Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
dr. Judhy Eko S., Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
PERUT MEMBESAR
ANAMNESA
Perut membesar sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya perut dirasakan mulai
membesar secara perlahan sejak 3 bulan yang lalu. Perutnya dirasakan semakin
hari semakin membesar dan bertambah tegang, sehingga membuat pasien sesak
dan kesulitan bernapas.
Selain itu, pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki sejak 3
minggu sebelum masuk rumah sakit namun tidak sampai membuat pasien susah
berjalan. Bengkak dikatakan tidak berkurang ataupun bertambah ketika dipakai
berjalan ataupun diistirahatkan. Bengkak pada kaki juga tidak berkurang saat
kedua kaki ditinggikan. Keluhan kaki bengkak ini tidak disertai rasa nyeri dan
kemerahan. Riwayat trauma pada kaki disangkal oleh pasien. Pasien juga tidak
mengeluhkan gejala kaki terasa berat, dingin dan mati rasa. Keluhan bengkak
pada kelopak mata dan lutut, sesak napas jika beraktivitas atau saat tidur dan
nyeri dada kiri disangkal
Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati sejak 1 bulan namun memberat
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati dikatakan seperti
ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari.
Keluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan makanan.
Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual yang dirasakan hilang timbul namun
dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang biasanya terjadi setelah makan.
Muntahan berisi makanan atau minuman yang dimakan sebelumnya, dengan
volume kurang lebih gelas aqua, tapi tidak ada darah maupun berwarna
kecoklatan. Keluhan mual dan muntah ini membuat pasien menjadi malas
makan (tidak nafsu makan).
Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak menghilang
walaupun pasien telah beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di seluruh
bagian tubuh dan semakin memberat dari hari ke hari.
Pasien mengatakan bahwa 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, buang
air besarnya pernah berwarna hitam seperti petis dengan konsistensi cair
dengan frekuensi 3 kali per hari dan volume kira-kira 1 gelas setiap buang air
besar. Namun saat ini buang air besarnya sudah berwarna kuning dengan
konsistensi cair, dengan ampas, namun tidak ada lendir dan darah dengan
frekuensi 3 kali per hari dan volume kurang lebih 1 gelas setiap kali buang air
besar.
Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit, dengan frekuensi 4-5 kali per hari dan volumenya kurang
lebih gelas tiap kali kencing. Rasa nyeri ketika buang air kecil disangkal oleh
pasien.
Pasien juga mengatakan bahwa kedua matanya berwarna kuning sejak 3
bulan sebelum masuk rumah sakit. Warna kuning ini muncul perlahan-lahan.
Riwayat kulit tubuh pasien menguning disangkal. Keluhan panas badan,
gelisah, sulit tidur di malam hari, rambut rontok dan gusi berdarah disangkal
oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Superior:
Akral hangat kering merah +/+
Edema -/-
Jejas -/-
Clubbing finger -/-
Eritema palmaris +/+
Inferior:
Akral hangat kering merah +/+
Edema +/+
Jejas -/-
Clubbing finger (-)
Darah lengkap Tgl 11 Darah lengkap Tgl 14
Desember 2016 Desember 2016
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan Hasil
Gula Darah 72 mg/dL
Sewaktu
BUN 14,7 mg/dL Albumin 2,8 d/dL
Creatinin 0,9 mg/dL
Pemeriksaan Hasil
PLANNING
1. Diagnosis
USG Abdomen
Bilirubin Direk/Total
Waktu Protrombin/ INR
2. Terapi
Non Medikamentosa
Edukasi pasein dan keluarga tentang penyakit yang dialaminya
Diet tinggi kalori tinggi protein
Tirah baring
Medikamentosa
O2 nasal 4 lpm
Inf. Aminofusin Hepar 14 tpm
Inj. Furosemide 2x1
Inj. Ceftriaxone 2x1
Inj. Ozid/omeprazole 2x1
Sucralfat Syrup 3xC1
Spironolactone 100 mg 1-0-0 PO
Transfusi albumin 20 % 100 cc
PEMBAHASAN KASUS
SIROSIS HEPATIS
Hipoalbumin Ascites
Eritema Palmaris
While nail
DIAGNOSIS
ANAMNESA
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESIS
TEORI YANG DIDAPATKAN
Kesimpulan :
- Varises Esofagus Gr II
RCS (-)
- Gastropati kongestif
- Gastritis erosiva antral
- Ulkus duodenum
Berdasarkan data diatas didapatkan kesimpulan
bahwa pasien menderita sirosis hepatis dengan
komplikasi yang sudah timbul yaitu asites,
anemia dan varises esofagus gr II
SIROSIS HEPATIS (Konsensus Baveno IV)
adrenergic
system
Hyperdinamic (increased Portal
circulation cardiac index) hypertension
Deranged
(vascular) vasoconstrictor renin -
/ dilator angiotensin increased
architecture portal blood
imbalance system (renal
Na and water flow
retention) increased
CIRRHOSIS
resistance to
Counterregulatory portal flow
mechanism
USG Abdomen
Bilirubin
Diagnosis
Direk/Total
PT/INR
Planning
Non
medikamentosa
Terapi
Medikamentosa
Mengurangi progresifitas penyakit
Menghindari bahan-bahan
penyebab kerusakan hati
TIPS Diet
Asites
Parasintesis Diuretika
Pada pasien ini dalam penatalaksanaan
asitesnya diberikan :
Spironolacton tablet 100 mg 1-0-0 (PO)
Inj. Furosemide 2x1
Asites-SBP
Sindroma
hepatorenal
PROGNOSIS
Indeks hati dapat dipakai untuk menentukan prognosis sirosis hati. Pasien
yang mengalami kegagalan hati ringan angka kematiannya 0-16%, sementara
yang mempunyai kegagalan hati sedang sampai berat, angka kematian antara
18-40%.
Pada pasien ini didapat Albumin 2,8 g/dL , Tidak ada gangguan
kesadaran, dan asites (+), namun belum dilakukan pemeriksaan
bilirubin sehingga belum dapat dilakukan pemeriksaan dengan indeks
hati untuk menentukan prognosanya.
Untuk memperkirakan tingkat kematian / mortalitas dari penderita SH dan
berapa lama harapan hidupnya, dapat digunakan suatu kriteria yang disebut
Child-Pugh. Kriteria ini mengandung beberapa komponen untuk menilai berat
tidaknya komplikasi dari suatu sirosis.
KESIMPULAN