Professional Documents
Culture Documents
2. Etiologi
Peneyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan pencerminan
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetic, penyakit kronik, keracunan
obat, dan sebagainya.
4. Patofisiologi
iii
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang belakang kalangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagal sumsum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksis, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyabab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi )
pada khasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel
darah merah yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah ( disolusi ) terjadi terutama dalam system fagosotik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses
inbilirubin yang sedang terbentuk dan fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan dekstrusi sel darah merah ( hemolisis ) segera direplikasikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma ( konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang ; kadar 1,5 mg / dl
mengakibatkatkan ikteri pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar HB dan sel
darah merah ( eritrosit ). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen keseluruh
organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigenpun kurang akibatnya dapat
menghambat kerja organ organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel
bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti computer yang memorinya
lemah, lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki ( Sjaifoellah, 1998 )
5. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai system dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologic ( syaraf ) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexsia ( badan kurus kerempeng ), pica serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia 5 L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa
dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala ini adalah munculnya sclera ( warna pucat pada
bagian kelopak mata nnn
bawah )
iii
Anemia bisa menyebabkan kelemahan, kelelahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung
( sjaifoellah, 1998 ).
6. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terinfeksi. Gampang batuk pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi
saluran nafas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih
kuat ( sjaifoellah, 1998 ).
7. Pemeriksaan penunjang
Jumlah darah lengkap ( JDL ) : HB dan Hematokrit menurun
Jumlah eritrosit : menurun ( AP ), menurun berat ( aplastik ) ; MCV ( volume
corpuskula rerata ) dan MCH ( HB korpuskular rerata ) menurun dan mikrositik
dengan eritrosit hipokronik ( DB ), peningkatan ( AP ), pansipotenia ( aplastik )
Jumlah retikulosit : bervariasi misalnya : menurun ( AP ), meningkat ( respon
sumsum tulang belakang terhadap kehilangan darah / hemolisis
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk ( dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia )
LED : peningkatan menunjukan adanya reaksi inflamasi, missal : peningkatan
kerusakan sel darah merah atau penyakit maligasi.
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnose anemia
missal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih
pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun ( DB )
Jumlah trombosit
Masa perdarahan : memanjang ( aplastik )
8. Penatalaksanaan medis
Tindakan umum :
Pelaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang
1. Transpalasi sel darah merah
2. Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
iii
- Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
- Pemberian preparat Fe
- Perro sulfat 3 X / 200 mg / dl per oral sehabis makan
b. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
c. Anemia asam folat : asam folat 5 mg / hari / oral
d. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfusi darah.
B. Landasan teori keperawatan
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
( boedihartono, 1994 )
Pengkajian pasien dengan anemia ( Doengoes, 1999 ) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja, toleransi terhadap latihan rendah, kebutuhan untuk
istirahat dan tidur lebih banyak
Tanda : Takikardia / Takipnea ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat, letargi menarik
diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan otot dan
penurunan kekuatan, ataksia, tubuh tidak tegak bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda tanda lain yang menunjukan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GL kronis, menstruasi berat
( DB ), angina, CHF ( akibat kerja jantung berlebihan ), riwayat endokarditis
infektif kronis, palpates ( takikardia kompensasi )
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar
hipotensi postural, disritmia, abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan
pendataran atau depresi gelombang T; takikardia, bunyi jantung : murmur diastolic ( DB ),
ekstremitas ( warna ) :pucat pada kulit dan membrane mukosa ( konjungtiva, mulut,
faring, bibir ) dan dasar kuku, ( catatan : pada pasien kulit hitam, pucat dapat
tampak sebagai ke abu abuan ) , kulit seperti berlilin, pucat ( aplastik, AP ), skelara
: biru atau putih : seperti mutiara ( DB ), pengisisan kapiler melambat ( penurunan
aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi ), kuku : mudah patah,
berbentuk seperti sendok ( koilonika ) DB ), rambut : kering, mudah putus, menipis,
tumbuh uban secara premature ( AP )
3. Integritas Ego
Gejala : Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfuse darah.
iii
Tanda : Depresi
4. Eliminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal, flatulen, sindrom malabsorbsi (DB). Hemotenesis,
feses dengan darah segar, melena, diare atau konstipasi, penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen
5. Makanan / cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah / masukan produk
sereal tinggi ( DB ), nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan ( ulkus pada faring ),
mual / muntah, dyspepsia, anoreksia, adanya penurunan BB, tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan
sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging / halis ( AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12 )
membran mukosa kering, pucat, turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut, hilang
elastisitas ( DB ), stomatitis dan glositis ( status defisiensi ), bibir : selitis misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah ( DB )
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi,
insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata, kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah; parastesia tangan/ kaki ( AP ) ; kaldifikasi, sensasi
menjadi dingin
Tanda : peka rangsang, gelisah,depresi cenderung tidur, apatis, mental, : mampu
berespons, lambat dan dangkal, oftalmik : hemoragis retina ( apalastik, AP )
epitaksis : perdarahan dari lubang lubang, gangguan koordinasi, ataksia,
penurunan rasa getar, tanda Romberg positif, paralisis ( AP )
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek istirahat dan aktivitas
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, radiasi, baik terhadap
pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfuse darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfa denopati umum.
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore ( DB ), hilang
libido ( pria dan wanita ), impoten
iii
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat
DIAGNOSE KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada diagnosa medis Anemia yaitu :
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen atau nutrien ke sel.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat
4. Resiko tinggi Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis
(anemia); gangguan mobilitas; defisit nutrisi
5. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses
pencernaan, efek samping terapi obat
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder yang tidak adekuat, mis
penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan); pertahanan
utama tidak adekuat mis kerusakan kulit, stasis cairan tubuh, prosedur inflasif, penyakit kronis,
malnutrisi
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan atau mengingat ; salah interpretasi
informasi ; tidak mengenal sumber informasi
Pasien akan :
- Menunjukan perfusi adekuat mis, TTV stabil, membrane mukosa warna merah mudah,
pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuat, mental seperti biasa.
NO INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Awasi TTV, kaji pengisian kapiler, Memberikan informasi tentang derajat / keadekuatan
warna kulit/ membrane mukosa, dasar perfusi jaringan dan membantu menentukan perfusi
kuku jaringan dan membantu menentukan kebutuhan
intervensi
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
toleransi oksigenasi untuk kebutuhan seluler
3. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/
potensial resiko infark
Kolaborasi
4. Awasi pemeriksaan laboratorium, Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan
misal : Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA pengobatan/respon terhadap teraphy
5. Berikan SDM darah lengkap / packed, Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen,
produk darah sesuai indikasi. Awasi memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko
ketat untuk komplikasi transfuse perdarahan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat
Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Penurunan BB di bawah normal untuk usia, tinggi dan bangun badan
- Penurunan lipatan kulit trisep
- Perubahan gusi, membran mukosa mulut
- Penurunan toleransi untuk aktivitas, kelemahan dan kehilangan tonus otot
iii
Pasien akan :
iii
iii
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 58 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Amahusu
Tanggal Masuk RS : 26 07 2010 pkl 20.16 wit
Tanggal Pengkajian : 27 07 2010 pkl 09.00 wit
Diagnosa Medis : Anemia
No Reg : -
Nama Penanggung Jawab : Tn. Subiantoro
Pekerjaan : PNS
Alamat : Amahusu
Dirawat ke - : I
Catatan Kronologis :
Pasien merasa nyeri timbul mulai dari Januari 2010 sebelum benjolan teraba di mamae kirinya,
pasien mengalami ketegangan otot leher. Pada tgl 26 07 2010 pkl 10.00 wit, pasien minum
obat malaria karena sudah 3 bulan menderita malaria. Beberapa jam kemudian, pasien lemas
dan muntah. Padien dibawa ke RS halong. Muntah hilang, namun pasien masih terasa sangat
lemas dan pusing. Pada pkl 19.15 wit, pasien dibawa dan tiba di RST pada pkl 20.15 wit.
Setibanya di UGD, oleh dokter jaga dan perawat pasien diberi therapy :
- IVFD RL kolf I 16 tts / m + cernevit drip / 24 jam
iii
- Skintest cephaflox. Hasilnya : Negatif (-)
- Inj. Cephflox 1 gr/24 jam
- Inj. Valisanbe 1 amp ( masuk bangsal pkl 21.30 )
TTV:
- S : 38,5 C
- N : 82x/m
V. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
- Pasien selama ini taat beragama
- Pasien yakin bahwa penyakit yang ia derita berasal dari Tuhan dan akan diberi kesembuhan
X X
X X X X X X X X X X X X
Ht & DM
iii
X : meninggal
: perempuan
: pasien
2. Lingkungan
a. Rumah
Ventilasi : ada
Berdebu : tidak
Berasap : tidak
3. Riwayat penyakit
a. Penyakit pernapasan yang pernah dialami : sesak napas
b. Berapa lama : 7 bulan
c. Pernah kontak dengan penderita TBC : tidak
d. Imunisasi yang sudah didapat : tidak
4. Factor resiko
a. Ca paru : tidak ada
b. Penyakit kardiovaskuler : hipertensi
iii
c. Factor lain : stress
5. Pengobatan
a. Obat yang sedang / biasa gunakan : inj. Norages, valisanbe
b. Pengetahuan dan kemampuan klien menggunakan obat : tidak ada
c. Pengetahuan klien tentang efek samping obat : kurang
b. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis
b. TTV :
-TD : 120/80 mmHG
-Suhu : 36,5C
-Nadi : 76x/m
-Respirasi : 20x/m
2. Inspeksi
a. Mata
- Pupil : Simetris
- Konjungtiva : Pucat
b. Membran mukosa : Pucat, kering
c. Vena leher (distensi) : Tidak ada distensi
d. Hidung ( pernapasan cuping hidung ) : Tidak ada
e. Dada
1. Retraksi : Ya
2. Simetris : Ya, kiri-kanan
f. Kulit : Pucat
g. Jari jari dan kuku : Pucat,pengisian kapiler lambat
h. Frekuensi gerakan dada : 20x/m
3. Palpasi
a. Massa abnormal di mamae dan aksila : Ya, di mamae kiri dan aksila kiri
b. Nadi perifer : 76x/m
c. Suhu : Hangat
d. Ekstremitas : Dingin
4. Perkusi
a. Resonan : Ya
5. Auskultasi
a. Bunyi napas : Vesikuler
b. Bunyi napas tambahan : Tidak di kaji
iii
c. Bunyi jantung : dan normal
d. Bunyi jantung tambahan : Tidak di kaji
c. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Paru paru : Foto thorax (Hasil : Bronchitis) pd tgl 27 07 2010
2. Jantung : EKG (Hasil : Jantung lemah) pd tgl 26 07 2010
3. Pemeriksaan lain :Pemeriksaan lab pd tgl 26 07 2010 jam 20.35 wit
- Hb : 9,0 gr %
- Leucosit : 16.000 /mm
- LED : 140-160 mm/jam
d. PENATALAKSANAAN
1. Terapi : - IVFD RL 16 tts/m
- Transfusi darah
2. Diet : Bubur TKTP
KLASIFIKASI DATA
DS : Pasien mengatakan :
- Sangat lemas
- Pusing
DO :
- KU lemah
- Kulit pucat
- Membran mukosa pucat dan kering
- Ekstremitas dingin
- Pengisian kapiler lambat
- Hb : 9,0 gr%
- TD : 120/80 mmHg
- S :
- N : 76x/m
- R : 20x/m
ANALISA DATA
iii
- Sangat lemas
- Pusing
DO :
- KU lemah
- Kulit pucat
- Membran mukosa pucat dan
kering
- Ekstremitas dingin
- Pengisian kapiler lambat
- Hb : 9,0 gr%
- TD : 120/80 mmHg
- S :
- N : 76x/m
- R : 20x/m
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan Hb, yang ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan :
- Sangat lemas
- Pusing
DO :
- KU lemah
- Kulit pucat
- Membran mukosa pucat dan kering
- Ekstremitas dingin
- Pengisian kapiler lambat
- Hb : 9,0 gr%
- TD : 120/80 mmHg
- S : 36,5C
- R : 20x/m
iii
NCP
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Perubahan perfusi Perfusi jaringan Mandiri
jaringan berhubungan adekuat, dengan 1. Awasi TTV, kaji Memberikan
dengan penurunan Hb, kriteria : pengisian kapiler, informasi tentang
iii
yang ditandai dengan : - TTV stabil warna kulit/ derajat /
- Membran mukosa
DS : Pasien mengatakan : membrane keadekuatan perfusi
merah muda
- Sangat lemas mukosa, dasar jaringan dan
- Pengisian kapiler
- Pusing
kuku membantu
baik
DO :
- Hb normal menentukan
- KU lemah - Tidak pusing
kebutuhan
- Kulit pucat - Tidak lemah
- Membran intervensi
2. Tinggikan kepala
mukosa pucat
tempat tidur
dan kering Meningkatkan
sesuai toleransi
- Ekstremitas
ekspansi paru dan
dingin
memaksimalkan
- Pengisian kapiler 3. Selidiki keluhan
oksigenisasi
lambat nyeri dada
- Hb : 9,0 gr%
- TD : 120/80
Iskemia seluler
mmHg Kolaborasi
mempengaruhi
- S : 4. Awasi
jaringan miokardial
- N : 76x/m pemeriksaan
laboratorium,
mis : Hb dan
Mengidentifikasi
jumlah SDM
defisiensi dan
5. Berikan SDM kebutuhan
lengkap, produk pengobatan
darah sesuai terhadap terapi
Meningkatkan
jumlah sel pembawa
iii
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl. 29 07 2010 Tgl 29 07 2010
Jam 06.00 wit Jam 07.45 wit
1. Mengukur TD,mengukur suhu,menghitung nadi dan
RR,memeriksa pengisian kapiler,menginspeksi warna S : pasien mengatakan
kulit/ membran mukosa, dan dasar kuku - Badan lemas
Hasil : - Pusing
- TTV - Nyeri dada
TD : 110/70 mmHg
N : 100x/m
O :
S :
R : 18x/m - KU lemah
- Pengisian kapiler : lambat - Kulit pucat
- Warna kulit : pucat - Membrane mukosa pucat
- Warna membran mukosa : Pucat - Pengisian kapiler lambat
- Dasar kuku : Pucat - Dasar kuku pucat
- Skala nyeri ( 4 6 )
- TTV :
Jam 06.30 wit TD : 110/70 mmHG
N : 100 X / m
2. Menanyakan kepada pasien tentang adanya keluhan S : 363oc
nyeri dada, meliputi lokasi, kualitas, frekuensi, radiasi R : 18 x / m
Hasil : - HB : 9,4 gr %
- Lokasi : Dada dextra sinistra
- Kualitas : Sedang (4 - 6) , seperti ditusuk-tusuk
- Frekuensi : Sering A : perubahan perfusi jaringan belum
- Radiasi : Seluruh dan punggung teratasi
2. KEBUTUHAN NUTRISI
A. Riwayat Keperawatan
1. Nafsu makan : kurang
2. Mual / muntah : Mual
3. Diare / konstipasi : Tidak ada diare,tidak ada konstipasi
4. Pusing : Ya
5. Masalah dengan makan : -
B. Riwayat Diet
1. Alergi makan : Tidak ada
2. Makanan atau minuman kegemaran : Tidak ada
3. Makan pantang : Kacang kacangan atau berlemak
4. Mengalami penurunan BB : Ya, 4 kg. Dari 48 kg menjadi 44 kg
5. Konsumsi minuman beralkohol : Tidak
6. Konsumsi makanan kopi, teh, dll yang mengganggu fisik : Tidak ada
iii
1. Makan Pagi, siang, Nasi, ikan, sayur Bubur, tempe, telur, ayam
malam (Jenis, 3 x 1 goreng, tahu goreng
frekuensi, jumlah) 1 porsi 3x1
porsi
Air putih Air putih
2. Minum pagi, siang, 7 8 x / hr 4 5 x / hr
malam (jenis, 1500 2000 cc / hr 750 1000 cc / hr
frekuensi, jumlah)
Snack ringan Roti dan susu
3. Makanan atau Sedikit
minuman selingan Sedikit
(jenis, frekuensi,
jumlah)
1. Urine
- Frekuensi 4 5 x / hr 10 15 x / hr
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah 1000 1500 cc / hr 1500 2000 cc / hr
2. Tinja
- Frekuensi 1 2 x / hr 1 2 x / hr
- Konsistensi Lunak Lunak
- Jumlah Sedikit Sedikit
1. Tidur siang
- Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
- Lamanya 1 2 jam 15 menit
- Gangguan tidur Tidak ada Insomnia
2. Tidur Malam
- Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
- Lamanya 7 jam jam
- Gangguan tidur Tidak ada Insomnia
E. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum
- Kesadaran : Compos mentis
- Responsif : Ya
- Lesu : Ya
- Kurus : Ya
- Obesitas : -
- Postur tubuh : Kurang stabil
2. Pengukuran antropometri
Sebelum sakit
a.TB : 155cm
b.BB : 48 kg
c.IMT : 19,97
Saat sakit
a.TB : 155 cm
b.BB : 44 kg
c.IMT : 18,33
3. Kulit
- Warna : Pucat
- Tekstur : Kasar
- Kelembaban : Kurang lembab
- Suhu : Suhu
4. Kuku
- Bentuk : Normal
- Warna : Pucat
5. Konjungtiva : Pucat
6. Bibir
- Membran mukosa : Pucat, kering
- Tekstur : Kasar
7. Gigi
- Struktur : Teratur
- Penampilan : Bersih, oklusi
8. Otot
- Kekuatan : Skala 3 3 3
- Tonus : Kurang 3 3
- Penampilan : Lemah
9. Tungkai
- Nyeri : Ya
- Kekuatan : Skala 3,mampu bergerak tapi tdk mampu melawan tahanan
F. Pemeriksaan Penunjang
iii
1. Pemeriksaan Hb : 9,0 gr%
2. Kreatinin : 0,8 mg/dl
Setelah Pengkajian
KLASIFIKASI DATA
DS : pasien mengatakan
- Lemas
- Tidak nafsu makan
- Mual
DO :
- BB turun 4 kg
- toleransi terhadap aktivitas kurang
- tonus otot menurun
- KU lemah
iii
ANALISA DATA
- BB turun 4 kg
- Toleransi terhadap
aktifitas kurang
- tonus otot menurun
- KU lemah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake nutrisi yang tidak
adekuat, di tandai dengan :
DS : pasien mengatakan
- Lemas
- Tidak nafsu makan
- Mual
DO :
- BB turun 4 kg
- toleransi terhadap aktivitas kurang
- tonus otot menurun
- KU lemah
NCP
iii
Umur : 58 thn DX. Medis : anemia
Implementasi Evaluasi
iii
Tgl 29 07 2010 Tgl 29 07 2010
Jam 06.30 wit Jam 07.55 wit
Memberi pasien makan sedikit yaitu Bubur,telur,tempe,tahu
goreng,ayam goreng,taoge. S : pasien mengatakan
Hasilnya : - Kurang nafsu makan
Namun pasien hanya mampu menghabiskan porsi. - Lemas
- Mual berkurang
Jam 07.15 wit
Menanyakan kepada pasien apakah merasa mual,memantau O :
dan mencatat adanya kejadian muntah,flatus dan gejala lain - Tonus otot kurang
yang berhubungan - Toleransi terhadap aktivitas masih
Hasil :
kurang
Pasien merasa mual dan kurang nafsu makan.
- Makanan yang dihabiskan porsi
Jam 07.30 wit
- KU lemah
memperhatikandan mencatat masukan makanan pasien
Hasil :
A : Perubahan nutrisi kurang dari
Pasien hanya menghabiskan makanan porsi dari yang
kebutuhan tubuh belum teratasi
diberikan.
Jam 07.45 wit
Mengkonsultasikan pada ahli gizi dalam pemberian diet pasien P :
Hasil : 1. Observasi dan catat masukan makanan
iii
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Pada Pasien Anemia di Bangsal Wira sakti Rumkit TK III / PTM AMBON
OLEH
KELOMPOK 1
- Nabilah Siregar
- Barnesi Pieterz
- Bintang Mulyati
- Marthina Yerussa
- Melianton Usmani
- Sakina Djafar
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Kelompok tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Anemia ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembimbing institusi, pembimbing lapangan, dan kepala Bangsal.
Kelompok I
iii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
1. Pengkajian .............................................................................................................. 11
iii
DAFTAR PUSTAKA
iii