain. Berikut cara merawat tanaman cabe:
Pemberian pupuk.
Pupuk dan Pemupukan Budidaya cabe merupakan salah satu kegiatan bercocok tanam yang
tergolong rumit dan memerlukan perhatian khusus. Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan
budidaya cabe adalah teknik budidaya yang diterapkan. Teknik budidaya meliputi cara
pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, penggunaan pupuk yang tepat, penanganan hama dan
penyakit serta pemupukan susulan. Tanaman cabe membutuhkan asupan nutrisi yang cukup dan
tepat agar tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Selain pupuk dasar, tanaman cabe juga
membutuhkan pemupukan susulan, yaitu pemberian pupuk setelah tanam sampai tanaman
berproduksi. Pemberian pupuk susulan dimaksudkan agar tanaman cabe tidak kekurangan nutrisi
pada saat pertumbuhan vegetatif hingga tanaman berbuah.
Gambar Tanaman Cabe
Pemberian pupuk susulan bisa dilakukan dengan 2 cara, yang pertama dengan cara pengocoran
dan yang kedua adalah dengan cara ditabur. Aplikasi kedua cara tersebut disesuaikan dengan
kondisi. Jika musim kemarau pemupukan susulan lebih efektif dengan cara pengocoran, dan jika
musim hujan pemupukan susulan dilakukan dengan cara ditabur. Pemupukan dengan cara
dikocor lebih menguntungkan karena pupuk dapat segera diserap oleh tanaman, hemat waktu dan
tenaga karena sekaligus menyiram serta lebih hemat dalam penggunaan pupuk.
Berikut ini dosis dan cara pemupukan susulan tanaman cabe (Untuk 1000 Tanaman Cabe) :
Pemupukan pertama dilakukan dengan cara dikocor. Larutkan 4 kg pupuk NPK 16 dengan 250
liter air. Kemudian kocorkan pada tanaman cabe dengan dosis 250 ml / tanaman.
Pemupukan susulan kedua juga dilakukan dengan cara dikocor. Dosis dinaikkan sedikit, yaitu 6
kg pupuk NPK 16 dilarutkan dengan 250 liter air. Kocorkan pada tanaman cabe 250 ml /
tanaman.
Pemupukan susulan ke 3 bisa dilakukan dengan cara dikocor atau ditabur. Pupuk yang digunakan
adalah Urea 1 kg, NPK 4 kg, KNO Putih 1 kg, TSP 1 kg, MKP 1 kg (jumlah 8 kg)
Larutkan dengan 250 liter air, dan kocorkan 250 ml / tanaman pada lubang yang dibuat disisi
kiri dan kanan tanaman. Jarak lubang dengan batang tanaman 15 cm.
Jika tidak menggunakan mulsa, taburkan pupuk disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari
batang. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah.
4. Pupuk Susulan IV (Umur 30 HST) Dosis 10 kg
Pada pemupukan susulan ke 4 gunakan pupuk Urea 1 kg, NPK 4 Kg, KNO Putih 2 kg, TSP 2 kg,
MKP 1 kg (jumlah 10 kg).
Larutkan dengan 250 liter air, kemudian kocorkan pada lubang disisi kiri dan kanan tanaman
dengan jarak 15 cm. Dosis 250 ml/tanaman.
Atau ditaburkan pada lubang disisi kiri dan kanan tanaman.
Atau taburkan disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari batang. Kemudian pupuk ditutup
dengan tanah.
Pupuk susulan ke 5 adalah NPK 6 kg, KNO putih 2 kg, TSP 2 kg, MKP 2 kg.
Dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan pada lubang disisi tanaman dengan dosis
250 ml/tanaman.
Atau ditaburkan ditengah bedengan dengan cara membelah mulsa.
Atau ditaburkan disekeling tanaman kemudian ditutup dengan tanah
Pupuk susulan ke 6 adalah NPK 8 kg, KNO putih 2 kg, TSP 3 kg, MKP 2 kg.
Dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan pada lubang disisi tanaman dengan dosis
250 ml/tanaman.
Atau ditaburkan ditengah bedengan dengan cara membelah mulsa.
Atau ditaburkan disekeling tanaman kemudian ditutup dengan tanah
Pupuk susulan ke 6 adalah NPK 8 kg, KNO putih 2 kg, TSP 3 kg, MKP 2 kg.
Dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan pada lubang disisi tanaman dengan dosis
250 ml/tanaman.
Atau ditaburkan ditengah bedengan dengan cara membelah mulsa.
Atau ditaburkan disekeling tanaman kemudian ditutup dengan tanah
Pemupukan susulan ke 8 dan seterusnya hingga panen dilakukan dengan cara dan dosis yang
sama dengan pemupukan susulan ke 7, dengan rentang waktu 10 hari sekali. Pemupukan susulan
dilakukan hingga tanaman memasuki panen ke 7, setelah itu tidak perlu dilakukan pemupukan
susulan, karena secara otomatis produktifitas tanaman akan menurun. Terkecuali untuk varietas
tertentu yang berumur panjang, pemupukan bisa dilakukan sampai batas waktu yang tidak bisa
ditentukan.
Cara pemupukan susulan diatas adalah panduan umum dan tidak mutlak. Sebab kenyataan
dilapangan bisa berubah, sesuai dengan kondisi tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Dan juga
setiap tanah memiliki kandungan hara yang berbeda-beda. Dosis dan pupuk yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Demikian cara pemberian pupuk susulan ala
mitalom, semoga bermanfaat
pupuk yang baik untuk tanaman cabe adalah jenis pupuk kompos, tetapi perlu juga diberikan
pupuk buatan seperti NPK dengan dosis satu sendok/polybag setiap bulan. Apabila jenis ingin
membudidayakan tanaman organik makan pemupukan bisa diganti dengan menyemprotkan
pupuk organik pada masa pertumbuhan daun dan buah.
Penyiraman. Untuk menjaga kesegaran pada tanaman cabe sebaiknya dilakukan penyiraman
setiap 3 hari sekali. Tetapi bila suhu panas sebaiknya dilakukan penyiraman setiap hari sekali.
Pengajiran. Bila tanaman cabe sudah tumbuh besar, berikan ajir atau penahan dari bambu atau
kayu. Fungsi dari pengajiran adalah sebagai penopang tanaman cabe agar tidak mudah roboh.
Perompesan. Tunas muda yang baru tumbuh pada tanaman cabe sebaiknya dihilangkan.
Aktivitas perompesan dilakukan pada saat tanaman cabe berusia 20 hari setelah masa tanam.
Perompesan dilakukan 3 hari sekali sampai terbentuknya cabang. Manfaat dari perompesan
adalah untuk menjaga agar tanaman cabe tetap tegak dan tidak tumbuh ke samping ketika bambu
belum kuat menopang.
Merawat dan Memanen Cabe Rawit hargasumut.org
Pengendalian hama dan penyakit. untuk menjaga tanaman tetap tumbuh subur maka perlu
dilakukan perawatan agar tidak terserang hama atau penyakit. Untuk menghilangkan hama bisa
menggunakan petisida organik atau kimia. Jangan terlalu sering menggunakan pestisida, karena
akan merusak tanaman cabe.
Umur cabe yang siap untuk dipanen sangat bervariasi, tergantung dengan jenis varietas dan
lingkungan. Waktu yang tepat untuk memanen cabe adalah ketika cabe berwarna merah dan
masih ada garis hijau pada buahnya. Cabe dengan ciri tersebut memiliki bobot maksimal dan
bisa bertahan 1 2 harian. Waktu yang tepat untuk memanen cabe adalah pagi hari agar
kesegaran cabe tetap terjaga hindari panen di siang atau malam hari.
Hama & Penyakit Tanaman cabe adalah salah satu tanaman yang membutuhkan perawatan
spesial. Hama dan penyakit yang begitu kompleks pada tanaman ini mengharuskan para petani
untuk belajar dan terus belajar.
Pengamatan dan pencegahan harus selalu dilakukan, sebab jika terlambat serangan hama dan
penyakit sulit untuk di kendalikan. Penaganan sejak dini adalah cara yang paling tepat untuk
mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman ini. Sejak penyemaian, persiapan
lahan, penanaman, perawatan sampai masa panen petani harus betul-betul serius mempelajari
segala aspek tentang tanaman ini.
Berikut mitalom mencoba berbagi pengalaman tentang cara mengendalikan serangan hama dan
penyakit
pada tanaman cabe :
Berwarna hijau, berukuran kecil dan sangat banyak, menyerang daun dan tunas serta batang
muda,
menyebabkan daun berlubang dan merusak tunas muda. Pada serangan hebat tanaman menjadi
gundul dan
hanya menyisakan tulang-tulang daun sehingga pertumbuhan terhambat.
Pengendalian :
Semprot dengan Curacron, Regent, Prevathon atau Matador.
2. THRIPS
Cara Mengatasi Hama Tanaman Cabe : Kutu Daun, Ulat Grayak, Lalat Buah dan Thrips
Ditandai dengan gejala daun keriting dan menggulung kearah atas, hama ini sangat kecil
merusak
tanaman dengan cara menghisap cairan pada daun. Serangan awal terjadi pada pucuk daun/daun
muda. Serangan parah biasanya terjadi pada musim kemarau. Hama ini merupakan vektor
pembawa virus yang mudah menyebar dengan cepat.
Pengendalian :
Penyemprotan rutin dengan insektisida Agrimec, Demolish, Pegasus, Bamex, Omite, Mitac atau
Samite
Tungau yang menyerang tanaman cabe biasanya adalah tungau kuning (polyphagotarsonemus
latus) dan
tungau merah (tetranycus sp.). Hama ini menyebabkan daun keriting dan menggulung kearah
bawah,
bagian bawah daun yang terserang berwarna kecoklatan. Pada serangan hebat menyebabkan
daun rontok.
Pengendalian :
Penyemprotan rutin dengan racun tungau (Akarisida) misalnya Agrimec, Demolish, Pegasus,
Bamex, Omite, Mitac atau Samite
Baca juga Penyakit Pada Tanaman KELAPA SAWIT dan Cara Mencegahnya
Menyebabkan daun kriting dan pertumbuhan terhambat, kutu daun menyerang batang muda,
daun dan tunas
muda. Kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan pada daun yang menyebabkan daun
menjadi
kering dan permukaan daun keriting. Deteksi awal dengan cara memperhatikan setiap tanaman
secara
rutin. Jika terdapat banyak semut pada tanaman sudah dapat dipastikan kutu daun ada disana.
Kenapa
demikian? kutu daun mengeluarkan semacam zat gula sehingga membuat para semut tertarik.
Kutu daun adalah vektor pembawa dan penyebar virus kuning atau keriting bule.
Pengendalian :
Pengendalian dengan disemprot insektisida berbahan aktif abamektin,fipronil atau diafenthiuron
Pengendalian :
Pengendalian dengan membuat perangkap lalat buah atau disemprot insektisida Curacron,
Regent, Santoat, atau Matador
6. PURU AKAR
Gejala tanaman layu dan roboh. Puru akar menyerang akar dan batang bagian bawah
Pengendalian dengan cara menaburkan Nematisida (Curater, Furadan, Pentakur atau Petrofur)
Ulat berwarna coklat atau hijau, berukuran besar (sebesar pensil). Menyerang seluruh bagian
tanaman, buah, batang dan daun. Namun lebih menyukai buah cabe. Ulat ini aktif pada malam
hari dan
pada siang hari bersembunyi didalam tanah atau dibawah mulsa. Pada serangan hebat, ulat jenis
ini
dapat merusak berhektar-hektar tanaman cabe hanya dalam waktu 1 malam.
Pengendalian :
Jaga kebersihan sekitar area lahan, semprot dengan Curacron, santoat, Matador atau Prevaton.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.
1. BERCAK DAUN
Terdapat bercak bercak hitam dan bulat pada daun, daun menguning dan rontok. Penyebab
penyakit ini adalah jamur (Cercospora capsici). Serangan penyakit ini terjadi pada kondisi
kelembaban tinggi, yaitu pada musim penghujan.
Penyebaran spora dibawa oleh angin, air hujan dan manusia. Pencegahan dengan cara menanam
dengan jarak tidak terlalu rapat, supaya kondisi lingkungan tidak terlalu lembab. dan
menggunakan mulsa plastik pada musim penghujan.
2. ANTRAKNOSA / PATEK
Gejala kecambah layu saat disemai dan mati, mati pucuk (pucuk batang mengering), busuk
kering pada
batang dan daun, busuk pada buah (terdapat bulatan hitam pada buah seperti terbakar).
Penyebanya adalah jamur Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides
Pengendalian :
Pengendalian dengan penyemprotan fungisida.
4. LAYU FUSARIUM
Penyakit ini disebabkan oleh jamur/cendawan Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia.
Gejala tanaman kelihatan segar pada pagi dan sore hari, dan layu pada siang hari dan kembali
segar pada sore hari hingga akhirnya mati.
Pemgendalian lihat disini : Cara Mengatasi Layu Fusarium Pada Tanaman Cabe
Penyakit busuk batang disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici, menyerang pada musim
hujan dengan kelembaban tinggi. Penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh jamur Choanosearum sp, gejalanya kuncup berwarna hitam dan
lama-kelamaan tanaman mati.
6. LAYU BAKTERI
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini menyerang pada
jaringan batang. Bisa dicegah dengan pemberian bakterisida seperti agrimicyn, agrept atau
bactomicyn.
7. BUSUK BUAH
Ada dua macam busuk buah pada tanaman cabe. Yaitu busuk yang disebabkan oleh lalat buah
(busuk basah) dan busuk yang disebabkan oleh cendawan (busuk kering).
Pengendalian :
Busuk Basah : Gejala pada buah cabe muda tangkai atau bagian pucuk/ujung buah
menguning, terdapat larva didalam buah. Gejala pada buah cabe yang sudah merah, buah
membusuk, berair dan mudah rontok.
Gejala daun dan batang menguning dan biasanya keriting. Sampai saat
ini belum ditemukan racun untuk membasmi penyakit ini. Penyebabnya adalah virus gemini dan
ditularkan oleh kutu kebul dan kutu daun. Penanggulanganya dengan cara memilih bibit unggul
yang tahan terhadap
virus gemini dan membasmi vektornya/penularnya yakni kutu kebul dan kutu daun.
9. MOSAIK
Penyakit ini disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya terdapat warna daun
belang kekuningan, pertumbuhan kerdil dan tulang daun menguning.
Penyebaran penyakit ini dibantu oleh serangga. Pencegahan dilakukan dengan cara mengganti
tanaman yang terinfeksi dan penyemprotan insektisida secara rutin.
Teknik budidaya yang tepat adalah cara paling jitu untuk menghindari segala macam bentuk
resiko yang disebabkan oleh hama maupun penyakit. Pemilihan bibit unggul dan pengamatan
secara seksama merupakan faktor utama keberhasilan dalam bisnis komoditas yang satu ini.
Demikian beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman cabe, semoga bermanfaat..
Pestisida Budidaya tanaman cabai baik cabai rawit, cabai besar, paprika, cabai hias, maupun
cabai keriting bukan merupakan hal yang mudah meskipun tidak bisa juga dikatakan sulit.
Tingkat kesulitan berbudidaya cabai dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain iklim dan
cuaca, pengalaman, pengetahuan tentang hama dan penyakit serta pengetahuan tentang pestisida.
Tanaman cabe merupakan salah satu jenis tanaman favorit para petani, meskipun terkadang
tingkat keberhasilannya sulit diprediksi. Ada petani yang sukses padahal belum pernah dan baru
coba-coba menanam cabe, dan tidak jarang juga petani profesional yang sering mengalami
kegagalan. Nah, jika demikian berarti ada faktor lain yang ikut andil dalam usaha budidaya
cabai, yaitu faktor keberuntungan. Akan tetapi bukan berarti pengetahuan dan pengalaman itu
tidak penting.
Tanaman cabai keriting
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan berbudidaya cabai, salah satu faktor yang
menurut saya wajib dipelajari adalah pengetahuan tentang pestisida. Pengetahuan tentang
pestisida meliputi pengetahuan tentang jenis-jenis pestisida serta pengetahuan tentang bahan
aktif dan fungsinya. Secara umum kerusakan pada tanaman cabai bisa disebabkan oleh dua hal
yaitu Hama dan Penyakit. Hama dan penyakit disebabkan oleh beberapa organisme yang
berbeda, dan memerlukan penanganan serta perlakuan pestisida yang berbeda pula. Nah, berikut
ini sedikit catatan saya tentang jenis-jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama
dan penyakit pada tanaman cabai.
Berikut ini jenis-jenis pestisida yang biasa digunakan untuk tanaman cabai ;
1. Fungisida
Fungisida merupakan jenis pestisida yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit pada
tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur atau cendawan. Fungisida pada umumnya berbentuk
seperti tepung, namun ada juga beberapa jenis fungisida berbentuk cair. Beberapa jenis penyakit
yang disebabkan oleh jamur atau cendawan pada tanaman cabai antara lain
antraknosa/patek/krapak/api-api, busuk buah, busuk daun, busuk akar dan penyakit layu.
Contoh fungisida : Antracol, Amistartop, Bion-M, Dithane, Kocide, Score dan lain-lain.
2. Akarisida
Tanaman cabai rawit
Akarisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama jenis kutu-
kutuan pada tanaman cabe. Yang termasuk hama kutu-kutuan antara lain tungau (mites), thrips,
kutu daun (aphids) dan kutu kebul (bemisia tabaci). Pada umunya hama kutu menyebabkan daun
tanaman cabai menjadi keriting dan kerdil. Sedangkan kutu kebul selain menyebabkan tanaman
keriting dan kerdil juga merupakan vektor utama penyebaran virus gemini.
Contoh akarisida : Demolish, Rotraz, Samite, Agrimec, Omite, Bamex dan lain-lain.
3. Insektisida
Insektisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama serangga pada
tanaman cabai. Beberapa jenis serangga yang menjadi hama pada tanaman cabai misalnya lalat
buah, ulat grayak, oteng-oteng, penggorok daun, jangkrik, gangsir, orong-orong, ulat tanah dan
belalang. Hama serangga merusak tanaman cabai dengan cara memakan daun, buah, pucuk
tanaman dan pangkal batang.
Contoh insektisida : Biocron, Regent, Larvin, Curacron, Lannate, Matador dan lain-lain.
4. Bakterisida
Bakterisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit pada
tanaman cabe yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada
tanaman cabai antara lain layu bakteri, busuk bakteri dan bercak bakteri.
5. Nematisida
Nematisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama didalam tanah,
seperti nematoda/cacing atau puru akar. Nematisida pada umumnya tersedia dalam bentuk
butiran seperti pasir. Cara menggunakannya bukan disemprot, melainkan ditaburkan disekeliling
pangkal batang. Nematisida juga efektif digunakan untuk mengendalikan hama bekicot.
Contoh nematisida : furadan, petrofur, curater dan lain-lain
Pupuk daun bukan digunakan untuk mengendalikan hama maupun penyakit, namun pupuk daun
juga termasuk pestisida. Pupuk daun adalah material yang mengandung unsur hara micro yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk daun digunakan dengan cara disemprotkan kedaun dan
keseluruh bagian tanaman cabai.
Contoh pupuk daun : Growmore, Gandasil A/B, Bayfolan, Supergrow dan lain-lain
Zat pengatur tumbuh atau ZPT juga bukan merupakan material untuk membunuh hama maupun
penyakit, akan tetapi ZPT termasuk juga sebagai pestisida. Zat pengatur tumbuh adalah hormon
perangsang atau fithohorman yang fungsinya untuk memacu, menghambat dan merubah proses
fisiologi tanaman. ZPT bukan termasuk unsur hara dan digunakan hanya dalam jumlah yang
sangat sedikit.
Contoh produk yang mengandung ZPT : Score, Atonik, Root Up, Super Gib, Hormonik,
Amistartop dan lain sebagainya.
Demikian sedikit catatan tentang Jenis-jenis pestisida yang sering digunakan untuk tanaman
cabai. Produk-produk yang tersebut diatas hanyalah beberapa contoh dari sekian banyak produk
pestisida yang ada di pasaran.