You are on page 1of 11

POTENSI RETRIBUSI PARKIR

DI KABUPATEN PEKALONGAN

Choliq Sabana, Catur Ragil Sutrisno (Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan)

Abstract

This study aims to analyze contribution of parking retribution for local revenue, the potential of parking
retribution, and identifying the factors supporting and inhibiting acceptance roadside parking retribution
general and special place. Research utilizes mixed method, which is research which utilize quantitative
method and kualitative. Observational object is parking retribution at common wayside and special
place parking retribution. There is location even research covers 135 dot park at common wayside and
50 dot park special places.
The analysis shows the average contribution of PAD to the revenues Pekalongans Regency 7.92%,
lower than the average contribution of PAD to Revenue in the City / County in Indonesia which
amounted to 12%. Levies a major contribution to regional income, ranging from 71%. Retribution
parking can be a source of revenue given the potential for the development of demographic, socio-
economic, as well as the growth of vehicle ownership. Opportunities to increase revenue is still open
considering parking retribution labor income is higher than the parking lot UMK of Central Java, and
the growth of new parking base.

Keywords: potential, parking retribution, PAD.

PENDAHULUAN
Pemberlakuan otonomi daerah Pendapatan Asli Daerah antara lain
diatur dalam Undang-Undang Nomor berupa Pajak Daerah dan Retribusi
22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Prinsip dasar berlakunya undang-
tahun 1999 tentang Perimbangan undang pemerintahan daerah adalah
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan memberikan kewenangan yang lebih
Daerah. Anggaran Pendapatan dan luas bagi pemerintah daerah untuk
Belanja Daerah sebagai sumber mengelola daerahnya masing-masing.
pembiayaan pembangunan daerah Untuk efisiensi dan efektifitas
berasal dari Pendapatan Asli Daerah penyelenggaraan fungsi pemerintah
dan penerimaan berupa Dana daerah diperlukan dukungan sumber
Perimbangan yang bersumber dari pembiayaan yang memadai.
Pendapatan dan Belanja Negara.

13
Dalam Undang-Undang Nomor sumber pembiayaan agar pemerintah
34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan kabupaten dapat menjalankan fungsi
Retribusi Daerah yang selanjutnya pemerintah daerah secara lebih efektif
diubah menjadi Undang-Undang dan dapat mengurangi ketergantungan
Nomor 28 Tahun 2009 menetapkan pembiayaan dari pemerintah pusat.
ketentuan-ketentuan pokok yang Menurut Undang-Undang Nomor
memberikan pedoman kebijakan dan : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
arahan bagi Pemerintah Daerah dalam Daerah pasal 157 sumber Pendapatan
melaksanakan pemungutan pajak dan Asli Daerah berasal dari : 1) Hasil
retribusi, sekaligus menetapkan Pajak Daerah, 2) Hasil Retribusi
pengaturan untuk menjamin penerapan Daerah, 3) Hasil Pengolahan Kekayaan
prosedur umum perpajakan dan daerah yang dipisahkan, dan; 4) Lain-
retribusi daerah lain PAD yang sah.
Pendapatan Asli Daerah yang Retribusi daerah memiliki
merupakan sumber pembiayaan daerah peranan penting sebagai sumber PAD
dalam melaksanakan pemerintahan yang selanjutnya menjadi sumber
daerah belum banyak berperan. pembiayaan bagi pelaksanaan
Menurut Mardiasmo (2004), rata-rata pemerintah daerah yang mandiri.
PAD kabupaten/kota seluruh Indonesia Realisasi Retribusi Daerah
berkisar pada angka 12% dibandingkan Kabupaten Pekalongan masih cukup
dengan penerimaan dari pemerintah relevan untuk ditingkatkan mengingat
pusat. Itu artinya ketergantungan besarnya potensi retribusi yang belum
pemerintah daerah kepada pemerintah termanfaatkan secara maksimal.
pusat sangat tinggi. Penggalian potensi retribusi parkir
Peranan Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu bentuk retribusi
Kabupaten Pekalongan Sampai dengan daerah didasarkan atas adanya
dengan tahun 2010 rata-rata kontribusi perubahan-perubahan yang terjadi
PAD pertahunnya baru mencapai 8%. dalam masyarakat, baik dalam
Hal ini menuntut adanya kreativitas perubahan demografi, ekonomi
dan inisiatif baru dalam menggali

14
maupun sosial yang mempunyai seberapa banyak mengenai sesuatu
implikasi tertentu kepada sektor parkir. (Cooper & Shindler, 2001).
Berdasarkan latar belakang
tersebut, masalah penelitian yang dapat Obyek Penelitian
dirumuskan adalah sebagai berikut: 1) Obyek penelitian ini adalah
Seberapa besar kontribusi retribusi Retribusi Parkir di Kabupaten
parkir menyumbang Pendapatan Asli Pekalongan yang meliputi retribusi
Daerah, 2) Seberapa besar potensi parkir di tepi jalan umum dan retribusi
penerimaan retribusi parkir, 3) Faktor parkir tempat khusus.
apa saja yang menyebabkan kurang
optimalnya pemungutan retribusi Metode Pengumpulan Data
parkir. Data primer diperoleh melalui
Penelitian ini dilaksanakan dalam survei atas seluruh lokasi penelitian.
rangka menganalisis dan memperoleh Pengumpulan data primer dilakukan
data potensi retribusi parkir di melalui wawancara yang dipandu
Kabupaten Pekalongan. dengan kuesioner. Data sekunder
diperoleh melalui sumber-sumber data
METODOLOGI PENELITIAN resmi yang tersedia di lingkungan
Jenis Penelitian Pemerintah Daerah Kabupaten
Jenis penelitian ini adalah mixed Pekalongan.
method, yaitu penelitian yang
menggunakan metode kuantitatif dan Populasi dan Sampel
kualitatif. Metode kuantitatif Sampel yang diambil pada
dilaksanakan untuk mengkaji terutama observasi dilakukan dengan
besaran logis potensi retribusi parkir. menggunakan teknik Purposive
Adapun metode kualitatif yang random sampling dengan kriteria : 1)
dipergunakan berupa metode deskriptif Titik parkir berada di wilayah kota
analisis, yaitu penelitian yang berusaha kecamatan, 2) Setiap kecamatan dipilih
untuk mencari tahu tentang siapa, apa, titik parkir ramai, titik parkir sedang
di mana, bilamana, bagaimana, atau dan titik parkir sepi. Berdasarkan

15
kriteria tersebut, diperoleh sampel titik 2. Perhitungan efektifitas anggaran
parkir yang tersebar di sembilan retribusi. Perhitungan dilakukan
wilayah kota kecamatan sebanyak 30 dengan mengukur besarnya rasio
titik parkir di tepi jalan umum dari realisasi penerimaan retribusi
populasi sebanyak 120 titik parkir dan parkir dengan anggaran retribusi
5 titik parkir tempat khusus dari parkir yang telah ditetapkan.
populasi sebanyak 50 titik parkir di Efektifitas retribusi jika angka rasio
Kabupaten Pekalongan. sama dengan di atas 100 %.
3. Perhitungan potensi retribusi
Alat Analisis Kuantitatif parkir. Untuk mengukur potensi
1. Kontribusi Retribusi terhadap PAD. penerimaan retribusi parkir setiap
Perhitungan kontribusi Retribusi tahunnya selama periode
parkir terhadap PAD dilakukan pengamatan dapat dilakukan
dengan mengukur besarnya rasio dengan menggunakan formula
retribusi parkir yang diterima sebagai berikut :
dengan besarnya PAD dan
pendapatan daerah Kabupaten
Pekalongan.
n n n
k

i 1
L motor. r
i 1
Lmobil. r Lsepeda. r
i 1
PRP 360 x
j 1
n


Ltruk. r

i 1

Keterangan : Ltruk = Jumlah truk


PRP = Potensi Retribusi Parkir r = Tarif retribusi
Lmotor = Jumlah sepeda motor k = Jumlah/banyaknya parkir di
Lmobil = Jumlah mobil Kabupaten Pekalongan
Lsepeda = Jumlah sepeda n = Jumlah titik

16
HASIL DAN PEMBAHASAN keseluruhan retribusi daerah maupun
pendapatan daerah. Besarnya
Kontribusi Retribusi Parkir
terhadap Pendapatan Asli Daerah kontribusi retribusi parkir terhadap

Penerimaan retribusi parkir di pendapatan asli daerah selama periode

Kabupaten Pekalongan relatif belum Tahun 2001 s/d Tahun 2010 rata-rata

banyak berperan dalam pembiayaan baru sebesar 0,12%. Hal ini dapat

penyelenggaraan pemerintah daerah. dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

Kontribusinya relatif kecil dari

Tabel 1 Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah


Tahun 2001 s/d Tahun 2010
Tahun PAD Retribusi Kontribusi
2001 14,275,553,381 24,420,000 0.17
2002 22,278,219,028 16,500,000 0.07
2003 22,734,767,294 18,000,000 0.08
2004 27,224,986,021 18,600,000 0.07
2005 29,079,225,142 30,600,140 0.11
2006 30,803,316,110 38,818,000 0.13
2007 42,208,100,472 40,620,000 0.10
2008 50,136,941,087 43,734,000 0.09
2009 58,468,319,642 117,145,000 0.20
2010 67,780,239,029 118,830,000 0.18
Rerata 0.12
Sumber: data diolah

Meskipun kontribusi retribusi berkembang, serta pertumbuhan


parkir sebagai salah satu sumber biaya ekonomi dan meningkatnya
penyelenggaraan pemerintah daerah pendapatan perkapita penduduk
melalui pendapatan asli daerah masih Kabupaten Pekalongan.
sangat kecil, namun peranannya sangat
penting dan harus dikembangkan Potensi Retribusi Parkir
karena potensinya di masa yang akan a. Potensi Retribusi Tepi Jalan Umum
datang cukup besar. Besarnya potensi Untuk menentukan akurasi
retribusi parkir dapat dipengaruhi oleh potensi dilakukan kegiatan
perubahan demografi dan sosial obeservasi, dengan cara melakukan
ekonomi, iklim usaha yang terus penghitungan kendaraan yang

17
parkir di 30 titik tempat parkir tepi informasi besarnya potensi retribusi
jalan umum yang diamati. Hasil mobil di tepi jalan umum
observasi menunjukkan bahwa Rp. 320,598,000.
kendaraan yang parkir pada jam Dengan demikian total
sibuk yaitu diantara jam 08.00- potensi retribusi parkir di tepi jalan
12.00 rata-rata kendaraan yang umum yang bersumber dari motor
parkir per jam per titik sebanyak dan mobil sebesar
7,35 buah. Pada jam normal yaitu Rp. 2.116.638.000.
antara jam 12.00 18.00 rata-rata
kendaraan yang parkir per jam per b. Potensi Retribusi Tempat Parkir
Khusus.
titik sebanyak 5 buah. Sedangkan
pada jam sepi yaitu antara jam Penentuan akurasi potensi,
18.00-21.00 rata-rata kendaraan dilakukan kegiatan observasi
yang parkir per jam per titik parkir dengan cara melakukan
sebanyak 4.87. Dari hasil penghitungan kendaraan yang
perhitungan diperoleh data bahwa parkir di 5 titik tempat parkir
besarnya potensi retribusi motor di khusus di sekitar pasar tradisional.
tepi jalan umum sebesar Hasil observasi menunjukkan
Rp. 1,796,040,000. bahwa kendaraan yang parkir pada
Sedangkan retribusi parkir jam sibuk yaitu diantara jam 06.00
mobil di tepi jalan umum pada jam - 10.00 rata-rata kendaraan yang
sibuk rata-rata kendaraan yang parkir per jam per titik sebanyak
parkir sebanyak 0,88 per jam per 16,75 buah. Pada jam normal yaitu
titik parkir. Pada jam normal rata- antara jam 10.00 15.00 rata-rata
rata kendaraan yang parkir kendaraan yang parkir per jam per
sebanyak 0,45 per jam per titik titik sebanyak 11,37 buah.
parkir. Pada jam sepi rata-rata Sedangkan pada jam sepi yaitu
kendaraan yang parkir sebanyak antara jam 15.00 - 18.00 rata-rata
0,28 per jam per titik parkir. Dari kendaraan yang parkir per jam per
hasil perhitungan diperoleh titik parkir sebanyak 3,09. Dari

18
hasil perhitungan diperoleh 0,21 per jam per titik parkir. Pada
informasi besaran potensi retribusi jam sepi rata-rata sepeda yang
motor di tempat khusus sebesar parkir sebanyak 0,31 per jam per
Rp. 2.396.400.000. titik parkir. Dari hasil perhitungan
Sedangkan retribusi parkir diperoleh infomrasi besarnya
mobil di tempat parkir khusus pada potensi retribusi sepeda motor di
jam sibuk rata-rata mobil yang tempat khusus sebesar
parkir sebanyak 0,70 per jam per Rp. 43.200.000.
titik parkir. Pada jam normal rata- Dengan demikian total
rata mobil yang parkir sebanyak potensi retribusi parkir tempat
0,40 per jam per titik parkir. Pada parkir khusus yang bersumber dari
jam sepi rata-rata mobil yang motor, mobil dan sepeda sebesar
parkir sebanyak 0,31 per jam per Rp. 2,594,400,000.
titik parkir. Dari hasil perhitungan
didapatkan informasi besarnya Perhitungan Potensi Retribusi
Parkir
potensi retribusi mobil di tempat
khusus sebesar Rp. 154. 800.000. 1. Potensi Retribusi di Tepi Jalan
Umum.
Retribusi parkir sepeda di
tempat parkir khusus pada jam Pendapatan pekerja parkir per

sibuk rata-rata kendaraan yang hari dapat diketahui dari rata-rata

parkir sebanyak 0,93 per jam per jumlah kendaraan dikalikan

titik parkir. Pada jam normal rata- dengan tarif per jenis kendaraan.

rata sepeda yang parkir sebanyak Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Pendapatan Pekerja Parkir per Hari


NO JENIS KENDARAN FREKUANSI TARIF JUMLAH
1 MOBIL 6.6 1,000 6,600
2 MOTOR 73.91 500 36,955
PENDAPATAN PEKERJA PARKIR/ HARI 43,555
Sumber : Data diolah

19
Selanjutnya jumlah tersebut pengeluaran terdapat sisa sebesar
dikurangi pengeluaran per hari Rp. 11.488. Hasil sisa ini yang
menurut UMK Kabupaten merupakan sumber perhitungan
Pekalongan. Besarnya pengeluaran potensi retribusi parkir.
per hari menurut UMK Kabupaten Besaran yang dapat
Pekalongan sebesar Rp. 32,067 dimanfaatkan berdasarkan
yang merupakan hasil pembagian pertimbangan nilai sisa pendapatan
UMK Kabupaten Pekalongan dan jumlah titik parkir, dapat
sebesar Rp. 962.000 dibagi 30 hari. dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Hasil pendapatan dikurangi

Tabel 3 Besaran Yang Dapat Dimanfaatkan

HARI
JUMLAH
DALAM JUMLAH
NO PEMANFAATAN POTENSI
SATU TITIK
PENDAPATAN
TAHUN
1 1000 360 120 43,200,000
2 2000 360 120 86,400,000
3 3000 360 120 129,600,000
4 4000 360 120 172,800,000
5 5000 360 120 216,000,000
6 6000 360 120 259,200,000
7 7000 360 120 302,400,000
8 8000 360 120 345,600,000
9 9000 360 120 388,800,000
10 10000 360 120 432,000,000
11 11488 360 120 496,281,600
Sumber : Data diolah

2. Retribusi di Tempat Parkir Khusus sebagai lahan parkir. Dalam hal ini

Berbeda dengan parkir di tepi adalah lahan parkir di sekitar pasar

jalan umum, parkir khusus adalah tradisional. Karena luasnya lahan

parkir yang penyelenggaraannya di parkir dan banyaknya pengguna

tempat khusus yang disediakan parkir, maka biasanya pengelolaan


lahan parkir di tempat khusus ini

20
dilakukan oleh lebih dari satu tempat khusus per hari dapat dilihat
orang. Pendapatan pekerja parkir di pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4 Pendapatan Pekerja Parkir per Hari


NO JENIS KENDARAAN FREKUANSI TARIF JUMLAH
1 MOBIL 6 1,500 9,000
2 MOTOR 133 1,000 133,000
3 SEPEDA 5 500 2,500
PENERIMAAN PEKERJA PARKIR/ HARI 144,500
Sumber : Data diolah

Dari tabel di atas, diketahui total pengeluaran sebesar


bahwa pendapatan pekerja Rp. 96.021. Sehingga dalam hal ini
Rp. 144.500 Jika dianggap rata-rata terdapat sisa pendapatan yang
tiap titik parkir dikelola oleh 3 berpotensi untuk ditarik sebagai
orang dengan pengeluaran per potensi retribusi oleh pemerintah
orang sebagaimana pengeluaran sebesar Rp. 48,167.
UMK sebesar Rp. 32.067, maka
kurang dari 100% maka dikatakan
Efektifitas Retribusi Parkir tidak efektif. Dari data yang disajikan
Efektifitas Retribusi dapat dilihat pada tabel 5 terlihat bahwa pada tiga
dari rasio realisasi dibanding dengan tahun terakhir retribusi parkir tidak
target yang ditetapkan, jika hasilnya efektif.

Tabel 5 Target dan Realisasi Retribusi Parkir


TAHUN TARGET REALISASI RASIO EFEKTIFITAS
2001 24,420,000 24,420,000 100.00 Efektif
2002 16,500,000 16,500,000 100.00 Efektif
2003 18,000,000 18,000,000 100.00 Efektif
2004 18,450,000 18,600,000 100.81 Efektif
2005 30,600,000 30,600,140 165.85 Efektif
2006 40,600,000 38,818,000 95.61 Tidak Efektif
2007 40,600,500 40,620,000 100.05 Efektif
2008 68,722,500 43,734,000 63.64 Tidak Efektif
2009 125,000,000 117,145,000 93.72 Tidak Efektif
2010 180,000,000 118,830,000 66.02 Tidak Efektif
Sumber : DPPKA, berbagai tahun

21
Faktor-faktor Penyebab Tidak kebijakan yang dimaksud.
Optimalnya Penerimaan Retribusi
Penyebabnya, pada bulan yang sama
Parkir
SKPD belum mencapai target yang
a. Manajemen penyelenggaraan parkir,
ditetapkan atau banyak tagihan
baik penyelenggara parkir maupun
retribusi yang belum tertagih.
manajemen parkir di Kabupaten
Sehingga perubahan target baru
Pekalongan belum tertata dengan
menjadi beban bagi SKPD dalam
baik. Masih terdapatnya pekerja
pencapaian target. Pada
parkir liar menjadikan penerimaan
Dinhubkominfo, UPT Parkir masih
retribusi parkir berkurang jumlahnya
memiliki tunggakan retribusi awal
dari yang seharusnya.
yang belum tercapai dan perubahan
b. Pembinaan perparkiran belum
target penerimaan menjadi beban
menyentuh aspek pengaturan,
bagi UPT. Pemenuhan target parkir
pengendalian, pendidikan dan
biasanya diatasi dengan menggenjot
pelatihan SDM pekerja parkir.
penerimaan parkir saat ada hajat
Pembinaan yang dilakukan baru
besar seperti karnaval, festival atau
sebatas perijinan.
hiburan lain.
c. Di Kabupaten Pekalongan masih
banyak terjadi tidak optimalnya atau
SIMPULAN DAN SARAN
ketidakefektifan penerimaan
Simpulan
retribusi. Hal ini disebabkan adanya
1. Penerimaan retribusi parkir masih
kebijakan perubahan target
sangat kecil dan kontribusinya
penerimaan yang dilakukan
terhadap Pendapatan Asli Daerah
menjelang akhir tahun, yaitu 3 bulan
(PAD) dari tahun 2001 sampai
menjelang akhir tahun anggaran.
dengan tahun 2010 rata-rata baru
Padahal di sisi lain, banyak SKPD,
sebesar 0,12%.
termasuk Dinas Perhubungan
2. Peluang meningkatkan pendapatan
Komunikasi dan Informasi
retribusi parkir masih terbuka
(Dinhubkominfo), tidak siap dengan

22
mengingat pendapatan pekerja ekstensifikasi dapat dilakukan
parkir yang lebih tinggi dibanding dengan memperluas basis retribusi.
UMK Jawa Tengah, dan DAFTAR PUSTAKA
tumbuhnya basis perparkiran baru - Anonim. 2003. Jurnal Analisa
Kebijakan. LSPU Indonesia
3. Pembinaan perparkiran baru
Jakarta.
dimaknai sebatas penyediaan ijin - Arsyad, Lincolin, Drs. M.Sc. 1999.
Ekonomi Daerah, Pengantar
menyelenggarakan parkir, belum
Perencanaan dan Pembangunan ;
menyentuh aspek pengaturan, Edisi Pertama, Penerbit : BPFE
- Cooper, Donald R. & Pamela S.
pengendalian, pendidikan dan
Schindler. 2006. Metode Riset
pelatihan SDM pekerja parkir Bisnis. Volume 2 edisi 9. PT.
Media Global Edukasi, Jakarta
Rekomendasi
- Mardiasmo. 2000. Paradigma
1. Pemerintah harus secara konsisten Baru Pengelolaan Keuangan
Daerah. PT. ANDI, Yogyakarta.
melakukan pembinaan yang
- Mardiasmo & Akhmad Makhfatih.
menyangkut aspek pengaturan, 2000. Pengitungan Potensi Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah di
pengendalian dan pengawasan.
Kabupaten Magelang, Modul
2. Dalam rangka meningkatkan Pelatihan, PAU Studi Ekonomi
UGM, Yogyakarta.
kepuasan pemakai jasa parkir,
- Undang-undang Nomor 22 tahun
pemerintah harus pengupayakan 1999 yang dirubah Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 dan
kebijakan yang beroreintasi
Undang-Undang Nomor 12 tahun
kesejahteraan terhadap pekerja 2008 tentang Pemerintah daerah
- Undang-Undang Nomor 25 tahun
parkir.
1999 yang dirubah Undang-undang
3. Untuk meningkatkan potensi Nomor 33 Tahun 2004 tentang
retribusi, Pemerintah Daerah dapat Perimbangan Keuangan Antara
melakukan kebijakan intensifikasi Pusat dan Pemerintah Darah.
- Undang-undang Nomor 34 tahun
dengan penertiban pekerja parkir 2000 yang dirubah Undang-undang
yang belum memiliki ijin, serta Nomor 28 tahun 2009 tentang
mengevaluasi terhadap kepemilikan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
- Peraturan Daerah Kabupaten
ijin parkir dan kebijakan
Pekalongan Nomor 1 Tahun 2012
tentang Retribusi Daerah.

23

You might also like