You are on page 1of 15

PERAN LEMBAGA KURSUS MENGEMUDI DALAM SOSIALISASI PERATURAN

LALU LINTAS TERHADAP KEDISIPLINAN PENGEMUDI MOBIL DI PEKANBARU


(STUDI KURSUS PANDU)

Penulis Utama (Mahasiswa): Andri Teguh Winata


Alamat e-Mail : andriwinata17@gmail.com (085265909423)
Anggota (Dosen Pembimbing): Jonyanis
Jurusan: Sosiologi Fisip UR
Alamat Kampus: Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Kampus Bina Widya Simpang Baru
Telp.0761-63277
Abstract
This research aims to (1) determine the role of institutions in the course of socialization
traffic regulations to discipline the driver's car in traffic (2) determine what form of traffic
violations committed by the driver of the car. Materials provided by the institution driving course
is divided into two, namely the material in an enclosed area and open area. To determine the role
of the researcher compared the course of understanding between participants driving courses
with drivers who do not use the services of a driving course.
The results of this research found that the understanding of the driving technique among
course participants driving with drivers who do not use the services of the course does not have a
significant difference, or can be called both of them have almost the same understanding.
But knowledge of the Law No. 22 on Traffic and Land Transportation, both on traffic signs
and road markings and disciplinary problems in driving looks very striking difference is the level
of discipline driver course participants is higher than drivers who do not use the services of the
course.
keywords: Car Driver, Traffic Discipline.

Pendahuluan Mengangkut atau memindahkan


manusia dan barang-barang dari satu
Transportasi dapat diartikan sebagai tempat ke tempat lain merupakan kegiatan
usaha memindahkan, menggerakkan, yang sudah dilakukan sejak dahulu atau
mengangkut, atau mengalihkan suatu dapat dikatakan setua dengan kemanusian.
objek dari suatu tempat ke tempat lain, Orang primitif berpindah dari satu tempat
dimana ditempat lain objek tersebut lebih ke tempat lain untuk mencari makanan dan
bermanfaat atau dapat berguna untuk melindungi diri, dan untuk menikmati
tujuan-tujuan tertentu.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 1


keajaiban alamiah di dunia di mana nasional pendidikan. Partisipasi masyarakat
mereka hidup. tersebut kemudian tercipta sebuah lembaga
kursus dan pelatihan yang bersumber dari
Permasalahan lalu lintas seperti masyarakat untuk masyarakat. Dalam
kemacetan, kecelakaan, pelanggaran lalu menjalankan tugas sebagai penyelenggara
lintas dan sebagainya tidak dapat dihindari kursus, Lembaga pendidikan non formal
lagi. Ada banyak pelanggaran yang atau penyelenggara kursus dan pendidik atau
dilakukan oleh pengemudi kendaraan tidak instruktur kursus di berikan kebebasan
terkecuali oleh para pengemudi mobil yang dalam berorganisasi menjadi mitra
sering tidak patuh terhadap rambu-rambu pemerintah.
lalu lintas yang ada, misalnya menerobos
lampu merah, tidak menggunakan safety belt
(sabuk keselamatan), menerima telpon atau Permasalahan
SMS sambil mengemudi, dan banyak Dari fenomena yang terlihat diatas
pelanggaran lainnya. maka peneliti membuat perumusan masalah
sebagai berikut:
Dari permasalahan di atas maka
sangatlah diperlukan adanya sosialisasi 1. Bagaimana peran sosialisasi lalu
dari pihak terkait yaitu Satuan Lalu Lintas lintas yang dilakukan oleh
serta lembaga-lembaga kursus lembaga kursus mengemudi
mengemudi, untuk meningkatkan terhadap kedisiplinan pengemudi
kesadaran masyarakat pengguna mobil dalam berlalu lintas?
kendaraan khususnya pengendara roda 2. Apa saja bentuk-bentuk
empat akan pentingnya kedisiplinan dalam pelanggaran lalu lintas yang
berkendara dan patuh terhadap tata tertib dilakukan oleh pengemudi mobil?
lalu lintas. Masalah keselamatan di jalan
sangat erat kaitannya dengan lalu lintas Metode Penelitian
karena berbagai kecelakaan yang
menimbulkan kerugian dan bahkan Dalam hal ini peneliti akan
kematian sering terjadi berkaitan dan menggunakan metode penelitian kuantitatif
menggunakan lalu lintas sebagai yang akan dibahas secara deskriptif untuk
sarananya. Oleh karena itu upaya preventif lebih memudahkan dalam mengetahui hasil
dalam menjaga keamanan dan keselamatan penelitian yaitu tentang peran lembaga
di jalan harus menjadi prioritas yang kursus mengemudi dalam sosialisasi
diutamakan. peraturan lalu lintas terhadap kedisiplinan
pengemudi mobil di Pekanbaru (studi kursus
Lembaga kursus merupakan salah satu PANDU).
partisipasi dalam masyarakat dalam
menjalankan nilai-nilai yang terkandung Teknik penarikan sampel dalam
dalam pendidikan yang akan disampaikan penelitian sosial pada dasarnya meliputi
sesuai dengan tujuan lembaga kursus teknik random dan nonrandom. Harus diakui
tersebut. Oleh karena itu masyarakat berhak bahwa menarik sampel dari suatu populasi
menyelenggarakan pendidikan yang berbasis yang terdiri dari sekelompok manusia
masyarakat, dengan mengembangkan dan merupakan pekerjaan yang membutuhkan
melaksanakan kurikulum dan evaluasi keseriusan.
pendidikan, serta manajemen dan
pendanaannya sesuai dengan standard

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 2


Penarikan sampel pada peserta kursus itu peneliti memberikan batasan-batasan
yang memiliki SIM A melalui lembaga terhadap konsep tersebut:
kursus PANDU yang berjumlah 40 orang
dan selanjutnya sebagai perbandingan a. Kursus mengemudi adalah tempat
dimunculkan sampel dari responden seseorang belajar mengemudi kendaraan
memiliki SIM A dengan tidak mengikuti roda empat dalam pembelajaran
lembaga kursus baik yang diperoleh melalui mengemudi siswa akan diajarkan
cara instan (SIM tembak) maupun cara/teknik mengemudi yang baik,
pembuatan SIM regular. dengan seorang instruktur pengajar
yang sudah berpengalaman dalam
penelitian ini yang termasuk dalam
Landasan Teori objek penelitian adalah Lembaga
Kursus Mengemudi Pandu.
1. Sosialisasi b. Sosialisasi adalah proses yang menuntut
Demi kelangsungannya, setiap individu mengembangkan potensi
masyarakat mesti berada di dalam keadaan tingkah laku aktualnya yang diyakini
tertib. Tanpa keadaan tertib pasti kehidupan kebenarannya dan telah menjadi
bermasyarakat tidak akan mungkin kebiasaan serta sesuai dengan strandar
berlangsung. Berbeda halnya dengan dari kelompoknya.
masyarakat serangga yang berada dalam c. Kedisiplinan yang dimaksud dalam
keadaan tertib karena bekerjanya faktor- penelitian ini adalah kedisiplinan
faktor biologik dan alami, maka pada peserta kursus mengemudi dalam
masyarakat manusia keadaan tertib selalu menaati aturan dalam berlalu lintas.
ditegakkan atas dasar faktor-faktor yang Adapun indikator kedisiplinan adalah
bersifat kultural, serta diusahakan dengan menaati peraturan lalu lintas dalam
mengadakan pengaturan-pengaturan yang berkendara di jalan raya seperti,
bersifat normatif. Menggunakan sabuk pengaman ketika
mengemudi, menaati rambu-rambu lalu
2. Kedisiplinan lintas, tidak ugal-ugalan saat
Kedisiplinan adalah suatu kondisi mengemudi, membawa surat-surat
yang tercipta dan terbentuk melalui proses kendaraan, dan memiliki surat izin
dari serangkaian perilaku yang menunjukan mengemudi.
nilai nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Disiplin adalah
kepatuhan untuk menghormati dan Hasil Penelitian
melaksanakan suatu system yang
mengharuskan orang tunduk pada Pemahaman Peserta Lembaga Kursus
keputusan, perintah atau peraturan berlalu Mengemudi PANDU terhadap Materi
lintas. Kursus

Konsep Operasional Bagian dari sosialisasi yang diberikan


oleh lembaga kursus adalah memberikan
Konsep-konsep yang dikaji dalam materi berupa teori bagaimana cara-cara
penelitian ini adalah tentang Pengaruh mengemudi yang baik dan benar sesuai
Sosialisasi Lalu Lintas Terhadap dengan peraturan yang berlaku. Pemahaman
Kedisiplinan Pengendara Mobil dalam pengemudi tentang materi kursus akan
Berlalu Lintas di Pekanbaru. Oleh karena menjadikan pengemudi mobil yang memiliki

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 3


keahlian terlatih atau professional dalam yaitu, mengemudikan mobil maju mundur
berkendara di jalan raya. pada jalan lurus.
Beberapa materi yang diajarkan dalam
teori mengemudi di area tertutup antara lain
Tabel 6.1 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Tertutup Maju
Mundur Lurus

Maju Mundur SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No
Lurus Jumlah Persen Jumlah Persen
(Jiwa) (%) (Jiwa) (%)
1 Paham 6 15,00 4 10,00
2 Sangat paham 34 85,00 36 90,00
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui paham akan materi ini berjumlah 4 orang
bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh (10%) dan selebihnya manjawab sangat
lembaga kursus dapat dikatakan sangat memahami materi ini dengan presentase
berhasil karena 85% responden sangat 90%.
memahami materi yang diajarkan oleh para
instuktur di lembaga kursus sedangkan Materi di area tertutup selanjutnya yang
sisanya 15% responden memahami materi diberikan oleh lembaga kursus kepada
yang diberikan oleh lembaga kursus peserta didiknya adalah mengendarai mobil
tersebut. Sementara itu pemahaman di jalan yang membentuk pola huruf L yaitu
pengemudi yang tidak menggunakan jasa mengemudikan mobil dari jalan yang agak
kursus diperoleh data yaitu pengemudi yang lebar ke jalan yang lebih sempit.
Tabel 6.2 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Tertutup Leter
L (dari lebar ke sempit)

Leter L (dari lebar SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No Jumlah Persen Jumlah Persen
ke sempit)
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Kurang paham 1 2,50 3 7,50
2 Paham 11 27,50 13 32,50
3 Sangat paham 28 70,00 24 60,00
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014

Berdasarkan tabel hasil penelitian diatas menjawab paham dengan jumlah 11 orang
diketahui bahwa pemahaman siswa (27,5%) dan menjawab sangat paham
mengenai materi mengemudi pola leter L sebanyak 28 orang responden (70%) dari
sangat bervariasi 1 orang menyatakan bahwa data diatas dapat disimpulkan bahwa materi
ia tidak memahami materi tersebut (2,5%) yang disampaikan oleh lembaga kursus
akan tetapi selain dari itu responden berhasil.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 4


Materi area tertutup yang diberikan kendaraan dengan berbagai macam bentuk
selanjutnya oleh lembaga kursus kepada parkir yang pada umumnya digunakan oleh
peserta lembaga kursus adalah mengemudi para pemilik kendaraan dalam memarkirkan
adalah bagaimana cara memarkirkan kendaraannya.
Tabel 6.5 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Tertutup
Mengenai Parkir Kendaraan

Parkir Serong/ SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No Tulang Ikan, Seri/ Jumlah Persen Jumlah Persen
Parkir Biasa, Paralel (jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Kurang paham 1 2,50 4 10,00
2 Paham 14 35,00 13 32,50
3 Sangat paham 25 62,50 23 57,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014

Berdasarkan perolehan data diketahui Apabila dibandingkan dengan tingkat


bahwa peserta kursus mengemudi PANDU pemahaman pengemudi yang tidak
pada umumnya menguasai materi ini hal ini menggunakan jasa kursus, data yang
di buktikan dengan 14 orang peserta kursus diperoleh agak berbeda karena ada 4
yang paham akan materi ini (35%) dan 25 responden(10%) yang menjawab kurang
orang peserta sangat memahami materi ini paham mengenai teori parkir ini, kemudian
(62,5%) hanya ada 1 orang peserta kursus sisanya ada 13 responden (32,5%)
yang menjawab kurang memahami materi menjawab paham dan 23 responden (57,5%)
ini (2,5%), dari keterangan data diatas dapat menjawab sangat paham tentang teori parkir.
disimpulkan bahwa pemahaman materi area Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman
tertutup dalam hal parkir sudah sangat pengemudi yang menggunakan jasa kursus
berhasil dilakukan oleh lembaga kursus mengemudi PANDU sedikit lebih baik
mengemudi PANDU. pemahamannya dibandingkan dengan
pengemudi yang tidak menggunakan jasa
kursus.
pribadi seorang pengemudi melainkan akan
Pemahaman Teori Mengemudi di Area adanya interaksi dengan pengemudi lain
Terbuka yang sama-sama berada di jalan raya, oleh
Pemahaman mengemudi di area terbuka karena itu pemahaman materi mengemudi di
atau di jalan raya merupakan hal yang sangat jalan raya (area terbuka) harus benar-benar
penting dalam penyampaian sosialisasi dan dikuasai agar tidak membahayakan diri
materi oleh lembaga kursus ini karena sendiri dan orang lain. Berikut akan
nantinya pengemudi akan melakukan dijabarkan satu persatu mengenai
banyak hal di tempat terbuka dalam pemahaman peserta kursus mengemudi
berkendara. Pemahaman pengemudi di jalan dalam materi mengemudi di area terbuka.
raya bukan hanya menyangkut dengan diri
Tabel 6.8 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area
Terbuka Mengenai Teknik Mengemudi

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 5


SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus
No Teknik/ cara
mengemudi Jumlah Persen Jumlah Persen
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
7 17,50
1 Paham 5 12,50
2 Sangat paham 35 87,50 33 82,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
Berdasarkan data yang diperoleh mereka paham terhadap materi ini
diketahui bahwa sosialisasi mengenai sedangkan 33 responden (82,5%) lainnya
bagaimana teknik mengemudi di area menyatakan bahwa sangat paham akan
terbuka sangat berhasil dilakukan oleh materi ini. Hal ini menunjukan bahwa
lembaga kursus hal ini dapat dibuktikan pemahaman peserta kursus sedikit lebih baik
dengan 87,5% responden sangat menguasai dari pada pengemudi yang tidak
teknik ini dan sisanya sebanyak 12,5% menggunakan jasa kursus mengemudi.
responden paham akan teknik mengemudi.
Berikut akan disajikan data hasil
Data perbandingan menunjukan bahwa penelitian mengenai pemahaman peserta
pemahaman pengemudi mengenai materi lembaga kursus mengenai etika dan sopan
teknik mengemudi yaitu sebanyak 7 santun di jalan raya.
responden (17,5%) menyatakan bahwa
Tabel 6.9 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Terbuka
Mengenai Etika dan Sopan Santun dalam Berlalu Lintas

Etika/ sopan SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No santun dalam Jumlah Persen Jumlah Persen
berlalu lintas (jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Paham 4 10,00 5 12,50
2 Sangat paham 36 90,00 35 87,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan Data perbandingan menunjukan bahwa
ditemukan bahwa hampir seluruh responden pemahaman pengemudi mengenai materi
sangat memahami etika dan sopan santun di etika dan sopan santun dalam berlalu lintas
jalan raya dengan jumlah 36 orang yaitu sebanyak 5 responden (12,5%) bahwa
responden (90%) sangat memahami dan 4 paham akan materi ini dan yang terakhir
orang responden (10%) memahami yaitu 35 responden (87,5%) menyatakan
mengenai meteri ini. Dapat disimpulkan sangat memahami materi ini. Hal ini
bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh menunjukan bawa pemahaman peserta
lembaga kursus mengenai etika dan sopan kursus lebih baik dari pada pengemudi yang
santun dalam berlalu lintas sangat berhasil tidak menggunakan jasa kursus mengemudi
dilaksanakan. meskipun perbandingan nya hanya sedikit.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 6


Berikut akan disajikan mengenai kewajiban dan tanggung jawab seorang
pemahaman lembaga kursus mengenai hak, pengemudi dalam berlalu lintas.
Tabel 6.10 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Terbuka
Mengenai Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengemudi

Hak, kewajiban dan SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No tanggung jawab Jumlah Persen Jumlah Persen
pengemudi (jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Paham 6 15,00 27 67,50
2 Sangat paham 34 85,00 13 32,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014

Berdasarkan hasil penelitian hak, kewajiban dan tanggung jawab yaitu


pemahaman peserta lembaga kursus sebanyak 27 responden (67,5%) menyatakan
mengenai hak, kewajiban, dan tanggung bahwa paham akan materi ini dan 13
jawab pengemudi di jalan raya menemukan responden (32,5%) menyatakan sangat
hasil yang memuaskan dengan perolehan memahami materi ini. Hal ini menunjukan
presentase sebanyak 85% sangat memahami bawa pemahaman peserta kursus lebih baik
materi ini dan 15% peserta kursus dari pada pengemudi yang tidak
mengemudi paham akan materi ini. Hal ini menggunakan jasa kursus mengemudi.
menunjukan bahwa sosialisasi melalui
materi yang dilakukan lembaga kursus Berikut akan ditampilkan tabel
PANDU sangat berhasil dilakukan. pemahaman responden terhadap materi
Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan
Data perbandingan menunjukan bahwa Jalan (UULLAJ).
pemahaman pengemudi mengenai materi

Tabel 6.12 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Terbuka
Mengenai Pengetahuan tentang Undang-Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan

Pengetahuan SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No Jumlah Persen Jumlah Persen
tentang UULLAJ
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Tidak paham - - 5 12,50
2 Kurang paham 3 7,50 13 32,50
3 Paham 26 65,00 17 42,50
4 Sangat paham 11 27,50 5 12,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas diketahui materi UULLAJ tidak ada yang tidak
bahwa pemahaman peserta kursus mengenai memahami materi ini, tapi ada 3 responden

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 7


(7,5%) yang kurang memahami materi ini. terakhir yaitu sebanyak 5 responden (12,5%)
Sedangkan responden lain yang memahami menyatakan sangat paham akan materi ini.
materi ini berjumlah 26 orang (65%) serta Hal ini menunjukan bahwa pemahaman
yang sangat memahami materi ini berjumlah peserta kursus lebih baik dari pada
11 orang (27,5%). Data perbandingan pengemudi yang tidak menggunakan jasa
menunjukan bahwa pemahaman pengemudi kursus mengemudi.
mengenai materi pengetahuan tentang
UULLAJ yaitu sebanyak 5 responden Maka dapat disimpulkan bahwa materi
(12,5%) menyatakan bahwa tidak mengenai UULLAJ ini berhasil di
memahami terhadap materi ini sedangkan 13 sosialisasikan oleh lembaga kursus hanya
responden (32,5%) lainnya menyatakan saja masih ada beberapa peserta yang masih
bahwa kurang paham akan materi ini dan belum memahami teori ini dan perlu
kemudian ada 17 responden (42,5%) diadakan pendalaman materi sehingga
menyatakan paham materi ini dan yang terwujud tujuan dari lembaga kursus
PANDU ini.

Tabel 6.13 Frekuensi Pemahaman Responden Terhadap Materi pada Area Terbuka
Mengenai Pengetahuan Rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan

Pengetahuan rambu SIM A Kursus SIM A Tidak Kursus


No lalu lintas dan marka Jumlah Persen Jumlah Persen
jalan (jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Paham 16 40,00 31 77,50
2 Sangat paham 24 60,00 9 22,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
Berdasarkan hasil penelitian yang rambu lalu lintas dan marka jalan yaitu
diperoleh pengetahuan peserta kursus sebanyak 31 responden (77,5%) menyatakan
mengenai rambu lalu lintas dan marka jalan bahwa paham akan materi ini dan yang
dikatahui bahwa peserta yang paham akan terakhir yaitu 9 responden (22,5%)
materi ini berjumlah 16 responden (40%) menyatakan sangat memahami materi ini.
dan yang sangat memahami materi ini Hal ini memunjukan bahwa pemahaman
berjumlah 24 responden (60%) maka dapat peserta kursus lebih baik dari pada
diambil kesimpulan bahwa sosialisasi yang pengemudi yang tidak menggunakan jasa
dilakukan oleh lembaga kursus mengemudi kursus mengemudi, karena umumnya
PANDU sangat berhasil. pengemudi yang tidak menggunakan jasa
kursus hanya belajar mengemudi mobil saja
Data perbandingan menunjukan bahwa tanpa mempelajari rambu-rambu lalu lintas
pemahaman pengemudi mengenai materi dan marka jalan.

Kedisiplinan Mengemudi Para


Pengemudi Mobil di Pekanbaru
Disiplin adalah kepatuhan untuk pada keputusan, perintah atau peraturan
menghormati dan melaksanakan suatu berlalu lintas. Dengan sikap disiplin dalam
sistem yang mengharuskan orang tunduk berkendara maka akan terwujud lingkungan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 8


yang kondusif di jalan raya, adanya sikap mempertimbangkan etika dan sopan santun
saling menghormati dan menghargai, terhadap pengendara lain di jalan raya.
Salah satu yang mencerminkan sikap saling menghargai dan menghormati. Dalam
disiplin dalam berkendara adalah memiliki tabel di bawah ini akan dideskripsikan
etika yang baik di jalan raya. Dengan bagaimana implementasi peserta kursus
menggunakan etika ketika kita dalam beretika di jalan raya sesuai dengan
mengemudikan kendaraan, maka kita sudah materi yang telah diberikan oleh lembaga
menjaga hubungan dengan orang lain kursus PANDU.
pengguna jalan sehingga menimbulkan sikap

Tabel 6.15 Deskripsi Data Tentang Etika Responden Pengemudi Mobil di Jalan Raya

Pilihan jawaban
Jumlah
No Etika di jalan raya SS S KS TS (jiwa)
K TK K TK K TK K TK
tidak mengemudikan
1 mobil dengan ugal- 39 32 - 8 - - 1 - 80
ugalan
88,75% 10,00% - 1,25% 100%
mengendarai mobil
2 sesuai dengan 36 1 4 26 - 13 - - 80
kecepatan normal
46,25% 37,50% 16,25% - 100%
senantiasa
menghargai
pengemudi lain yang
3 36 18 4 17 - 5 - - 80
sama-sama
menggunakan jalan
raya
67,50% 26,25% 6,25% - 100%
menjaga keindahan
dan keapikan jalan
4 raya dengan tidak 37 27 3 9 - 4 - - 80
membuang sampah
sembarangan
80,00% 15,00% 5,00% - 100%
Persentase 70,63% 22,19% 6,88% 0,30% 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
*K = Kursus
*TK = Tidak Kursus

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 9


Dari tabel 6.15 dapat diketahui bahwa sebanyak 22,19% sedangkan 6,88% lainnya
responden pengemudi di jalan raya baik menjawab kurang setuju dan 0,30%
yang mendapatkan pendidikan kursus responden tidak menggunakan etika dalam
maupun tidak ternyata yang termasuk dalam berkendara dengan menjawab tidak setuju.
melakukan tindakan dengan menggunakan Berikut akan disajikan deskripsi data
etika dengan jawaban sangat setuju mengenai ketaatan peserta kursus terhadap
sebanyak 70,63% dan yang menjawab setuju peraturan lalu lintas.

Tabel 6.16 Deskripsi Data Tentang Ketaatan Responden Terhadap Peraturan Lalu Lintas

Pilihan Jawaban
Mematuhi Peraturan Jumlah
No SS S KS TS
Lalu Lintas (Jiwa)
K TK K TK K TK K TK
Selalu menggunakan
sabuk pengaman
1 40 20 - - - 18 - 2 80
ketika mengemudikan
mobil
75,00% 22,50% - 2,50% 100%

Selalu membawa surat


tanda nomor
2 39 36 1 - - 4 - - 80
kendaraan (STNK)
ketika mengemudi

93,75% 1,25% 5,00% - 100%


Memiliki surat izin
3 40 40 - - - - - - 80
mengemudi (SIM)
100% - - - 100%
Mematuhi semua
4 peraturan lalu lintas 39 13 1 22 - 5 - - 80
dan marka jalan
65,00% 28,75% 6,25% - 100%
Persentase 83,44% 13,44% 2,82% 0,60% 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
*K = Kursus
*TK = Tidak Kursus

Berikut akan dijabarkan jumlah peserta petugas maupun melakukan pelanggaran


lembaga kursus yang pernah terkena sanksi yang tidak sesuai dengan peraturan yang
tilang di jalan raya baik dalam operasi razia berlaku.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 10


Tabel 6.17 Distribusi Frekuensi Responden yang Dikenakan Sanksi Tilang

SIM A Kursus SIM A Tidak kursus


No Sanksi tindakan tilang
Jumlah Persen Jumlah Persen
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
1 Pernah 3 7,50 21 52,50
2 Tidak pernah 37 92,50 19 47,50
Total 40 100 40 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas diketahui tidak menggunakan jasa kursus mengemudi
bahwa sebanyak 3 peserta (7,5%) lembaga lebih unggul dalam angka pernah ditilang
kursus pernah tekena sanksi tilang oleh dengan angka 21 responden (52,5%) dan 19
petugas kepolisian sedangkan 37 peserta peserta (47,5%) tidak pernah ditilang oleh
lainnya (92,5%) tidak pernah dikenakan pihak berwajib.
sanksi tilang sedangkan pengemudi yang

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 11


Tabel 6.18 Frekuensi Jenis Pelanggaran yang di Lakukan oleh Responden

SIM A
SIM A
Tidak Kursus
No Jenis Pelanggaran Kursus
Frekuensi Frekuensi
(jiwa) (jiwa)
1 Tidak mempunyai SIM - -
2 Tidak membawa STNK 3 6
3 Tidak menggunakan sabuk pengaman 2 31
Melanggar ketentuan rambu-rambu lalu
lintas dan marka jalan, alat pemberi
4 isyarat lalu lintas dan tata cara 1 16
penggandengan dan penempelan dengan
kendaraan lain
Melanggar lampu merah dan isyarat
5 - 13
petugas
Tidak mengutamakan keselamatan
6 - -
pejalan kaki
Kecelakaan hingga menyebabkan orang
7 - 5
lain terluka atau meninggal
Mengemudikan mobil dengan ugal-
8 1 2
ugalan
9 Kelebihan muatan - -
10 Kecepatan melebihi batas maksimal 1 12
Modifikasi mobil yang menyalahi
11 - 4
aturan
Menggunakan telepon genggam
12 (handphone) saat berkendara 6 18
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2014

Kesimpulan dimana pemahaman peserta kursus


PANDU terhadap materi-materi yang
1. Melihat dari karakteristik responden diberikan oleh instruktur dapat di
pengemudi mobil di dominasi oleh laki- kategorikan sangat baik, namun jika
laki, walaupun pada kenyataannya dibandingkan dengan responden yang
sekarang sudah banyak juga perempuan tidak menggunakan jasa kursus
yang mengemudikan mobilnya sendiri mengemudi maka terlihat selisih nilai
agar lebih efisien dan tidak terlalu yang tidak terlalu mencolok antara
bergantung pada laki-laki. keduanya.
2. Pada penelitian ini penulis menemukan 3. Pengemudi yang menggunakan lembaga
bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh kursus dalam mengemudi kendaraan di
lembaga kursus mengemudi PANDU jalan raya sudah mengaplikasikan materi-
sudah terlaksana dengan cukup baik materi yang diperoleh dari lembaga

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 12


kursus hal ini terlihat dari bagaimana lalu lintas seperti yang tertera dalam
etika pengemudi di jalan raya yang Undang-Undang No. 22 tahun 2009
senantiasa mematuhi peraturan-peraturan tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Saran disiplin di jalan raya sesuai
dengan Undang-Undang No.22
1. Dalam rangka meningkatkan tahun 2009 tentang Lalu Lintas
kualitas pengemudi yang dan Angkutan Jalan dan turut
sesuai dengan Undang-Undang serta dalam terciptanya
No.22 tahun 2009 tentang Lalu Kamtibselcar dalam berlalu
Lintas dan Angkutan Jalan lintas.
maka diperlukan adanya 3. Bagi lembaga-lembaga kursus
sosialisasi yang lebih luas bagi mengemudi agar lebih
masyarakat bukan hanya memperhatikan kurikulum
terdapat dalam kursus belajar mengemudi serta turut
mengemudi saja, akan lebih menanamkan disiplin bagi para
baik apabila sosialisasi peserta didiknya bukan hanya
peraturan lalu lintas dilakukan sekedar bisa mengemudikan
di lembaga-lembaga lain yang mobil saja tapi juga paham dan
berkaitan dengan lalu lintas mengerti peraturan-peraturan
seperti adanya penyuluhan yang berlaku dan etika berlalu
mengenai Undang-Undang lintas yang baik sesuai dengan
atau tertib lalu lintas di Undang-Undang agar tercipta
sekolah-sekolah ataupun lulusan-lulusan yang tidak
kampus dan lembaga-lembaga hanya mahir tapi juga disiplin
lainnya. dan bertanggung jawab.
4. Bagi para pengemudi yang
2. Bagi para calon pengemudi
tidak melalui jalur kursus
yang ingin belajar di kursus
hendaknya bisa lebih disiplin
mengemudi sebaiknya carilah
dengan mempelajari peraturan-
referensi mengenai lembaga-
peraturan lalu lintas yang
lembaga kursus yang ada di
terdapat dalam Undang-
Pekanbaru baik dari teman
Undang No.22 tahun 2009
ataupun orang yang dekat yang
tentang Lalu Lintas dan
sudah berpengalaman atau
Angkutan Jalan, karena dengan
pernah mengikuti kursus
disiplin dan pengetahuan
mengemudi, karena kursus
tentang peraturan lalu lintas
mengemudi sekarang sudah
maka akan tercipta para
sangat banyak didirikan tapi
pengemudi yang handal dalam
semata-mata hanya mengejar
berkendara serta terciptanya
keuntungan materi tanpa
Kamtibselcar sesuai yang
memikirkan hasil lulusan yang
diharapkan.
dapat mahir mengemudi serta

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 13


DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. (1997). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Adisasmita Rahardjo. (2010). Dasar-dasar Ekonomi Transportasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Bagong Suyanto, J. Dwi Narwoko. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Edisi 3.
Jakarta: Kencana.
Chester L. Hunt, Paul B. Horton. (1984). Sosiologi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Chester L. Hunt, Paul B. Horton. (2005). Sosiologi Komunikasi prespektif Teoritik. Yogyakarta:
Bumi Intaran.
Ekosiswoyo R, Rachman M. (2000). Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press.
Fidel Miro. (2005). Perencanaan Transportasi. Padang: Erlangga.
Idianto M. (2004). Sosiologi untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Idrus Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gelora
Aksara Pratama.
Janu Murdiyatmoko. (2004). Sosiologi untuk SMA kelas I. Bandung: grafindo.
Juju Suryawati, Kun maryati. (2004). Sosiologi SMA untuk kelas X. Jakarta: Esis.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1996). Jakarta: Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2007). Jakarta: Balai Pustaka.
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
OLeary K.D. dan S.G. OLeary. (1977). Classroom Management: TheSuccessful Use of
Behavior Modification. New York: Pergamon press, Inc.

Polresta Pekanbaru. Daftar pelanggaran lalu lintas ditinjau dari jenis kendaraan. tahun 2013

Prijodarminto Soegeng. (1994). Disiplin: Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita.
Soekanto Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekanto Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekanto Soerjono. (1993). Kamus Sosiologi. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 14


Sunarto Kamanto.(2010 ). Pengantar Sosiologi. Lembaga penerbit: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Supardan. (2004). Pembelajaran Sejarah Berbasis Pendekatan Multikultural dan Perspektif
Sejarah Lokal, Nasional, Global untuk Integrasi Bangsa (Studi Kuasi Eksperiment
terhadap Siswa SMU di Kota Bandung. Disertasi. UPI Bandung).
Tulus Tuu. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi siswa. Jakarta: Grasindo.
Usman Kolip, Elly M. Setiadi. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan UU No. 22 Th 2009. Cetakan Pertama.
Jakarta: Sinar Grafika.
www.komisikepolisianindonesia.com/kasus/read/8625/pusat-pendidikan-keselamatan-lalu-
lintas.http/html diakses pada 19 Juni 2014 pukul 00:53

Jom FISIP Volume 1 No. 2 - Oktober 2014 15

You might also like