Professional Documents
Culture Documents
ANALISA DATA
N Hari/ Data Fokus Problem Etiologi T
o. Tanggal T
/ D
Jam
1. Rabu, DS : - Ketidakefektifan Gangguan
07-10- DO :
pola napas muskuloskeletal
2015 -Pasien bernafas
15.00 reguler, cepat,
WIB dalam, ada retrkasi
diding dada, ada
penggunaan bantuan
nafas 02
menggunakan
headbox 8 L/menit.
HR : 110 x/menit
RR : 88 x/ menit
irreguler
T : 36,5 C
1. Rabu, Mengkolaborasikan DS :
07/10/2015 dengan ahli gizi untuk DO :
16.30 WIB menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
2. Rabu, Mengobsevasi adanya DS :
DO :
07/10/2015 tanda-tanda
18.00 WIB hipoventilasi
1. Kamis, Mengkolaborasi DS :
DO :
08/10/2015 dengan ahli gizi untuk
16.00 WIB menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
2. Kamis, Mengobsevasi adanya DS :
08/10/2015 tanda-tanda DO :
16.00 WIB hipoventilasi
1. Jumat, Mengkolaborasi DS :
08/10/2015 dengan ahli gizi untuk DO :
16.00 WIB menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
2. Jumat, Mengobsevasi adanya DS :
08/10/2015 tanda-tanda DO :
16.00 WIB hipoventilasi
2. Rabu, 08/10/2015 S:
15.00 WIB O:
A:
P:
3. Rabu, 09/10/2015 S:
15.00 WIB O:
A:
P:
1. Kamis, 07/10/2015 S:
18.00 WIB O:
A:
P:
-
2. Kamis, 08/10/2015 S:
18.00 WIB O:
A:
P:
3. Kamis, 09/10/2015 S:
18.00 WIB O:
A:
P:
1. Jumat, 09/10/2015 S:
15.00 WIB O:
A:
P:
2. Jumat, 09/10/2015 S:
16.00 WIB O:
A:
P:
3. Jumat, 09/10/2015 S:
10.00 WIB O:
A:
P:
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan Praktik Klinik Koprehensif III Keperawatan Medikal Bedah I di RSUD
Ungaran, kami menemukan kasus sistem Neurobeavior yaitu Vertigo. Dalam melakukan
pengkajian lebih mudah melaksanakan pengkajian secara head to toe daripada melakukan
pengkajian per sistem. Pada saat mengkaji riwayat kesehatan klien, peran keluarga klien lebih
dominan daripada klien sendiri, peran keluarga sangat kooperatif dalam memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa. Disamping itu berbagai dukungan
penulis dikatakan baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya di Ruang
Dahlia. Sedangkan dalam diagnosa teori, terdapat diagnososa Resiko jatuh berhubungan dengan
pusing ketika menggerakan kepala, Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis,
defisit self care: toileting, bathing, feeding. Berdasarkan pengkajian penulis menemukan diagnosa
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, hipertermia berhubungan dengan
peningkatan metabolisme, gangguan pola tidur berhungan dengan ansietas. Pada intervensi
penulis mengacu pada buku NANDA, NOC, dan NIC. Selanjutnya penulis melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Beberapa faktor
mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peranan klien dan keluarga
yang mendukung tersedianya alat-alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, CI,
pembimbing dari akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa medis. Alat-
alat di lapangan ada seperti sesuai teori. Di lapangan kami juga mendapatkan pengetahuan baru
yaitu tentang perawatan kateter. Tetapi di lapangan perawatan kateter menggunakan betadine,
sedangkan secara teori betadine sudah tidak boleh digunakan. Maka kami menyimpulkan ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan
gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan
sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal
atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati.
Pelaksanaan asuhan keperawatan yang penulis laksanakan pada Tn. S dengan
gangguan sistem neurobavior : Vertigo di ruang Dahlia RSUD Ungaran diperoleh
kesimpulan bahwa dalam proses asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
neurobeavior : Vertigo dibutuhkan suatu koordinasi yang tepat serta menunjang ke
arah tercapainya tujuan. Salah satu koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim
antara perawat, dokter, staf ruangan demi peningkatan status kesehatan klien disertai
dengan dukungan penuh dari keluarga.
B. SARAN
1. Klien dan Keluarga
a. Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang
menuju kearah berulangnya Vertigo misalnya, berolahraga secara teratur,
relaksasi dan mengendalikan stress, serta istirahat dengan cukup. Anjurkan
untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
b. Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
peningkatan status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada
terhadap risiko pada keluarga klien sendiri.
2. Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori,
skill, maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan
kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien.
Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien melihat aspek bio, psiko,