You are on page 1of 11

A.

Definisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan


layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr.
Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan
) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan
Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok,
atau masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut (Depkes RI, 2009) adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:

Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara


bersama-sama dalam suatu organisasi.
Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi
dari padanya.

Menurut Juanita dalam tulisannya tahun 2002, Pelayanan kesehatan dibedakan dalam
dua golongan, yakni :

1. Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan


masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau
kecelakaan.
2. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah
rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di
Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah. sakit tipe D sampai
dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat
tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat
itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih
penting adalah upaya- upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas saja, tetapi
juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada
peningkatan kesehatan.
Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut antara lain berupa Posyandu, dana sehat,
polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan masyarakat atau
community development, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya peningkatan pendapatan
(income generating) dan sebagainya.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:

1. Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok


pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi.
Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta
sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok kesehatan masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.
B. Perbedaan Manajemen Rumah Sakit Dan Puskesmas Ditinajau Dari Fungsi-Fungsi
Manajemen
Fungsi Manajemen Rumah Sakit Puskesmas
Perencanaan Terdapat beberapa jenis Micro planning (perencanaan
perencanaan spesifik yang tingkat Puskesmas yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) dilakukan setahun sekali, unsur
perencanaan pengadaan obat dan yang direncanakan meliputi;
logistik, yang disusun kebutuhan tenaga, alat dan
berdasarkan pola konsumsi dan sarana, serta penunjang
pola epidemiologi, (b) lainnya). Sedangkan
perencanaan tenaga professional perencanaan obat dan alat
kesehatan, dalam menentukan kesehatan dilakukan setiap
kebutuhan tenaga tersebut bulan, dengan cara mengajukan
misalnya ; tenaga perawat dan usulan ke Dinas Kesehatan
bidan, menggunakan beberapa Kabupaten/Kota
pendekatan, antara lain ;
ketergantungan pasen, beban
kerja, dll.
Pengorganisasian Merupakan upaya untuk Struktur organisasi
menghimpun semua sumber Puskesmas, dengan
daya yang dimiliki RS dan jabatan struktural Kepala
memanfaatkannya secara efisien Puskesmas, sedangkan
untuk mencapai tujuannya. lainnya bersifat fungsional
Pengorganisasian dalam Pembagian tugas, yang
manajemen pelayanan kesehatan berdasarkan program
di rumah sakit, sama hal dengan pokok Puskesmas, terdiri
di organisasi lainnya. dari 12 s/d 18 program
pokok, yang melibatkan
tenaga perawat dan bidan.
Pembagian wilayah kerja,
setiap petugas Puskesmas
melakukan pembinaan ke
desa-desa

Penggerakan Kompleksitas fungsi Lokakarya mini


penggerakan pelaksanaan di RS Puskesmas, dilakukan tiap
Pelaksanaan
sangat dipengaruhi oleh dua bulan dalam rangka
aspek, yaitu : koordinasi lintas program
Sifat pelayanan kesehatan dan sektor
yang berorientasi kepada Adanya proses
konsumen penerima jasa kepemimpinan
pelayanan Dilakukan koordinasi
kesehatan (customer secara lintas program &
service), dengan hasil sektor
pelayanan kemungkinan ; Pelaksanaan program
sembuh dengan sempurna, pokok puskesmas yang
sembuh dengan cacat dan melibatkan seluruh staf
meninggal. Apapun
hasilnya kualitas pelayanan
diarahkan untuk kepuasan
pasen dan keluarganya.
Pelaksanaan fungsi
actuating ini sangat
kompleks,karena tenaga
yang bekerja di RS terdiri
dari berbagai jenis profesi.
Pengawasan dan Merupakan proses untuk Melalui pemantauan
mengamati secara terus menerus laporan kegiatan
Evaluasi
(bekesinambungan) pelaksanaan Pemantauan wilayah
rencana kerja yang sudah setempat (PWS)
disusun dan mengadakan koreksi Supervisi
(perbaikan) terhadap Rapat rutin (staff meeting)
penyimpangan yang terjadi.
Untuk menjalankan fungsi ini
diperlukan adanya standar
kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan
indikator kinerja yang akan
dijadikan dasar untuk menilai
hasil kerja (kinerja) pegawai.
Penilaian kinerja pegawai di RS
meliputi tenaga yang
memberikan pelayanan langsung
kepada pasen, seperti ; perawat,
bidan dan dokter maupun tenaga
administratif. Adanya indikator
kinerja, akan memudahkan
dalam melakukan koreksi
apabila ada penyimpangan.

C. Akuntabilitas Manajemen

Konsep tentang Akuntabilitas secara harfiah dalam bahasa inggris biasa disebut
dengan accoutability yang diartikan sebagai yang dapat
dipertanggungjawabkan. Atau dalam kata sifat disebut sebagai accountable. Lalu apa
bedanya dengan responsibility yang juga diartikan sebagai tanggung
jawab. Pengertian accountability dan responsibility seringkali diartikan
sama. Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam
kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas yang
diberikan atasan untuk melaksanakan suatu kebijakan. Sedangkan accountability
merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas
yang diperolehnya tersebut.
Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, Sirajudin H Saleh dan Aslam
Iqbal berpendapat bahwa akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan
watak kehidupan manusia yang meliputi akuntabilitas internal
dan eksternal seseorang. Dari sisi internal seseorang akuntabilitas
merupakan pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhan-nya. Sedangkan
akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang tersebut
kepada lingkungannya baik lingkungan formal (atasan-bawahan) maupun lingkungan
masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban


dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-
sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal
yang menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen
untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan
menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.

Akuntabilitas manajemen adalah harapan bahwa para manajer akan bertanggungjawab


atas kualitas dan ketepatan waktu kinerja, meningkatkan produktivitas, mengendalikan
biaya dan menekan berbagai aspek negatif kegiatan, dan menjamin bahwa program
diatur dengan integritas dan sesuai peraturan yang berlaku.

D. Analisis Fishbone Dan Bone Chart


Fishbone diagram (diagram tulang ikan karena bentuknya seperti tulang ikan)
sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan
oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu
dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika
kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika
sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah
dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat
menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara user
friendly, tools yang user friendly disukai orang-orang di industri manufaktur di mana
proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan
munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 16).
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan
dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu
diuraikan melalui sesi brainstorming.
Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan menghabiskan waktu sekitar 30-60
menit dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-kira mengerti/paham tentang
masalah yang terjadi, dan tunjuklah satu orang pencatat untuk mengisi fishbone diagram.
Alat-alat yang perlu disiapkan adalah: flipchart atau whiteboard dan marking
pens atau spidol.
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini
diinterpretasikan sebagai effect, atau secara visual dalam fishbone seperti kepala
ikan.
Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan, misal:
Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli.
Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat
panah horizontal panjang menuju ke arah kotak (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Pembuatan Fishbone Diagram Menyepakati Pernyataan Masalah

Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori


Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi cabang. Setiap
cabang mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini
diinterpretasikan sebagai cause, atau secara visual dalam fishbone seperti tulang
ikan.
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk
akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:


Machine (mesin atau teknologi),

Method (metode atau proses),

Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),

Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan
pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
Milieu / Mother Nature (lingkungan).
o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:

Product (produk/jasa),
Price (harga),
Place (tempat),
Promotion (promosi atau hiburan),
People (orang),
Process (proses),
Physical Evidence (bukti fisik), dan
Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
o Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:

Surroundings (lingkungan),
Suppliers (pemasok),
Systems (sistem),
Skills (keterampilan), dan
Safety (keselamatan).

Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang
dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4
sampai dengan 6 kategori. Kategori pada contoh ini lihat Gambar 2.
Gambar 2. Pembuatan Fishbone Diagram Mengidentifikasi Kategori-Kategori

Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming


Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.
Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut
harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang
mana gagasan tersebut harus ditempatkan, misal: Mengapa bahaya potensial?
Penyebab: Karyawan tidak mengikuti prosedur! Karena penyebabnya karyawan
(manusia), maka diletakkan di bawah Man.
Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak tulang kecil keluar
dari garis diagonal.
Pertanyakan kembali Mengapa sebab itu muncul? sehingga tulang lebih kecil
(sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: Mengapa karyawan disebut
tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD (lihat Gambar 3).
Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan
beberapa kategori.

Gambar 3. Pembuatan Fishbone Diagram Menemukan Sebab-Sebab Potensial

Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin


Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua
sebab-sebab dan sub-subnya.
Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan
merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling
memungkinkan) dan tanyakan , Mengapa ini sebabnya?
Pertanyaan Mengapa? akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari
permasalahan teridentifikasi.
Tanyakan Mengapa ? sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau
sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram (lihat
Gambar 4).

Gambar 4. Pembuatan Fishbone Diagram Melingkari Sebab yang Paling Mungkin


Daftar Pustaka

Depkes RI. 2009. Di akses dari www.ighealth.org

Departemen Kesehatan RI. Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
(2011).

Juanita . 2002. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3747/1/fkm-


juanita5.pdf

Azwar, Azrul. 1994. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan
Penerbitan IDI. Brown L. D. et al

Retnowati, Dinik. 2008. Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Bringin Kabupaten


Semarang (Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat). Resume skripsi Universitas Diponegoro.

Inpres RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


Ismail Mohammad dkk, Konsep dan Pengukuran Akuntabilitas,Universitas Trisakti, Jakarta,
2004 .

Keputusan Kepala LAN Nomor 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Edisi Kedua, Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia, Jakarta, 2004
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
CV Rajawali, Jakarta, 1985.

Sirajudin H Saleh & Aslam Iqbal, Accountability, Chapter I in a Book Accountability The
Endless Prophecy edited by Sirajudin H Saleh and Aslam Iqbal, Asian and Pacific
Develompent Centre, 1995.
http://kebunhadi.blogspot.co.id/2012/11/konsep-manajemen.html

DitjenNak. (2000). Panduan pelatihan total quality management dan meningkatkan sistem-
sistem organisasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Purba, H.H. (2008, September 25). Diagram fishbone dari Ishikawa. Retrieved
from http://hardipurba.com/2008/09/25/diagram-fishbone-dari-ishikawa.html

Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality
Press. Available from http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224

You might also like