You are on page 1of 12

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum

A. Konsep Medis

1. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari sehingga keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : ( Rustan
Mochtar, 1998 )
a) Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin, kekurangan vitamin B, hiperasiditas lambung,
infeksi H pylori, gangguan metabolisme karbohidrat, meningkatnya sensitifitas pada bau
saat kehamilan, dll.
b) Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
c) Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dll
d) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
3. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut
a. Hepar pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis.
b. Jantung jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial.
c. Otak terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati Wirnicke.
d. Ginjal ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti.

4. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan
aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
1. Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan
tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi
tiga tingkatan, yaitu :
Tingkatan I (Ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
b. Ibu merasa lemah.
c. Nafsu makan tidak ada.
d. Berat badan menurun.
e. Merasa nyeri pada epigastrium.
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g. Tekanan darah menurun.
h. Turgor kulit berkurang.
i. Lidah mengering.
j. Mata cekung.
Tingkatan II (sedang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis.
b. Turgor kulit mulai jelek.
c. Lidah mengering dan tampak kotor.
d. Nadi kecil dan cepat.
e. Suhu badan naik ( dehidrasi ).
f. Mata mulai ikterus.
g. Berat badan turun dan mata cekung.
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi.
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
Tingkatan III ( Berat )
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b. Dehidrasi hebat.
c. Nadi kecil, cepat dan halus.
d. Suhu meningkat dan tensi turun.
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati
Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental.
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

2. Penatalaksanaan
Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
d. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun
terlalu dingin.
f. Usahakan defekasi teratur.

Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan
pengobatan.
1. Tidak memberikan obat yang teratogen.
2. Sedativa ringan: Phenobarbital (luminal) 30 gram, valium.
3. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1, B6, dan vitamin C.
4. Anti alergi: antihistamin, dramamin, avomin.
5. Anti muntah: mediamer B6, emetrole, avopreg.
6. Antasida dan anti mulas.

Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan
fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
c. Terapi parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin, khusus vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam
daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti
yang telah disebutkan di atas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh
karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital

A. Konsep Keperawatan
1) Pengkajian
a) Anamnesa
1. Identitas
Pada identitas ini yang perlu dikaji adalah umur dimana sering terjadi pada usia
produktif 20-40 tahun, pada primigravida 6080%, multigravida 40-6%. Pendidikan juga
berpengaruh pada pengetahuan pasien, dengan mengetahui tingkat pendidikan akan
memudahkan dalam melakukan komunikasi terapeutik. Pada alamat untuk melihat
apakah pasien berada dalam lingkungan kumuh, karena bisa berdampak pada mual
muntah yaitu higiene nutrisi yang kurang baik sehingga bisa memperburuk keadaan.
Pada pekerjaan juga berperan, dengan tuntutan kerja keras dapat mempengaruhi
keadaan hamil dengan gangguan Hiperemeris gravidarum. (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
Pada biodata suami juga perlu dikaji untuk mengetahui apakah suami adalah suami
yang syah, bertanggung jawab dalam masalah biaya perawatan di rumah sakit serta
peran sebagai suami siaga dengan memberikan support sistem dan perhatian agar
pasien lebih kooperatif dalam perawatan.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa dirasakan yaitu mual dan muntah pada pagi hari.
3. Riwayat kesehatan
Terdiri dari :
1) Riwayat kesehatan sekarang
Mual muntah dan nyeri di epigastrium.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Pernah menderita penyakit/mempunyai riwayat penyakit seperti gastritis dan hepatitis.
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit menurun dan menular yang diderita keluarga seperti DM (deabates
militus) dan hipertensi.
5. Riwayat menstruasi/haid
Berhubungan dengan gangguan kehamilan Hiperemesis gravidarum adalah
siklus haid kadang teratur dan tidak dengan keluaran yang jumlahnya makin meningkat
ini terjadi karena perubahan hormon dan bertambahnya aliran darah ke vagina.
Keluaran itu sendiri warnanya keputih-putihan bisa kental atau cair. Hal ini bukanlah
gejala suatu masalah karena meningkatnya keluaran vagina merupakan hal yang
normal dalam kehamilan. (Philip D Sloane M.D, 1997).
6. Riwayat perkawinan
Berhubungan dengan kasus Hiperemesis gravidarum adalah usia perkawinan
yang sering terjadi pada usia produktif yaitu 20-d0 tahun. Pada dampak psikologis
memegang peranan yang penting pada kasus Hiperemesis gravidarum, misal takut
terhadap kehamilan dan persalinan, kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan
suami, takut terhadap tanggung jawab sebabai ibu dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar keengganan
manjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. (Hanifa Wiknjosastro, 1999 ).
7. Riwayat obstetric
Seperti kehamilan keberapa, sebab mual dan muntah sering terjadi pada
primigrafida. Selain itu, kehamilan direncanakan atau tidak, sebab kehamilan yang tidak
direncanakan akan menimbulkan stress sehingga dapat meningkatkan asam lambung
yang akan memperparah mual dan muntah.
8. Riwayat kontrasepsi
Pada riwayat ini bila pasien menggunakan alat kontrasepsi pil KB pada kasus
Hiperemesis gravidarum akan menambahkan perasaan mual, karena peningkatan
hormon estrogen yang diakibatkan pemakaian kontrasepsi itu sendiri. (Nyata. 4 Januari
2001 ).
9. Riwayat kelainan reproduksi,
Kemungkinan mempunyai riwayat canser kandungan, cystoma ovarii, mola hidatidosa.
Karena pada mola hidatidosa jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan
menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum. (Manuaba Ida Bagus C.de, 1998).
10. Riwayat psikososial,
Respon keluarga terhadap masalah pasien sangat menentukan tingkat keberhasilan
perawatan pada pasien dengan kasus Hiperemesis gravidarum. Kekhawatiran,
ketakutan hinggu timbul kecemasan juga dapat terjadi pada pasien karena
ketidaktahuan akan penyakitnya. Dimana hal yang paling berhubungan erat pada
dampak psikologik pasien, yaitu kemungkinan wanita yang menolak hamil, takut
kehilangan pekerjaan karena harus memikirkan masalah ekonomi yang lemah, dan
keretakan hubungan dengan suami yang dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis
gravidarum.
11. Gaya hidup
a. Nutrisi
Frekuensi makan yang jarang , jenis makanan yang tidak baik seperti makanan kasar
dan buah-buahan yang asam (dapat mengiritasi lambung sehingga meningkatkan asam
lambung).
b. Eliminasi
Kebiasaan BAB/BAK,keluhan yang berhubungan dengan eliminasi, oliguria,
konstipasi/diare, nyeri waktu BAB.
c. Personal hygiene
Pada personal higiene tingkat ketergantungan pasien meningkat sehingga keluarga
pasien selalu membantu dalam memenuhi kebutuhan personal higienenya.
d. Factor Istirahat
Pasien dengan gangguan hiperemesis gravidarum ini mengalami kesulitan tidur karena
pasien sering mual-mual sehingga kebutuhan istirahat (tidur) kurang.
e. Merokok
Sebab hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dan tidak
baik juga untuk kesehatan ibu.
f. Konsumsi kafein
Misalnya kopi, kopi bersifat iritasi pada lambung sehinnga dapat meningkatkan asam
lambung.
g. Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan atau stresor kehamilan, perubahan peran, respon anggota
keluarga yang dapat berfariasi terhadap hospiltalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.

b) Pemeriksaan fisik
1. Pada tingkat I keadaan umum merasa lemah, terjadi penurunan BB yang tidak
signifikan, dan terjadi penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah yang berlebih.
Pada tingkat II, keadaan umunya merasa lebih lemah, terjadi penurunan BB yang
berarti, dan kesadaran apatis. Sedangkan untuk Tingkat III, kesadaran menurun dari
samnolen sampai koma dan berat badan turun drastis (turun kira-kira 2,5-5 kg). Untuk
TTV yaitu tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 16-24
x/menit, suhu 36 o C-38 o C.
2. Riview of system
a) Wajah dan mulut
Muka terlihat pucat dan anemis konjungtiva, palpebra, kelihatan pucat dan mata
cowong. Bibir kering menunjukkan adanya gangguan keseimbangan cairan elektrolit
serta penurunan oksigen dalam darah. Pada mulut terdapat hawa pernafasan berbau
asam karena cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi
sehingga oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton, asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah yang dapat
mempengaruhi hawa pernafasan, pada lidah kering dan pecah-pecah akibat muntah
yang berlebihan. (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
b) Dada dan thorax
Pada payudara terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan payudara tegang,
bentuk puting menonjol. Dan terdapat nyeri tekan pada daerah cardia, kadang-kadang
juga pada daerah hepar. (Brata D, 1997).
c) Abdomen
- Inspeksi : pada hiperemesis gravidarum terjadi anoreksia, mual muntah sehingga
turgor kulit menurun, bentuk perut terlihat cekung dan belum terlihat tanda-tanda linea
alba karena umur kehamilan yang masih muda.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan pada leopold I untuk menentukan usia
kehamilan dan bagian apa dalam Fundus karena dengan usia kehamilan yang masih
muda.
- Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik usus menurun diakibatkan karena kurangnya
aktivitas dan masukan makanan yang kurang.
d) Integumen dan kuku :
Turgor kulit kembali lebih 1 detik, pergerakan bebas dan lemah, kulit yang pucat, kering
dan keluar keringat dingin terutama ujung-ujung ekstremitas.
e) Ekstremitas
Pada ekstremitas bawah dan atas biasanya lemah yang diakibatkan muntah yang terus
menerus sehingga tidak terdapat cadangan karbohidrat dalam tubuh sehubungan
dengan proses penyakit.
f) Genetalia
Meningkatnya keluaran cairan vagina seperti keputihan merupakan hal yang normal
dalam kehamilan. Keluaran yang jumlahnya makin meningkat ini terjadi karena
perubahan hormon dan berwarna keputih-putihan, biasanya kental atau cair. Hal ini
bukanlah gejala suatu masalah. (Philip D Sloane MD, 1997).

c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah :
a. Darah perifer lengkap
b. Urinalisis
c. Gula darah
d. Elektrolit
e. Analisis gas darah
f. Tes fungsi hati dan ginjal
g. Tes antibodi H. pylori (pemeriksaan penunjang pelengkap).
h. Pada kondisi tertentu dapat pula diperiksa amilase, lipase, TSH, FTI 3-4.
i. Hemoglobin
j. Hematokrit
k. Ketonuria
l. Proteinuria.

d) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

2) Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
c. Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3) Rencana Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
Tujuan : kebutuhan cairan dapat terpenuhi dengan adekuat dalam satu kali 24 jam.
Kriteria hasil : BB mulai naik, TTV kembali normal, turgor kulit kembali normal, mukosa
bibir lembab, mata tidak cowong lagi.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian
informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b. Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan informasi/belajar.
c. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
d. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
e. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis
urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan
hidrasi.
f. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin
dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun
dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan adekuat dalam waktu satu kali 24
jam.
Kriteria hasil : BB mulai naik, TTV kembali normal, frekuensi mual dan muntah
berkurang.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian
informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b. Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan informasi/belajar.
c. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah
selanjutnya.
d. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya
Phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
e. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit
f. Catat intake dan output.
Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
g. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
h. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
i. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat
sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual
muntah yang berlebih
j. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
k. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
l. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
m. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan
anemi pada trimester I.
n. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..
Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik
kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
o. Ukur pembesaran uterus
Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran
pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut

3. Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.


Tujuan : ansietas dapat berkurang dalam waktu satu kali 24 jam.
Kriteria hasil : TTV kembali normal, kondisi emosional kembali stabil, mampu
beradaptasi terhadap perubahan selama kehamilan.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian
informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b. Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan
informasi/belajar.
c. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
d. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
e. Berikan support psikologis
Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
f. Berikan penguatan positif
Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
g. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

4. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan.


Tujuan : intoleransi aktifitas dapat teratasi.
Kriteria hasil : aktifitas sehari-hari kembali normal, kebutuhan istirahat tercukupi.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian
informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b. Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan informasi/belajar.
c. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-
menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
d. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk
wanita beresiko.
e. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam
memenuhi kebutuhannya.
f. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

4) Implementasi
1. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengkaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
c. Menentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
d. Meninjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis).
e. Mengkaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat
jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
f. Menganjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin
dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun
dari tidur.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
a. Berkenalan dan menjalin hububungan saling percaya.
b. Menggali tingkat pengetahuan, persiapan dan harapan yang dimiliki dalam menerima
suatu informasi.
c. Membatasi intake oral hingga muntah berhenti.
d. Memberikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya
Phenergan 10-20mg/i.v.
e. Mempertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
f. Mencatat intake dan output.
g. Menganjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
h. Menganjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
i. Menganjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas)
hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
j. Mencatat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
k. Menginspeksi adanya iritasi atau lesi: Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
l. Mengkaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih
mulut sesering mungkin.
m. Memantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit.
n. Melakukan test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
o. Mengukur pembesaran uterus.

3. Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.


a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengkaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
c. Mengontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
d. Mengkaji tingkat fungsi psikologis klien.
e. Memberikan support psikologis.
f. Memberikan penguatan positif
g. Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.


a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengkaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
c. Meganjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
d. Menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
e. Membantu klien beraktifitas secara bertahap.
Menganjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.

5) Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada ibu hamil dengan gangguan kehamilan Hiperemesis
Gravidarum adalah didapatkannya hasil seperti :
1. Diagnosa I : Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan.
a. BB mulai naik
b. Tanda-tanda vital baik, yaitu untuk tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi
60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 oC-38 o C.
c. Turgor kulit kembali normal.
d. Mukosa bibir lembab dan mata tidak cowong lagi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
a. BB mulai naik
b. Tanda-tanda vital baik, yaitu untuk tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi
60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 oC-38 o C.
c. Frekuensi mual dan muntah berkurang.

3. Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.


a. Tanda-tanda vital baik, yaitu untuk tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi
60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 oC-38 o C.
b. Kondisi emosional kembali stabil
c. Mampu beradaptasi terhadap perubahan selama kehamilan.
4. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan.
a. Aktifitas sehari-hari kembali normal.
Kebutuhan istirahat tercukupi

You might also like