You are on page 1of 13

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN HARAPAN

MASYARAKAT/SASARAN TERHADAP UPAYA GIZI


No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE
19770626 200502 2 003

1. Pengertian

2. Tujuan Sebagai acuan langkah langkah dalam


3. Kebijakan SK kepala puskesmas No.
4. Referensi
5. Alat dan a.
bahan b.
c.
d.
e.
6. langkah 1.
langkah 2.
3.

7. Bagan Alir Pelaksana

1/2
8. Hal hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait

10. Dokumen terkait

11. Rekaman Historis NO. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan Diberlakukan

2/2
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

DI POSYANDU
No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertia Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program


perbaikan gizi yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan
gizi anak
2 Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mendukung perbaikan
prilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
3.Kebijakan SK.Kepala Puskesmas Cabenge No.
Tentang Pemantauan pertumbuhan Balita Oleh Upaya gizi
4.Referensi 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayan
Terpadu
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 tentang
Penggunaan Kartu Menuju sehat (KMS) bagi balita
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat
5.Alat dan bahan a. antropometri KIT
b. ATK
5.Prosedur 1. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)
- Menyebarluaskan hari buka posyandu
- Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
- Mempersiapkan sarana posyandu
- Melakukan pembagian tugas antar kader
- Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan
- Mempersiapkan bahan PMT Penyuluhan
2. Pelaksanaan Posyandu (Hari H)
Ada 5 Langkah dalam kegiatan posyandu:
- Pendaftaran Balita
- Penimbangan
- Pencatatan
- Penyuluhan dan Konseling
- Pelayanan Kesehatan
3. Evaluasi.Setelah selesai posyandu melakukan evaluasi/ menilai hasil
kegiatan antara lain jumlah kunjungan balita, jumlah 2T dan BGM
6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

3/2
PENEMUAN ANAK GIZI BURUK

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/1

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda berikut:
a. Sangat kurus
b. Edema, minimal pada kedua punggung kaki
c. BB/PB atau BB/TB <-3 SD
d. Lila <11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan)
2 Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk

3.Kebijakan Dilakukan pada balita di posyandu atau di sarana kesehatan

4.Alat dan Bahan a.Antropometri KIT


b.ATK
5.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1995/MENKES?SK/XII/2010 tentang
standar antropometri penilaian status Gizi anak
Departemen Kesehatan RI direktorat Bina gizi Masyarakat dan Puslitbang
gizi dan makanan 2007 tentang Pedoman Mengenal balita gizi buruk
6.Prosedur 1. Menggunakan data rutin hasil penimbangan,pengukuran tinggi
badan (BB/PB,
2. Anak dengan satu atau lebih tanda berikut; terlihat sangat kurus
edema pada seluruh tubuh, BB/PB atau BB/TB ,-3 SD, LILA <11,5,
ada komplikasi medis. Rawat Inap di RS
3. Anak dengan satu atau lebih tanda berikut; terlihat sangat kurus
edema pada kedua punggung tangan/kaki, BB/PB atau BB/TB ,-3
SD, LILA <11,5, nafsu makan baik tanpa komplikasi medis. Rawat
Jalan
4. BB/TB< -2 SD s.d -3 ,LILA antara11,5 12,5 cm , tidak ada edema,
nafsu makan baik tanpa komplikasi medis. Gizi kurang PMT
Pemulihan

7.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

4/2
PENANGANAN ANAK GIZI BURUK

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/2

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda berikut:
a. Sangat kurus
b. Edema, minimal pada kedua punggung kaki
c. BB/PB atau BB/TB <-3 SD
d. Lila <11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan)
2 Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi
buruk
3.Kebijakan SK.Kepala Puskesmas No.
Tentang Penanganan anak Gizi buruk
4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1995/MENKES?SK/XII/2010 tentang
standar antropometri penilaian status Gizi anak
Departemen Kesehatan RI direktorat Bina gizi Masyarakat dan Puslitbang
gizi dan makanan 2007 tentang Pedoman Mengenal balita gizi buruk
5.Alat dan Bahan a.Antopometri KIT
b.ATK
c.Bahan Makanan Lokal
d.Susu
5.Prosedur 1. Pengukuran Antropometri
- Penimbangan BB dilakukan setiap minggu
- Pengukuran PB/TB dilakukan setiap bulan
- Selanjutnya dilakukan ploting pada grafik dengan tiga
indikator pertumbuhan (TB/U atau PB/U, BB/U, BB/PB atau
BB/TB)
2. Pemeriksaan klinis. Dokter melakukan anamnese untuk
mencari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan
mendiagnosa penyakit, serta menentukan ada atau tidak
penyakit penyerta, tanda klinis atau komplikasi
3. Pemberian konseling
- Menyiapkan informasi kepada ibu tentang hasil penilaian
pertumbuhan anak
- Mewawancarai ibu untuk mencari penyebab kurang gizi
- Memberi nasehat sesuai penyebab kurang gizi
- Memberikan anjuran pemberian makan sesuai umur dan
kondisi anak, melaksanakan anjuran makan dan memilih
atau mengganti makanan
4. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah bertujuan untuk menggali permasalahan yang dihadapi
keluarga, ini dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu. Melakukan monitoring
asupan makanan untuk mengetahui apakah makanan anak disukai dan
dihabiskan setiap kali makan, dan kandungan nilai gizinya sesuai dengan
kebutuhan anak

6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

5/2
7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

6/2
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Garam Natrium Chlorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses yodisasi yang
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) mengandung yodium antara 30 80
ppm

2 Tujuan Terlaksananya pemantauan untuk memperoleh gambaran berkala tentang


cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat
3.Kebijakan 1. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 45 Ayat 1 ditegaskan
bahwa Kesehatan sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan ke4mampuan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal
2. Berdasarkan kerjasama antara Depkes dan Depdikbud
melalui tim UKS serta PGRI, peran serta aktif guru SD/MI
sebagai pelaksana operasional pemantauan merupakan
bagian dari pembudayaan sadar gizi dan hidup sehat di
lapangan
3. Keikutsertaan peserta didik di SD/MI dalam pemantauan
garam beryodium sebagai bagian kegiatan pencegahan
tahap dini sebelum tumbuh kelainan/penyakit dan akan
memberikan tambahan pengetahuan peserta didik beserta
keluarganya tentang perlunya garam beryodium
4. Desa/Kelurahan dengan Garam Baik bila terdapat paling banyak 1
sampel yang diperiksa tidak memenuhi syarat (tidak
mengandung yodium dengan kadar cukup atau tidak
mengandung yodium sama sekali)
5. Desa/Kelurahan dengan Garam Tidak Baik bila terdapat 2 atau lebih
sampel yang diperiksa tidak memenuhi syarat
4.Referensi

5.Prosedur 1. Rumah tangga yang dijadikan sampel masing-masing 21 Kepala Keluarga dari
3 kelurahan
2. Kemudian dilakukan pengambilan sampling
3. Data yang dikumpulkan bentu garam yang dikonsumsi
halus, curai dan briket, merk dagang/label garam, tempat ibu
membeli garam, kandungan yodium pada garam yang dilihat
melaui indikator warna
4.Pemeriksaan garam dilakukan di posyandu, yang terpilih sebagai sampel
membawa garam dari rumah 1-2 sendok makan untuk diperiksa dengan ditetesi
cairan uji garam beryodium
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi
6. Pembacaan hasil:
- Bila garam berubah warna menjadi ungu tua, maka garam
tersebut mengandung cukup yodium (>30 ppm)
- Bila garam berubah warna menjadi ungu muda atau
keputih-putihan, maka garam tersebut mengandung kurang
30 ppm
Bila warna tidak berubah, garam tersebut tidak mengandung yodium

6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7/2
7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

8/2
PEMBERIAN VITAMIN .A

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Memberikan kapsul Vitamin A pada bulan Februari dan agustus. Anak
umur 12-59 bulan diberi 1 kapsul Vitamin A takaran tinggi 200.000 SI, bayi
berumur 6-11 bulan diberi 1 kapsul Vitamin A takaran 100.000 SI

2 Tujuan Mencegah terjadinya kekurangan Vitamin A, yang dapat menurunkan


sistem kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit seperti sakit batuk,
diare, campak, terganggunya pembentukan sel darah merah dan
gangguan kesuburan

3.Kebijakan SK.Kepala Puskesmas No.


4.Referensi

5.Prosedur 1. Persiapan alat dan bahan


2. Melakukan registrasi sasaran bayi berumur 6- 11 bulan untuk
pemberian Vitamin A biru, balita umur 12-59 bulan
mendapatkan Vitamin A merah
3. Memberikan penyuluhan tentang pentingnnya Vitamin A dan
contoh makanan yang kaya akan Vitamin A
4. Memberikan Vitamin a biru bayi berumur 6-11 bulan dan
Vitamin A merah balita umur 12-59 bulan
5. Pencatan dan pelaporan

6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

9/2
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU

(MP- ASI) PABRIKAN

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi
atau anak usia 6 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari
ASI dengan makanan jadi hasil olahan pabrik dengan spesifikasi zat gizi
yang telah dibakukan

2 Tujuan
3.Kebijakan SK.Kepala Puskesmas cabenge No.
4.Referensi 1. Undang-undang Dasar 1945
2. Undang-Undang No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak
3. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan
5. Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak
6. Kepmenkes NO. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
5.Prosedur 1. Melakukan pendataan seluruh bayi dan anak usia 6-24
bulan dari keluarga miskinselama 90 Hari Makan Anak.
Pemberian MP-ASI kepada keluarga miskinkarena
pendapatan yang rendah menimbukan keterbatasan pangan
di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahnya jumlah
dan mutu MP-ASI yang diberikan.
2. MP-ASI diterima di puskesmas dengan membuat tanda
terima
3. MP- ASI Pabrikan didistribusikan kepada sasaran selama
90 Hari Makan Anak dengan 30 bungkus per/bulan dan
mencatat jumlah MP-ASI yang telah didistribusikan
4. Sisa MP_ASI yang belum didistribusikan disimpan di dalam
gudang yang bersih, higienis, dan dilengkapi dengan rak
yang tidak menempel di dinding. MP-ASI pabrikan
dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, pecah atau
biskuit tidak renyah
3. Penyelenggaraan pemberian MP-ASI Pabrikan didukung
dengan penyuluhan kesehatan, gizi dan sanitasi lingkungan
kepada keluarga sasaran

6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

10/2
PEMBERIAN PMT PEMULIHAN GIZI KURANG

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Makanan bergizi yang diperuntukkan bagi balita usia 6-59 bulan sebagai
makanan tambahan untuk pemulihan gizi berbasis bahan makanan lokal

2 Tujuan Memperbaiki status gizi bayi dan anak usia 6 24 bulan melalui
pemberian PMT Pemulihan Gizi Kurang dan diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam mewujudkan
pemberdayaan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada
perbaikan gizi balita

3.Kebijakan SK.Kepala Puskesmas Cabenge


4.Referensi

5.Prosedur 1. Penentuan sasaran gizi kurang yang akan diberikan PMT


pemulihan
2. Petugas gizi membeli bahan makanan berbasis lokal yang
disesuaikan dengan kondisi balita gizi kurang dan jenis PMT
3. Kader mendistribusikan bahan makanan ke rumah sasaran
disertai dengan susunan menu dengan 90 hari makan anak
4. PMT Pemulihan sebaiknya diberikan pada pagi hari diantara
makan pagi (sekitar pukul 10.00- 11.00) dengan makan siang
(sekitar pukul 14.00 16.00)
5. Pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan PMT
Pemulihan
6. Pemantauan meliputi pelaksanaan PMT Pemulihan, pemantauan
berat badan, sedangkan pengukuran panjang/tinggi badan hanya
pada awal dan akhir pelaksanaan PMT Pemulihan
7. Pencatatan dan pelaporan mengenai perkembangan status gizi
balita (BB/PB atau BB/TB) dicatat pada awal dan akhir
pelaksanaan PMT Pemulihan yang dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota

6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

11/2
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian Pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI
Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi

2 Tujuan Meningkatkan pemberian ASI Eksklusif dan meneruskan pemberian ASI


sampai anak berusia 2 tahun secara baik dan benar

3.Kebijakan SK.Kepala Puskesmas Cabenge No.


4.Referensi Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif (ASI Eksklusif)

5.Prosedur 1. Begitu bayi lahir, susui bayi segera dalam waktu 30 menit
setelah lahir (IMD)
2. Berikan kolostrum kepada bayi
3. Hindarkan pemberian makanan pralaktal (air gula, dll) sebelum
ASI keluar, tapi usahakan bayi mengisap untuk merangsang
produksi ASI
4. Berikan ASI saja selama 6 bulan pertama (menyusui Eksklusif)
5. Setelah berumur 6 bulan, selain ASI berikan MP-ASI dalam
bentuk makanan lumat
6. Teruskan menyusui dengan tambahan MP-ASI sampai anak
berumur 2 tahun

6.Unit Terkait Pelaksana Gizi, Program terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

12/2
No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr.Hj.Markani Daharu


CABENGE 19770626 200502 2 003

1.Pengertian

2 Tujuan
3.Kebijakan Pelaksana Gizi, Program terkait
4.Referensi

5.Prosedur

6.Unit Terkait

7.Rekaman historis perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

13/2

You might also like