You are on page 1of 5

MOTIVATOR SEHAT

Bagi seseorang yang menderita penyakit kronis berobat menjadi suatu langganan
yang tak terhitung lagi, entah sudah berapa puluh kali datang ke tempat
pengobatan baik pengobatan secara medis maupun pengobatan alternatif, baik
kepada dokter, perawat, bidan, dukun, dsbnya. Tetapi hasil dari pengobatan
tersebut tidak kunjung datang. Sakit malah bertambah kronis. Sembuh sebentar
kemudian berulang lagi hingga minum obat, minum jamu, minum sbgnya telah
bosan dilakukan.Penyakitpun semakin bertambah kronis hingga terjadi
komplikasi-komplikasi lain.Siklus lingkaran setan tersebut akan selalu seperti apa
yang dipikirkan oleh saudara ketika hendak berobat. Bukankah itu yang saudara
rasakan?........?

Pernakah saudara berpikir untuk memutuskan siklus tersebut?

Pernakah saudara berpikir apa yang seharusnya dilakukan sebelum kita menjalani
pengobatan?

Seseorang yang tidak yakin akan sembuh sebelum melakukan pengobatan maka
disaat ia datang ke tempat pengobatan, maka jangan pernah berharap banyak
untuk bisa sembuh.

Peneliti eropa pernah melakukan suatu penelitian terhadap beberapa sampel


pasien yang dibagi menjadi dua kelompok, Kelompok sampel 1, pasien diobatai
oleh seorang dokter yang menggunakan obat-obatan yang lazim/biasa dipakai.
Sedangkan kelompok sampel 2, pasien diobati dengan menggunakan obat kapsul
kosong/tanpa obat. Dengan masing-masing kelompok sampel berjumlah 100
orang. Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan antara
kelompok 1 dan kelompok 2 sama-sama sebesar 65%. Bayangkan pasien-pasien
pada kelompok 2 yang hanya diberikan obat kapsul kosong. Ternyata mereka
tetap bisa sembuh. Artinya keyakinan dan motivasi seseorang ketika hendak
berobat menjadi faktor utama sembuh atau tidaknya seorang pasien.

Ada banyak kunci kesembuhan yang akan saya ajarkan kepada saudara agar dapat
benar-benar sembuh dari penyakit. (8 kunci kesembuhan pasien)
Sembuh Tanpa Obat
Zaman sekarang rasanya begitu banyak penyakit yang muncul dan tengah hadir ke
mata public. Sebagian orang berpendapat, karena pola makan dan bahan instant
yang menjamur menjadikan penyakit-penyakit baru muncul ke permukaan.
Padahal zaman dulu waktu kakek nenek kita hidup dengan bahan makanan yang
tradisional dan ala kadarnya malah bisa tetap sehat dan berumur panjang.

Nah, sekarang saya tidak akan membahas jenis-jenis penyakit yang menjadi trend.
Tapi saya akan berkisah tentang bagaimana sembuh dari sakit tanpa kita harus
berobat.

Alkisah, sebagian orang yang saya kenal, mereka jauh dari sentuhan bahan-bahan
kimia. Pun ketika mereka sakit. Apalagi saat ini beragam penyembuhan dapat
ditemukan dengan ramuan (racikan) atau juga obat herbal. Mereka lebih menyukai
pengobatan dari bahan alami ketimbang minum obat dari bahan kimia yang
notabene akan menyembuhkan tapi juga tidak terlalu baik efeknya untuk tubuh.

Well, karena saya bukan keturunan dokter atau apoteker, jadi saya juga belum
terlalu memahami tentang efek obat-obatan bagi tubuh.

Saya hanya sedang terkesima oleh seseorang yang memiliki kebiasaan unik tapi
dashyat. Ia termasuk salah seorang yang tidak menyukai obat dan dokter.
Baginya, ketika ada suatu penyakit yang datang, bisa disembuhkan dengan cara
self healing. Dan juga dengan memperbanyak konsumsi air putih.

Contohnya, ketika ia flu atau meriang, ia tidak langsung ke dokter. Tapi ia


perbanyak minum air putih, dan dengan sedikit gerakan-gerakan yang
membuatnya relaks entah gerakan apa, saya pun tak paham- saya hanya
memperhatikannya. Setelah itu memang dia bilang kondisi badan agak enak.
Sudah lebih baik dari sebelumnya, dan ia bisa melanjutkan pekerjaannya kembali.

Ya, kalau menurut saya. Memang ada situasi dimana kita tidak langsung harus
menyerahkan diri kita untuk diobati. Saya setuju dengan pendapat teman di atas.
Dengan self healing pun, dengan sugesti dari dalam diri sendiri juga lebih cepat
membantu penyembuhan dan pemulihan diri kita ketika sakit.

Suatu ketika, ada seorang teman yang bercerita tentang suaminya. Sang suami
sakit pada bagian daerah lengan kanan. Karena terjatuh mungkin ada urat atau
bagian yang terkilir sehingga rasa nyut-nyutan pun sering hadir. Tapi dia tetap
tidak mau ke dokter untuk periksa dan minum obat. Dia hanya minta istrinya
untuk memijat bagian yang sakit. Sekali dua kali tentu sang istri yang baik itu
dengan sedia memijat lengan sang suami. Tapi timbul juga pertanyaan dari hati
sang istri. Mengapa suaminya tidak pergi ke dokter atau tukang urut yang
professional saja agar bisa cepat sembuh.

Dengan ringan dan santainya, sang suami berkata..sebenarnya pijatan orang-orang


tercinta itu lebih efektif ketimbang obat apapun. Karena melalui pijatan itu juga
tersalurkan energi dan kasih sayang yang luar biasa, sehingga memudahkan
penyembuhan dari sakit di lengan saya ini..
Hmm, saya terkesima dengan jawaban sang suami tadi. Apakah benar sakit di
lengannya menjadi lebih baik karena pijatan istrinya? Hingga ia tidak perlu ke
dokter atau tukang urut? Tapi, apa yang dikatakan sang suami tadi ada benarnya
juga. Energi yang mengalir tulus dari orang-orang yang kita cintai adalah obat
terbaik yang menyembuhkan sakit dan luka yang kita alami.

So, sudahkah kita menjadi obat bagi orang-orang di sekitar kita? Mungkin
keceriaan dan perhatian tulus kita dapat menjadi penawar luka untuk mereka

Ditulis Oleh:

Suci Rachmawati Yusuf @ucysmart

hubungi 082372261980

http://wordpress.com/welcome/step/post/

http://activities.aliexpress.com/affapparle.php?aff_platform=aaf&sk=MVNneIv%3AeYr
MfEF&cpt=1395890410625&dp=6084976161395890408
Perhatikan Tabel Berikut :
NAMA-NAMA PENYAKIT BERAT NAMA-NAMA PENYAKIT RINGAN

HIV/AIDS BATUK
STROKE FLU
PENYAKIT JANTUNG PILEK
PENYAKIT PARU MENCRET
LEUKEMIA SAKIT GIGI
KANKER/TUMOR GANAS ASAM URAT
GASTRITIS KRONIS REMATIK

PENYAKIT HATI DAN PIKIRAN

Apa yang saudara lihat dari tabel diatas?


Siapa yang membagi penyakit-penyakit tersebut menjadi Berat dan Ringan?
Masuk kemanakah penyakit yang saudara derita?
Masuk kemanakah penyakit hati dan pikiran?
Ketidak adilan penyakit.
Pakar-pakar Kesehatan (Profesor, dokter dll)
Berat- Ringan
Kedua-duanya

Lalu perhatikan tabel berikut :


NAMA-NAMA PENYAKIT BERAT NAMA-NAMA PENYAKIT RINGAN

BATUK HIV/AIDS
FLU STROKE
PILEK PENYAKIT JANTUNG
MENCRET PENYAKIT PARU
SAKIT GIGI LEUKEMIA
ASAM URAT KANKER/TUMOR GANAS
REMATIK GASTRITIS KRONIS

PENYAKIT HATI DAN PIKIRAN

Apa yang saudara lihat dari tabel diatas?


Siapa yang membagi penyakit-penyakit tersebut menjadi Berat dan Ringan?
Masuk kemanakah penyakit yang saudara derita?
Masuk kemanakah penyakit hati dan pikiran?
Ketidakpercayaan penyakit.
Omong kosong saya
Berat- Ringan
Kedua-duanya

Alam semesta adalah ciptaan Tuhan, Penyakit adalah anugrah/musibah dari Tuhan.
Penyakit akan selalu dilihat dua sisi oleh manusia anugrah atau musibah. Terserah kita
untuk memikirkannya. Saya mengatakan bahwa tabel dibawah lebih benar dari tabel
diatas karena itu adalah hak saya untuk menilainya. Karena saya tidak pernah
merasakan apa yang saudara rasakan hingga saya akan menerima apapun yang menjadi
pikiran saya.
Perhatikan kalimat ini Ilmu yang dimiliki manusia seperti kita mencelupkan jari kita
kedalam air laut lalu mengangkatnya lalu tetesan air dari jari kita itulah besarnya ilmu
yang dimiliki manusia

Pakar kesehatan, profesor, dokter telah menetapkan penyakit kita, tapi apakah
sepenuhnya kebenaran itu milik mereka. Sementara ilmu yang mereka miliki hanya
setetes air laut?

Pernakah kita berpikir ada banyak hal yang tidak pernah diketahui manusia. Obat suatu
penyakit kadang kala ada pada diri kita sendiri, ada dilingkungan kita sendiri ada dalam
keluarga sendiri. Obat sakit yang kita derita, kadang ada disekitar kita, disamping kita,
didepan kita atau di belakang kita. Tetapi kita tidak memiliki akal untuk mencernanya.

Obat untuk sakit kita kadang ada dalam kepala kita sendiri, kadang ada dalam pikiran
kita sendiri tapi ilmu kita terbatas untuk mencapainya.

You might also like