Professional Documents
Culture Documents
3. Apa yang dilakukan untuk K1: selama ini jika ibu balita melarang untuk dimasak
mengatasi kesulitan tersebut? telur, kami tidak memasukkan lagi telur kedalam
daftar menu yang akan dimasak. Dan telur tidak
pernah kami berikan lagi.
K2: tetapi kalo telur puyuh dibolehkan, kami pernah
memberikan telur puyuh sekali, namun jika kami
masukkan telur puyuh ke dalam daftar menu,
datanya tidak mencukupi. Karena dalam sekali
posyandu/bulannya, dana hanya 100 ribu, 20 ribu
untuk kader yang memasak dan 80 ribu untuk
belanja peralatan yang akan dimasak.
K3: jadi kami turutin saja keinginan ibu balitanya,
suapaya posyandu berjalan lancar dan tidak ada
yang mengeluh. terkait imunisasi jika memang
ibu balita tidak mau untuk melakukan imunisasi
terhadap balitanya, kami hanya memberikan
informasi dan penjelasan sekedarnya selebihnya
kami serahkan kepaada pihak puskesmas, karena
jika kader yang menjelaskan mereka tidak akan
mendengarkannya.
K4: kami menjalankan sebagaimana mestinya, supaya
balita semangat ke posyandu dan mereka pun
sehat. Prioritass kami hanya itu, balita sehat.
Selama ini tidak perlu diumumkan, mereka sudah
datang ke puskesmas jika sudah tanggal 9. Jika
ada yang terlupa karena anaknya dititipkan
dengan nenek di rumah, maka kader akan datang
kerumah terssebut untuk mengingatkan.
4. Dari proses pelaksanaan, K1: tidak ada yang tidak sesuai dengan budaya
apakah ada yang tidak sesuai gampong, semua sudah disesuaikan.
dengan budaya daerah K2: jika pada hari penetapan posyandu ibu balita
gampong? tetap datang, kecuali di hari libu, jika hari libur
jatuh pada tanggal 9, maka posyandu akan di
mundurkan atau di cepatkan sehari dan kami
konfirmasi terlebih dahulu.
K3: begitu juga dengan kegiatan-kegiatan atau jika
ada acara adat di desa, maka jadwal posyandu
akan di sesuaikan namun tetap diadakan dengan
rutin.
K4: anak-anak senang datang ke posyandu karena
mengingat ada di berikan makanan.