Professional Documents
Culture Documents
B
DENGAN KASUS SCHIZOPHRENIA RESIDUAL (WAHAM)
DI RUANG ASOKA RSJ PROVINSI SULAWESI TENGGARA
OLEH
WILDA FITRIANA WENAS
N201601220
CI INSTITUSI CI KLINIK
(..) (..)
atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan yang dilakukan pada
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-
ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal itu
mustahil.
Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai dengan
orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen, 1995).
B. Etiologi
1. Teori Psikodinamika
Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang
tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan. Ini
mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah, dari proses berduka, dan
akibat dari gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif tentang diri selama
proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri terhadap
Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak
C. Psikopatologi Waham
Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri
mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak
diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian atau suatu
sehingga pikiran, perasaan keinginannya yang negatif dan tidak dapat diterima akan
datang dari luar dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk memberi alasan
atau rasional tentang interprestasi perangai (dirinya sendiri/ terhadap realitas dirinya
2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.
7. Ambivalen
E. Macam-Macam Waham
1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan.
2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap dirinya atau
kekuatannya.
4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang sedang
mengancam dirinya.
5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia ini/
6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi
7. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan luar.
F. Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
misal rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan dalam mengungkap
b. Lingkungan
berkepanjangan.
c. Interaksi
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
c. Faktor biokimia
a. Dimensi fisik
2) Kesukaran tidur
5) Perilaku destruktif
c) Pembunuhan
b. Dimensi emosional
6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan
c. Dimensi sosial
2) Curiga
4. Mekanisme koping
harapan.
G. Diagnosa Keperawatan
Pohon Masalah
Kerusakan Akibat
komunikasi verbal
Diagnosa Keperawatan :
H. Perencanaan
perawat
Perencanaan :
mengatasi waham
h. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunan obat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan
yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa
klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua
orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak
memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di
sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien
merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak
sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.
Masalah keperawatan :
V. Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,5oC
N : 84 kali/menit
RR : 22 kali/menit
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki / perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Bercerai
Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.
2. Konsep Diri
a. Citra diri
Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada
dirinya.
b. Identitas
Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja lagi.
c. Peran
Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang
lainnya.
d. Ideal diri
e. Harga diri
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran
3. Hubungan Sosial
Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istrinya, sebelum mengalami
4. Spiritual
Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/
a. Penampilan
Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap hari.
b. Pembicaraan
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau memulai
pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai pembicaraan bila
Masalah keperawatan :
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
pulang.
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran.
Masalah keperawatan :
f. Persepsi
Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik ke
g. Isi pikir
Selalu meninggi setiap semua cerita.
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran.
h. Tingkat kesadaran
i. Memori
a. Makan
Frekuensi : 2 x sehari
b. BAB/BAK
BAB : 1x / hari
c. Mandi
e. Mekanisme koping
Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.
Data Objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat.
2 Data Subjektif : Gangguan Komunikasi
- Verbal
Data Objektif :
bicara spontan dan lambat/gagap
2 Data Subjektif : Harga diri rendah
Saya ingin memiliki mobil
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga dan
teman-teman
Data Objektif :
Tidak percaya diri
Sering melamun
Dan duduk sendiri
POHON MASALAH
Akibat Kerusakan
komunikasi verbal
kebesaran.
Diagnosa Perencanaan
No Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Perubahan proses TUM : 1. Setelah dilakukan . . . . x Bina hubungan saling percaya dengan klien
pikir waham Klien dapat mengontrol wahamnya interaksi klien : Beri salam
kebesaran o Mau menerima kehadiran o Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan
TUK : perawat di sampingnya yang disukai
1. Klien dapat membina o Mengatakan mau menerima o Jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling percaya bantuan perawat o Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap
dengan perawat o Tidak menunjukkan tanda- menolong dan mendampinginya
tanda curiga o Yakinkan bahwa kerahasiaan klien tetap terjaga
o Mengijinkan duduk o Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
disampingnya o Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
mmenuhinya
2. Klien dapat mengidentifikasi 2. Setelah dilakukan . . . . x Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan
perasaan yang muncul secara interaksi klien : pikirannya
berulang dalam pikiran klien o Klien menceritakan ide-ide o Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami
dan perasaan yang muncul selama ini termasuk hubungan dengan orang yang
secar berulang dalam berarti, lingkungan dan lain sebagainya
pikirannya o Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa
mendukung /menentang pernyataan wahamnya
o Katakana perawat dapat memahami apa yang
diceritakan
3. Klien dapat mengidentifikasi 3. Setelah dilakukan . . . . x Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
stressor/pencetus wahamnya interaksi klien : tepenuhi serta kejadian yang menjadi factor pencetus
o Dapat menyebutkan wahamnya
kejadian-kejadian sesuai o Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian
dengan urutan waktu serta traumatic yang menimbulkan rasa takut, ansietas
harapan /kebutuhan dasar maupun perasaan tidak dihargai
yang tidak terpenuhi seperti : o Diskusikan kebutuhan hara[pan yang belum
harga diri, rasa aman, dsb terpenuhi
o Depat menyebutkan o Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi
hubungan antara kejadian kebutuhan yang tidak terpenuhi dan keadian yang
traumatis / kebutuhan tidak traumatis
terpenuhi dengan wahamnya o Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang
meningkatkan pikiran / perasaan yang terkait
wahamnya
o Diskusikan dengan klien anatara keadian kejadian
tersebut dengan wahamnya
4. Klien dapat menidentifikasi Setelah dilakukan . . . . x interaksi Bantu klien mngidentifikasi keyakinannya yang salah
wahamnya klien : tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)
Menyebutkan perbedaan pengalaman o Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya
nyata dengan pengalaman wahamnya o Katakana kepada klien akan keraguan perawat
terhadap pernyataan klien
o Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap
wahamnya
o Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya
waham
o Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi
yang dipersepsikan salah oleh klien.
5. Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan . . . . x interaksi Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang
konsekuensi wahamnya klien : tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya
Klien menjelaskan gangguan fungsi seperti :
kehidupan sehari-hari o Hambatan dalam berintreraksi dalam keluarga
Yang diakibatkan ide-ide /gikirannya o Hambatan dalam berintreraksi dengan orang lain
yang tidak sesuai dengan kenyataan o Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti : o Perubahan dalam prestasi kerja
Hubungan dengan keluarga Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah
Hubungan dengan orang lain yang membutuhkan bantuan dari orang lain
Aktivitas sehari hari
Pekerjaan
Sekolah
Prestasi
Dsb
6. Klien dapat melakukan Setelah dilakukan . . . . x interaksi Diskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya
teknik distraksi sebagai cara klien : Ajarkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang
menghentikan pikiran yang Klien melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan klien
terpusat pada wahamnya
konstruktif sesuai dengan minatnya Ikut sertakan klien dalam kativitas fisik yang
yang dapat mengalihkan focus klien membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang
dari wahamnya Libatkan klien dalam TAK orientasi realitas
Bicara dengan klen topic-topik yang nyata
Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara personal
dalam mempertahankan / meningkatkan kesehatan dan
pemulihannya
Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif
7. Klien dapat dukungan Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
keluarga interaksi Keluarga dapat pendukung untuk mengatasi waham
menjelaskan tentang: Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
Pengertian waham mengatasi waham
Tanda gejala waham Jelaskan pada keluarga tentang:
Penyebab dan akibat waham o pengertian waham
Setelah dilakukan . . . . x o tanda dan gejala waham
interaksi keluarga dapat o penyebab dan akibat waham
mempraktekkan cara merawat o cara merawatn klien waham
klien waham latih keluarga cara merawat waham
beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit.
8. Klien dapat memanfaatkan Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian
obat dengan baik interaksi kilen menyebutkan : tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara efek terapi dan
Manfaat minum obat efek samping obat
Kerugian tidak minum obat Pantau klien saat penggunaan obat
Nama, warna, dosis, efek o Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan
terapidan efek samping obat benar
Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa klonsultasi
interaksi klien dengan dokter
mendemonstrasikan penggunaan o Anjurkan klien untuk konmsultasi kepada dokter
obat dengan benar /perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Setelah dilakukan . . . . x
interaksi klien menyebutkan
akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
30 TUK I 1. Salam terapeutik Selamat siang pak (tersenyum) S : Nama saya M, saya suka dipanggil H
Agustus 2009 Memperkenalkan diri O : Suara pelan
13.00-13.30 Berjabat tangan Bicara spontan
Duduk bersebelahan Ekspresi tenang
Membuat kontrak A : Adanya hubungan saling percaya
Menunjukkan sikap empati P : Pertemuan berikutnya klien dapat mengidentifikasi
Nama saya, mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti kemampuan yang dimiliki.
Bengkulu, praktek di sini selama satu minggu.
TUK 3 Selamat siang Bapak ! apa bapak sudah Sholat Zukur S : Klien mengatakan saya ingin dan harus memiliki sebuah
Mengingat kontrak apakah Bapak masih ingat kita akan mobil.
membicarakan apa ? O : Emosi sedikit meningkat
Sekarang tolong Bapak jelaskan apa kebutuhan sehari-hari Suara pelan
Bapak dan apa kebutuhan Bapak yang tidak terpenuhi ? Kontak mata
Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi A : Telah dapat diidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
membutuhkan sebuah mobil. klien
Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu P : Pertemuan berikutnya klien dapat berhubungan dengan
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan. realitas.
Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-aktivitas
bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
Bapak besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.
TUK 4 Selamat pagi ! Bapak kelihatannya sudah rapi sekali. S : Klien bercerita saya dulunya hampir tertangkap di
Malaysia karena membawa intan emas dan berlian untuk
Bapak masih ingat kontrak kemarin ? presiden
Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang realitas O : Semangat
pada hari ini. Kontak mata
Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung Banyak berbicara tentang kelebihan yang dimiliki.
bersama teman-teman klien yang lainnya. A : Klien belum dapat berhubungan dengan realitas dan perlu
Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan pasien. ditingkatkan lagi
P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih pada intervensi
yang sama perlu ditingkatkan
TUK 5 S : Klien mengatakan sudah tahu tentang bentuk dan nama
Tidak terlaksana dikarenakan tidak bertemu dengan obat serta dosis untuk dimakan
keluarga klien O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
TUK 6 Menanyakan satu persatu obat yang dikenal
Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita bicarakan A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat dan guna obat
sesuai kontrak ? P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.