You are on page 1of 68

PENGARUH PENDAMPINGAN PERILAKU DIET HIPERTENSI

TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA


HIPERTENSI DI KAMPUNG SANGGRAHAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh
AYU ROSIANA
NIM. S10003

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014

8
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Naskah Skripsi yang
berjudul :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG


BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DENGAN PERILAKU PERAWAT
DALAM PELAKSANAAN PRIMARY SURVEY
DI RSUD dr.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
KABUPATEN WONOGIRI

Oleh :
Aziz Nur Fathoni
NIM S10004

Telat pertahankan di depan penguji pada tanggal 1 Juli 2014 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan.

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Wahyu Rima A., S.Kep.,Ns.M.Kep Ariyani, S.Kep.,Ns,M.Kes


NIK: 201279102 NIP: 196811231988032004
Penguji,

Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns, M.Kep


NIK: 200679022

Surakarta, 22 Juli 2014


Ketua Program StudiS-1 Keperawatan,

Wahyu Rima A., S.Kep.,Ns.M.Kep


NIK: 201279102

ii
8
iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tagan dibawah ini :


Nama : Aziz Nur Fathoni
NIM : S10.004

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan
Tim Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.

Surakarta, 25 Juni 2014


Yang membuat pernyat
pernyataan,
ataa
aan,

Ayu Rosiana
NIM. S10.004

iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi terhadap Kepatuhan Diet pada

Penderita Hipertensi di Kampung Sanggrahan ini dapat terselesaikan. skripsi ini

disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh mata ajar skripsi di

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam

menyusun skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu peneliti mulai dari awal

hingga selesainya skripsi. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Happy Indri Hapsari, S. Kep, Ners, M. Kep selaku pembimbing utama

dan Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala perhatian, bimbingan, dan semangat yang diberikan

selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes selaku pembimbing pendamping, atas

semua perhatian, bimbingan, dan saran yang diberikan selama penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Wahyuningsih SafitriS.Kep.,Ns, M.Kep, selaku penguji yang telah

memberikan mesukan, kritik dan saran saat ujian sidang skripsi.

iv
v

5. Ketua posyandu lansia ibu Murtiatun yang telah memberi ijin bagi

peneliti.

6. Seluruh responden yang telah berperan dalam penelitian ini dan telah

berkenan unruk menjadi responden yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu.

7. Kedua Orang tua dan kakakku yang telah memberikan semua dukungan

materi dan doa, serta kasih sayang selama ini.

8. Teman-temanku seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2010 atas

kebersamaan dan semangatnya selama ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material

dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

persatu.usunan proposal penelitian ini masih

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih

terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat peneliti

harapkan.

Ayu Rosiana
Peneliti

v
vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
SURAT PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xv
ABSTRACT xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat 5
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan 5
1.4.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit 5
1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti Lain 5
1.5 Keaslian Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori 8
2.1.1 Hipetensi 8
2.1.1.1. Pengertian 8
2.1.1.2. Klasifikasi 9

vi
vii

2.1.1.3. Penyebab 9
2.1.1.4. Tanda dan Gejala 9
2.1.1.5. Komplikasi 10
2.1.1.6. Penatalaksanaan hipertensi 10
2.1.1.7. Faktor resiko hipertensi 11
2.1.1.8. Diet rendah garam untuk hipertensi 11
2.1.2. Kepatuhan 11
2.1.2.1. Dimensi kepatuhan 12
2.1.2.2. Strategi dalam meningkatkan kepatuhan 13
2.1.3. Pendampingan (coaching) 13
2.1.4. Prinsip-prinsip dasar pendampingan 16
2.1.5. Manfaat pendampingan 18
2.1.6. Peran pendampingan 19
2.2 Kerangka Teori 20
2.3 Kerangka Konsep 21
2.4 Hipotesis 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan penelitian 23
3.2 Populasi dan Sampel 24
3.3 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 24
3.3.1 Tempat Penelitian 24
3.3.2 Waktu Penelitian 24
3.4 Variabel definisi operasional dan skala pengukuran 24
3.4.1 Variabel penelitian 24
3.4.2 Definisi operasional 25
3.5 Alat dan Cara Pengumpulan Data 26
3.5.1 Alat Penelitian 26
3.5.2 Cara Pengumpulan Data 26
3.6 Uji validitas dan Reabilitas 27
3.6.1 Validitas ................................................................................27
3.6.2 Reabilitas ..............................................................................29

vii
viii

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...............................................30


3.7.1 Pengolahan Data ....................................................................30
3.7.2 Analisa Data ..........................................................................31
3.8 Etika Penelitian .................................................................................32
3.8.1 Informed Consent (Lembar persetujuan) ..........................32
3.8.2 Confidentially (Kerahasiaan)................................................32
3.8.3 Anonimity (tanpa nama) .......................................................33
3.9 Jadwal Penelitian ..............................................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian 35
4.1.1 Analisis Univariat 35

4.1.2 Analisis Bivariat 37

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden 40

5.1.1 Jenis Kelamin 40

5.1.2 Tingkat Pendidikan 41

5.1.3 Pekerjaan 41

5.1.4 Umur 42

5.2 Hasil Analisa Bivariat 42

5.2.1 Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok Kontrol

dan perlakuan 43

5.2.2 Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok Kontrol

dan perlakuan 43

5.2.3 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test)

Kelompok Kontrol 43

viii
ix

5.2.4 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test)

Kelompok Kontrol 44

5.3 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VI PENUTUP 47

6.1 Simpulan 47

6.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
x

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1. : Keaslian Penelitian 5

TABEL 2.1. : Klasifikasi Hipertensi 9

TABEL 3.1. : Definisi operasional 25

TABEL 4.1. : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin 33

TABEL 4.2. : Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan 34

TABEL 4.3. : Distribusi Frekuensi Pekerjaan 34

TABEL 4.4. : Distribusi Frekuensi Usia / Umur 35

TABEL 4.5. : Distribusi Frekuensi Tekanan Darah 35

TABEL 4.6. : Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok Kontrol dan

perlakuan 36

TABEL 4.7. : Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok kontrol dan

Perlakuan 36

TABEL 4.8. : Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Kontrol 36

TABEL 4.9. : Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Perlakuan 37

x
xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 : Kerangka Teori .....................................................................20

GAMBAR 2 : Kerangka Konsep..................................................................21

xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Surat Permohonan Menjadi Responden

LAMPIRAN 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LAMPIRAN 3 : Kueisoner

LAMPIRAN 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)

LAMPIRAN 5 : Leaflet

LAMPIRAN 6 : Data Try Out/Validitas Reabilitas

LAMPIRAN 7 : Uji Validitas dan Reabilitas

LAMPIRAN 8 : Hasil Penelitian untuk Kelompok Kontrol dan

Pendampingan

LAMPIRAN 9 : Analisis Univariat

LAMPIRAN 10 : Analisis Bivariat uji kolmogorov-smirnov

LAMPIRAN 11 : Analisis Bivariat uji Marginal Homogenity

LAMPIRAN 12 : Tabel r Product Moment

LAMPIRAN 13 : Usulan topik penelitian (F.01)

LAMPIRAN 14 : Pengajuan judul skripsi (F.02)

LAMPIRAN 15 : Pengajuan ijin studi pendahuluan (F.04)

LAMPIRAN 16 : Lembar oponent (F.05)

LAMPIRAN 17 : Lembar audience (F.06)

LAMPIRAN 18 : Surat pengajuan ijin penelitian (F.07)

LAMPIRAN 19 : Surat pengantar ijin studi pendahuluan

LAMPIRAN 20 : Surat balasan ijin studi pendahuluan


xii
xiii

LAMPIRAN 21 : Surat ijin validitas dan reliabilitas

LAMPIRAN 22 : Surat ijin penelitian

LAMPIRAN 23 : Surat balasan ijin validitas reliabilitas

LAMPIRAN 24 : Surat balasan penelitian

xiii
xiv

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014

Ayu Rosiana

Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan


Diet pada Penderita Hipertensi di Kampung Sanggrahan

Abstrak

Kepatuhan penderita hipertensi masih cukup rendah. Salah satu metode


yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan adalah dengan
pendampingan perilaku diet hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis adanya pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap
kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
Metode penelitian ini adalah pre test and post test nonequivalent control
group. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh yaitu semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan responden sesudah mengikuti
pendampingan memiliki kepatuhan tinggi, berbeda dengan kelompok kontrol
yang tidak mengalami peningkatan kepatuhan diet hipertensi. Hal tersebut
ditunjukkan bahwa hasil pretest posttest dengan menggunakan analisis Marginal
Homogenity terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Karena dari hasil posttest
diketahui bahwa hasil P Value 0,003. Sehingga p value < 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa pendampingan perilaku diet hipertensi memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh kepatuhan diet pada kelompok pendampingan.

Kata kunci: Pendampingan perilaku diet hipertensi, kepatuhan diet, penderita


hipertensi.

Daftar Pustaka : 30 (2003-2013).

xiv
xv

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE


KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014

Ayu Rosiana

THE EFFECT OF BEHAVIORAL ACCOMPANIMENT TO


HYPERTENSION DIET ON THE DIET OBEDIENCE OF
HYPERTENSION SUFFERERS IN KAMPUNG SANGGRAHAN

ABSTRACT

The diet obedience of hypertension sufferers is fairly low. One of the


methods that can be used to improve their obedience is the administration of
behavioural accompaniment to hypertension diet.
The objective of this research is to analyze whether or not there is an effect
of the behavioral accompaniment to hypertension diet on the diet obedience of
hypertension sufferers.
This research used the experimental research method with the pre test and
post test non-equivalent design. The samples of the research were taken by using
the saturation sampling. The result of the research shows that following the
behavioural accompaniment, the respondents in the Experimental Group have the
high category of diet obedience. Meanwhile, those in the Control Group do not
have the high category of diet obedience. The result of the pretest and posttest
with Marginal Homogeneity shows that there is a very significant difference as
indicated by the value of p is 0.003 which is smaller than 0.05, meaning that the
behavioral accompaniment to hypertension diet has an effect on the diet obedience
of hypertension sufferers.
Thus, it can be concluded that there is an effect of diet obedience on the
accompaniment group.

Keywords: Behavioural accompaniment to hypertension diet, diet obedience, and


hypertension sufferers.

References: 30 (2003-2013).

xv
xvi

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE


KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014

Aziz Nur Fathoni

THE CORRELATION BETWEEN NURSES LEVEL OF KNOWLEDGE ON


BASIC LIFE SUPPORT (BLS) AND THEIR BEHAVIOR IN THE
IMPLEMENTATION OF PRIMARY SURVEY AT
dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF
WONOGIRI REGENCY

ABSTRACT

The number of emergency incidences is large every day so that it is


necessary to find out the nurses behavior in the implementation of primary
survey related to their knowledge. The objective of this research is to investigate
correlation between the nurses level of knowledge on basic life support (BLS)
and their behavior in the implementation of Primary Survey (PS) at the
emergency installation.
This research used the quantitative research method with the descriptive
correlational design. It was conducted at the emergency installation of dr
Soediran Mangun Sumarso of Wonogiri regency. The samples of the research
were taken by means of the saturation sampling technique. They consisted of 20
respondents. The data of the research were analyzed by using the statistical
analysis of Fishers Chi Square alternative test with the computer program of
SPSS 18.
The result of the research shows that 75% of the nurses have a good
knowledge category, and the rest, 25%, have a fair knowledge category. In term
of behavior during the implementation of PS, 80% of the nurses have a skilled
behavior category, and the rest, 20%, have less skilled behavior category. The
value of p is 0.053 which is smaller than 0.05. This indicates that Ho is verified,
meaning that there is not any correlation between the nurses level of knowledge
on BLS and their behavior in the implementation of PS.
The nurses level of knowledge on BLS does not have any correlation to
their behavior in the implementation of PS. Therefore, hospitals in general and
emergency installations in particular are expected to improve the nursing skills of
their nurses and to carry out training for their nursing so that all of them have a
good knowledge level.

Keywords: Basic Life Support (BLS), nurses behavior, and Primary Survey (PS).
References: 21 (2003-2013)
8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling sering

berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah.

Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya dan terasa

ketika penyakit hipertensi sudah menjalar dan mengganggu fungsi jantung

atau stroke. Diagnosa hipertensi sangat jarang ditemukan dini kecuali saat

pemeriksaan kesehatan rutin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2012).

World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan

hipertensi adalah salah satu kontributor paling penting untuk penyakit

jantung dan stroke yang bersama-sama menjadi penyebab kematian dan

kecacatan nomor satu. Hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4

juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga

meningkatkan risiko kondisi seperti gagal ginjal dan kebutaan. Hipertensi

diperkirakan mempengaruhi lebih dari satu dari tiga orang dewasa berusia

25 tahun ke atas, atau sekitar satu miliar orang di seluruh dunia (WHO

2012).

18
2

Prevalensi hipertensi tertinggi di dunia berada di negara Afrika (46%

orang dewasa) sedangkan prevalensi terendah ditemukan di negara Amerika

(35% orang dewasa) menurut WHO (2012). Data tersebut dapat dipastikan

bahwa negara yang berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi rendah

hipertensi (35% orang dewasa) dibandingkan kelompok pendapatan rendah

dan menengah (40% orang dewasa) berkat kebijakan publik multisektoral

sukses dan akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan bagi negara

dengan penghasilan tinggi.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan

peningkatan yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan

darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di

Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah

mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat

hipertensi. Di Jawa Tengah penderita hipertensi mencapai 37,0%

berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah dan kepatuhan terhadap minum

obat hanya 7,9%.

Hasil penelitian menurut Effendy & Rosyid (2011) menunjukkan

bahwa rendahnya angka kepatuhan terhadap diet rendah garam membuat

meningkatnya angka kejadian kekambuhan hipertensi, sehingga perlu

dilakukan perbaikan intervensi lain untuk meningkatkan angka kepatahuan

diet rendah garam pada penderita hipertensi.Widyasari & Candrasari (2010)

menyimpulkan bahwa ada peningkatan signifikan secara statistik dalam


3

pengetahuan dan sikap setelah pemberian pendidikan kesehatan tentang

hipertensi.

Survei pendahuluan pada lansia di Kampung Sanggrahan di Bulan

November 2013 mengatakan bahwa pendidikan kesehatan tentang pola diet

hipertensi sudah diberikan kepada lansia yang mengalami hipertensi namun

tingkat kepatuhan tentang diet belum sepenuhnya dilakukan oleh lansia.

Tingkat kepatuhan yang rendah pada lansia di pengaruhi dari faktor

pendampingan misalnya pasien tidak mengetahui tentang diet rendah garam

tetapi keluarga tidak mendampingi akhirnya tidak patuh dalam melakukan

diet rendah garam.

Hasil penelitian Nadimin (2009) menunjukkan ada perubahan skor

pengetahuan gizi ibu antara keadaan awal dan 3 bulan setelah

pendampingan gizi. Hasil ini membuktikkan bahwa penyuluhan gizi yang

dilakukan melalui program pendampingan gizi merupakan salah satu upaya

pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan

sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik.

Penelitian Kamaludin & Rahayu (2009) menunjukkan bahwa tingkat

kepatuhan asupan cairan pada gagal ginjal kronik dengan hemodialisis

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, perilaku pendampingan perawat,

perilaku pendampingan keluarga, dan pengetahuan. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa perilaku pendampingan sangat berpengaruh terhadap

tingkat kepatuhan.
4

Penelitian tentang penerapan pendampingan terhadap perubahan sikap

dalam pengobatan penyakit kronik menunjukkan angka yang signifikan

dalam merubah perilaku kepatuhan pada penderita penyakit kronik.

Pemberian intervensi pendampingan merupakan faktor penting dalam

perubahan sikap kepatuhan dalam pengobatan penyakit kronik seperti

perubahan sikap terhadap kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan

kepatuahan aktivitas fisik (Helen et al 2003).

Dari latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang Pengaruh

Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi terhadap Kepatuhan Diet pada

Penderita Hipertensi di Kampung Sanggrahan.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap

kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum

Penelitian ini untuk menganalisis adanya pengaruh pendampingan

perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita

hipertensi.

1.3.2 Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden.

2. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan diet hipertensi pada

penderita hipertensi sebelum dilakukan pendampingan perilaku

diet hipertensi.
5

3. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan diet hipertensi pada

penderita hipertensi setelah dilakukan pendampingan perilaku diet

hipertensi.

4. Untuk menganalisis perbedaan tingkat kepatuhan diet hipertensi

sebelum dan sesudah pendampingan perilaku diet hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi peneliti lain

Peneliti ini dapat dijadikan sumber referensi peneliti lain dalam

membuat penelitian tentang manajemen pengobatan hipertensi non

farmakologi.

1.4.2 Manfaat bagi perawat

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan perawat

dalam memberikan pendidikan kesehatan yang di kombinasi dengan

tindakan pendampingan.

1.4.3 Manfaat bagi akademik

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi akademik dalam

penyusunan kurikulum pembelajaran menggunakan pendampingan

untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil


Effendy & Hubungan kepatuhan Penelitian ini kepatuhan diet
Rosyid 2011 diet rendah garam menggunakan rendah garam dan
dan terjadinya rancangan cross terjadinya relaps
kekambuhan pada sectional dalam
pasien hipertensi di analitik dengan pasien dengan
6

wilawah puskesmas ditekan pada hipertensi


pasongsongan waktu menghasilkan
kabupaten sumenep pengukuran dan Sebagian besar
madura sampel prosentase kurang
menggunakan patuh pada
teknik random Peran rendah garam
sampling kepatuhan diet dan
dengan penuh kambuh di sebagian
populasi 40 besar hipertensi
orang dan pasien tidak kambuh
jumlah sampel .
36 orang
Widyasari & Pengaruh Pendidikan Jenis penelitian Berdasarkan hasil
Candrasari tentang Hipertensi ini adalah penelitian, dapat
2010 terhadap Perubahan eksperimental disimpulkan
Pengetahuan dan semu dengan bahwa terdapat
Sikap rancangan one peningkatan nilai
Lansia di Desa group pre-test rerata
Makamhaji posttest. pengetahuan tentang
Kartasura Sukoharjo hipertensi setelah
pemberian
pendidikan dari
4,46 menjadi 13,97
dan rerata
sikap tentang
hipertensi dari 3,49
menjadi 9,90.
Terdapat pengaruh
pendidikan terhadap
pengetahuan dan
sikap lansia tentang
hipertensi
di Desa Makamhaji
masing-masing
dengan nilai
Nadimin Pengaruh program Rancangan Pengetahuan gizi
2009 pendampingan gizi penelitian ibu, pola asuh balita
terhadap pola asuh, nonrandomized KEP, tingkat
kejadian infeksi dan pre and post test kecukupan energi
status gizi, balita group design (TKE) balita KEP,
kurang energi tingkat kecukupan
protein protein (TKP), balita
KEP status gizi pada
balita KEP setelah
kegiatan program
pendampingan gizi
7

mengalami
peningkatan yang
bermakna (p=0,001).
Kejadian penyakit
infeksi ISPA dan
diare pada balita
KEP setelah
kegiatan program
pendampingan gizi
mengalami
penurunan yang
bermakna (p=0,001).
Kamaludin & Analisis faktor- Penelitian ini Ada beberapa
Rahayu 2009 faktor yang merupakan kesimpulan yang
mempengaruhi jenis dapat ditarik dari
kepatuhan asupan penelitian non penelitian faktor-
cairan pada pasien eksperimen faktor
gagal ginjal kronik dengan metode yang mempengaruhi
dengan hemodialisis deskriptif kepatuhan dalam
di RSUD Prof.Dr. analitik dengan mengurangi asupan
Mergono soekarjo rancangan cross cairan yaitu faktor
Purwokerto sectional. usia dan Lama
menjal ani terapi
HD tidak
mempengaruhi
kepatuhan dalam
mengurangi asupan
cairan. Sedangkan
faktor pendidikan,
konsep diri,
pengetahuan pasien,
keterlibatan tenaga
kesehatan dan
keterlibatan
keluarga
mempengaruhi
kepatuhan dalam
mengurangi asupan
cairan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori

2.1.1 Hipertensi

2.1.1.1 Pengertian

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang di tujukan oleh angka

sistolik (bagian atas) dan angka diastol (bagian bawah) pada pemeriksaan

tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa

cuff air raksa ataupun alat digital lainnya (Wahdah 2011).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik

yang menetap. Pada waktu membaca tekanan darah bagian atas adalah

tekanan sistolik, sedangkan bagian bawah adalah tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai pada waktu jantung

yang berkontraksi dan memompa darah melalui arteri, sedangkan tekanan

diastolik adalah tekanan pada waktu jatuh ke titik rendah saat jantung saat

jantung mengisi darah kembali atau disebut tekanan arteri di antara denyut

jantung. Secara sederhana seseorang disebut hipertensi apabila tekanan

darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastol lebih besar dari 90

mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (Soetardjo &

Soenardi 2005).

8
9

2.1.1.2 Klasifikasi
Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan sistol mmHg Tekanan diastol mmHg

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg


Normal tinggi
Hipertensi ringan 130 139 mmHg 85 89 mmHg
Hipertensi sedang 140 159 mmHg 90 99 mmHg
Hipertensi berat 100 109 mmHg
Hipertensi sangat 160 179 mmHg 110 119 mmHg
berat
180 209 mmHg > 120
>210 mmHg
mmHg

(Wahdah 2011).

2.1.1.3 Penyebab

Penyebab hipertensi dibedakan menjadi 2 :

1. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi ini tidak diketehui secara jelas

penyebabnya.biasanya disebut juga hipertensi

idiopatik.beberapa hal yang dimungkinkan yang menjadi

faktor penyebab adalah faktor keturunan (genetik), gaya hidup

(kebiasaan makan, alkohol dan rokok).

2. Hipertensi sekunder (renal)

Penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, kelebihan berat

badan,kelebihan kolesterol, dan hipertensi yang berhubungan

dengan kehamilan (wahdah 2011).

2.1.1.4 Tanda dan Gejala


10

Gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan

hampir sama dengan gejala penyakit lainnya antara lain sakit kepala,

kelelahan, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur karena

adanya kerusakan pada otak (Wahdah 2011).

2.1.1.5 Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit stroke, infark miokard,

gagal ginjal, gagal jantung, atherosklerosis progresif (Widyasari &

Candrasari 2010).

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan

tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ

tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada

otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung

koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta

penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain

penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal

ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain (Erlyna,

dkk 2012).

2.1.1.6 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan farmakoterapi yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya komplikasi, penatalaksanaan hipertensi dengan obat di mulai

dengan dosis rendah sesuai dengan kebutuhan dan usia, terapi harus

efektif 24 jam pasien lebih menyukai di berikan dalam dosis tunggal


11

karena lebih murah dan kepatuhan pasien akan lebih baik (Riaz, 2012

dalam Prihandana 2012).

Penatalaksanaan non farmakoterapi dilakukan dengan

memodifikasi perilaku dan gaya hidup yaitu memodofikasi diet dan

nutrisi, menurunkan berat badan dan meningkatkan olahraga. Hal

tersebut untuk menjaga tekanan darah tetap dalam keadaan normal pada

orang yang memiliki resiko tekanan darah tinggi atau pada keadaan pre

hipertensi (Manfredini et al 2009 dalam Prihandana 2012).

2.1.1.7 Faktor resiko hipertensi

Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas faktor yang tidak dapat di

ubah/dikontrol yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik,

dan faktor yang dapat di ubah/dikontrol yaitu kebiasaan merikok,

konsumsi asin/garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi

minuman beralkohol, obesitas, stres (Sugiharto 2007).

2.1.1.8 Diet Rendah Garam untuk Hipertensi

Batasi penggunaan garam pada masakan jangan lebih dari 1 sendok

teh (2400 mg/hari). Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri

dari diet ringan (komsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah

(1,25-3,75 gram per hari), dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari)

(Wahdah 2011).

2.1.2 Kepatuhan
12

Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

perilaku pasien dalam minum obat secara benar tantang dosis, frekuensi

dan waktunya (Nursalam & Kurniawati 2007).

Penelitian Wertheimer & Santella 2006 dalam Putri (2012)

menunjukan faktor yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan pada pasien

hipertensi adalah usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi, pengetahuan

pasien tentang penyakit.

2.1.2.1 Dimensi kepatuhan

Kepatuhan merupakan fenomena yang multidimensional,

dimana ditentukan oleh lima dimensi, kelima dimensi tersebut

adalah dimensi sosial ekonomi, dimensi sistem kesehatan, dimensi

kondisi penyakit, dimensi terapi dan dimensi sosial (Prihandana

2012),

1. Faktor sosial ekonomi terdiri dari sosial ekonomi rendah,

kemiskinan, pendidkan yang rendah, pengangguran, kurangnya

dukungan sosial serta budaya dan keyakinan tentang penyakit

dan terapi serta disfungsi keluarga.

2. Faktor sistem pelayanan kesehatan merupakan kondisi yang

dapat meningkatkan kepatuhan pasien sehingga terjadinya

hubungan yang baik antara pasien dengan tenaga kesehatan.

3. Faktor kondisi penyakit berpengaruh terhadap kepatuhan adalah

beratnya gejala yang di alami pasien, tingkat ketidak mampuan

pasien baik fisik, sosial, psikologi maupun keparahan penyakit.


13

4. Faktor terapi yang berpengaruh adalah durasi dari terapi,

kegagalan terapi sebelumnya, frekuensi perubahan terapi serta

ketersediaan dukungan medis.

5. Faktor pasien yang menjadi hambatan dalam meningkatkan

kepatuhan pasien adalah kurangnya informasi dan ketrampilan

dalam menejemen diri, kesulitan dalam memotivasi pesien serta

kurang dukungan dalam perubahan perilaku (Prihandana, 2012).

2.1.2.2 Strategi dalam meningkatkan kepatuhan

Kepatuhan terhadap terapi membawa dampak besar terhadap

keberasilan pengobatan serta biaya pengobatan yang terkendali,

meskipun demikain belum banyak studi tentang kepatuhan tersebut,

terutama pendekatan kepada pasien dalam meningkatkan kepatuhan

terhadap perubahan pola hidup. Intervensi terhadap perilaku

menjadi kunci untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi

hipertensi, serta beberapa strategi telah di kembangkan untuk

meningkatkan kepatuahn pasien antara lain memberikan

penghargaan dan dukungan keluarga (Prihandana, 2012).

2.1.3 Pendampingan (Coaching)

Pendampingan adalah bagaimana membantu seseorang

menemukan apa yang diinginkan dari posisi dimana dia sekarang, dengan

menggali sumber daya apa saja yang dibutuhkan, sikap mental yang

harus dibangun, dan teknik-teknik yang cocok dalam menerapkannya.

Pendampingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang tepat,


14

sehingga peserta latih (coachee) akan menemukan sendiri jawaban yang

dibutuhkannya. Pendampingan juga dapat diterjemahkan menjadi

seseorang yang dapat memfasilitasi peserta lain (coachee) untuk

menggapai kinerja yang lebih baik dari keadaan (Jerusalem 2011).

Teknik pendampingan pelatih (coach) memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang tepat dan mendalam untuk menguak jawaban-jawaban

yang akan dimunculkan oleh peserta lain (coachee) sehingga peserta lain

(coachee) akan menemukan sendiri jawaban dari permasalahannya dan

pada gilirannya nanti peserta lain (coachee) sendiri akan melakukan apa

yang seharusnya dilakukan dan bukan yang ingin dilakukan (Jarusalem

2011).

Teknik coaching terdapat beberapa perbedaan yang sangat

mendasar antara satu dengan teknik lainnya diantara leading, training,

consulting, mentoring, therapy dan managing,

1. Training merupakan pelatihan yang diberikan dalam rangka

memberikan ilmu, pengetahuan dalam hal-hal tertentu. Training

biasanya dilakukan satu per satu maupun secara grup. Kelebihan dari

training yang diberikan satu per satu adalah peserta dapat bertanya

lebih banyak untuk dapat mengerti tentang bahan yang sedang

dipelajari. Sedangkan apabila training dilakukan secara grup, maka

kualitas baik dari trainer maupun peserta akan lebih besar, karena

keanekaragaman pertanyaan yang akan muncul,

a. Tahapan training
15

Tahap pertama Informasi yaitu memberi dan menerima informasi

tentang pencegahan, tahap kedua komunikasi yaitu setelah

mengetahui informasi, mereka berkomunikasi dengan yang lain di

antara mereka sebagai Pengetahuan untuk bertindak,

memutuskan apa yang mereka inginkan, tahap ketiga Pendidikan

yaitu berdasarkan pada partisipan, pendekatan terhadap mereka

untuk merubah perilaku mereka (Natalia 2006).

b. Metode Training

Pelatihan dilakukan selama dua hari dan pendampingan sebanyak

empat kali pertemuan (satu bulan). Pengambilan pretest

dilakukan pada minggu ke-4 bulan Febuari.Pendampingan pada

minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pengambilan posstest pada

minggu ke-4 bulan Maret 2014 (Muthmainnah 2012).

2. Konsultan adalah sebuah institusi maupun perseorangan yang

membantu memberikan konsultasi untuk menyelesaikan masalah yang

sudah, sedang, maupun akan terjadi. Biasanya pekerjaannya akan

dilakukan oleh konsultan itu sendiri. Di lain pihak, klien tidak perlu

mendalami bagaimana cara penyelesaiannya. Para konsultan biasanya

akan memberikan batasan-batasan yang akan dikerjakan, untuk

periode tertentu dengan harga yang disepakati. Dalam teknik

konsultasi (consulting), di satu sisi klien tidak dipusingkan oleh hal-

hal detil yang tidak dikuasainya. Namun justru akan muncul

permasalahan lainnya karena akan bergantung kepada konsultan.


16

3. Mentoring adalah bimbingan dari seseorang yang sudah sangat

menguasai hal-hal tertentu, yang dibagikan kepada seseorang yang

membutuhkannya. Menjadi sangat penting untuk mengetahui apa yang

benar-benar akan dimentorkan. Karena apabila salah mementor, maka

klien yang sedang membutuhkan saran akan malah semakin bingung.

Kendala lain dalam mentoring adalah kita harus mengetahui benar

siapa yang kita mentor. Karena apabila kita memberikan saran kepada

klien yang jauh lebih menguasai, maka kecenderungannya kita akan

disepelekan.

4. Terapi (therapy) diperuntukkan untuk masalah-masalah yang

berkaitan dengan keyakinan dan nilai-nilai yang dipahami seseorang,

Terkadang orang yang diterapi tidak menyadari kalau dia

membutuhkannya.

5. Managing merupakan teknik yang paling umum dipakai oleh hampir

semua organisasi dalam perusahaan. Makna dari managing ini adalah

mengatur. Pada umumnya yang diatur adalah orang. Masalah yang

umumnya terjadi adalah seorang manajer yang kurang memahami

struktur dari seorang manusia (Jerusalem 2011).

2.1.4 Prinsip-prinsip dasar pendampingan

Sebelum di jadikan mengenai proses pendampingan yang

efektif, terdapat tujuh prinsip pendampingan yang merupakan dasar yang

perlu di pahami oleh pelatih maupun peserta latih yaitu (Wilson 2011,

dalam kosmaya 2012):


17

1. Kesadaran

Tujuan dari proses pendampingan adalah diperoleh kesadaran bagi

pasien dimana pasien mengenali tujuan tersebut sendiri dan mau

melakukan perubahan, ini di sebabkan apaun yang di katakan

pendamping dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan

mengenai diri pasien sendari.

2. Tanggung jawab

Prinsip utama pendampingan adalah tanggung jawab terhadap diri

sendiri dengan apa yang sudah menjadi keputusan kita. kita lebih

suka membuat keputusan sendiri daripada diarahkan orang lain,

maka dari itu yang perlu dari proses pendampingan adalah dukungan

dan dorongan untuk terus mencoba.

3. Percaya diri

Orang mengembangkan kepercayaan diri dengan diberi ruang untuk

belajar baik dengan melakukan kesalahan maupun berusaha

mencapai tujuan.

4. Tidak menyalahkan

Dalam pendampingan kesalahan merupakan pengalaman belajar,

pendampingan hadir bukan untuk merumuskan mengenai benar atau

salah.
18

5. Fokus pada solusi

Ketika kita mendapatkan suatu permasalahan, maka persoalan itu

akan membesar tetapi ketika kata fokus kepada solusi, maka

persoalan itu dapat di tangani.

6. Tantangan

Pada umumnya kita mempunyai tantangandan berupaya untuk

menggapainya, dalam sebuah lingkungan yang mendukung kita

tidak menyadari terdapat batasan baik dalam diri maupun

lingkungan untuk mencapai sasaran yang melebihi dari seharusnya,

tugas pelatih pendampingan adalah memberikan perspektif baru bagi

pasien untuk melihat segala sesuatu dengan profesional.

7. Tindakan

Pendampingan menyiapkan perspektif dan kesadaran baru, ketika

pasien mendapatkan wawasan baru dan memiliki banyak pilahan

yang akan menimbulkan keinginan untuk bertindak dan berubah,

mak pendamping mengarahkan tindakan dan perubahan perilaku

yang tepat.

2.1.5 Manfaat pendampingan

Pendampingan memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan

masyarakat, beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah meningkatkan

kepatuhan pesien dalam melakukan diet hipertensi, proses


19

pendampinganselalu ada dua pihak yang terlibat yaitu pemberi

pendampingan dan penerima pendampingan (Ryan 2008, dalam kosmaya

2012).

Penelitian yang di lakukan oleh Udiutomo (2011), menjelaskan

bahwa pembinaan dan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mahasiswa.

2.1.6 Peran pendampingan

Pendampingan membantu individu untuk menunjukan cara yang

lebih baik dari yang telah di lakukan, yang perlu dimiliki seorang pelatih

adalah berkomitmen untuk membina, menyediakan bantuan tanpa batasan

dalam proses membantu,tetp berada di belakang dan biarkan penerima

pendampingan melakukan pembelajaran (kosmaya 2012).

Penelitian ini menggunakan teknik pendampingan Training dengan

memberikan pelatihan diet rendah garam terhadap responden yang

dilakukan satu-persatu terhadap responden. Kelebihan dari training yang

diberikan satu-persatu adalah responden dapat bertanya lebih banyak

mengenai diet hipertensi.


20

2.2 Kerangka Teori


Faktor resiko
hipertensi yang
Faktor yang tidak dapat di
mempengaruhi ubah/dikontrol :
kepatuhan :
Umur
usia
Jenis
Pendidikan kelamin
Status sosial Riwayat
dan ekonomi keluarga
Pengetahuan genetik
tentang Pasien
penyakit Hipertensi
Faktor resiko
hipertensi yang
dapat di
Kepatuhan ubah/dikontrol :

Kebiasaan
merokok
Penatalaksanaan Konsumsi
hipertensi : asin/garam
Pendampingan : Konsumsi
Obat lemak jenuh
Training Nutrisi Kebiasaan
Konsultan Olahraga konsumsi
Mentoring Penurunan berat minuman
Terapi badan beralkohol
managing Obesitas
stres

Tekanan darah
terkontrol

Gambar 3.1 Kerangka Teori


21

Kerangka Konsep

Pendampingan :

Training

Kelompok perlakuan
penderita hipertensi
Kepatuhan diet

Kelompok kontrol
penderita hipertensi

Faktor yang
mempengaruhi
kepatuhan :

Usia
Pendidikan
Status sosial
dan ekonomi
Pengetahuan
tentang
penyakit

Gambar 3.2 Kerangka konsep


22

2.4 Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap

kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

Ha : Ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap

kepatuhan diet pada penderita hipertensi.


BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu)

yaitu bentuk desain eksperimen yang lebih baik validitas internalnya daripada

rancangan preeksperimental (Hidayat 2007).

3.1.1 Pola Rancangan pre test and post test nonequivalent control group

Tidak dilakukan

Random Alokasi

R1 : 01 X1 02

R R2 : 01 X0 02

Keterangan :

R : Responden penelitian

R1 : Responden kelompok perlakuan

R2 : Responden kelompok kontrol

X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan

X0 : Kelompok kontrol tanpa perlakuan

O1 : Pre test

O2 : Post test

Secara umum desain ini hampir sama dengan desain pre and post test

control group pada penelitian eksperimen murni, perbedaanya hanya pada

alokasi sampel untuk kelompok perlakuandan kelompok kontrol, pre test and

8
23
24

post test nonequivalent control group tidak menggunakan randomisasi

beresiko ketidakseimbangan karakteristik antara kelompok dan perlakuan

(Dharma 2011).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan, penelitian ini

menggunakan populasi warga yang ada di RW 5 Desa sanggrahan kota

Surakarta sejumlah 30 orang, dan teknik penggunaan sampel menggunakan

sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono 2013).

3.3 Tempat dan waktu penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di RW 5 Desa Sanggrahan Kelurahan Purwosari

Kota Surakarta.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 9 Februari sampai 9

Maret 2014.

3.4 Variabel, Definisi Operasional,dan Skala Pengukuran

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependent (terikat) yaitu

Kepatuhan Diet Hipertensi, dan variabel independent (bebas) yaitu

Pendampingan perilaku diet hipertensi.


25

3.4.2 Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur


Perameter/indikator Skala data
penilaian
Variabel perilaku pasien Kuesioner >2 = kepatuhan ordinal
Dependen: dalam pola makan dengan yang rendah
Kepatuhan diet meliputi jenis pertanyaan 1-2 = kepatuhan
hipertensi makanan, frekuensi 8 soal menengah
dan waktu makan 0 = kepatuhan
secara tepat yang tinggi
Variabel membantu Kuesioner 1. Yang diberi Nominal
Independen: penderita hipertensi dengan pendampingan
Pendampingan dalam rangka pertanyaan 2. Tidak diberi
perilaku diet menjalani diet 15 soal pendampingan
hipertensi. hipertensi.

Variabel
Perancu :

Usia Usia responden Kueisoner 1. 4655 tahun Interval


dihitung 2. > 60 tahun
berdasarkan ulang
tahun terakhir yang
telah dijalani saat
penelitian

Pendidikan Sekolah formal Kueisoner 1. Tidak Ordinal


yang telah diikuti sekolah
dan telah memiliki 2. SD
tanda bukti lulus 3. SMP
dari instansi resmi 4. SMA
yang terkait 5. Perguruan
tinggi

Sumber Sumber informasi Kueisoner 1. keluarga Nominal


informasi tempat responden 2. pemberi
mendapatkan pelayanan
informasi kesehatan
mengenai 3. media
hipertensi masa/TV
4. lain-lai
5. tidak
pernah
26

3.5 Alat penelitian dan cara pengumpulan data

3.5.1 Alat Penelitian

Penelitian menggunakan alat-alat pendukung seperti tensi meter,

leaflet diet hipertensi, buku, dan pensil, memodifikasi kuesioner

morisky 8 item.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan cara langsung mendatangi responden

satu-persatu responden dirumah masing-masing. Peneliti membagi

2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Langkah pertama, kedua kelompok tersebut akan diberi pre test

mengenai kepatuhan diet hipertensi masing-masing kelompok 10

menit dengan menggunakan kueisoner morisky 8 item yang telah

dimodofikasi dengan cara penilaian jika ya bernilai 1 dan jika

tidak bernilai 0 dengan total skor 2 merupakan kepatuhan

yang rendah, 1-2 kepatuhan menengah, dan 0 merupakan

kepatuhan yang tinggi dan dilakukan pada minggu kedua Bulan

Februari. langkah kedua, pemberian pendidikan kesehatan

mengenai diet hipertensi pada kelompok kontrol tanpa intervensi

dan pada kelompok perlakuan diberi intervensi mengenai

pendampingan dengan melatih diet hipertensi selama 30 menit dan

dilakukan pada minggu ketiga dan minggu keempat pada Bulan

Februari oleh peneliti dengan mengunjungi responden di rumah

masing-masing.langkah yang ketiga, kedua responden di beri post


27

test selama 10 menit diberi pendidikan kesehatan mengenai diet

hipertensi selama 30 menit dan dilakukan minggu ke pertama pada

bulan Maret oleh peneliti dengan mengunjungi responden di rumah

masing-masing.

3.6 Uji Instrumen

Pada umumnya penelitian dinyatakan berhasil apabila banyak

menggunakan instrument, karena data yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument.

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data. Uji validitas dan reabilitas dilaksanakan di Desa

Todipan Kelurahan Purwosari pada tanggal 4 Februari 2014 dengan 30

responden.

Untuk menguji instrument penelitian ini digunakan uji validitas dan

uji reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Riduwan, Rusyana dan Enas (2011: 194) Validitas

adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen,

instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi atau lebih

besar dari nilai signifikansi yang ditentukan dan sebaliknya

instrumen yang kurang valid mempunyai validitas rendah atau

lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan. Keputusan yang

dihasilkan akan menunjukan hasil sebagai berikut:


28

a. Jika rxy > rtabelatau taraf signifikansi < 0,05, berarti item

dinyatakan valid sekaligus memiliki persyaratan untuk dijadikan

instrumen penelitian.

b. Jika rxy < rtabel dan taraf signifikansi > 0,05, berarti item

dinyatakan tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan

untuk dijadikan instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas angket

pendampingan perilaku diet hipertensi dan kepatuhan diet pada

penderita hipertensi menggunakan analisis product moment.

Berdasarkan validitas kuesioner pendampingan perilaku diet

hipertensi sebanyak 15 pertanyaan diketahui bahwa semua item

dinyatakan valid, dari variabel angket pendampingan perilaku diet

hipertensi memiliki nilai rxy antara nilai 0,403 sampai dengan 0,868

> rtabel 0,361 dan nilai signifikansi < 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada angket

pendampingan perilaku diet hipertensi adalah valid. Dengan

demikian seluruh pernyataan angket boleh digunakan dalam

analisis selanjutnya.

Sedangkan validitas kuesioner kepatuhan diet pada penderita

hipertensi sebanyak 8 pertanyaan diketahui bahwa semua item juga

dinyatakan valid, dari variabel angket kepatuhan diet pada

penderita hipertensi memiliki nilai rxy antara nilai 0,372 sampai

dengan 0,753 > rtabel 0,361 dan nilai signifikansi < 0,05, sehingga
29

dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada angket

kepatuhan diet pada penderita hipertensi adalah valid. Dengan

demikian seluruh pernyataan angket boleh digunakan dalam

analisis selanjutnya.

3.6.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik alpha croanbach. Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai

koefisien reliabilitas angket pendampingan perilaku diet hipertensi

sebesar 0,930 sehingga memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi

dan angket kepatuhan diet pada penderita hipertensi memiliki nilai

reliabilitas sebesar 0,728 atau memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

Berdasarkan data diatas maka dapat dilihat besarnya

koefisien reliabilitas masing-masing angket yang akan digunakan

untuk pengumpulan data. Kesimpulan yang diperoleh merupakan

hasil perbandingan antara rxy dan rtabel (0,05; 30). Menurut Arikunto

(2010: 152) adapun interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah

sebagai berikut:

1. Antara 0,801 sampai dengan 1,000 (sangat tinggi)

2. Antara 0,601 sampai dengan 0,800 (tinggi)

3. Antara 0,401 sampai dengan 0,600 (cukup)

4. Antara 0,201 sampai dengan 0,400 (rendah)

5. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 (sangat rendah)


30

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat

simpulkan bahwa angket pendampingan perilaku diet hipertensi

dan kepatuhan diet pada penderita hipertensi sudah layak untuk

digunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

Setelah kuesioner diisi oleh responden data kemudian diolah melalui

tahapan (Hidayat 2007: 108):

1. Editing

Yaitu memeriksa kembali kabenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan, editing dapat dilakukan pada pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

2. Coding

Yaitu memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri

atas beberapa kategori, pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan data menggunakan komputer.

3. Entri data

Yaitu langkah memasukkan data yang telah di kumpulkan kedalam

data komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

4. Melakukan teknik analisa

Dalam melakukan analisis, kahususnya data penelitian yang akan

digunakan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dianalisis, apabila penelitiannya


31

deskriptif maka menggunakan statistik deskriptif, sedangkan

analisis menggunakan statistik interensial.

3.7.2 Analasis Data

3.7.2.2 Analisis univariat

Analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil

penelitian, dan disajikan dalam bentuk penyajian data

deskriptif. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah data

pasien yang dilakukan pendampingan diet hipertensi meliputi

kepatuhan diet pada kelompok kontrol dan kelompok

pendampingan. Dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

3.7.2.3 Analisis bivariat

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua

Variabel. Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

pendampingan diet hipertensi terhadap kepatuhan diet

hipertensi menggunakan uji statistik Chi-Square jika

memenuhi syarat (nilai expected count >5, bila tidak

memenuhi syarat uji Chi-Square yaitu digunakan uji

alternatifnya uji kolmogorov-smirnov.

Intepretasi hasil uji statistik bila:

a. p value> (0,05) maka Ho diterima atau Ha ditolak, yang

berarti tidak ada pengaruh pendampingan perilaku diet

hipertensi terhadapkepatuhan diet pada penderita hipertensi.


32

b. p value (0,05) maka Ho ditolak atau Ha diterima, yang

berarti ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi

terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

Uji untuk mengetahui pengaruh pendampingan perilaku diet

hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi

yang dilihat dari pre test dan post test menggunakan uji

marginal homogenity karena sajian data menggunakan 2x3

yaitu 2 kelompok (kontrol dan perlakuan) dan 3 kategori

kepatuhan (rendah, menengah, tinggi).

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika

penalitian (Hidayat 2011: 83):

3.8.1 Persetujuan riset (informed concent)

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan,

tujuannya agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, jika

responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak responden.

3.8.2 Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya, semua informasi


33

yang telah di kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3.8.3 Tanpa nama (Anonimity)

Tindakan merahasiakan atau tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau penelitian yang akan disajikan.


34

3.9 Jadwal Penelitian


Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
proposal
Penyusunan
BAB I
Uji validitas
dan reabilitas
Uji proposal
Revisi
proposal
Perijinan
Pelaksanaan
Penyusunan
laporan
Konsultasi
Pengumpulan
laporan
Ujian skripsi
Pengumpulan
revisi

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Data hasil penelitian berbentuk penilaian atau juga coding berdasarkan

hasil yang didapat, masing-masing variabel diperoleh dari dua kelompok

responden (kelompok control dan kelompok pendampingan) di Kampung

Sanggrahan, yang telah memenuhi criteria sampel.

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi data

dari responden yang telah bersedia dijadikan sebagai objek penelitian, berikut

klasifikasi responden:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Kelompok Kelompok
Jumlah
Jenis Kelamin Kontrol Perlakuan
F % F % F %
Laki-laki 7 53 6 47 13 43,33
Perempuan 8 47 9 53 17 56,67
Total 15 100 15 100 30 100

Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden baik dari

kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan adalah perempuan.

35
36

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan

Kelompok Kelompok Jumlah


Tingkat Pendidikan Kontrol Perlakuan
F % F % F %
1 6,7 2 13,3 3 10
Tidak sekolah
SD 6 40 5 33,3 11 36,67
SMP 3 20 5 33,3 8 26,67
SMA 5 33,3 2 13,3 7 23,33
PT 0 0 1 6,7 1 3,33
Total 15 100 15 100 30 100

Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden kelompok

kontrol dan kelompok pendampingan mempunyai tingkat pendidikan SD dan

SMP.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan

Kelompok Kelompok
Jumlah
Pekerjaan Kontrol Perlakuan
F % F % F %
Pensiun/Tidak bekerja 4 26,7 3 20 7 23,33
PNS 2 13,3 2 13,3 4 13,33
Wiraswasta 3 20 4 26,7 7 23,33
Pekerja swasta 2 13,3 3 20 5 16,67
Ibu rumah tangga 4 26,7 3 20 7 23,33
Total 15 100 15 100 30 100

Tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden kelompok

kontrol pensiun dan sebagai ibu rumah tangga sedangkan kelompok

perlakuan sebagian besar wiraswasta.


37

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Usia / Umur

kelompok N Mean Median Modus Min Max SD


kontrol 15 53,6 54 48 47 60 4,7
perlakuan 15 53,3 53 48 47 62 5,2

Tabel 4.4 menunjukan bahwa rerata usia pada kelompok kontrol

adalah 53,6 tahun dengan nilai standar deviasi 4,7.

Kelompok perlakuan rerata usia responden 53,3 tahun dengan nilai

standar deviasi 5,2.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah

Kelompok Kelompok
Jumlah
Tekanan Darah Kontrol Perlakuan
F % F % F %
140/90 13 86,7 12 80 25 83,33
< 140/90 2 13,3 3 20 5 16,67
Total 15 100 15 100 30 100

Tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan menderita tekanan darah tinggi.

4.1.2 Analisis Bivariat

Penelitian ini menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov untuk

menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test) pada kelompok kontrol dan

perlakuan serta menguji pengaruh kepatuhan diet (post test) pada kelompok

kontrol dan perlakuan. Berikut hasil ringkasan analisis yang telah diuji:
38

Tabel 4.6. Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok Kontrol
dan perlakuan

Variabel Kontrol Perlakuan p value


Kepatuhan F % F %
Rendah 12 80 12 80
Menengah 3 20 3 20 0,998
Tinggi 0 0 0 0

Tabel 4.6 didapatkan nilai p = 0,998 sehingga p value > 0.05 maka tidak

ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok

pendampingan sebelum dilakukan intervensi

Tabel 4.7. Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok


kontrol dan Perlakuan

Variabel Kontrol Perlakuan p value


Kepatuhan F % F %
Rendah 11 73,3 2 13,3
Menengah 4 26,7 9 60 1,000
Tinggi 0 0 4 26,7

Tabel 4.7 didapatkan nilai p = 1,000 sehingga p value > 0.05 maka tidak

ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok

pendampingan pada posttest.

Penelitian ini menggunakan uji statistik marginal homogenity untuk

menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test _post test) pada kelompok kontrol.

Tabel 4.8. Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Kontrol

Kepatuhan post test pada Total p value


kelompok kontrol
Rendah Menengah Tinggi
Kepatuhan pre tes Rendah 11 1 0 12
pada kelompok Menengah 0 3 0 3
0,317
kontrol Tinggi 0 0 0 0
Total 11 4 0 15
39

Tabel 4.8 Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

kepatuhan pre test pada kelompok kontrol adalah rendah. Hasil uji statistik

menggunakan uji marginal homogeniety didapat p value = 0,317 yang berarti

tidak ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok

kontrol.

Penelitian ini menggunakan uji statistik marginal homogenity untuk

menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test _post test) pada kelompok

perlakuan.

Tabel 4.9. Kepatuhan Diet Pre test & Post test


Pada Kelompok Perlakuan

Kepatuhan post test pada


Total p value
kelompok pendampingan
Rendah Menengah Tinggi
Kepatuhan pre tes Rendah 1 8 3 12
pada kelompok Menengah 1 1 1 3
0,003
pendampingan Tinggi 0 0 0 0
Total 2 9 4 15

Tabel 4.9Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

kepatuhan pre test pada kelompok pendampingan adalah menengah. Hasil uji

statistik menggunakan uji marginal homogeniety didapat p value = 0,003

yang berarti ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada

kelompok pendampingan.
BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini akan membahas mengenai kriteria-kriteria yang telah

di amati di BAB IV sebelumnya, yakni berupa kriteria berdasarkan jenis

kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, dan tekanan darah.

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Jenis Kelamin

Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa frekuensi

tertinggi berdasarkan jenis kelamin yakni perempuan, yang mana kedua

kelompok sampel menunjukkan prosentase lebih dari. Teori dari Buston,

2007 (dalam Prihandana, 2012) menyatakan bahwa hipertensi lebih

banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan laki-laki disebabakan

karena terdapat hormon ekstrogen pada wanita.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan

bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran

pada umur 18 tahun sebesar 25,8 persen. Prevalensi hipertensi

berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran terlihat

meningkat dengan bertambahnya umur, hipertensi pada perempuan

cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.

40
41

5.2.2 Tingkat Pendidikan

Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengenyam pendidikan dasar.

Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi

cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah akibat

ketidaktahuan tentang pola makan yang baik.

Anggara & Prayitno (2013) tingginya risiko terkena hipertensi

pada pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena

kurangnya pengetahuan pada pasien yang berpendidikan rendah terhadap

kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang

diberikan oleh petugas, sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup

sehat. Yuliarti, 2007 (dalam Anagara dan Prayitno 2013) menyatakan

bahwa hubungan ini tidak semata-mata diakibatkan perbedaan tingkat

pendidikan, tetapi tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup

sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol, dan lebih sering

berolah raga.

5.1.3 Pekerjaan

Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden pada kelompok kontrol adalah ibu rumah tangga

sedangkan pada kelompok perlakuan sebagian besar adalah wiraswasta.


42

Rahajeng (dalam Anggara & Prayitno, 2013) menyatakan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan hipertensi.

Kristansti et, al (2013) pekerjaan berpengaruh kepada aktifitas fisik

seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak sehingga

dapat meningkatkan kejadian hipertensi.

5.1.4 Usia

Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa frekuensi

umur atau usia mayoritas berada dikisaran umur 46 sampai dengan 55

tahun.

World Health Organization (WHO) tahun 2012 menyebutkan

bahwa hipertensi mempengaruhi lebih dari satu dari tiga orang dewasa

berusia 25 tahun ke atas, atau sekitar satu miliar orang di seluruh dunia.

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar resiko terserang hipertensi. Sugiharto (2007) umur lebih

dari 40 tahun mempunyai resiko terkena hipertensi.

Tekanan darah meningkat karena terjadi perubahan alami pada

jantung dan berkurangnya elastisitas dari arteri, sehingga insidensi

hipertensi lebih tinggi terjadi pada usia lanjut.

5.2 Hasil analisa bivariat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan perilaku diet

hipertensi dan kepatuhan diet pada penderita hipertensi saling

berhubungan dan memiliki pengaruh diantara keduanya. Hal ini dapat

dilihat dari pembahasan analisis bivariat atau uji kolmogorov-smirnov,


43

yang sebelumnya telah dilakukan analisis univariat, berikut

pembahasannya:

5.2.1 Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok kontrol dan perlakuan

Hasil uji kolmogorov-smirnov didapatkan tidak ada perbedaan

kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan

pada pretest karena terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

ketidakpatuhan diet antara lain usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi,

pengetahuan pasien tentang penyakit menurut Wertheimer & Santella 2006

dalam Putri (2012).

5.2.2 Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok kontrol dan perlakuan

Hasil uji kolmogorov-smirnov didapatkan tidak ada perbedaan

kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan

pada post test karena pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan

apapun sehingga hasil kepatuhan diet pada kelompok kontrol tidak

meningkat secara signifikan walaupun pada kelompok perlakuan

mengalami peningkatan kepatuhan yang signifikan karena kelompok

perlakuan diberikan pendampingan. Pendampingan adalah bagaimana

membantu seseorang menemukan apa yang diinginkan dari posisi dimana

dia sekarang, dengan menggali sumber daya apa saja yang dibutuhkan,

sikap mental yang harus dibangun, dan teknik-teknik yang cocok dalam

menerapkanny sehingga pada kelompok perlakuan akan mengalami

peningkatan kepatuhan akibat perlakuan yang diberikan (Jerusalem 2011).


44

5.2.3 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test) Kelompok Kontrol

Hasil uji marginal homogeniety didapatkan tidak ada pengaruh

kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok pendampingan.

Hasil tersebut disebabkan karena hanya diberi pendidikan kesehatan tanpa

diberi pendampingan sehingga tidak terdapat pengaruh karena kelompok

kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga hasil kepatuhan diet

pada kelompok kontrol tidak meningkat secara signifikan.

5.2.4 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test) Kelompok pendampingan

Hasil uji marginal homogeniety didapatkan ada pengaruh kepatuhan

antara pre test dan post test pada kelompok pendampingan. Hasil tersebut

disebabkan karena diberi pendidikan kesehatan dan diberi pendampingan

sehingga terdapat pengaruh.

Penelitian Kamaludin & Rahayu (2009) menunjukkan ada pengaruh

antara keterlibatan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi

asupan cairan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil penelitian orang lain

membuktikan bahwa perilaku pendampingan dapat meningkatkan kepatuhan

seseorang. Perbedaaan nilai p value antara 0,003 dan 0,000 dapat

dipengaruhi oleh jumlah responden yang berbeda yaitu 30 orang pada

penelitian ini dan 35 orang pada penelitian kamaludin & rahayu, lebih kecil

jumlah responden maka hasil p value lebih besar.


45

Hasil uji analisis kolmogorov-smirnov diketahui bahwa analisis

dari distribusi frekuensi kepatuhan diet pre test dan post test pada

kelompok pendampingan didapatkan nilai p value = 0,003 maka p value <

0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pendampingan perilaku diet

hipertensi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan diet pada penderita

hipertensi. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa

pendampingan perilaku diet hipertensi berpengaruh secara signifikan

terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

semakin baik pendampingan perilaku diet hipertensi akan semakin baik

pula kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Sebaliknya semakin rendah

pendampingan perilaku diet hipertensi, maka semakin rendah pula

kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara

pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada

penderita hipertensi, namun ada beberapa kelemahan penelitian yang

diantaranya: Metode pengumpulan data yang digunakan hanya angket atau

skala sehingga kurang dapat mengungkap secara mendalam gejala

psikologis yang tidak nampak dalam diri individu, oleh karena itu peneliti

selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik pengumpulan data yang lain,

misalnya dengan teknik observasi, wawancara lebih mendalam atau

dengan psikotest sehingga akan lebih dapat mengungkap secara mendalam

kondisi psikologis subjek yang hendak diteliti.


46

5.3 Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan peneltian ini terletak pada media penelitian yaitu

menggunakan leaflet pada kelompok pendampingan, responden terkadang

hanya sekilas membaca dan lupa menaruh leaflet tersebut, sehingga

berdampak pada kepatuhan responden, dengan demikian penelitian

selanjutnya bisa menggunakan vidio.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

5. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan, pendidikan sebagian besar

responden adalah pendidikan dasar, pekerjaan sebagian responden

adalah pensiun dan wiraswasta, umur rerata kelompok kontrol adalah

53,6 tahun, sedangkan kelompok perlakuan 53,3 tahun.

6. Tidak ada perbedaan kepatuhan diet sebelum intervensi antara

kelompok kontrol dan kelompok pendampingan.

7. Tidak ada perbedaan kepatuhan diet setelah intervensi antara

kelompok kontrol dan kelompok pendampingan.

8. Tidak ada perbedaan kepatuhan diet pre test dan post test pada

kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok perlakuan ada

perbedaan kepatuhan diet pre test dan post test.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh

pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita

hipertensi, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

47
48

1. Bagi masyarakat sekitar, diharapkan akan adanya sosialisasi tentang

adanya pendampingan perilaku diet hipertensi dapat berpengaruh pada

pribadi masyarakat untuk melakukan diet jika mengalami hipertensi.

Sehingga masyarakat akan terkontrol dari penyakit lainnya.

2. Bagi peneliti lain, dalam penelitian bisa menggunakan vidio sebagai media

penelitian.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi peneliti lain dalam

membuat penelitian tentang manajemen pengobatan hipertensi non

farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik,


Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Saifudin 2012, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI 2012, Masalah hipertensi di indonesia, Diakses


tanggal 2 November 2013.<http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=
1909>

Dharma, K, K 2011, Metodologi penelitian keperawatan pedoman melaksanakan


dan menerapkan hasil penelitian, Trans Info Media, Jakarta Timur.

Effendy, N & Rosyid, FN 2011,Hubungan kepatuhan diet rendah garam dan


terjadinya kekambuhan pada pasien hipertensi di wilayah puskesmas
pasongsongan kabupaten sumenep madura, jurnal ilmu kesehatan
masyarakat universitas muhamadiyah Surabaya, ISSN 2087-8672, hal. 1

Erlyna, dkk, 2012, Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas


Tlogosari Kulon Kota Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1,
Nomor 2, UNDIP.

Helen et al 2003, Coaching for behaviour change in chronic disease: a review of


the literature and the implications for coaching as a self-management
intervention, Australian Journal of Primary Health Vol. 9, No. 2&3,
Australian, La Trobe University and Whitehorse Division of General
Practice
.
Hidayat, A, A 2007, Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data,
Salemba Medika, Jakarta.

Jerusalem, Mohammad Adam 2011, Peningkatan Ketrampilan Bisnis Mahasiswa


dengan Teknik Coaching, Dipublikasikan pada Prosiding Seminar Nasional
PTBB, UNY.

Kamaludin, R & Rahayu, E 2009, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi


kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan
hemodialisis di rsud prof.dr.margono soekarjo purwokerto, Jurnal
Keperawatan Soedirman, Vol.4 No.1

47
50

Kosmaya, VF 2012, Intervensi pelatihan dan pendampingan coaching untuk


meningkatkan perceived organizitional support dan komitmen organisasi
karyawan di PT XYZ, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

Mf Mubin, A Samiasih, T Hermawanti 2010, Karakteristik dan pengetahuan


pasien dengan motifasi melakukan kontrol tekanan darah di wilayah kerja
puskesmas stragi 1 pekalongan Vol.6 No1.

Muthmainnah, 2012, Analisis dampak pelatihan dan pendampingan terhadap


pengetahuan, sikap, dan praktik higiene sanitasi makanan ibu warung anak
sehat (IWAS), Departemen gizi masyarakat fakultas ekologi manusia,
Institut pertanian bogor.

Nadimin, S D A 2009, Pengaruh program pendampingan gizi terhadap pola asuh,


kejadian infeksi dan status gizi balita kurang energi protein, Jurnal Media
Gizi Pangan, Vol.VII, Edisi 2, Makasar, Politeknik Kesehatan

Natalia, susi 2006, Pengaruh toilet training terhadap kejadian ISK berulang
pada anak perempuan pada usia 1-5 tahun, program pendidikan dokter
spesialis 1 ilmu kesehatan anak, Semarang, Univaersitas Diponegoro.

Nursalam & Kurniawati 2007, Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi


hiv/aid, Salemba Medika, Jakarta.

Putri, RA 2012, Analisis efektifitas pemberian konseling dan pemasangan poster


terhhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi
di puskesmas bakti jaya kota depok, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

Prihandana, Sadar 2012, Studi fenomenologi: pengalaman kepatuhan perawatan


mandiri pada pasien hipertensi di poliklinik RSI siti hajar kota Tegal, Tesis,
Universitas Indonesia, Depok.

Pratiwi Denia 2011, Pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien


hipertensi di poliklinik khusus RSUP DR.M.DJAMIL PADANG,
Universitas Andalas Padang.

Riskesdas 2007, diakses tanggal 18 November 2013.<http://www.k4health.


org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas%202007.pdf>

Hernawilly & Fatonah 2012, Perilaku pemilihan obat tradisional untuk


menurunkan tekanan darah pada lansia di kota Bandar lampung, Jurnal
keperawata, Volume VIII,no1.

Soetardjo, susirah & Soenardi, tuti 2005, Hidangan Sehat untuk Penderita
Hipertensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
51

Sugiharto, Aris 2007, Faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat,


Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sugiyono 2013, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, alfabeta,


bandung.

Udiutomo, purwo 2011, Pengaruh program pembinaan dan pendampingan


terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa, jurnal pendidikan dompet
dhuafa edisi 1.

Usman & akbar 2008, Pengantar statistika, Bumi Aksara, Jakarta.

Wahdah, Nurul 2011, Menaklukkan hipertensi dan diabetes, Multi Solusindo,


Yogyakarta.

WHO 2012, World Health Day 2013 : Measure your blood pressure, reduce your
risk, diakses tanggal 2 November 2013.
<http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2013/world_health_day_20
130403/en/>

Widyasari, D F & Candrasari, A 2010, Pengaruh pendidikan kesehatan tentang


hipertensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap lansia di desa
makamhaji kartasura sukoharjo, jurnal biomedika Fakultas Kedokteran
Universitas UMS, Vol.2 No.2

You might also like