Professional Documents
Culture Documents
DISPEPSIA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn N
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Bugis Makassar
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Sei seluang
Umur : 20 tahun
Laki/ Perempuan : Perempuan
Tgl. Penerimaan : 7 juli 2016
II. PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
Ananmesis Terpimpin : Dialami sejak 3 hari yang lalu, tidak terus menerus, nyeri di
rasakan memberat jika terlambat makan, perut terasa
kembung dan sering merasa mual. Pasien sering makan
tidak teratur.
Riwayat minum obat (-)
Riwayat keluhan yang sama (+), jika terlambat makan.
BAB : Encer,terakhir 5x/hari
BAK : Biasa
43
PEMERIKSAAN FISIS
- Status present : Sakit ringan / gizi cukup/ composmentis
(BB = 43 kg, TB = 148 cm, IMT= 19.63 kg/m2)
- Tanda Vital : TD = 120/70mmHg P = 20x/menit
N = 92x/menit S = 36,5oC
- Kepala : Konjungtiva anemis (-)
Sklera ikterus (- )
Bibir sianosis (-)
- Leher : MT (-)
NT (-)
- Thoraks : I = Simetris, kiri = kanan
P = Massa tekan (-), Nyeri Tekan (+), vokal fremitus
kiri=kanan
P = Sonor, Batas Paru Hepar ICS VI kanan depan.
A = Bronkovesikuler, Rh -/- Wh -/-.
- Jantung : I = Ictus cordis tidak tampak
P = Ictus cordis tidak teraba
P = Pekak
A = BJ I/II, murni regular, bising (-)
- Abdomen : I = Datar, ikut gerak nafas
A = Peristaltik (+), kesan meningkat
P = MT (-), NT (-), Hepar/Lien tidak teraba
P = Tympani
- Ekstremitas : udema (-), fraktur (-)
44
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Darah Rutin
CT 6 Menit 1-6
BT 2 Menit 1-3
SGOT 22
SGPT 22
Ureum 7,5
Creatinin 1,4
DIAGNOSIS
Dispepsia
III. PENATALAKSANAAN
Pengobatan nonfarmakologi berupa saran kepada pasien untuk :
45
1. Tidak menunda makan, mengatur pola makan dengan makan secara teratur
dan sebaiknya mengkonsumsi makanan berserat tinggi, bergizi, serta
perbanyak minum air putih.
2. Kurangi mengkonsumsi makanan pedas, kecut, banyak mengandung gas yang
dapat menimbulkan gas di lambung (kubis, kol, kentang, semangka, melon)
dan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung.
3. Menghindari konsumsi obat obat yang dapat mengiritasi lambung seperti
obat anti inflamasi, misalnya yang mengandung ibuprofen, aspirin dan
ketoprofen. Sebaiknya di ganti dengan Acetaminophen karena tidak
mengakibatkan iritasi pada lambung.
4. Menghindari stress.
46
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Kencing Berpasir atau Kencing Batu (-)
- Riwayat Hematuri (-)
- Riwayat Infeksi Saluran Kemih (-)
47
PEMBAHASAN PENYAKIT
(DISPEPSIA)
Definisi
Dispepsia adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau
rasa tidak nyaman diepigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuhatau cepat
kenyang, dan sering bersendawa. Dispepsia dapat disebabkan oleh kelainan organik
(misalnya tukak peptik, gastritis, kolesistitis, dan lainnya), bila telah diketahui adanya
kelainan organik sebagai penyebabnya. maupun yang bersifat nonorganik/fungsional/
dyspepsia non ulkus, bila tidak jelas penyebabnya.1.2,5
Etiologi 4,5
Penyebab Dispepsia meliputi :
1. Dispepsia Organik .
- Gastroparesis
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga
48
lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada
lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan
- Stress psikososial
49
Gejala dan tanda 5,6
Berdasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi 3
tipe :
d) Nyeri episodik.
a) Mudah kenyang
c) Mual
d) Muntah
50
3) Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)
Diagnosis 3,5
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama,
seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan
kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan
penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium,
radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets
mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam
batas normal.
Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan
bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya
normal atau sangat tidak spesifik.
USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan
untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak
51
menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang
beratpun dapat dimanfaatkan
Pengobatan 1,3,4,5
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi
asam lambung. Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na
bikarbonat, AL (OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini sebaiknya
jangan diberikan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa
nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai
adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan
sekresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
52
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2
antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin
Sesuai dengan namanya, golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada
stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk
golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol dan pantoprazol.
5. Sitoprotektif
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan prokinetik, yaitu sisaprid, dom peridon dan
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional
dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam
lambung (acid clearance).
53
Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan
yang berlebihan, nikotin rokok, stress,dll.
Pencegahan 3,5
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat
karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak
mengganggu fungsi lambung.
54
DAFTAR PUSTAKA
1. http://tbmcalcaneus.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=73
2. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/penanganan%20dispepsia%20pada
%20lanjut%20usia%20(prof%20wibawa).pdf
3. http://info-medis.blogspot.com/2009/01/dispepsia.html
4. http://drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/dispepsia-fungsional.html
5. (KULIIDispepsi ppt)
http://images.viepharmacy.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Sqx6W
goKCpwAACRKLH81/KUL%20II%20DISPEPSIA.ppt?nmid=282754117
6. http://nieziz09.co.cc/dispepsia
55