Professional Documents
Culture Documents
Peningkatan kebutuhan produksi energi mentana yang didapat dari ekstraksi pada
baik di Indonesia dan bahkan di dunia, lapisan batubara. Gas mentana batubara
menuntut peningkatan produksi bahan bakar merupakan salah satu dari banyak sumber
Bahan bakar yang di produksi tersebut reservoir permeabilitas dan porositas yang
nantinya akan dapat digunakan untuk rendah, yang menjadikan sumber daya ini
teknologi yang sudah maju seperti saat ini, diperlukan cara tertentu yang
Sumber daya tak terbarukan yang banyak cadangan yang cukup besar di dunia. Selain
di gunakan saat ini adalah hidrokarbon yang itu gas mentana memiliki sifat yang lebih
berupa minyak dan gas bumi. Namun akibat ramah lingkungan jika dibandingkan dengan
yang dilakukannya eksplorasi dan eksploitasi sumber daya konvensional seperti minyak
hidrokarbon secara terus menerus sejak dulu, dan gas bumi. Penggunaan gas mentana
maka hidrokarbon yang sebagai sumber daya batubara sendiri dapat mengurangi. Karena
kuantitas cadangan, dan bukannya tidak batubara perlu dipelajari secara lebih
mungkin suatu saat nanti cadangan mendalam agar nantinya dapat digunakan
Tipe 1 ini membahas tentang gas mentana tumbuhan, yang terakumulasi dan membusuk
batubara, terutama gas metana batubara ditempat hidup maupun terangkat dari tempat
biogenik dan termogenik termasuk lain. Batubara adalah bahan bakar hydro-
didalamnya adalah proses pembentukannya carbon padat yang terbentuk dari tumbuhan
berlangsung lama.
pembentukan batubara terbagi atas dua tahap Sedangkan teori drift menjelaskan
yaitu tahap Insitu dan tahap Drift. bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan
terbentuk di tempat yang sama dengan terbawa oleh media air menuju suatu tempat
asalnya. Dengan demikian segera setelah akumulasi yang selanjutnya tertutup oleh
tumbuhan tersebut mati belum mengalami batuan sedimen dan mengalami proses
lapisan sedimen dan mengalami proses yang terbentuk dengan cara ini
batubara yang terbentuk melalui proses ini memusat pada tempat akumulasinya, dan
penyebarannya cenderung luas dan merata, memiliki kualitas material yang kurang baik
kualitasnya lebih baik karena kadar abunya karena dalam proses transportasinya turut
yang terbentuk melalui proses ini dapat Batubara yang terbentuk dengan cara ini
ditemukan pada pertambangan Muara Enim, dapat kita temukan pada pertambangan
Sumber:
http://michanarchy.com/2013/10/klasifikasi-
batubara.html
dan hasil akhir berupa gambut (peat). Faktor- yang semakin besar suhu akan semakin
faktor utama yang berpengaruh adalah pH, bertambah. Namun temperatur dapat juga
Eh, kehadiran udara dan aktivitas dipengaruhi intrusi magma, peluruhan zat
pembentukan gambut, sisa tumbuhan yang Sementara faktor tekanan pada lapisan
telah mati akan mengalami proses degradasi batubara disebabkan beban dari batuan
mula-mula terjadi oleh aktivitas bakteri aerob disamping itu juga dapat dipengaruhi oleh
2.2.4 Tahap Biokimia dan Geokimia dibagi menjadi dua, yaitu klasifikasi batubara
tekanan yang merupakan fungsi dari volume Secara umum batubara dibedakan
sedimen penutup (overburden) dan waktu. dari yang tertinggi hingga terendah
atas meta-anthracite,
anthracite.
Batubara
1. Kalori (Calorific Value atau CV, satuan inherent moisture (IM). Adapun jumlah
Semakin tinggi CV maka aliran batubara tinggi akan membutuhkan udara primer
kecepatan coal feeder harus disesuaikan. batubara tersebut pada suhu yang
dan tingkat ketergerusan yang sama, maka 3. Zat Terbang (Volatile Matter atau VM,
atau dengan kata lain operating ratio-nya api. Penilaian tersebut didasarkan pada
ratio).
nilainya lebih dari 1.2, pengapian akan terbagi dalam pyritic sulfur, sulfate sulfur,
kurang bagus sehingga mengakibatkan dan organic sulfur. Namun secara umum,
4. Kadar Abu (Ash content, satuan %) dinyatakan dalam Total Sulfur (TS).
bersama gas pembakaran melalui ruang tingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada
bakar dan daerah konversi dalam bentuk elemen pemanas udara, terutama apabila
abu terbang (fly ash) yang jumlahnya suhu kerja lebih rendah dari pada titik
mencapai 80% , dan abu dasar sebanyak embun sulfur, disamping berpengaruh
20%. Semakin tinggi kadar abu, secara terhadap efektivitas penangkapan abu pada
5. Kadar Karbon (Fixed Carbon atau FC, dust coal) dan butir kasar (lump coal).
melalui pengurangan angka 100 dengan kasar sampai dengan ukuran 50mm.
dan jumlah zat terbang. Nilai ini semakin Grindability Index atau HGI)
pembatubaraan. Kadar karbon dan jumlah dirancang pada nilai HGI tertentu. Untuk
zat terbang digunakan sebagai perhitungan HGI lebih rendah, kapasitasnya harus
untuk menilai kualitas bahan bakar, yaitu beroperasi lebih rendah dari nilai
Gas Metana batubara adalah gas metana chemisortion. Sebagian besar gas metana
(CH4) yang terbentuk secara alami pada pada batubara tersimpan dalam matriks,
lapisan batubara sebagai hasil proses kimia sebagian kecil tersimpan pada rekahan atau
dan fisika yang terjadi selama pembatubaraan terlarut dalam air pada rekahan (U.S.
(300-1500 meter). Produksi gas metana 2.6. Genesa Gas Metana Batubara
batubara akan menghasilkan air yang banyak Gas dalam batubara merupakan gas
sebagai produksi sampingan. (Sumber : U.S. alam yang terjadi pada lapisan batubara,
Gas metana batubara terdapat pada bentuk terkondensasi karena serapan fisika
lapisan batubara dalam tiga bentuk, yaitu dari batubara. Gas ini berbeda dengan gas
sebagai gas dalam rekahan, terlarut dalam air alam konvensional yang terjadi karena
pada rekahan, dan terserap pada matriks migrasi ke lapisan reservoir. Gas metana
tekanan dan temperatur juga semakin tinggi. dengan proses pengendapan yang cepat,
air tanah turun, tekanan pada reservoir ikut 2.7. Faktor Pengontrol Potensi Gas
bermigrasi menuju reservoir dari sumber Potensi gas metana batubara di kontrol
lapisan batubara. Perulangan kejadian ini oleh beberapa faktor yang dapat berbeda dari
Kejadian ini dipicu oleh oleh air. Hal tersebut Beberapa faktor pengontrol tersebut adalah
diperbaharui. Jenis gas lainnya adalah gas kematangan batubara, struktur geologi,
metana termogenik yang dihasilkan pada saat tekanan hidrostatik, manajemen air produksi
kenaikan tekanan dan temperatur. Gas ini Hampir setiap lapisan batubara
terjadi pada batubara yang mempunyai mengandung gas metana, akan tetapi agara
peringkat batubara lebih tinggi, yaitu pada dapat diproduksi secara ekonomis
subbituminus A sampai high volatile dibutuhkan rekahan yang terbuka supaya gas
bituminous ke atas (Ro > 0,6%). Proses metana dapat bermigrasi dari matriks menuju
yang lebih kaya akan karbon dengan Pada umumnya sumur-sumur produksi
membebaskan sejumlah zat terbang utama, gas metana batubara tidak lebih dalam dari
yaitu metana (CH4), CO2, dan air. Sumber 1500 meter, meskipun terdapat beberapa
karbon dari gas metana termogenik adalah sumur produksi yang lebih dalam dari 1500
Cleats merupakan istilah yang digunakan Gambar 5. Orientasi sistem cleats pada
untuk sistem rekahan alami yang terbentuk batubara (Sumber : U.S. Departement of
sebagai hasil dari proses pengurasan air pada Gas metana dapat pula bermigrasi
batubara, tekanan lokal dan regional, serta melalui rekahan yang lebih lebar yang
Pada batubara terdapat dua sistem cleat dan kekar. Sesar dapat menerus beberapa
bidang perlapisan (Gambar 5). Face cleat serta struktur geologi. Sesar dapat meningkat
merupakan sistem dominan, mempunyai sifat permeabilitas dan jalur migrasi gas di dalam
lipatan batubara. Butt cleat merupakan sistem Batubara Biogenik dan Termogenik
face cleat. Butt cleat merupakan strain- dipengaruhi beberapa parameter, seperti
permeabilitas, porositas, struktur geologi, dan kandungan gas dalam batubara akan makin
95% dari total gas yang ada. Berbagai tipe Kelimpahan kandungan gas dalam
batubara memiliki tingkat penyerapan gas batubara juga dipengaruhi oleh komposisi
peringkat batubara, mulai dari lignit hingga komposisi maseral. Maseral yang
bituminus, kemudian menurun pada batubara mengandung banyak hidrogen akan lebih
bituminus tingkat tinggi hingga antrasit. Gas banyak menghasilkan gas metana. Batubara
metana batubara terdapat dalam dua bentuk, yang kaya akan inertinit tidak akan
yaitu terserap (adsorbed) dan bebas. Gas menghasilkan metana yang banyak karena
dapat tersimpan dalam mikropori batubara inertinit relatif berpotensi kecil untuk
(adsorption). Besar kecilnya kapasitas serap dalam hampir semua batubara tidak cocok
di dalam batubara dipengaruhi oleh beberapa untuk proses hidrogenisasi karena kandungan
kandungan mineral, kandungan air, peringkat liptinit akan paling banyak menghasilkan gas
batubara, dan komposisi maseral batubara. metana. Maseral liptinit cocok untuk proses
serapan juga semakin besar. Sewaktu kandungan hidrogen yang paling tinggi,
mendekati batas jenuh, kecepatan serapnya disusul dengan maseral vitrinit yang terdapat
Komposisi kimia maseral dalam diagram Komposisi kimia dan isotop dari gas
Gas metana batubara pada dasarnya aktivitas mikroba pada metana yg dihasilkan
hanya akan terikat pada fraksi organik dari batubara berperingkat rendah dan mikroba
batubara. Dalam batubara terdapat pengotor sekunder pada batubara peringkat tinggi yang
dalam berbagai bentuk yang biasanya disebut sudah terangkat. Proporsi matana biogenik
unsur mineral, atau dalam analisis kimia dan metana ternogenik juga berhubungan
dapat dipakai untuk menempelnya gas dalam Dan perbandingan C1 / C2 + C3, ada
mikropori batubara. Makin tinggi kandungan banyak klasifikasi seperti dengan yang di
unsur mineral, semakin kecil kapasitas pakai sebagai acuan untuk menentukan asal
serapan gasnya. Pada prinsipnya kandungan mula gas metana biogenik dan termogenik,
air (moisture) dalam batubara mempunyai salah satu yang sering digunakan adalah
sifat yang sama dengan unsur mineral dalam diagram (lihat gambar 6).
(Sumber : Benard, 2011, dalam gas metana termogenik dan biogenik (lihat
Golding,2013 ) gambar 7)
termogenik. Dapat dilihat di diagram Bernard 13 Cco2 ch4 ). Dari kedua diagram ini
bahwa metana biogenik memiliki rasio C1 / C2 terlihat dua kurva yang dihubungkan dengan
+ C3 yang lebih tinggi dibandingkan dengan garis putus-putus. Dua kurva ini menu jukan
termogenik. Seperti yang telah di jelaskan proses metanogenik, dimna kurva di sebelah
maka gas semakin kering (dry gas). Dry gas menunjukan proses fermentasi asetat. Kurva
sendiri merupakan gas alam yang hampir ini berlaku untuk gas metana biogenik. Dari
seluruhnya metana, tanpa ada hidrokarbon kurva ini dapat diketahui bahwa gas yang
lain seperti etana dan metana. Oleh karena 100% biogenik memiliki rasio C1 / C2 + C3
tingginya rasio C1 / C2 + C3 yang ditunjukan yang tinggi, atau merupakan dry gas. Rasio
metana biogenik, maka gas ini termasuk dry C1 / C2 + C3 dan tingkat 13 C- CH4 serta 13
gas sementara metana termogenik termasuk Cco2-CH4 serta 13 Cco2-CH4 pada gas metana
dalam wet gas (Golding, 2013). biogenik dapat bervariasi, dengan nilai acuan
Selain diagram bernard, masih ada yang dapat dilihat pada dua kurva pada
diagram lain yang juga digunakan untuk diagram. Sementara itu, pada gas metana
menentukan asal usul gas metana. Salah termogenik, rasio C1 / C2 + C3 dan 13C-CH4
serta 13 Cco2-CH4 sangat bergantung pada 13D C- CH4 yang lebih tinggi dari pada
maturitas dari gas tersebut, yang ditunjukan fermentasi asetat (lihat gambar 8).
pelapisan batubara yang menjadi reservoar isotop karbon intermediet dengan komposisi
komposisi isotop karbon dan hidrogen pada Gambar 7. Diagram Asal Gas
metana ( 13 C- CH4 dan 13D C-CH4 ) dan gas (Strapoc, 2011, dalam
dari -60% untuk metana yang dihasilkan dari Isotop 13 C-CH4 dan 13D-CH4
proses reduksi C02. Metana yang dihasilkan (Whiticar, 1999 dalam Golding, 2013)
Geologi Tipe 1 dengan judul Gas Metana Pada umumnya batubara memiliki
karakteristik kedua jenis gas metana batubara mempunyai kemampuan mengadsorpsi gas.
yaitu gas metana batubara biogenik dan gas Meskipun batubara berupa benda padat dan
metana batubara termogenik serta proses terlihat seperti batu yang keras, tapi di
Tujuan dari penyusunan Seminar Geologi permukaan batubara menjadi sedemikian luas
Tipe 1 ini adalah diperoleh pemahaman lebih sehingga mampu menyerap gas dalam jumlah
mendalam tentang perbedaan karakteristik yang besar. Jika tekanan gas semakin tinggi,
BAB V
mati akan membentuk suatu lapisan dan
terawetkan melalui proses biokimia. Adapun
proses pembentukan nya yang akan terbagi Aktivitas bakteri sangat dipengaruhi
menjadi dua, yaitu : oleh sirkulasi air. Sirkulasi air yang baik
Selama proses perubahan material berkembang hingga tahap akhir. Selain itu,
organik menjadi batubara atau biasa dikenal proses pembentukan gas metana pada
beberapa gas, salah satunya adalah gas temperatur dan waktu. Umumnya CBM
metana (CH4). Gas metana in terbentuk terbentuk pada kedalaman yang dangkal.
sebagai hasil dari aktivitas mikrobakteri. Temperatur ideal yang dibutuhkan untuk
Selama tahap awal dari proses pembentukan bakteri metana berkisar antara 40-90C.
Bakteri aerobik, yaitu bakteri yang bawah permukaan meningkat hingga lebih
menggunakan oksigen bebas yang tertinggal geotermal, proses termogenik dimulai dan
lingkungan fresh water, produksi metana karbondioksida dan nitrogen sebagai produk
tidak menggunakan oksigen untuk respirasi) maksimum pada suhu sekitar 100C,
memproduksi metana dengan respirasi pada tingkat volatil batubara yang lebih tinggi
anaerobik. Gas metana mulai terbentuk oleh dan pada suhu 120C, jumlah metana yang
proses biogenik pada suhu sekitar 50C dihasilkan melebihi jumlah karbondioksida.
Gambar : Proses terbentuknya gas metana suhu 150C. Mungkin pada temperatur yang
batubara (Mathew, 2007). lebih tinggi dan kelas batubara yang lebih
baik, metana masih terbentuk tetapi dengan rekahan, migrasi gas pada rekahan,
volume yang lebih kecil (Rightmire, 1984; kematangan batubara, struktur geologi,
metana batubara terbentuk karena dua proses metana yang dihasilkan dari fermentasi
yaitu biogenik dan termogenik. asetat, dan kurang dari 60% untuk metana
Gas metana yang terbentuk akibat yang dihasilkan dari proses reduksi CO2,
terjadi di rawa gambut. Gas jenis ini berkisar antara 400% - 150%.
Gas metana termogenik yang karbon (13 C- CH4) lenih besar dari -50%,
dihasilkan pada saat terjadinya proses komposisi isotop hidrogen (13D-CH4) lebih
tinggi, yaitu pada subbituminus A sampai Kelembagaan dan Kelitbangan Pusat Survei
high volatile bituminous ke atas (Ro > Geologi. 2007. Laporan Tahunan 2007.
Yogyakarta.
http://www.infoplease.com/images/ency060f
Sebtember 2014
http://media.unpad.ac.id/thesis/270110/2008
http://mfakhrypriambodo.blogspot.com/men
genal-batubara-bagian-ii.html,diakses pada
http://pojanwibawa.wordpress.com/2013/10/
04/tahapan -dan-proses-terjadinya-
2014
http://www.michanarchy.com/2013/10/klasif
ikasi-batubara.html
digilib.itb.ac.id/.../jbptitbpp-gdl-bayuerlang-
30995-4-.