You are on page 1of 58

SKRIPSI

I. Nama Peneliti : abdus sukkur

II. Judul Penelitian : Hubungan Lingkar Pinggang dengan Hipertensi

III. Bidang Ilmu : keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Hipertensi merupakan merupakan peningkatan tekanan darah

yang memberi gejala berlanjut untuk suatu organ target, seperti stroke untuk

otak, gagal ginjal untuk ginjal, dan penyakit jantung koroner untuk

pembuluh darah jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama bagi

negara berkembang maupun negara maju didunia. sebagian besar kasus

hipertensi tidak ada terapi definitif, tapi dapat dikontrol dengan pola hidup

sehat dan medikasi (www.sysinfokes kota Balikpapan.com.2008)

Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

banyak dijumpai di masyarakat. Beberapa faktor terjadinnya hipertensi

diantaranya ialah obesitas, kurang olah raga, merokok, menkomsumsi garam

berlebihan, stres, umur, jenis kelamin, dan genitik. Hipertensi kini menjadi

masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat sejalan dengan


Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu

terutama diperkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola

aktifitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah penderita obesitas

yang merupakan salah satu faktor dari hipertensi (Sunita Almatsier, 2004)

Namun yang mengkhawatirkan bukanlah kondisi obesitas semata.

Lingkar pinggang juga tidak kalah penting , seperti yang ditunjukan oleh

banyak studi. Salah satunya adalah studi selama 10 tahun di National Yang

Ming university, Taiwan yang dimuat di American Jaurnal of Hypertension ,

Agustus 2006. Terungkap bahwa orang-orang dengan timbunan lemak


1
dipinggang berisiko tinggi mengalami hipertensi, Bahkan meskipun berat

badan mereka tergolong sehat.(www.gizinet.com)

Selain lemak mengakibatkan obesitas, gumpalan lemak bisa

mempersempit pembulh darah. Kolesterol dan lemak yang menempel di

dinding pembuluh darah bisa mengakibatkan berbagai penyakit. Sebab,

Aliran darah yang tidak lancar menbuat tekanan darah tinggi dan

metabolisme tubuh terganggu. Lemak yang menempel di dinding pembuluh

darah tadi bisa lepas dan dapat menyumbat dipembuluh darah yang kecil.

Bila penyumbatan di pembuluh darah di otak, penderita akan mengakibatkan

stroke. Klau penyumbatan dipembuluh darah jantung, terjadi penyakit

jantung koroner.(Idrus, 2009)

Data dari penelitian terbaru yang dilakukan Askandar menunjukkan,

80 % pemilik pinggang berlemak berpotensi mengalami sindrom metabolik,

termasuk tekanan darah tinggi(hipertensi),kolesterol darah meningkat, dan

gula darah yang meninggi(diabetes miletus).(Jawa Pos 3 mei 2009 hal 10).
Data awal yang diperoleh dari poli jantung RSUD sidoarjo pada bulan april

terdapat 45 pasien dengan lingkar pinggang yang lebih. Namum belum dapat

dikrasikan apakah terdapat yang menderita hipertensi pada pasien yang

menpunyai lingkar pinggang yang lebih.

Dari uraian diatas, Peneliti berminat melakukan klarifikasi mengenai

permasalahan lingkar pinggang yang lebih yang berkaitan dengan penibunan

lemak di perut, Sebagai perawat mengetahui sejauh mana pola dan

komplikasi lingkar pinggang yang nantinya dapat diketahui cara antisipasi

dan pendidikan yang tepat sebagai langkah antisipasi dan peningkatan

kualitas hidup.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan lingkar pinggang dengann kejadian hipertensi dipoli

interne RSUD Sidoarjo ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan lingkar pinggang terhadap angka kejadian

hipertensi di poli jantung RSUD Sidoarjo

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi apakah terdapat lingkar pinggang yang lebih lebih

di poli jantung RSUD Sidoarjo

b. Mengidentifikasi angka kejadian hipertensi di poli jantung RSUD

Sidoarjo

c. Menganalisa hubungan lingkar pinggang terhadap angka kejadian

hipertensi di poli interne RSUD Sidoarjo


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengaplikasikan penelitian keperawatan secara riil, serta

mengetahui secara ilmiah tentang sejauh mana lingkar pinggang yang

tidak normal pada timbulnya hipertensi sehingga kedepannya dapat

dijadikan pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien yang mengalami obesitas (tipe buah apel) dapat dihindari dengan

pola hidup sehat

2. Bagi Instansi Terkait

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang pengaruh obesitas (tipe

buah apel) dengan kejadian hipertensi

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa

obesita bukan suatu hal yang sehat sehingga perlu diwaspadai agar tiap

individu dapat meningkatkan kemandirian perilaku sehat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan beberapa konsep dasar berdasarkan tinjauan

pustaka, meliputi konsep dasar Lingkar pinggang dan konsep dasar hipertensi

A. Konsep Dasar lingkar pinggang

Antropometri (dari Bahasa Yunani antropo yang berati manusia dan

metri yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"),

dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk

mengetahui variasi fisik manusia.

Kini, antropometri berperan penting perubahan dalam gaya

kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat

membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam

bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala

dari.

1. Beberap pengukuran antropometri

a. Pengukuran Berat Badan.

b. Pengukuran tinggi badan


c. Pengukuran lingkar kepala

d. Pengukuran lingkar dada

e. Pengukuran lingkar pinggang

2. Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh


5
Disribusi lemak dalam tubuh dapat diketahui dengan menggunakan

pengukuran lingkar lengan atas (LLA), pengukuran pinggang, dan melihat

ciri fisik bentuk tubuh.

Lemak yang berada di sekitar perut memberikan resiko kesehatan

yang lebih tinggi dibandingkan lemak di daerah paha atau bagian

tubuh.yang lain. Suatu metoda yang sederhana namun cukup akurat untuk

mengetahui hal tersebut adalah lingkar pinggang. (yunita,2008)

a. Mengukur lingkar pinggang

Ukuran lingkar pinggang normal perempuan adalah kurang dari 80

cm, sementara pria kurang dari 90 cm. Walaupun IMT normal, tetapi

kalau lingkar pinggangnya lebih dari 80, maka harus menurunkan berat

badannya, karena resiko mendapat penyakit meningkat.

Ukuran lingkar pinggang sebetulnya sudah cukup bisa jadi

parameter. Ukuran pinggang yang lebih dari normal menggambarkan

banyak lemak yang tertimbun didaerah perut. Lemak perut ini cukup

berbahaya, karena ia berada didekat organ-organ internal, seperti

ginjal, hati, jantung dan usus, sehingga lemak yang berlebihan itu
bukan alat pasif untuk menyimpan kelebihan energi, melainkan

mengeluarkan hormon tertentu yang bisa memengaruhi semua itu.

1) Itu sebabnya, orang memiliki lingkar pinggang lebih dari normal

beresiko mendapat penyakit lebih banyak. Hormon yang

dikeluarkan oleh sel-sel lemak dapat mempengaruhi berbagai hal

antara lain orang menjadi resistan insulin. Sel-sel tubuhnya tidak

bereaksi dengan insulin yang dikeluarkannya sendiri. Akibatnya,

gula darah jadi tinggi, kadang-kadang turun mendadak. Ukuran

Lingkar Pinggang (LP) yang tak normal memang bisa menjadi

indikator munculnya beragam jenis penyakit. Lingkar pinggang

terkait erat indikasi pen.umpukan kolesterol. Sedangkan kolesterol

sendiri merupakan sumber penyebab munculnya beragam penyakit

berbahaya semacam penyakit jantung, ginjal maupun hipertensi.

www.healtsurabaya.com

Tabe2 1.. Ukuran Lingkar Pinggang berdasarkan Seks dan Populasi


PRIA WANITA
Pengukuran Resiko Resiko sangat Resiko Resiko sangat
Meningkat meningkat Meningkat meningkat
Lingkar pinggang 90-98 cm > 98cm 80-88 cm > 88cm
Perbandingan lingkar
0.9 1.0 0.8 0.9
pinggang/lingkar pinggul
(Wiki,2008)
b. Cara mengukur lingkar pinggang
1) Persiapan.
Gunakan meteran yang biasa digunakan untuk membuat baju.

Lepaskan kaus dan bebaskan pinggang dari rok atau celana panjang

sehingga bagian tengah perut terekspos.

2) Temukan spot yang tepat.


Tekan jemari Anda pada batang tubuh di dekat bagian kanan

pinggang. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan tulang dasar

panggul. Teruslah menekan dan pindahkan jari di sepanjang tepi tulang

pinggul sampai Anda menemukan lengkungan atas tulang tersebut. Titik

tertinggi akan terletak di sisi batang tubuh, hanya sedikit di bagian

bawah tulang iga. Spot ini berada di dekat atau pada level yang sama

dengan pusar Anda.

3) Lingkarkan meteran.

Posisikan meteran secara horizontal di spot atas tulang pinggul.

Kemudian lingkarkan di seputar perut dan seluruh batang tubuh.

Pastikan meteran itu melintang secara horizontal. Tempatkan ujung

meteran angka 0 di spot sementara sisanya melingkari perut dan batang

tubuh.

4) Ukur

Jangan mengecilkan perut. Berdirilah tegak dan buang napas

dengan lembut ketika Anda mengukur perut. Pastikan juga agar pita

meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah pada nomor di mana

angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang,

nyatakan dalam cm.(qiqi,2008)


Gambar 2.1. Pengukuran Lingkar Pinggang

3. Tipe bentuk tubuh manusia

a. Tipe android (tipe buah apel)

Kegemukan tipe ini biasanya terdapat pada pria dimana lemak

tertumpuk disekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi

dibandingkan dengan tipe genoid, karena sel -sel lemak disekitar perut

lebih siap melepas lemaknya kedalam pembbuluh darah dibandingkan

dengan sel-sel lemak ditempat lain. Lemak yang masuk kedalam

pembuluh darah dapat menyebabkan arteri (hipertensi), dibetes, stroke,

dan jenis kanker tertentu (payudara dan endometrium). Pada tipe ini

lebih mudah menurunkan berat badan dibandingkan tipe genoid (tipe

buah pir) asal dibarengi dengan diet dengan olah raga yang tepat.

b. Tipe genoid (tipe buah pear)

Pada tipe ini lemak bertimbun dibagian tubuh sebelah bawah yaitu

sekitar pinggul, paha, pantat, dan umumnya di temui pada wanita.

Resiko terhadap penyakit arthritis dan varices vena.pada tipe ini lebih

sukar untuk menurunkan berat badan (Yunita, 2008)

Salah satu studi selama 10 tahun di National Yang-Ming

University, Taiwan yang dimuat di American Journal of Hypertension,

Agustus 2006. megungkap bahwa orang-orang dengan timbunan lemak


di pinggang berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi, bahkan

meskipun berat badan mereka tergolong sehat(www.multyplay.com).

Dr Sunarya Soerianata, SpJP (K), yang juga bertindak sebagai

wakil ketua pelaksana 16th ASEAN Congress of Cardiology yang

berlangsung bulan April 2007 di Bali ini menjelaskan, ada faktor risiko

yang tergolong sebagai faktor risiko klasik dan ada yang tergolong

baru. Contoh faktor risiko klasik antara lain tekanan darah tinggi,

kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan gula darah yang sudah sering

dievaluasi dan ditangani oleh dokter.Adapun faktor-faktor lainnya

dianggap sebagai faktor risiko baru misalnya kelebihan lemak perut,

kolesterol HDL (kolesterol baik), resistensi insulin (ketidakmampuan

tubuh merespons dan menggunakan insulin secara semestinya), serta

peradangan (kadar adiponektin yang rendah atau kadar C-reactive

protein yang tinggi). (www.medicastor.com).

4. Pengertian Lemak

Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,

berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme

tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber

yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di

dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi(Murray,1999)

Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh,

pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut

lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai

pelumas, dan memelihara suhu tubuh.


a. Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Lipid sederhana

a) lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),

b) ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi

2) Lipid majemuk

a) fosfolipid

b) lipoprotein

3) Lipid turunan

a) asam lemak

b) sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)

b. Secara klinis, lemak yang penting adalah

1) Kolesterol

2) Trigliserida (lemak netral)

3) Fosfolipid

4) Asam Lemak .

c. Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:

1) Kilomikron

2) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

3) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)

4) LDL (Low Density Lipoprotein)

5) HDL (High Density Lipoprotein)

(Murray,1999).

5. Jalur Pengangkutan Lemak Dalam Darah


a. Jalur eksogen
Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus

dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron.

Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian

trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim

lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron

remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot

untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi.

Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga

menghasilkan kolesterol bebas.

Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam

empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen

& membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari

kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme

menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan

kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya,

kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran

darah oleh hati.

Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang

disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam

aliran darah.

b. Jalur endogen

Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan

sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan.


Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian

membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam

bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan

dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate

Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan

berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan

kolesterol. Kira-kira dari kolesterol total dalam plasma normal manusia

mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke

dalam tubuh.

Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah,

dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density

Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam

tubuh.

Pada pasien katabolisme LDL dalam hati dan jaringan perifer

berkurang sehingga kadar kolesterol plasmanya meningkat. Peningkatan

kadar kolesterol sebagan disalurkan kedalam makrofag yang akan

membentuk sel busa yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis

premature.

Asam empendu
Kolesterol
LDL teroksidasi

Lemak dari Makrolag


makanan reseptor LDL

Kolesterol trigliserida

Usus LDL Sel parenkim


Asetat

VLDL Asam lemak IDL


Kilomikron
Kilomikron
remnant

Jaringan lemak
Lipoprotein lipase
Gambar 2.2. Transport Lemak

Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan

mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan

mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan

IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang

utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel

untuk dibuang (Ganiswarna,1995).

6. Kolesterol dan hiperlipidemia

Kolesterol Suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi

oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.Tetapi kolesterol berlebih akan

menimbulkan masalah, terutama pada pembuluh darah jantung dan otak.

(liza herbal ,04 feb 2009)

Hiperlipidemia suatu keadaan meningkatnya kadar lipid darah dalam

lipoprotein(kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake

lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh.

Keadaan ini akan menimbulkan resiko trjadinya artherosclerosis dan

hiprtensi.(Liza Hebal,2009)

7. Kaitan Hiperlipidemia dengan Metabolisme Lemak dan

Karbohidrat dengan Terjadinya Artherosclerosis dan Hipertensi

a. Mekanisme Biofisiologis
Tingkat kehidupan yang membaik ternyata berpengaruh terhadap pola

kebiasaan hidup dan pola makanan seseorang. Selanjutnya pola hidup akan

meningkatkan konsumsi gula dan lemak jenuh. Konsumsi lemak jenuh dan

gula tinggi akan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam

darah yang kemudian berdampak pada terjadinya artherosclerosis.

Kolesterol dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan

menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitasnya yang

meningkat adalah chylomicron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL),

Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL).

Kolesterol dalam jumlah besar terdapat dalam lipoprotein LDL atau

membawa hampir 2/3 kolesterol. Lipoprotein sebagai alat angkut lipida

bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-sel otot, lemak dan sel-sel lain

begitu juga pada trigliserida dalam aliran darah dipecah menjadi gliserol

dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein lipase yang berada pada sel-

sel endotel kapiler. Reseptor LDL oleh reseptor yang ada di dalam hati

akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi. Pembentukan LDL oleh reseptor

LDL ini penting dalam pengontrolan kolesterol darah. Di samping itu

dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL,

yaitu melalui jalur sel-sel perusak yang dpat merusak LDL. Melalui jalur

ini (scavenger pathway), molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat

masuk kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat

dalam LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan

membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh

sel-sel otot dan kalsium yang akhirnya berkembang menjadi


artherosclerosis. Berbeda dengan LDL, HDL mempunyai peran sebaliknya

yaitu tidak menyebabkan artherosclerosis.

Salah satu faktor yang menyebabkan kadar kolesterol meningkat

adalah kelebihan berat badan. Kenaikan kadar kolesterol kira-kira 25

mg/dl yang juga tergantung umur. Di Amerika, rata-rata kenaikan 10 kg

berat badan pada usia 25-50 tahun, kenaikan berat badan ini diikuti dengan

kadar kolesterol yang meningkat. Kebanyakan orang dengan

hiperkolesterolemia ringan dan kelebihan berat badan diperkirakan

konsumsi energi berlebih 300-500 kalori/hari.

Karbohidrat mempunyai pengaruh langsung terhadap total kolesterol

dan LDL. Meskipun begitu peningkatan karbohidrat tidak dapat

menurunkan asam lemak jenuh, yang terdapat dalam lipoprotein. Hal ini

disebabkan karena karbohidrat (khususnya polisakarida; serat larut) dapat

menurunkan kolesterol dan LDL. Beberapa peneliti menyarankan agar

meningkatkan penggunaan serat makanan karena memberikan efek

kenyang dan akhirnya menurunkan asupan asam lemak jenuh dan

beberapa makanan yang tinggi energi. Beberapa faktor yang

mempengaruhi lemak.

Pembuluh darah koroner yang menderita artherosclerosis selain

menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan

aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Tekanan sistolik yang

meningkat karena pembuluh darah tidak elastis sertanaiknya tekanan

diastolik akibat penyempitan pembuluh darah disebut juga tekanan darah

tinggi atau hipertensi.(www.kalbe.coid.)


C. Konsep Dasar Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan

diastolic yang abnormal (price and Wilson, 1994). Hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Brunner & Suddart, 2002)

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus

menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah

110 / 90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh

darah perifer dan kardiak output (Issebacher, 2000)

jadi hipertnsi ialah suatu peningkatan tekanan darah sistol dan diastol

yang melbihi normal dengan tekanan sistol diatas 90 mmHg dan diastol

diatas 90 mmHg. Tekanan darah normal adalah 110/90mmHg

Klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tekanan darah yang

mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut WHO, di danguidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah

yang masih dianggap normal adalah kurang dari 135 / 85 mmHg,

sedangkan bila lebih dari 140 / 90 mmHg dinyatakan sebagai normal

tinggi. Pria yang berusia < 45 dinyatakan hipertensi jika tekanan darah
pada waktu berbaring 130 / 90 mmHg atau lebih sedangkan yang berusia >

45 dinyatakan Hipertensi jika tekanan darahnya 145 / 95 mmHg atau lebih.

Wanita yang mempunyai tekanan darah 160 / 95 mmHg atau lebih

dinyatakan hipertensi (Soeparman, 1990).

2. Klasifikasi Hipertensi

a. Berdasarkan penyebab dikenal 2 jenis Hipertensi, yaitu :

1) Hipertensi Primer (esensial)

Adalah suatu peningakatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan

oleh ketidak teraturan mekanisme kontrol homeostatik normal.

Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari

kasus hipertensi (Isslbacher,2000)

2) Hipertensi sekunder

Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain

hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini

menyangkut + 90% dari kasus-kasus hipertensi (Isslbacher,2000)

b. Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu

1) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension)

Peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan

sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda

2) Hipertensi campuran

Peningkatan tekanan darah sistol dan diastol

3) Hipertensi sistolik (isolate systolic hypertension)


Peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan

diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut (Corwin,2000)

c. Menurut WHO (Mansjoer, 1999) adalah

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal 140 90
Borderlinen 140-159 90-94
Hipertensi definitif 160 95
Hipertensi ringan 160-179 95-140
(Mansjoer, 1999))

Tabel 2.3 Hiperensi menurut Joint Commite on Detection Evaluation and


Treatment of High Blood Presure
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130 139 85 89
Hipertensi
Derajat 1 (ringan) 140 159 90 99
Derajat 2 (sedang) 160 179 100 109
Derajat 3 ( berat) > 180 110
(Rohaendi, 2009)

3. Etiologi

6. Menurut Corwin (2001). Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua

golongan yaitu :

1) Hipertensi esencial atau hipertensi primer

Penyebab hipertensi esensial tidak diketahui secara pasti disebut

juga hipertensi idiopatik. Banyak factor yang mempengaruhi seperti

gemitik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem


renin, angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca

intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti

obesitas, alcohol, merokok, serta pohsitemia (Soeparman,2003)

2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen,

penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, feokromositoma, hipertensi

yang berhubungan dengan kehamilan (Mansjoer 2000)

7. Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada

kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Perpheral

Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variable

yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.

1. Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi

akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA

2. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi

apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan,

akibat gangguan penanganan garam dan air. Oleh ginjal atau

konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau

aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat

mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan

volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik


akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan

darah

3. Peningkatan TPR (Total Peripheral Resistance) yang

berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf

atau hormon pada arterioli atau responsivitas yang berlebihan dari

arteriol terdapat rangsangan normal kedua hal tersebut akan

menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan

TPR; jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan

demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong

darah melintas. Pembuluh darah yang sempit, hal ini disebut

peningkatan dalam afteload jantung dan biasanya berkaitan dengan

peningkatan tekanan diastolik. (Corwin,2000)

4. Gejala Klinis

Peninggian tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya

gejala pada hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial

berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi

komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak dan

jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau

migren sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi esensial.

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai

berikut : (Brunner & Suddarth, 2002)

a. Pusing, nyeri kepala

b. Mudah marah

c. Telinga berdengung
d. Mimisan (jarang)

e. Sesak nafas

f. Suka tidur

g. Rasa berat ditengkuk

h. Mudah lelah

i. Mata berkunang-kunang

1) Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai

adalah:

a) Gangguan penglihatan

b) Gangguan saraf

c) Gangguan fungsi ginjal

d) Gangguan serebral otak yang mengakibatkan kelumpuhan,

gangguan kesadaran hingga koma

6. Corwin (2000:359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala

klinis timbul setelah bertahun-tahun berupa :

a) Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan

muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranial

b) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

c) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan

saraf pusat

d) N. Okturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus
e) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan

tekanan kapiler (Rohaendi, 2008)

5. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi

a. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini

sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang

mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada

yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit

arteri koroner dan kematian prematur (Rohaendi, 2008)

Penyakit hipertensi akan meningkat sejalan bertambahnya usia,

dari 5% pada usia 20 menjadi 45% pada usia 70 tahun. (Stein, 2001)

b. Jenis Kelamin

Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita,

namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita akan

meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita

lebih tinggi (Rohaendi, 2008)

Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata lebih banyak

menderita hipertensi. Dari laboran sugiri diJawa Tengah didapatkan

angka prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari

Sumatra Barat menunjukkan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di

daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9%

pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Yakarta didapatkan 14,6

pada pria dan 13,7% pada wanita (Rohaendi, 2008)

c. Obesitas
Obesitas adalah ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dengan

kebutuhan energi yang disimpan dalam bentuk lemak (jeringan sub

kutan tirai usus, organ vital jantung, paru dan hati) yang menyebabkan

jeringan lemak in aktif sehingga beban verja jantung meningkat.

Obesitas juga didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar

20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas adalah penumpukan

jaringan lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT > 27.0

pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa

untuk bekerja lebih berat, oleh sebab itu pada waktunya lebih cepat

gerah dan capai. Akibat dari obesitas, para penderita cenderung

menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus

(Notoatmodjo : 2003)

d. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga yang menunjukkan adanya tekanan darah yang

meninggi merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi seseorang

untuk mengidap hipertensi dimasa yang akan datang. Tekanan darah

kerabat dewasa tingkat pertama (orang tua saudara kandung) yang

dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin tampak ada pada semua

tingkat tekanan darah (Rohaendi, 2008)

Peran faktor genetik terhadap hipertensi primer dibuktikan dengan

berbagai faktor yang dijumpai. Adanya bukti bahwa kejadian

hipertensi lebih banyak dijumpai pada pasien kembar monozigot dari

pada heterozigot. Jika salah satu diantaranya menderita hipertensi.


Menyokong pendapat bahwa genetik mempunyai pengaruh terhadap

timbulnya hipertensi (Rohaendi, 2008)

e. Konsumsi Garam Dapur

Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis

hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku

bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari

3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan

garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat

menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya

hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung

dan tekanan darah (Rohaendi, 2008)

f. Merokok

Departemen of Healt and Human Services, USA (1989)

menyatakan bahwa setiap batang rokok terdapat kurang lebih 4000

unsur kimia, diantaranya tar, nikotin, gas CO, N2, amonia dan

asetaldehida serta unsur-unsur kasinogen. Nikotin juga merangsang

pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut

nadi, dan tekanan kontraksi otot jantung.

g. Olah Raga

Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan

hipertensi karena olah raga isotonik dengan teratur akan menurunkan

tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga

dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi kurang melakukan

olah raga akan menaikkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika


asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi

(Rohaendi,2008)

h. Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas

saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara

intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah tetap tinggi. Walaupun hal ini belum

terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih

tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan

dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang

tinggal di kota (Rohaendi,2008)

i. Gagal Ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan

rusaknya glomerulus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional

ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan

kematian kronik (Corwin, 2000)

j. Encefalopati (kerusakan otak)

Tanda gejala dari encefalopati diantaranya nyeri kepala hebat,

berubahnya kesadaran, kejang dengan defisit neurologi fokal

azotermia, mual dan muntah-muntah (Stein, 2001)

k. PIH (Pregnancy-Induced-Hypertention)

Wanita yang PIH dapat mengalami kejang. Bayi yang lahir

mungkin memiliki berat badan lahir rendah akibat perfusi plasenta


yang tidak adekuat, dapat mengalami hipoksia dan asidosis apabila ibu

mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan (Corwin,

2000 360)

l. Retinopati hipertensip

Pemeriksaan funduskopi dapat menolong menilai prognosis dan

juga beratnya tekanan darah tinggi.

6. Komplikasi Hipertensi

a. Stroke

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila

arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan

menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya

berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat

melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya

aneurisma (Corwin, 2000)

b. Infark Miokard

Dapat terjadi infark miokardium apabila arteri koroner yang

arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium

atau apabila terebntuk trombus yang menghambat aliran darah melalui

pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi

ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat

terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark

(Corwin, 2000)
7. Hipertensi pada obesitas

Berbagaipenelitian epidemologik telah membuktikan adanya

hubungan yang kuat antara obesitas dengan hipertensi. Farmingham

study (2007) melaporkan resiko terjadinya hipertensi sebesar 65%

pada wanita dan 78% pada laki- laki derhubungan langsung dengan

obesitas dan kelebihan berat badan.

Mekanisme penyebab utama hipertensi pada obesitas di duga

berhubungan dengan kenaikan volume tubuh, peningkatan curah

jantung dan menurunnya resistensi faskuler sistemik. Beberapa

mekanisme lain yang berperan dalam kejadian hipertensi pada

obesitas antara lain peningkatan saraf simpatik, meningkatnya

aktifitas renin angiotensin aldosteron(RAAS), peningkatan leptin,

peningkatan insulin, peningatan asam lemak bebas(FFA),

peningkatan endotelin 1, terganggunya aktifitas natriuretic peptide

(NP), serta menurunnya nitrit oxide(NO).

8. Pencegahan Hipertensi

Dibawah ini adalah beberapa gaya hidup untuk pencegahan

hipertensi :

a) Turunkan berat badan jika berat badan mengalami kelebihan (IMT

> 2,73 bagi perempuan dan > 27,8 bagi laki-laki) dengan

mengurang kalori diet dan berolahraga

b) Tingkatkan olahraga aerobik (30-45 menit / hari), misalnya jalan

kaki agar cepat sampai tingkat kesegaran jasmani yang sedang

c) Mengurangi konsumsi garam


d) Pertahankan konsumsi potasium / kalium dalam jumlah cukup (90

mml / hari). Lebih bagus yang berasal dari buah-buahn segar dan

sayuran

e) Pertahankan konsumsi kalium dan magnesium dalam jumlah cukup

f) Berhenti merokok dan kurangi konsumsi lemak jenuh dan

kolesterol untuk kesehatan jantung secara menyeluruh

g) Setelah 30 tahun periksa tekanan darah setiap tahun

h) Pengobatan hipertensi

Aspek yang patut mendapat perhatian, yang juga merupakan

tujuan dalam pengobatan darah tinggi masa kini ialah sebagai berikut :

a. Menurunkan tekanan darah ketingkat yang wajar sehingga kualitas

hidup penderita tidak menurun

b. Mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian

(mortalitas) akibat komplikasi penyakit jantung dan pembuluh

darah

c. Mencegah pengerasan pembuluh darah (aterosklorosis)

d. Menghindari faktor resiko

e. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi

f. Pengobatan penyakit penyerta yang dapat memperberat kerusakan

organ

g. Memulihkan kerusakan target organ dengan obat anti hipertensi

masa kini

h. Memperkecil efek samping pengobatan.


D. Kerangka konseptual penelitian

Akumulasi lemak
didaerah perut

VLDL

Kolesterol Trigliserida

VLDL Kehilangan TG

TG hidrolisis

Asam lemak & Gliserol

Ester kolesterol

LDL
LDL-R

LDL teroksidasi

Aterosklerosis

HIPRTENSI

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual

Ditelti

LDL : Low Desity Lipoprotein

VLDL : Very Low Desity Lipoprotein

TG : Trigliserida
Keteranga

Peningkatan jaringan lemak diperut terdapat banyak VLDL yang

banyak mengandung kolesterol dan trigliserida.Dalam jaringan lemak TG

mengalami hidrolisis dan VLDL kehilangan TG. Sehingga asam lemak

dan gliserol meningkat yang mudah dilepas dalam darah.sehingga ester

meningkat dan LDL juga meningkat dalam darah. LDL teroksidasi dalam

darah yang menyebabkan aterosklerosis yang bisa mengakibatkan

terjadinga HIPERTENSI karena pembuluh darah mengalami penyempitan

dan tidak elastis


Oleh karena itu, jika semakin banyak timbunan lemak derut maka ukuran

lingkar pinggangnya semakin besar dan beresiko pada HIPERTENSI

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian keperawatab merupakan cara bagaimana penelitian

ke[erawatan dilakukan (Alimul, 2003). Pada bab ini akan diuraikan mengenai

desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel dan besar sampel,

identifikasi variabel, definisi operasional, instrument penelitian, tempat dan

waktu penelitian, pengumpulan data, analisa data, etika penelitian, dan

keterbatasan

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari pertanyaan untuk menjawab

pertanyaan peneliti dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian (Nur Salam, 2001) sesuai dengan tujuan. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kolerasi dimana

penelitian penalahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau
kelompok subjek dengan pendekatan cross sectional dimana data yang

menyangkut variable bebas dan variable terikat dikumpulkan dalam waktu

yang sama (Dr. Soekidjo Notoadmojo,2002)

B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

yang akan dilakukan meliputi siapa yang akan diteliti (Subjek Penelitian).

Variabel yang akan diteliti dan variable yang mempengaruhi dalam penelitian

(Alimul A, 2003 ; 34) kerangka kerja pada penelitian ini adalah :

Menentukan populasi yaitu pasien yang mempunyai lingkar


32
pinggang lebihdipoli jantung RSUD Sidoarjo jumlah 45
pasien

Teknik pengambilan sampel yaitu teknik Probability sampling


dengan cara simple random sampling

Menentukan sampel dan besar sampel


yaitu 40 pasien

Mengukur lingkar pinggang Mengukur tekanan darah

Pengolahan data
dan analisa data

Uji chisquer
Penyajian hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan Desiminasi

Bagan 3.1. Kerangka Kerja

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dan suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti (Nur Salam, 2000). Pada penelitian ini populasinya

adalah pasien yang mempunyai ukuran lingkar pinggang lebih laki laki >

90cm dan perempuan > 80cm pada bulan Maret di poli jantung RSUD

Sidoarjo dengan jumlah 45 pasien

2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari keseluruhan subyek yang akan

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Dr. Soekidjo

Notoadmojo,2002). Pada penelitian ini sampel pasien di poli Jantung

RSUD Sidoarjo dengan jumlah 40 pasien yang memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Kriteria sampel :

1) Laki laki / Perempuan

2) Usia 25-55 tahun

3) Sadar
4) Tidak hamil

5) Bersedia

3. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Probability sampling

dengan cara simple random sampling yaitu dengan cara pengambilan

pada tanggal ganjil selama penelitian .besar sampel pada penelitian ini

diperoleh berdasarkan rumus(Dr. Soekidjo Notoadmojo,2002).

N 45
n 2 = = 40
1 (d ) 1 (0.05) 2

Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sampel
d :tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan

D. Variabel Penelitian

a. Variabel Independent (bebas)

Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi

sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent atau variabel terikat

(Sugiyono, 1997) Pada penelitian ini variabel independentnya adalah

lingkar pinggang

a. Variabel Dependent

Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 1997). Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependenya

adalah hipertensi
E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

dan berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran objek atau fenomena (Alimul. A.

2003) Adapula definisi operasional ini akan dijabarkan selanjutnya pada

tabel berikut dibawah ini:

Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Kode
Operasional
Independen; Besaran Laki - laki Observasi Ordinal Beresiko :1
lingkar lingkar berisiko : 90- Pita ukur Sangat berisiko : 2
pinggang pinggang 98 cm
yang diukur Sangat
dengan pita beresiko
pengukur. Resiko : > 90
cm
Perempuan
berisiko :
80-88 cm
Sangat
beresiko : >
88 cm
Dependen; Hipertensi Non Observasi Ordinal Non hipertensi : 1
Hipertensi adalah Hipertensi ! Spyg Hipertensi :2
keadaan 40/90 mmHg manometer
dimana Hipertensi
tekanan darah 140/90
> 140/90 mmHg
mmHg
Tabe3.1 Definisi Operasional

F. Lokasi Penelitian dan Waktu

1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksanakan di Poli jantung RSUD Sidoarjo

2. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 28 agustus 2009

G. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Spygmomanometer

2. Stetoskop

3. Tape mesuring / metline

H. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan data

Setelah mendapat ijin dari kepala RSUD Sidoarjo peneliti mulai

melaksanakan penelitian di poli jantung dengan cara melakukan

pendekatan kepada klien untuk mendapat persetujuan menjadi responden

dalam penelitian ini

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi terhadap

responden yang diteliti. Peneliti mengobservasi tekanan darah dan

mengobservasi lingkar pinggang dengan menggunakan metline. Data yang

diperoleh dimasukkan dalam lembar chek list observasi

2. Pengolahan data

Untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang terhadap hipertensi

pada pasien hipertensi dilakukan perhitungan dengan cara uji statistik.

Data yang terkumpul kemudian diolah berdasarkan masalah penelitian


yang selanjutnya diuji dengan menggunakan uji statistik fishers exact test

dengan program SPSS

I. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian meliputi

1. Lembar persetujuan untuk menjadi responden

Lembar persetujuan diberikan lepada subjek yang akan diteliti. Dengan

menjelaskan maksud dan tujuan reset yang dilakukan serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pasien

bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan

tersebut. Dan jika pasien menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap hak-haknya

2 Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan pasien peneliti tidak akan mencantumkan

namanya pada lembaran pengumpulan data, cukup dengan memberi

nomor pada masing-masing lembar tersebut

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden kepada peneliti

dijamin oleh peneliti dan data yang diperoleh akan disajikan dan

dilaporkan sebagai hasil riset guna pengembangan ilmu.

J. Keterbatasan

Keterbatasan adalah suatau yang mungkin mengurangi kesimpulan

secara umum dalam penelitian (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini

keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :


a. Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti tanpa melakukan uji

coba sebelumnya dan alat ukur yang digunakan juga sederhana sehingga

vanditas dan rehabilitasnya masih perlu ditanyakan

b. Terbatasnya waktu dan dana bagi peneliti sehingga penelitian ini kurang

maksimal

c. Keterbatasan kemampuan peneliti dalam bidang penelitian sehingga hasil

yang diharapkan mungkin belum tercapai.

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang hubungan lingkar

pinggang dengan kejadian Hipetensi di poli jantung RSUD Sidoarjo yang telah

dilaksanakan pada tanggal 2228 Juli 2009, dengan 40 pasien

Penyajian data dimulai dari data umum tentang gambaran Umum, umur, dan

Jenis kelamin. Sedangkan data khusus disajikan berdasarkan variabel yang diukur

meliputi lingkar pinggang , hipertensi dan hubungan lingkar pinggang dengan

kejadian hipertensi.

A. Data umum

1. Gambaran Lokasi Penelitian

39
Peneltian ini dilakukan di RSUD sidoarjo, yang terletak djalan mojopahit

dengfan luas lahan 44.582 m dan luas bangunan 30.000 m rumah sakit

Sidoarjo merupakan rumah sakit type B non pendidik dengan kapasitas 345

buah, yang menpunyai sarana 17 poliklinik spesialis, 18 ruang rawat inap,

ruang pavilion, tempat ibadah, dan bank jatim. Sedangkan untuk

melaksanakan pelayanan RSUD Sidoarjo mempunyai 44 dokter spesialis

9dokter umum 2 dokter gigi 3 apoteker 3 sarjana 355 perawat 933 paramedis

non perawat, dan 260 tenaga non medis.

Tempat penelitian dilakukan dipoli jantung RSUD Sidoarjo, yang terdiri

dari 2 dokter spesialis, dan 3 perawat 1 non paramedis.ruangan ini merupakan

dari unit yang ada dirumah sakit ini.

2. Jenis Kelamin dan Umur

Dari hasil penelitian terhadap 40 responden mengenai umur dan jenis

kelamin pasien didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin dan umur di


poli jantung RSUD Sidoarjo tanggal 22 28 juli 2009
N Jenis Umur
21 - 35 Thn 36 45 Thn 46 55 Thn
O kelamin Jumlah
1 L 1(2.5%) 5(8%) 9(22.5%) 15(37.5%)
2 P 3(7.5%) 8(5%) 14(35%) 25(62,5%)
Jumlah 4(10%) 13(32.5%) 23(57.5%) 40(100%)
Sumber : Data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 pasien, di dapatkan

sebagian yang menpunyai ukuran lingkar pinggang lebih 25 pasien

( 62,5% ) pada perempuan dan pada usia 46 55 tahun sebanyak 23

pasien ( 57.5% ).karena pada usia munopouse perempuan tidak terlalu


banyak aktifitas sehingga rentang terjadi penumpukan lemak didaerah

perut.

B. Data Khusus

1. Lingkar pinggang

Dari hasil penelitian terhadap 40 responden berdasarkan lingkar

pinggang didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi pasien berdasarkan lingkar pinggang dipoli


jantung RSUD Sidoarjo pada tanggal 22 28 juli 2009

No Lingkar pinggang frekuensi persentase


1 Berisiko 24 60%
(L: 90-98cm,P:80-
88cm)
2 Sangat berisiko 16 40%
(L:>98cm,P>88cm)
jumlah 40 100%
Sumber : Data primer

Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 40 pasien

di dapakan pasien yang mempunyai lingkar pinggang yang beresiko

sebanyak 24 pasien (60%).lingkar pinggang yang lebih dari normal

sangat beresiko terjadi hipertensi karena lemak didaerah perut banyak

mengandung kolesterol jahat.

b. Kejadian hipertensi

Dari hasil penelitian terhadap 40 pasien berdasarkan kejadian

hipertensi didapatkan data sebagai berikut :


Tabel 4.3 Distribusi pasien berdasarkan kejadian hipertensi di poli
jantung RSUD Sidoarjo pada pada tgl 22 -28 juli 2008

No Kejadian hipertensi Jumlah persentase


1 Non hipertensi 10 25%
( <140/90 mmHg )
2 Hipertensi 30 75%
(140/90 mmHg)
Jumlah 40 100%
Sumber : Data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 pasien, sebagian

besar pasien mengalami hipertensi sebanyak 28 pasien (70%). Hal ini

menunjukkan pada pasien yang lingkar pinggangnya lebih beresiko

terjadi hipertensi.

c. Hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi

Tabel 4.4 Tabulasi silang hubungan lingkar pinggang dengan kejadian


hipertesi di poli jantung RSUD Sidoarjo
pada tanggal 22 28 juli 2009
No Lingkar pinggang hipertensi Total
Non hipertensi Hiprtensi
(<140/90mmHg) (140/90mmHg)
1 Berisiko 9 15 24
(L: 90-98cm,P:80- (22.5%) (37.5%) (60%)
88cm
2 Sangat berisiko 1 15 16
(L:>98cm,P>88cm) (2.5%) (37.5%) (40%)
Total 10 30 40
(25%) (75%) (100%)

: 0.05 df = 1

Sumber : Data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 pasien yang

memiliki lingkar pinggang yang berisiko sebanyakn 24 pasien

(37.5%).sebagian besar mengalami hipertensi yaitu sebanyak 15

responden (37.5%), dan yang memiliki lingkar pingagang sangat


beresiko yaitu sebanyak 16 responden (40%} dan sebagian besar

mengalami hipertensi 15 responden (22.5%).

Selanjutnya peneliti melakukan analisa data dengan uji statistik

Chi Square di dapatkan nilai 1sel (25%) kurang dari 5 , tidak

memenuhi dengan syarat uji square. Oleh karena itu dilakukan uji

fisher dan didapatkan nilai signifkasi 0,032 yang artinya kurang dari

< 0.05. sehingga dapat disimpulkan karena nilai p < 0.05 berarti ada

hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di poli jantung

RSUD Sidoarjo.

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian hubungan

lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi dipoli jantung RSUD sidoarjo.

Pembahasan tentang hasil penelitian ini meliputi lingkar pinggang, kejdian

hipertensi dan hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi dipoli

jantung RSUD sidarjo.

A. Lingkar pinggang

Dari data pada tabel 4.1 menunjukkkan bahwa dari 40 pasien yang

menpunyai ukuran lingkar pinggang lebih sebagian besar pada perempuan

sebanyak 25 pasien (62,5%), Sisanya laki-laki sebanyak 15 pasien (37.5%)

dan sebagian besar pada usia 46 -55 tahun sebanyak 23 pasien (57,5%). Dari

data tersebut menunjukkan bahwa pasien yang menpunyai ukuran lingkar

43
pinggang lebih sebagian besar terjadi pada perempuan dari pada laki laki.

Hal ini mungkin dikarenakan pada pada laki laki lebih banyak aktifitas dari

pada perempuan. Sehingga,peninbunan lemak yang terjadi pada laki laki

lebih sedikit. Pada dasarnya laki - laki memiliki risiko lebih besar terkena

obesitas sentral (kegemukan yang terpusat di daerah perut). Tubuh mereka

berbentuk seperti apel (android), sebab lemak banyak disimpan di pinggang

dan rongga perut. Sedangkan kegemukan pada wanita lebih menyerupai pir

(gynecoid), penumpukan lemak terjadi di bagian bawah, seperti pinggul,

pantat dan paha. Jadi dari data menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak

dari pada laki laki, hal ini di karenakan pada usia munopouse perempeuan

lebih sedikit aktitasnya sehingga rentang terjadi penumpukan lemak didaerah

perut yang berisiko terjadinya hipertensi.

Menurut dr Johannes Chandrawinata MND APD dalam bincang-bincang

tentang "Langsing dan Sehat di Usia Matang" yang diselenggarakan majalah

Femina Pesona di Jakarta. Pembicara lain adalah dr Chaula Luthfia Sukasah

DH SpBP.Perempuan mempunyai kecenderungan obesitas yang lebih tinggi

dibandingkan pria karena masa otot pria lebih besar daripada perempuan.

Akibatnya, ruang untuk tumbuhnya lemak pada perempuan lebih besar.Selain

itu, aktivitas fisik laki-laki jauh lebih banyak dan berat. Perempuan yang

sudah memasuki fase menopause cenderung mengurangi kegiatan yang

sifatnya melelahkan tubuh.

Dari data tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 40 pasien yang menpunyai

ukuran lingkar pinggang yang beresiko sebanyak 24 pasien (60%) dan sangat

beresiko sebanyak 16 pasien (40%).dari data tersebut bahwa pasien yang


menpunyai ukuran lingkar pinggang yang berisiko lebih banyak dari pada

pasien yang menpunyai ukuran lingkar yang sangat berisiko. ukuran lingkar

pinggang yang melebihi normal sangat berisiko terjadi hipertensi karena ini

bisa diikuti peningkatan kolesterol yang bisa menpengaruhi pembuluh darah

jika ada penyempitan pada pembuluh darah maka bisa terjadi

hipertensi.Ukuran Lingkar Pinggang yang tak normal memang bisa menjadi

indikator munculnya beragam jenis penyakit. Lingkar pinggang terkait erat

indikasi penumpukan kolesterol. Sedangkan kolesterol sendiri merupakan

sumber penyebab munculnya beragam penyakit berbahaya semacam penyakit

jantung, ginjal maupun hipertensi.(www.healhtsurabaya.com)

Studi yang dipaparkan dalam pertemuan American Heart Association

(Asosiasi Jantung Amerika) menunjukkan pinggang berukuran besar dapat

menjadi jalan singkat ke serangan jantung atau penyakit jantung serius.

Lingkar pinggang merupakan hal yang penting, kata seorang pakar jantung

dari Universitas Colorado sekaligus Ketua Asosiasi Jantung Amerika, Dr

Robert Eckel kepada Koresponden Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan Kantor

Berita Reuters, Maggie Fox (www.resep.web.id). Menurut penelitian Harvard

Medical school, ukuran pinggang dapat mendeteksi terjadinya penyakit

jantung , resiko meningkat pada mereka punya ukuran lingkar pinggang 80

cm wanita dan 90 cm pria. Sel lemak pada perut mudah lepas dan bisa masuk

pada pembuluh darah sehingga menyebabkan penumpukan lemak pada

dinding pembuluh darah.

B. Hipertensi

Dari data tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 40 pasien yang menpunyai
lingkar pinggang lebih, sebanyak 30 pasien (75%) mengalami hipertensi dan

10 pasien (25%) non hipertensi. Dari data tersebut sebgian besar pasien

mengalami hipertensi bagi yang menpunyai ukuran lingkar pinggang lebih,

hal ini mungkin disebakan karena banyaknya penimbunan lemak didaerah

perut yang sangat berpengaruh pada metabolisme tubuh.semakin besar ukuran

lingkar pinggang maka penimbunan lemak didaerah perut juga semakin

banyak yang bisa bersiko terjadi hipertensi. Penimbunan lemak di daerah

perut banyak mengandung kolesterol jahat yang menempel pada pembuluh

darah hal ini bias menyebabkan pembuluh darah menyempit, jika pembuluh

darah menyempit maka akan beresiko peningkatan tekanan darah (hipertensi).

Ternyata dari data menunjukkan bahwa pasien yang lingkar pinggangnya lebih

sebagian besar terjadi hipertensi. Menurut teori lingkar pinggang diatas

normal sangat berisiko terjadi hipertensi jadi benar kalau lingkar pinggang

berisiko terjadi hipertensi karena semakin besar ukuran lingkar pinggang

maka semakin banyak lemak yang tertimbun didaerah perut.

Salah satu studi selama 10 tahun di National Yang-Ming University,

Taiwan yang dimuat di American Journal of Hypertension, Agustus 2006.

megungkap bahwa orang-orang dengan timbunan lemak di pinggang berisiko

tinggi untuk mengalami hipertensi, bahkan meskipun berat badan mereka

tergolong sehat(www.multyplay.com). dr Sunarya Soerianata, SpJP (K), yang

juga bertindak sebagai wakil ketua pelaksana 16th ASEAN Congress of

Cardiology yang berlangsung bulan April 2007 di Bali ini menjelaskan, ada

faktor risiko yang tergolong sebagai faktor risiko klasik dan ada yang

tergolong baru. Contoh faktor risiko klasik antara lain tekanan darah tinggi,
kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan gula darah yang sudah sering dievaluasi

dan ditangani oleh dokter.Adapun faktor-faktor lainnya dianggap sebagai

faktor risiko baru misalnya kelebihan lemak perut, kolesterol HDL (kolesterol

baik), resistensi insulin (ketidakmampuan tubuh merespons dan menggunakan

insulin secara semestinya), serta peradangan (kadar adiponektin yang rendah

atau kadar C-reactive protein yang tinggi). dr Sunarya, SpJP menambahkan

bahwa faktor risiko baru ini sejak dulu kurang diperhatikan

(www.medicastor.com). Dari tabel 4.4 data tabulasi juga membuktikan dari 15

pasien (37,5%) yang memiliki lingkar pinggang sangat berisiko hanya satu

orang yang menpunnyai ukuran lingkar pinggang lebih

B. Hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi


Dari data tabulasi silang tabel 4.4 menunjukkan dari 40 pasien yang

mepunyai ukuran lingkar berisiko sebanyak 24 pasien (60%), yang

mempunyai ukuran lingkar pinggang sangat berisiko sebanyak 16 pasien

(40%).Dan dari 24 pasien (60%) yang mepunyai ukuran lingkar pinggang

berisiko sebanyak 15 pasien (37,5%) mengalami hipertensi dan sebanyak 9

pasien (22.5%) non hipertensi.Dari16 pasien (40%) yang menpunyai ukuran

lingkar pinggang sangat berisiko 15 pasien (37.5%) mengalami hipertensi dan

hanya 1 pasien (2.5%) yang non hipertensi, dari pasien yang menpunyai

ukuran pingkar pinggang lebih sebagian besar mengalami hipertensi sebanyak

30 pasien (75%)dan sisanya 10 pasien (25%) yang non hipertensi. Hal ini

menunjukkan menunjukan bahwa orang yang menpunyai ukuran lingkar

pinggang lebih sangat berisiko mengalami hipertensi.dari data tersebut

persentase yang mengalami hipertensi lebih banyak semakin besar ukuran

lingkar pinggang maka akan semakin beresiko terjadi hipertensi, walaupun

lingkar pinggang tidak langsung menpengaruhi terjadinya hipertensi, namun

menpunyai hubungan yang sangat erat dengan terjadi hipertensi.semakin besar

ukuran lingkar pinggng maka hal ini akan meningkatkan timbunan lemak

didaerah diperut semakin banyak timbunan lemak maka semakin banyak

kolesterol jahat yang akan membuat pembuluh darah menyempit dan dapat

menimbulkan hipertensi. Dari data tersebut ternyata pesien yang lingkar

pingaangnya lebih terjadi hipertensi hal ini sesuai dengan beberapa teori atau

riset yang ada yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi lingkar pinggang bisa di

jadikan alat ukur yang mudah untuk mendeteksi penimbunan lemak didaerah

perut. Jika penimbunan lemak bertambah maka ukuran lingkar pinggangnya


juga bertambah yang banyak mengandung kolesterol jahat sehingga berisiko

terjadi hipertensi. Kolesterol ini dapat menyebabkan pembuluh darah

menyempit jika ini terjadi akan menpengaruhi tekanan darah. Kolesterol

Suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat

diperlukan oleh tubuh.Tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah,

terutama pada pembuluh darah jantung dan otak.(liza herbal ,04 feb 2009)

studi selama 10 tahun di National Yang-Ming University, Taiwan yang

dimuat di American Journal of Hypertension, Agustus 2006. Terungkap bahwa

orang-orang dengan timbunan lemak di pinggang berisiko tinggi untuk

mengalami hipertensi, bahkan meskipun berat badan mereka tergolong

sehat.hal ini menunjukkan kalau lingkar pinggang sangat berhubungan dengan

terjadinya hipertensi.

Dari hasil analisi dengan uji statistik Chi Square di dapatkan nilai 1sel

(25%) kurang dari tidak memenuhi dengan syarat uji square. Oleh karena itu

dilakukan uji fisher dan didapatkan nilai signifkasi 0,032 yang artinya kurang

dari < 0.05. sehingga dapat disimpulkan karena nilai p < 0.05 berarti ada

hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di poli jantung RSUD

Sidoarjo.lingkar pinggang yang lebih dapat meningkatkan timbunan lemak

didaerah perut yang dapat menpengaruhi terjadinyan hipertesi.dari berbagai

faktor yang bisa mempengaruhi hipertensi lingkar juga sangat penting untuk

menperhatikan timbunan lemak yang ada didaerah perut.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka sesuai dengan masalah dan

tujuan penelitian sihingga dapat disimpulkan

1. Hasil penelitian dari 40 pasien yang menpunyai ukuran lingkar

pinggang lebih sebagian besar terjada pada jenis kelamin perempuan

sebanyak 25 pasien (62,5%).hal ini mungkin disebabkan karena pada

laki laki lebih banyak aktifitas dari pada perempuan.

2. Hasil penelitian terhadap 40 pasien sebagian besar pasien mempunyai

lingkar pinggang yang beresiko sebanyak 24 pasien (60%). Semua

yang menpunyai ukuran ukuran lingkar pinggang dari normal sangat

beresiko terjadi hipertensi.

3. Hasil peneltian terhadap pasien yang menpunyai ukuran lingkar lebih

dari 40 pasien, sebagian besar pasien mengalami hipertensi sebanyak

28 pasien (70%).hal ini membuktikan bagi yang menpunyai ukuran

pinggan lebih berisiko terjadi hipertensi.

4. Berdasarkan analisa data dengan uji fishers exact test didapatkan nilai

signifkasi 0,032 yang artinya kurang dari < 0.05. sehingga dapat

disimpulkan karena nilai p < 0.05 berarti ada hubungan lingkar

pinggang dengan kejadian hipertensi di poli jantung RSUD Sidoarjo.

B. Saran
49
1. Pasien pada perempuan yang menpunyai ukuran lingkar pinggang

lebih agar lebih banyak aktifitas agar tidak terjadi penumpukan lemak

di daerah perut karena sangat beresiko terjdi.

2. Pasien yang menpunyai ukuran lingkar pinggangnya lebih dari normal

disamping mengukur berat badanya juga meperhatikan lingkar

pinggangnya.

3. Pasien hipertensi yang menpunyai ukuran linggang lebih dapat

mengurangi lingkar pinggangnya dengan olah raga teratur supaya tidak

terjadi penimbunan lemak didaerah perut.

4. Diharap dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan

lingkar pinggang dan peningkatan kolesterol terhadap penderita

hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz H. 2003. Riset Keperwatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba. Medika .

Arief (2008). Hipertensi Faktor Resiko dan Pelaksanaannya


wwww//http;pjhnk.go.id.. (24 januari 2008)

Brunner D. Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :


EGC.

Corwin,Elizabeth J (2000). Buku Saku patofisiologi. Jakarta ; EGC

Davey, Patrick. 2005. At Ablane Medicine. Surabaya : Erlangga

Ganiswarna,sulistiaG (1995).Famakologi Dan Terapi. Edisi 4 Jakarta ; FKUI

http://infohidupsehat.com/2000/02

Idrus (2009).Lingkar Pinggang Berpotensi Jantungan.Jawa Pos.5 Mei

Isselbcher, Kurt J (2000). Horison prinsip-Prinsip penyakit Dalam. Edisi 13.


Jakarta, EGC.

Rohaendi (2008).Hipertensi dan rosela. www//http;.blogspot.com/2008/02/

Ridwanamiruddin. (2007). Hipertensi-danfaktor resikonya -dalam-kajian-


epidemi.www//http;wordpress.com./2007/12/01/

Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.Jakarta : FKUI

Nagodesta. (2009). Lingkar Pinggang. www//http;.multyply.com/news/item/8.


(04 feb 2009).

Notoadmojo, Dr. Soekodjo. 2002. Metodelogi Penerapan Ilmu Keperawatan :


Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penerapan Ilmu


Keperawatan : Jakarta : Salemba Medika

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Rohaendi (2008).Hipertensi dan rosela. www//http;.blogspot.com/2008/02/

Soeparman. 1990 : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI

Wikipedia (2009). Antropometri. www// http:id.wikipedia.org/ 2009/28


Wikipedia (2009). Obesitas. www//http;wikipedia.org/ co.id/2009/01

Yunita(2008). Obesitas www//http;.blogspot.com/2008/05

Lampiran 2
LEMBAR
PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth
Bapak/Ibu/Saudara
Di RSUD Sidoarjo

Dengan hormat,
Untuk persyaratan tugas akhir Program Studi Keperawatan Sidoarjo
Politeknik Kesehatan Surabaya, maka saya :

Nama : Abdus Sukkur


Nim : P.27820406001

Akan melakukan penelitian tentang Hubungan Lingkar Pinggang


dengan Hipertensi di Poli Jantung RSUD Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengindentifikasi apakah terdapat lingkar pinggang yang lebih pada pasien
Hipertensi di Poli Jantung Sidoarjo, untuk keperluan tersebut saya mohon
kesediaan bapak / Ibu / Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini,
selanjutnya kami mohon kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk di observasi
tekanan darah dan lingkar pinggangnya, identitas dan hal hal yang berkaitan
dengan saudara akan dirahasiakan oleh peneliti
Atas bantuan dan kerja samanya yang baik saya ucapkan terima kasih.

Sidoarjo, 2009

Hormat saya

Abdus Sukur

Lampiran 3
LEMBAR
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Sehubungan dengan permintaan dari penulis saya bersedia berperan serta


dalam penelitian Hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di Poli
Jantung RSUD Sidoarjo
Sebelumnya saya telah jelaskan tentang tujuan penelitian ini dan saya
mengerti bahwa penelitian ini sangat berguna untuk perkembangan ilmu,
keperawatan dan masyarakat. Peneliti akan merahasiakan identitas dan hal hal
yang berkaitan dengan saya
Maka dengan ini kami menyatakan bersedia menjadi responden untuk
membantu dan berperan serta di dalam kelancaran penelitian tersebut.

Sidoarjo, .. 2009
Responden
Lampira 1

LEMBAR OBSERVASI

TEKANAN DARAH DAN LINGKAR PINGGAN

No Umur Jenis Lingkar Kategori lingkar pinggang K Tekanan Tekanan Darah K


res kela pinggang Laki- Laki Perempuan o darah Non Hipertensi o
po min (cm) Resiko Resiko Resiko Resiko d Hipertensi > 140/90 d
nd meningkat sangat meningk menigka e < 140/90 e
en (90-98) meningk at ( 80- t mmhg
cm at > 88) cm > 88 cm
98cm
1 39 L 93 1 130 80 1
2 30 P 87 1 120 80 1
3 39 L 120 2 150 90 2
4 46 P 88 1 170 100 2
5 50 P 102 2 160 90 2
6 52 P 86 1 130 80 1
7 47 L 120 2 130 80 1
8 50 P 86 1 150 90 2
9 45 P 87 1 170 100 2
10 42 L 100 2 120 80 1
11 40 L 94 1 140 90 2
12 38 P 86 1 150 80 2
13 48 P 82 2 160 90 2
14 47 P 89 2 140 90 2
15 36 P 89 2 140 90 2
16 37 P 84 1 130 80 1
17 46 P 90 2 140 80 2
18 48 L 92 1 150 90 2
19 42 L 94 1 130 80 1
20 52 P 94 2 150 90 2
21 50 P 88 1 140 80 2
22 55 L 98 1 160 100 2
23 42 L 92 1 130 80 1
24 45 L 109 2 140 80 2
25 50 P 89 2 150 80 2
26 42 P 87 1 140 80 1
27 39 P 90 2 170 100 2
28 37 P 94 2 150 90 2
29 48 L 84 1 130 80 2
30 52 P 88 1 130 80 1
31 53 P 87 2 130 80 2
32 57 L 92 1 140 80 2
33 48 L 100 1 160 90 2
34 49 P 88 1 150 90 2
35 51 P 86 2 170 100 2
36 38 P 92 1 180 90 2
37 47 L 93 1 140 80 2
38 53 P 87 2 140 80 2
39 36 L 91 1 150 80 2
40 45 P 94 1 160 90 2

You might also like