You are on page 1of 14

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI

INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PANEMBAHAN


SENOPATI BANTUL

Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

KHOLIFAH NUR ANNISA


20100320011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

i
LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Publikasi

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI


INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

Telah disetujui untuk diseminarkan dan diujikan pada tanggal:

Oleh:
KHOLIFAH NUR ANNISA
NIM 20100320011

Pembimbing

Nur Chayati S.Kep. Ns.,M.Kep ( )

Penguji

Lisa Musharyanti, Ns., M.MedEd ( )

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

(Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns., Sp.Mat., HNC)

ii
Pernyataan

Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Yogyakarata:

Nama : Kholifah Nur Annisa

No Mahasiswa : 20100320011

Judul : Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di

Instalasi Gawat Darurat Panembahan Senopeti Bantul

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang

bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing

sebagai co author.

Demikian harap maklum.

Yogyakarta, Juli 2012

Pembimbing Mahasiswa

Nur Chayati S.Kep.Ns.,M.Kep Kholifah Nur Annisa

*) coret yang tidak perlu

iii
Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUD Panembahan Senopati Bantul

Kholifah Nur Annisa1, Nur Chayati2, Lisa Musharyanti3


Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Kecemasan didalam sebuah keluarga khususnya keluarga yang


mempunyai anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit merupakan salah satu
bentuk adanya gangguan terpenuhinya kebutuhan emosional individu yang tidak
adekuat. Kondisi dari gangguan terpenuhinya kebutuhan tersebut tentu akan
membawa dampak yang buruk terhadap perubahan suasana atau perasaan yang
dialami oleh sebuah keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mendapat
perawatan di sebuah rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptif non experimental
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Jumlah
responden adalah 68 orang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Analisa data
menggunakan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga
pasien di IGD paling banyak tidak mengalami cemas (60.3%), dan sisanya
mengalami cemas ringan (39.7%).
Penelitian ini menggambarkan bahwa keluarga pasien di IGD kebanyakan
tidak mengalami cemas. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitiannya pada shif sore karena jumlah respondennya lebih banyak
dan juga bisa melakukan penelitian tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD
berdasarkan faktor-faktor lain seperti lamanya tindakan yang diberikan tim medis
di IGD.

Kata kunci: Instalasi Gawat Darurat, Kecemasan

1
Mahasiswa Keperawatan, Sekolah Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Email: kholifah_nurannisa@yahoo.com
2
Dosen Keperawatan, Sekolah Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3
Dosen Keperawatan, Sekolah Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

iv
The Description of Anxiety Level among Patients Family In Emergency
Room Panembahan Senopati Bantul Hospital

Kholifah Nur Annisa1, Nur Chayati2, Lisa Musharyanti3


Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

Anxiety within a family, especially families who have family members who
are hospitalized is one form of interference individual emotional fulfillment
inadequate. Fulfillment of the conditions of disorder will certainly bring a bad
impact on the swings or feelings experienced by a family who has a family
member who received treatment at a hospital. The purpose of this study is to
describe the anxiety level of the patient's family in the Emergency room
Panembahan Senopati Bantul Hospital.

Type this of research is descriptive non-experimental with cross sectional


approach. The sampling technique used purposive sampling with questionnaire
instrument. The number of respondents is 68 people according to the inclusion
and exclusion criteria. Analysis of the data using computer programs. The results
showed that patients in the Emergency Room mostly not (60.3%), and the rest had
mild anxiety (39.7%).

This study illustrates those patients family in the emergency department


experiencing not anxiety. Suggestions for further research are expected to conduct
research in shift afternoon because more the numbers of respondents and further
research could also look at anxiety level of patients family in emergency room
and based on other factors such as duration of action given the medical team in
the emergency room.

Keywords: Anxiety, Emergency room

1
Nursing Student, School of Nursing Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of
Yogyakarta. Email: kholifah_nurannisa@yahoo.com
2
Lecturer at Nursing, School of Nursing Muhammadiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer at Nursing, School of Nursing Muhammadiyah University of Yogyakarta

v
PENDAHULUAN imunitas.4 Meski belum pasti di
Indonesia prevalensi gangguan
Kecemasan didalam sebuah kecemasan diperkirakan berkisar
keluarga khususnya keluarga yang antara 9% - 12% populasi umum,
mempunyai anggota keluarga yang angka populasi yang lebih besar
dirawat di rumah sakit merupakan yaitu 17% - 27%, sedangkan data di
salah satu bentuk adanya gangguan Amerika satu dari empat individu
terpenuhinya kebutuhan emosional dengan jumlah penduduk lebih dari
individu yang tidak adekuat. Kondisi 23 juta mengalami
dari gangguan terpenuhinya anxietas/kecemasan setiap tahunnya.5
kebutuhan emoisonal tersebut tentu Gangguan anxietas ini menghabiskan
akan membawa dampak yang buruk dana $46,6 miliar Amerika serikat
terhadap perubahan suasana atau pada tahun 1990 untuk biaya
perasaan yang dialami oleh sebuah langsung dan tidak langsung, nilai
keluarga yang memiliki anggota tersebut mendekati sepertiga dari
keluarga yang mendapat perawatan total biaya kesehatan jiwa di
di sebuah rumah sakit.1 Amerika serikat sebesar $148
Kecemasan klien akan miliar.6
meningkat apabila kecemasan yang Perawat gawat darurat
dialami oleh keluarga tidak dapat mempunyai beberapa peran dan
ditangani dengan baik. Hal ini fungsi berdasarkan pada kondisi
dikarenakan, keluarga merupakan pelayanan kegawatdaruratan.7 Fungsi
support sistem yang utama dalam pertama adalah fungsi independen
mendukung proses kesembuhan dari atau fungsi mandiri yang berkaitan
penyakit klien.2 Kecemasan pada dengan pemberian asuhan. Fungsi
klien juga akan berpengaruh kedua adalah fungsi dependen, yaitu
terhadap kondisi kesehatan yang ada fungsi yang didelegasikan
dalam dirinya, sehingga hal tersebut sepenuhnya atau sebagian dari
akan mengganggu dalam proses profesi lain. Fungsi ketiga adalah
penyembuhan klien. Peran atau tugas fungsi kolaboratif, yaitu melakukan
keluarga dalam kesehatan yang kerjasama saling membantu dalam
dikembangkan oleh ilmu program kesehatan (perawat sebagai
keperawatan sangatlah mempunyai anggota tim kesehatan), dalam hal ini
arti dalam peningkatan peran atau perawat termasuk dalam fungsi
tugas keluarga itu sendiri.3 independen, karena selain pemberi
Setiap tahun angka asuhan kepada pasien juga
kecemasan semakin meningkat, hal memperhatikan keluarga pasien
ini disebabkan berbagai faktor yang terkait kecemasan pada saat
terjadi terutama pada lansia dan menunggu di ruang Instalasi Gawat
dapat meningkatkan angka kesakitan Darurat (IGD).8
serta menimbulkan kegagalan sistem

1
2

METODOLOGI dan inklusi. Sampel diambil


Penelitian ini merupakan sebanyak 68 responden.
penelitian descriptif non Variable dalam penelitian
experimental dengan pendekatan ini adalah tingkat kecemasan
cross sectional. Populasi pada keluarga pasien di IGD.
penelitian ini adalah seluruh Instrumen yang digunakan pada
keluarga pasien yang berada di penelitian ini adalah kuesioner
Instalasi Gawat Darurat (IGD) HARS (Hamilton Ratting Scale
RSUD Panembahan Senopati for Anxiety) yang terdiri dari 14
Bantul. Teknik dalam gejala yang masing-masing-
pengambilan sampel ini masing kelompok dirinci lagi
menggunakan purposive sampling dengan gejala yang lebih spesifik.
dan berdasarkan kriteria ekslusi Analisa datanya menggunakan
program komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN pekerjaan, penghasilan, dan


Hasil pengalaman di Instalasi Gawat
Hasil tentang karakteristik Darurat RSUD Panembahan
responden dalam penelitian ini Senopati Bantul. Adapun
digunakan untuk mengetahui karakteristik responden disajikan
gambaran umum responden dalam tabel 4.1 dan gambaran
penelitian berdasarkan umur, jenis tingkat kecemasan keluarga pasien di
kelamin, pendidikan, agama, IGD disajikan dalam tabel 4.2

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur, jenis kelamin,


agama, pekerjaan, pendidikan, pengalaman masuk IGD, dan penghasilan. (Bantul,
2014)
Karakteristik responden N (%)
Umur
<30 tahun 16 23.5
30-50 tahun 44 64.7
>50 tahun 8 11.8
Total 68 100
Jenis kelamin
Laki-laki 46 67.6
Perempuan 22 32.4
Total 68 100
3

Agama
Islam 65 95.6
Kristen 1 1.5
Katolik 2 2.9
Total 68 100
Pekerjaan
Pelajar 5 7.4
Ibu rumah tangga 14 20.6
Buruh 19 27.9
Swasta 11 16.2
PNS 12 17.6
Wiraswasta 7 10.3
Total 68 100
Pendidikan
SD 12 17.6
SMP 10 14.7
SMA/SMK 29 42.6
Akademi/Diploma 5 7.4
PT/Sarjana 12 17.6
Total 68 100
Pengalaman masuk IGD
1 kali 39 57.4
2 kali 11 16.2
>2 kali 18 26.5
Total 68 100
Penghasilan
100.000,00 s/d 500.000,00 19 27.9
500.000,00 s/d 750.000,00 7 10.3
750.000,00 s/d 1.000.000,00 19 27.9
1.000.000,00 s/d 3.000.000,00 16 23.5
> 3.000.000,00 7 10.3
Total 68 100
Berdasarkan tabel 4.1 (95.6%), responden yang
sebagian besar responden memiliki pekerjaan buruh lebih
(64.7%) berumur 30-50 tahun, banyak yakni (27.9%),
untuk jenis kelamin perempuan kemudian yang berpendidikan
lebih banyak sebesar (67.6%) SMA/SMK lebih banyak
sedangkan responden berjenis (42.6%), dan yang memiliki
kelamin laki-laki (32.4%), dan pengalaman masuk IGD lebih
mayoritas beragama islam banyak yakni 1 kali sebesar
4

(57.4%), dan responden 100.000,00 s/d 500.000,00 dan


yang berpenghasilan lebih 750.000,00 s/d 1.000.000,00
dominan yakni antara (27.9%).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di


Instalasi Gawat Darurat (IGD) . (Bantul, 2014)
Tingkat Kecemasan N (%)
Tidak 41 60.3
ada kecemasan
Ringan 27 39.7
Sedang 0 0
Berat 0 0
Berat sekali 0 0
Total 68 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas 60.3% responden tidak


mengalami kecemasan, dan 39.7% mengalami kecemasan ringan.

Pembahasan maupun rumah sakit, dan hasil


Kecemasan adalah respon observasi dari pemeriksaan dokter
individu terhadap suatu keadaan penyakit yang diderita pasien tidak
yang tidak menyenangkan dan begitu parah seperti demam dan
dialami oleh semua makhluk hidup luka-luka ringan, begitu juga respon
dalam kehidupan sehari-hari. cemas seseorang tergantung pada
Kecemasan merupakan pengalaman kematangan pribadi, pemahaman
subjektif dari individu dan tidak dalam menghadapi tantangan, harga
dapat diobservasi secara langsung diri, dan mekanisme koping yang
serta merupakan suatu keadaan digunakan.10
emosi tanpa objek yang spesifik. 9 Berdasarkan hasil
Berdasarkan penelitian dapat penelitian terkait data demografi
diperoleh data bahwa sebagian besar yang tidak mengalami cemas
keluarga pasien tidak mengalami banyak dialami pada usia 30-50
kecemasan (60.3 %). Tidak ada tahun (64.7%), sedangkan < 30
tanda-tanda yang muncul pada tahun cenderung mengalami
responden seperti takut, gelisah, kecemasan ringan (23.5%). Hal
sering terbangun pada malam hari, ini terjadi karena pada usia 30-50
khawatir, dan lain-lain. Hal ini tahun seseorang sudah matang
dikarenakan pada saat dilakukan dalam berfikir dan menghadapi
wawancara responden mengatakan masalah. sedangkan bahwa
sudah terbiasa keluar masuk IGD semakin rendah umur seseorang
5

yaitu < 30 tahun maka semakin informasi yang diberikan perawat


tinggi tingkat kecemasan yang dengan baik.12
dialaminya serta bahwa Saat penelitian responden
kematangan individu dapat dalam keadaan sadar artinya
dilihat langsung secara objektif tidak mengalami gangguan jiwa
dengan periode umur, sehingga sehingga mampu
berbagai proses pengalaman, mengungkapkan perasaan, rasa
pengetahuan, keterampilan, dan gambaran perasaan yang
kemandirian terkait sejalan dialami sesuai dengan yang
dengan bertambahnya umur ditanyakan dalam lembaran
individu dan ketidakcemasan kuesioner serta para responden
yang dialami keluarga pasien di tidak sedang menjalani medikasi
ruang gawat darurat maupun maupun terapi penurun
13
kritis juga dapat disebabkan oleh kecemasan.
koping keluarga yang cukup baik Berdasarkan Distribusi
yaitu mengenai pemberian frekuensi tingkat pekerjaan
informasi tentang kondisi pasien. sebagian besar responden bekerja
11
sebagai buruh yaitu sebanyak 19
Tingkat kecemasan responden (27.9%), sedangkan
sangatlah berhubungan dengan yang banyak tidak mengalami
tingkat pendidikan seseorang cemas yaitu buruh (52.6%),
dimana seseorang akan dapat bahwa yang tidak berkerja
mencari informasi atau menerima mengalami kecemasan yang
informasi dengan baik sehingga tinggi dibanding yang bekerja.
akan cepat mengerti akan kondisi Hal ini dihubungkan dengan
dan keparahan penyakitnya dan tingkat penghasilan seseorang
dengan keadaan yang seperti ini karena membutuhkan perawatan
akan menyebabkan peningkatan yang cukup sehingga
kecemasan pada pasien maupun memerlukan biaya yang besar
keluarga. Dari hasil penelitian pula, keadaan ini dapat
bahwa pendidikan SMA tidak mempengaruhi kecemasan
mengalami cemas (42.6%) karena tidak memiliki
dibandingkan dengan tingkat penghasilan. Diperkuat juga
pendidikan SD/SMP. Hal ini juga dengan pendapat yang
didukung oleh penelitian Peni mengatakan bahwa pekerjaan
(2014) yang menyatakan bahwa adalah merupakan kegiatan
rata-rata tingkat pendidikan utama atau penghasil utama
responden yang cukup tinggi dalam kehidupan manusia.14
dapat membuat seseorang dapat Berdasarkan distribusi
menerima dan mencerna frekuensi tingkat kecemasan
6

berdasarkan penghasilan sosial budaya dimana orang yang


sebagian besar responden mempunyai cara hidup yang
mempunyai penghasilan 750.000 sangat teratur dan mempunyai
s.d 1.000.000 yaitu sebanyak 19 falsafah hidup akan sulit
responden (27.9%) dan mengalami stres dan orang yang
kecemasan ringan yang banyak mempunyai keyakinan agama
dialami responden yang yang kuat akan lebih sukar stres
berpenghasilan 100.000 s.d begitu pula sebaliknya.15
500.000. . Status sosial ekonomi Berdasarkan distribusi
juga berkaitan dengan pola frekuensi pengalaman keluarga
gangguan psikiatrik. Diketahui pasien masuk di Instalasi Gawat
bahwa masyarakat kelas sosial Darurat sebagian besar responden
ekonomi rendah prevalensi baru pertama kali yaitu sebanyak
psikiatriknya lebih banyak. Jadi 39 responden (57.4%) dan yang
keadaan ekonomi yang rendah tidak mengalami cemas yaitu 25
atau tidak memadai dapat responden (64.1%), sedangkan
mempengaruhi peningkatan yang mengalami kecemasan
kecemasan pada keluarga pasien. ringan sebanyak 14 responden
Selain itu agama/keyakinan juga (35.9%). Penelitian ini juga
berperan dalam cemas atau diperkuat dengan pernyataan
tidaknya seseorang, dari hasil bahwa pengalaman masa lalu
penelitain sebagian besar terhadap penyakit baik yang
beragama islam yaitu sebanyak positif maupun yang negatif
65 responden (95.6%). Hal ini dapat mempengaruhi
juga berkaitan dengan sakit perkembangan dalam
dalam pandangan islam menurut menggunakan koping.
sakit merupakan sebuah ujian Keberhasilan seseorang pada
dimana Allah SWT menguji masa lalu dapat membantu
manusia untuk melihat individu mengembangkan
hambaNya yang memang benar- mekanisme koping yang akan
benar berada dalam keimanan digunakan, sebaliknya kegagalan
dan kesabaran. Semua ujian yang atau reaksi emosional
diberikan-Nya semata-mata menyebabkan seseorang
hanya agar hamba-Nya menjadi menggunakan koping yang
lebih baik di hadapanNya dan maladaptif terhadap stresor
sesungguhnya penyakit itu bisa tertentu.16
menghapus dosa-dosa manusia Ketidakcemasan keluarga
seperti proses pembakaran pasien yang ditimbulkan tidak
menghilangkan noda pada besi. hanya faktor usia, agama, tingkat
Sedangkan faktor keluarga dan pendidikan, pekerjaan,
7

pengalaman masuk IGD dan mengenai faktor dominan yang lebih


tingkat penghasilan, hal ini juga menimbulkan kecemasan pada
dapat disebabkan faktor lain yang keluarga pasien.
masih perlu diteliti lebih lanjut Bagi institusi atau rumah
seperti lamanya tindakan yang sakit lebih memperhatikan pelayanan
diberikan, kurangnya perhatian yang berfokus pada keluarga dengan
dari perawat, dan lain-lain.17 anggota keluarga yang sakit,
khususnya tentang kecemasan
keluarga pasien di Instalasi Gawat
Darurat.
KESIMPULAN DAN SARAN Bagi peneliti selanjutnya bisa
Kesimpulan dilakukan pada shif siang atau sore
Dari hasil penelitian ini karena pada shif pagi jumlah
diambil kesimpulan bahwa sebagian respondennya hanya sedikit dan juga
besar responden di Instalasi gawat bisa melihat tingkat kecemasan
darurat RSUD Panembahan Senopati keluarga pasien di IGD berdasarkan
bantul tidak mengalami kecemasan. lama atau tidaknya tindakan yang
diberikan oleh tim medis di IGD.
Saran
Bagi pendidikan keperawatan
lebih meningkatkan pengetahuannya

UCAPAN TERIMA KASIH


1. Nur Chayati S.Kep. Ns., M.Kep sebagai pembimbing yang selalu memberikan
masukan, nasihat, arahan, bimbingan, kesabaran, dan semangat kepada
penulis.
2. Lisa Musharyanti, Ns., M.MedEd sebagai penguji yang selalu memberikan
masukan, nasihat, arahan, bimbingan, kesabaran, dan semangat kepada
penulis.

DAFTAR PUSTAKA in the intensive care unit.


Critical Care Journal
1. Anderson, W.G, MD, MS., 2. Arikunto, S, 2006. Prosedur
Arnold, R.M, MD., Angus, Penelitian Suatu Pendekatan
D.C, MD, MPH., & Bryce, praktik. Jakarta: Rineka
C.L, PhD. 2008.vol 23(11). Cipta.
1871-1876. Posttraumatic 3. Arofiati, F. 2001. Tingkat
stress and complicated grief kecemasan individu keluarga
in family members of patients pasien ICU/ICCU RSU PKU
8

Muhammadiyah Yogyakarta, 10. Hall, C.S & Lindzey. G.1994


PSIK, FK UGM, tidak cit Kusuma, 2009. Teori-teori
dipublikasikan. Psikodinamik (klinis)
4. Atkinson, L. R. 2001. Yogyakarta: Kanisius.
Pengantar Psikologi, edisi 11. Hawari, D. 2001.
11.Batam Center: Interaksara. Managemant Stress, Cemas
5. Carpenito. L. J. 2000. Buku Dan Depresi. Edisi ke 1.
Saku Diagnosa Keperawatan Balai Penerbit Fakultas
Jiwa. Edisi 8. Alih bahasa Kedokteran Universitas
Monica Ester. Jakarta: EGC. Indonesia, Jakarta.
6. Day. A., Haj-Bakri. S., 12. . 2012.
Lubchansky. S., & Mehta. S. Managemant Stress, Cemas
2013.vol 17. Hal 1-8. Sleep, Dan Depresi. Balai Penerbit
anxiety, and fatigue in family Fakultas Kedokteran
member of patients admitted Universitas Indonesia,
to the intensive care unit: a Jakarta.
questionnaire study. Critical 13. Muldoon, M, RN-BC, CEPS.,
Care Journal. Cheng, D, PhD., Vish, N,
7. Departemen Kesehatan RI. PhD, RN., DeJONG, S, BSN,
2006. Seri Penanggulangan RN-BC., Adams, J, PhD.
Penderita Gawat Darurat 2011.vol 10. Hal 246-253
(PPGD) / General Implementation of an
Emergency Life Support Information Card to Reduce
(GELS) : Sistem Family Members Anxiety.
Penanggulangan Gawat PubMed-NCBI..
Darurat Terpadu (SPGDT) 14. Musliha. 2010. Keperawatan
Cetakan ketiga. Jakarta: Gawat Darurat. Cetakan 1.
Dirjen Bina Yanmed. Yogyakarta: Nuha Medika.
8. Dorland, W.A. Newman. 15. Nanda. 2011. Panduan
2012. Kamus Kedokteran Diagnosa Keperawatan.
Dorland / W.A. Newman Jakarta: Prima Medika.
Dorland ; alih bahasa, 16. Nursalam. 2008. Konsep dan
Huriawati Hartanto, dkk. penerapan meteodeologi
Jakarta : EGC. penelitian ilmu keperawatan:
9. Gorman, M. L. & Sultan F. pedoman skripsi, thesis, dan
D. 2008. Psychological instrumen penelitian
Nursing For General Patient keperawatan. Salemba
Care. Philadelphia: F.A. Medika. Jakarta.
Davis Company. 17. _________. 2013. Konsep
dan penerapan meteodeologi
9

penelitian ilmu keperawatan: 24. Undang-Undang Republik


pedoman skripsi, thesis, dan Indonesia Nomor 44 2009
instrumen penelitian tentang Rumah Sakit.
keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta.
18. Notoadmojo, S. 2010.
Metedologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, Jakarta.
19. Peni, T. 2014.vol 6. Hal 1
Kecemasan Keluarga Ruang
ICU Rumah Sakit Daerah
Sidorajo. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Politeknik
Kesehatan Majapahit.
20. Sholeh, M. 2005. Tahajud,
Terapi Religius: Manfaat
Praktis Ditinjau dari Ilmu
Kedokteran. Forum Studi
Himanda, Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
21. Stuart, G.W. 2013. Buku
Saku Keperawatan jiwa.
Edisi 5, Alih Bahasa R.P.
Kapoh & E.K. Yudha, EGC :
Jakarta.
22. Suliswati., Payapo, Tjie
Anita., Maruhawa,
Jeremia.,Sianturi, Yenny., &
Sumijatun. 2005. Konsep
Dasar Keperawatan
kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC.
23. Townsend, C. M. 2008.
Essentials of Psychiatric
Mental Health Nursing 4th
edition. Philadelphia: F.A.
Davis Company.

You might also like