Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam
pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setiap
kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif,
dan berkelanjutan dalam rangka membentuk sumberdaya manusia Indonesia, serta
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional (UU No 36
tahun 2009).
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya. Wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pembangunan kesehatan adalah wilayah kecamatan. Puskesmas di era desentralisasi
mempunyai 3 fungsi yaitu ; 1) menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, 2)
memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga, 3) memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan individual yang dilandasi ilmu klinik (clinikal science) sebagai
kesehatan perseorangan meliputi : aspek pencegahan sekunder meliputi diteksi dini dan
pencegahan tensier berupa rehabilitasi medic yang secara maksimal dilakukan oleh
dokter, dokter gigi, termasuk dokter kluarga serta dapat didelegasikan pada tenaga
kesehatan seperti perawat, bidan sesuai dengan kopetensinya dibawah pembinaan
dokter/dokter gigi.
1. Profil Pukesmas
a. Gambaran Umum Puskesmas
UPTD Puskesmas Mataram Baru terletak dikecamatan Mataram Baru yang batas
Kecamatan adalah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Braja Caka
Kecamatan Way Jepara dan Puskesmas Labuhan Kec Labuhan Maringgai
2) Sebelah Selatan, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sribahawono
kecamatan Bandar Sribawono dan Puskesmas Wana kecamatan Melinting
3) Sebelah Timur, berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Labuhan
Kecamatan Labuhan Maringgai dan Puskesmas Wana Kecamatan Melinting
4) Sebelah Barat, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sribawono
kecamatan Bandar Sribawono dan Puskesmas Braja Caka Kecamatan Way
Jepara
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Mataram Baru Kecamatan mataram Baru
Meliputi 7 Desa dengan Luas masing-masing sebagai berikut :
1) Mataram Baru : Luas : 1.033 Hektar ( yang terdiri dari 11 dusun )
2) Tulang Pasik : Luas : 1200 Hektar ( yang terdiri dari 6 dusun )
3) Mandala Sari : Luas : 600 Hektar ( yang teridiri dari 6 dusun )
4) Kebun Damar : Luas : 1200 Hektar ( yang terdiri dari 4 dusun )
5) Raja Basa Baru : Luas : 800 Hektar ( yang terdiri dari 7 dusun )
6) Teluk Dalem : Luas : 825 Hektar ( yang terdiri dari 7 dusun )
7) Way Areng : Luas : 328 Hektar ( yang terdiri dari 4 dusun )
Sampai akhir tahun 2017 UPTD Puskesmas Mataram Baru membawahi 2
Puskesmas Pembantu dan 7 Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ); dengan jenis
Pelayanan berupa Promotif, Preventif, dan Kuratif.
c. Misi
a. Mendorong perilaku hidup bersih dan sehat bagi keluarga dan masyarakat
b. Meningatkan mutu pelayanan kesehatan dasar
c. Pemeratan pelayanan kesehatan diseluruh wilayah kerja puskesmas
d. Terjalinnya kerjasama lintas sektoral
d. Struktur Organisasi
Tugas pokok Puskesmas Mataram Baru adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembanguanan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana tersebut diatas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisa kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaiakan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan; dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kesehatan
perorangan;
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung;
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama inter dan antar profesi;
6) Melaksanakan rekam medis;
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan;
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
(Bagan struktur organisasi terlampir)
3. Proses Pelayanan
a. Usaha Kesehatan Masyarakat
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi tumbulnya masalah kesehatan dengan sarana keluarga,
kelompok dan masyarakat.jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu UKM essensial UKM dan pengembangan. UKM essensial
merupakan yang wajib dilaksanakan terdiri dari pelayanan promosi kesehatan
termasuk UKS, pelayanan kesehatanan lingkungan pelayanan kesehatan ibu dan
anak dan keluarga berencana, (yang bersifat UKM) pelayanan gizi (yang bersifat
UKM) dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM
Pengembangan merupakan usaha kesehatan masyarakat yang kegiatanya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif, dan atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan disesuaikan dengan pelayanan prioritas masalah
kesehatan. Kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing puskesmas. UKM pengembangan terdiri dari pelayanan
kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan tradisional komplimenter, pelayanan
kesehatan olahraga, pelayanan kesehatan indera, pelayanan kesehatan lansia,
pelayanan kesehatan kerja, dan pelayanan kesehatan lainya.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman peningkatan mutu dan kinerja ini disusun berdasarkan standar
akreditasi puskesmas, yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang berdiri dari
upaya penyelenggaraan UKM dan UKP memperhatikan keselamatan sasaran/pasien
dengan menerapkan menejemen resiko.
Peningkatan mutu pelayanan merupakan upaya terus menerus untuk mencari target
setandar maupun indicator yang lebih baik. Puskesmas adalah satu kesatuan organisasi
kesehatan masyarakat. Untuk menyelanggaraan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh,
dan terpadu bagi seluruh masyarakat diwilayah kinerja dalam bentuk kegiatan pokok dan
pembina peran serta masyarakat.
Pengertian dari pelayanan dasar, menyeluruh, dan terpadu adalah upaya pengobatan
penyakit (kuratif), upaya pencegahan ( preventif), upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan upaya kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua produk.
C. Tujuan
Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain
baik administrasi maupun fungsi terkait. Mutu puskesmas menjadi rujukan untuk
mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu sesuai dengan harapan. Manual ini
menjelaskan garis besar system manajemen mutu Puskesmas Mataram Baru. Semua
ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini merupakan acuan
untuk menjelaskan kegitan oprasional Puskesmas. Sistem manajemen mutu berlaku
tanggal 14 februari 2017.
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi puskesmas dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan
pelayanan klinis (UKP).
1. Pelanggan
Pelanggan adalah pihak ketiga diluar sistem organisasi yang karena sebab tertentu
membeli barang atau jasa organisasi.
2. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggah adalah istilah yang menggambarkan tingkat kepuasan yang
dialami pelanggan ketika mengkonsumsi/menggunakan produk/jasa yang
dikeluarkan oleh produsen.
3. Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
4. Koreksi
Koreksi adalah meperbaikan kealahan.
5. Tidak korektif
Tidak korektif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terulangnya ketidak
sesuaian.
6. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial yang tidak dikehendaki.
7. Pedoman mutu
Pedoman mutu adalah acuan seluruh pegawai dalam mengimplementasian sistem
manajemen mutu dengan penekanan adanya perbaikan dokumen
8. Dokumen
Dokumen adalah sebuah tulisan yang memuat informasi
9. Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu sesuatu hasil telah
ditacapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan.
10. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas, dan waktu / telah dicapai) telah dicapai.
11. Efisien
Efisien adalah suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaaan masukan
dengan penggunaan yang direalisasi atau perkataan lain penggunaan yang
sebernanya.
12. Proses
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang
mengubah imput manjadi autput.
13. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu.
14. Perencanaan Mutu
Perencanaan Mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
15. Kebutuhan Pelanggan
Kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan tentang komitmen dalam
memberhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas kesehatan
organisasi.
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud dan
tujuan.
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses berkelanjutan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
II. SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Upaya mutu dan kinerja yang dilakukan melaui membangun sistem manajemen mutu,
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan klinis UPTD
Puskesmas Mataram Baru menetapkan mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standr akreditasi Puskesmas . sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkanya persyaratan pengendalian terhadap proses- proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaran upaya
puskesmasmaupun pelayanan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan
interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasarkan analisis hasil survey kebutuhan masyarakat atau pelanggan baik
internal maupun eksternal, verifikasi terhadap rencana yan disusun, pelaksanaan
pelayanan dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil yang dicapai, monitoring
dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Pengendalian dokumen yang dilaksanakan oleh Kepala Tata Usaha UPTD Puskesmas
Mataram Baru. Sistem manajemen mutu mensyaratkan suatu pengendalian dokumen,
dokumen meliputi dokumen ekternsl yang merupakan regulasi. Regulasi atau kebijakan
yang terkait maupun input atau masukan dari masyarakat yang merupakan suatu harapan
terhadap suatu produk atau output penyelenggaraan puskesmas, dokumen juga
merupakan dokumen enternal, berupa dokumen perencanaan , surat keputusan pimpinan,
pedoman kerja, kerangka acuan SOP intruksi kerja dll.
a. Pengertian dokumen adalah semua dokumen yang harus disiapkan puskesmas
fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan untukmemenuhi intrumen akreditasi. Jenis
dan macam dokumen mengacu kepada standard criteria, definisi oprasional, serta
cara pembuktikan dan telusur dokumen yang ada dalam intrument akreditasi
puskesmas fasilitas pelayanan kesehatan primer.
b. Pengendalian dokumen adalah sistem penomoran dan sistem penyimpanan dokumen
yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu akreditasi puskesmas.
c. Catatan/ rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan dikendalikan dalam artian
harus diberi nomor agar mudah untuk pengelolaannya.
d. Pengendalian dokumen disusun SOP dan diatur didalam kebijakan mengendalikan
untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan.
1. Menyetujui dokumen untuk kebutuhan sebelum terbit
2. Menelaah dan memperbarui sebagaimana perlu dan persetujuan ulang dokumen
3. Memastikan bahwa perubahan dan setatus revisi terkini dari dokumen
terindentifikasi
4. Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat diterapkan
tersedia di tempat pengguna
5. Memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat diidentifikasi
6. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang ditetapkan
oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan oprasional sistem
manajemen mutu diidentifikasi dan distribusibya dikendalikan
7. Mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen kadaluarsa dan untuk
menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk maksud
apapun.
C. Pengendalian Rekaman
D. Penataan Dokumen
Dokumen sistem manajemen mutu UPTD Puskesmas Mataram Baru berlaku bagi semua
personil yang mempengaruhi mutu kinerja proses yang berkaitan dengan kesehatan.
Semua personil bertanggung jawab untuk melaksanakan dan meninjau dokumen yang
terkait dengan tugasnya masing-masing.
III. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen manajemen
Kepala puskesmas, penanggung jawab upaya, penanggung jawab pelayanan klinis dan
seluruh karyawan puskesmas bertanggungjawab untuk menerapkan seluruh persyaratan
yang ada pada manual mutu ini.
Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada pelanggan.
Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan penggan,
perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan
pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
C. Kebijakan mutu
Kepala puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung jawab
untuk mengordinir seluruh kegiatan mutu dipuskesmas.
1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplimentasikan, dan dipelihara.
2. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu kinerja
pelayanan.
3. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
pelanggan.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antara pemimpin dengan karyawan merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk menunjang mekanisme kerja.
Maka untuk itu sistem komunikasi internal dapat dilakukan melalui:
a. Loka karya mini(lokmin)
b. Kegiatan apel setiap pagi
c. WA(Whats ap)
d. SMS
e. Telfon.
IV. TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antar manajemen
dan pelaksanaan tentang permasalahan-permasalahan yang terkait dengan implementasi
sistem manajemen mutu, penerapan sasaran/indikator mutu dan kinerja serta umpan balik
masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja puskesmas. Pembahasan masalah mutu
kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja untuk masalah-masalah yang bersifat teknis dan
oprasional yang dilakukan baik terjadwal (minimal dua kali dalam setahun yaitu bulan
juli dan januari) maupun incidental sesuai dengan kebutuhan. Permasalahan mutu, kinerja
dan permasalahan yang terjadi dalam penerapan sistem manajemen mutu secata periodic
juga perlu dibahas bersama yang melibatakan seluruh jajaran yang ada dalam organisasi.
Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan tinjauan manajemen atau pertemuan
telaah manajemen mutu dan kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses
evaluasi terhadap kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang
dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Tinjauan
manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan.
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah keputusan dan tindak yang
berhubungan dengan :
1. Peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan
2. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan
3. Identifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan baik pada sistem manajemen
mutu maupun sistem pelayanan
4. Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar sistem manajemen mutu dan
sistem pelayanan efektif.
V. MANAJEMEN SUMBER DAYA
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan dilakukan dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan
berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja, sehingga muncul pola ketenagaan yang
ada dan kebutuhan tenaga baik secara kualitatif maupun kualitatis ( jenis pendidikan
dan kompetensi)
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan dengan melakukan tugas pokok dan fungsi masing-
masing pegawai dengan surat keputusan Kepala Puskesmas baik tugas secara
fungsional maupun tugas secara structural/pemegang program seperti yang tertuang
dalam struktur organisasi puskesmas yang telah ditetapkan.
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
Upaya memelihara lingkungan kerja tetap aman, hijau, dan bersih serta mengupayakan
penghematan dilakukan dengan mengadakan tenaga khusus kebersihan, yang telah
diberikan uraian tugas dan njadwal kegiatan yang jelas. Pemantauaan pelaksanaan
kegiatan dilakukan dengan monitoring melalui ceklis kegiaatan yang harus diisi oleh
petugas setiap selesai melaksanakan kegiatan.
Monitoring kadang dapat dilakukan langsu oleh penanggung jawab dengan melakukan
pemerikasaan kondisi kebersihan, ketertibab lingkungan puskesmas.
VI. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
b. Akses UKM
1) Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK dan POA
disosialisasikan/komunikasikan ke masyarakat sasaran melalu pertemuan
lokarya mini,lintas sector, pertemuan lintas sector tingkat kecamatan, atau
melalui media brosuw/leaflet/papan pengumunan.
2) Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan, dan
menginformasikan bila terjadi perubahan jadwal kegiatan.
3) Informasi unpan balik diperoleh melalui sms, kotak saran, SMD/MMD,
survey kepuasaan, atau wawancara langsung setelah pelaksanaan kegiatan.
3. Pembelian
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen resiko dan keselamatan
c. Pengendalian Ketidaksesuaian
UPTD Puskesmas Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur menjamin bahwa
semua ketidaksesuaian diidentifikasi serta dikendalikan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan. Semua temuan ketidaksesuaian segera ditindaklanjuti
dengan tindakan koreksi untuk menghilangkan ketidaksesuaian dan dipisahkan
untuk mencegah berlarut-larutnya ketidaksesuaian tersebut. Pengendalian Hasil
Pelayanan yang Tidak Sesuai adalah sebagai berikut :
1) Hasil yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak terjadi lagi.
2) Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani hasil
pelayanan tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur.
3) Hasil yang tidak sesuai harus dilakukan tindakan koreksi.
4) Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang diambil harus dicatat
5) Bila mana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh
pelanggan, maka Puskesmas Moswaren harus mengambil langkah-langkah
yang sesuai untuk menanggulangi akibat /potensi akibatnya.
d. Analisa Data
UPTD Puskesmas Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur menjamin bahwa
semua data dikumpulkan, dievaluasi dan dianalisa untuk mengukur keefektifan
dan keefisienan penerapan sistem manajemen mutu dan kemungkinan
pelaksanaan peningkatan berkesinambungan. Analisa data mencakup aspek
kesesuaian terhadap persyaratan produk dan proses, kecenderungan operasional
kegiatan termasuk tindakan pencegahan dan kinerja pemasok serta peraturan
perundangan yang relevan dengan sasaran mutu. Analisa Data Meliputi :
1) Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola
dengan baik
2) Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai, misalkan
menggunakan metode statistik.
3) Analisis data dilakukan oleh Sekretariat, semua Bidang, semua Seksi dan
Sub Bagian, kegunaannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing
proses dan melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan.
4) Prosedur analisis data ditentukan oleh MR dan menjadi acuan bagi semua
fungsi lainnya.
5) Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidak-sesuaian,
ketidak-efektifan dan ketidakefisienan serta tindakan-tindakan perbaikan
yang diperlukan.
6) Data dianalisis antara lain untuk memantau :
- Kepuasan pelanggan
- Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
- Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
- Kinerja Pemasok
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
e. Peningkatan Berkelanjutan
UPTD Puskesmas Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur senantiasa
meningkatkan efektifitas dan efesiensi sistem manajemen mutu melalui
pengembangan kebijakan dan sasaran mutu, pemanfaatan hasil audit dan analisa
data serta hasil tindakan koreksi, pencegahan dan tinjauan manajemen. UPTD
Puskesmas Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur menjamin bahwa
penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan dihilangkan untuk mencegah
terjadinya kembali ketidaksesuaian. UPTD Puskesmas Mataram Baru Kabupaten
Lampung Timur menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin
timbul dihilangkan sehingga tidak terjadi kembali kecenderungan
ketidaksesuaian. Tindakan pencegahan yang diambil bergantung dari dampak
yang ditimbulkan oleh kecenderungan ketidaksesuaian.
f. Tindakan Koreksi
1) Tujuan dari tindakan koreksi dan adalah mencegah terulangnya masalah
yang sama dan untuk meningkatkan kinerja UPTD Puskesmas Mataram Baru
Kabupaten Lampung Timur secara keseluruhan.
2) Upaya tindakan koreksi dipastikan sesuai dengan skala dampak yang dapat
ditimbulkan dari masalah tersebut.
3) Agar proses tindakan koreki berjalan lancar dan hasilnya efektif, dipastikan
prosedur tindakan koreksi telah disediakan yang mencakup hal-hal sebagai
berikut:
- Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
- Menentukan penyebab-penyebab masalah
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
- Menyimpan arsip tindakan koreksi
- Meninjau efektivitas tindakan koreksi
4) MR bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
5) Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
6) Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat.
g. Tindakan Preventif
1) Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap efektivitas dan efisiensi sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan
pencegahan, serta tinjauan manajemen.
3) Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan dieliminasi/
dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
4) Tujuan dari tindakan pencegahan adalah mencegah terulangnya masalah
yang sama dan untuk meningkatkan kinerja UPTD Puskesmas Mataram
Baru Kabupaten Lampung Timur secara keseluruhan.
5) Upaya tindakan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
6) Agar proses tindakan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya efektif,
dipastikan prosedur tindakan pencegahan telah disediakan yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
- Menentukan penyebab-penyebab masalah
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan pencegahan
- Menyimpan arsip tindakan pencegahan
- Meninjau efektivitas tindakan pencegahan
7) MR bertanggung-jawab memastikan tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
8) Tindakan pencegahan harus sesuai dengan dampak dari masalah.
9) Prosedur tindakan pencegahan dipastikan dibuat.
Untuk memastikan bahwa mutu Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar mutu
standar yang ditetapkan, maka Puskesmas mengatur berbagai proses berikut proses
perencanaan pelayanan klinis, proses yang berhubungan dengan pelanggan,
pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis, penyelenggaraan pelayanan
klinis, serta peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
e) Peningkatan berkelanjutan
1) Puskesmas meningkatkan secara berkelanjutan efektifitas sistem
manajemen mutu dengan menggunakan kebijakan mutu sasaran mutu,
hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan dan
tinjauan manajemen
2) Puskesmas menetapkan tindakan koreksi sebagai pedoman untuk
mengambil tindakan koreksi atas penyebab timbulnya ketidaksesuain,
baik ketidak sesuaian produk maupun ketidak sesuaian pelaksanaan
sintem manajemen mutu, prosedur tersebut menyangkut: meninjau
ketidak sesuaian termasuk keluhan konsumen, menentukan
ketidaksesuain, mengevaluasi berbagai tindakan koreksi yang dapat
diambil, menetapkan dan melaksanakan tindakan koreksi, menyimpan
arsip tindakan koreksi meninjau efektifitas tindakan koreksi
3) Puskesmas menetapkan tindakan pencegahan/preventif untuk
menghilangkan penyebab yang berpotensi yang menibulkan ketidak,
prosedur tersebut secara umum mencakup: Menentukan penyebab-
penyebab yang berpotensi menumbulkan ketidaksuaian, mengevaluasi
berbagai tindakan pencegahan yang dapat diambil, menetapkan dan
melaksanankan tindakan pencegahan, menyimpan arsip tindakan
pencegahan, meninjau efektifitas tindakan pencegahan.
f) Tindakan korektif
g) Tindakan preventif
VII. PENUTUP
Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien. Dimensi
mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan maupun
penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas
pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan. Namun
ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan
kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan.
Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang
berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan
yang tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, manajemen resiko
dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
Manual ini menyampaikan hasil kajian tentang ketenagaan, sarana dan pengendalian mutu
pelayanan Puskesmas. Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu
dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan maupun sumber daya yang
digunakan.
Demikian Manual Mutu ini dibuat dan disahkan oleh Kepala UPTD Puskesmas Mataram
Baru Kabupaten Lampung Timur untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen mutu serta tugas dan tanggung
jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
Kepala UPTD Puskesmas Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur dan seluruh karyawan
mendukung sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu ini sebagai komitmen bersama.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji sukur ke hadirod Allah SWT, Pedoman Manual Mutu
Pelayanan unit kerja puskesmas mataram baru Kabuten lampung timur telah
Selesai di susun.hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kinerja
Upaya kesehatan. Dokumen sistem mutu ini di susun juga untuk memenuhi standar
Untuk menyusun sistim managemen mutu baik agmen, layanan klinis dan upaya perlu disusun
pelaturan-pelaturan (regulasi internal) yang menjadi dasar dalam menyusun dokumen-dokumen
yang harus dipenuhi dalam bentuk manual mutu.
Dengan tersusunnya dan penutupan pedoman mutu pelayanan unit kerja Puskesmas Mataram Baru
data dilakukan secara sistim matis dan efektif melalui perencanaanyang lebih koprehensif dan
selanjutnya sistim manajemen mutu di kendalikan, momitor,analisa dan dilakukan tindakan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa kinerja proses menghasilkan output yang dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat.
Selaras dengan konsep dasar sistim manajemen mutu yang berinsip peningkatan bersinabungan
serta perbaikan terus menerus (PDCA), maka sistim manajemen mutu ini senantiasa akan di
sempurnakan sesusai dengan tuntutan kebijakan pemerintah Kabubaten Lampung Timur dan
kebutuhan masyarakat.
Sriyati , SKM
PANDUAN MANUAL MUTU
PUSKESMAS MATARAM BARU
TAHUN 2017