You are on page 1of 24

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

B
DENGAN KASUS SCHIZOPHRENIA RESIDUAL (WAHAM)
DI RUANG ASOKA RSJ PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH
WILDA FITRIANA WENAS
N201601220

CI INSTITUSI CI KLINIK

(..) (..)

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2017
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. Gangguan Alam Perasaan

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh,

atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan yang dilakukan pada

waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-

ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau

tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal itu

mustahil.

Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai dengan

orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen, 1995).

B. Etiologi

1. Teori Psikodinamika

Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang

tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan. Ini

mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah, dari proses berduka, dan

mengarahkannya ke diri sendiri. Ego tetap lemah sementara superego menjadi

luas dan menjadi sifat menghukum.

Teori kognitif menunjukkan keyakinan bahwa depresi terjadi sebagai

akibat dari gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif tentang diri selama

proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri terhadap

berharga dan tidak adekuat, serta hidup dalam keputusasaan.


2. Teori Biologi

Karena adanya beberapa kekuatan/pengaruh dari beberapa penyakit

keluarga yang mempunyai gejala yang sama.

3. Teori Dinamika Keluarga

Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak

percaya pada diri sendiri, mudah tersinggung.

Rentang respon neurologist :

Respon adaptif Respon maladaptif


Pikiran logis Pikiran kadang Kelainan pikiran/
Persepsi akurat terganggu delusi
Emosi konsisten Ilusi Halusinasi
dengan pengalaman Reaksi emosional Delusi
Perilaku cocok berlebih Ketidakmampuan
Hubungan seksual Perilaku ganjil untuk mengalami
Menarik diri emosi
Isolasi sosial

C. Psikopatologi Waham

Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri

mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak

menyenangkan akan terjadi dan menyangkal ancaman tersebut, terhadap persepsi

diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian atau suatu

keadaan dilanjutkan dengan memproyeksi pikiran dan perasaannya ke lingkungan,

sehingga pikiran, perasaan keinginannya yang negatif dan tidak dapat diterima akan

datang dari luar dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk memberi alasan

atau rasional tentang interprestasi perangai (dirinya sendiri/ terhadap realitas dirinya

sendiri dan orang lain).


D. Manifestasi Klinis

1. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap kejadian/bencana.

2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.

3. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.

4. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas sederhana/kejadian

5. Pola bicara tidak logis/inkoheren

6. Pola tidur tidak teratur

7. Ambivalen

E. Macam-Macam Waham

1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan.

2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap dirinya atau

kekuatannya.

3. Waham somatik : klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu, terserang

penyakit atau di dalam tubuhnya terdapat binatang.

4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang sedang

mengancam dirinya.

5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia ini/

sudah meninggal dunia.

6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi

pikirannya, padahal ia tidak pernah menyatakan pikirannya pada orang tersebut.

7. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh

kekuatan luar.
F. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian :

1. Faktor predisposisi

a. Perkembangan

Ketidakmampuan, individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan,

misal rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan dalam mengungkap

perasaan dan pikiran.

b. Lingkungan

Yang tidak terapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas

berkepanjangan.

c. Interaksi

1) Curiga merasa diawasi, kaku dan tidak toleran terhadap dirinya.

2) Yang perlu diantisipasi, yaitu memperhatikan dalam perubahan

penampilan, persepsi dan isi pikir.

3) Tidak mampu memfokuskan pikiran dan tidak terselesaikan, tidak

mampu mengorganisasikan pikiran untuk menyelesaikan masalah

2. Faktor Presipitasi

a. Faktor internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang bermakna, secara berulang dan

ketakutan karena adanya penyakit fisik.

b. Faktor eksternal

Adanya trauma/serangan fisik, kehilangan hubungan penting dengan orang

yang berarti dan adanya kritikan dari orang lain.

c. Faktor biokimia

Kadar dopamine yang meningkat di atas, kelebihan dopamin akibat

meningkatnya produksi dan pelepasannya.


3. Faktor perilaku

a. Dimensi fisik

1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.

2) Kesukaran tidur

3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada delusi.

4) Aktivitas tidak fungsional.

Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena takut

akan membahayakan (waham penganiayaan)

5) Perilaku destruktif

a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.

b) Usaha bunuh diri

c) Pembunuhan

b. Dimensi emosional

1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada

2) Takut yang berlebihan

3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain

4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah

5) Terlihat bingung dan senang berfantasi

6) Merasa bersalah

7) Bermusuhan

c. Dimensi sosial

1) Percaya diri tidak realistik

2) Curiga

3) Menarik diri dan isolasi

4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.


d. Dimensi spiritual

1) Kepercayaan yang berlebihan

2) Tidak mampu menikmati hidup

3) Merasa dirinya Tuhan

4. Mekanisme koping

a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.

b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan, motivasi sendiri sebagai

harapan.

c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.

G. Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah

Kerusakan Akibat
komunikasi verbal

Gangguan proses Masalah Utama


pikir waham

Gangguan harga diri,


Causal/penyebab
harga diri rendah

Diagnosa Keperawatan :

1. Ganguguan proses piker: waham

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.

3. Harga diri rendah.

H. Perencanaan

1. Diagnosa : Gangguan proses pikir : waham

Tujuan umum : Klien dapat mengontrol wahamnya.


Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

2. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikiran klien

3. Klien dapat mengidentifikasi stressor/pencetus wahamnya

4. Klien dapat menidentifikasi wahamnya

5. Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi wahamnya

6.Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara

menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

7. Klien dapat dukungan keluarga

8. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Perencanaan :

a. Bina hubungan saling percaya

b. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya

c. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yuang tidak terpenuhi serta

kejadian yang menjadi factor pencetus wahamnya

d. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tentang situasi yang

nyata (bila klien siap)

e. Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak

menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya

f. Diskusikan hobi / aktivitas yang disukainya

g. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk

mengatasi waham

h. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,

nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunan obat.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruang rawat : Murai

Tanggal dirawat : 27 Agustus 2009

I. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 Tahun

Informal : Orang tua klien

Agama : Islam

Alamat : Timur Indah

Tanggal Pengkajian : 30 Agustus 2009

II. Alasan Masuk

Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan

Ketergantungan Obat Soeprapto Bengkulu, karena klien sering melamun ngoceh

sendirian, selalu merasa dikejar-kejar orang, bercerita sendirian tentang hal-hal

yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa

ada orang yang akan merebut jabatan klien.

III. Faktor Predisposisi

Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini

klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua

orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak

memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di

sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien

menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga.


Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu

merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak

sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

IV. Faktor Presipitasi

Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-

tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita,

selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Masalah keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Harga diri rendah

V. Fisik

a. Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg

S : 36,5oC

N : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit

b. Ukur : TB : 168 cm, BB : 65 kg

Tidak ada keluhan fisik

VI. Psikologi Sosial

1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki / perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Bercerai
Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.

2. Konsep Diri

a. Citra diri

Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada

dirinya.

b. Identitas

Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja lagi.

c. Peran

Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang

lainnya.

d. Ideal diri

Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah.

e. Harga diri

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran

3. Hubungan Sosial

Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istrinya, sebelum mengalami

gangguan kejiwaan, klien sering aktif dalam organisasi masyarakat.

4. Spiritual

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.


VII. Status Mental

a. Penampilan

Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap hari.

b. Pembicaraan

Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau memulai

pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai pembicaraan bila

tidak dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien sering tidak

nyambung dengan pertanyaan perawat.

Masalah keperawatan :

Kerusakan komunikasi verbal.

c. Aktivitas motorik

Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

d. Alam perasaan

Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya

pulang.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

e. Interaksi selama wawancara

Selalu mempertahankan pendapatnya

Masalah keperawatan :

Gangguan komunikasi verbal.

f. Persepsi

Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik ke

topik lain yang masih ada hubungan.

MK : perubahan persepsi sensori.

g. Isi pikir
Selalu meninggi setiap semua cerita.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

h. Tingkat kesadaran

Tn. A kelihatan bingung.

i. Memori

Klien tidak ingat siapa nama isteri klien.

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Frekuensi : 2 x sehari

Jumlah : 1 porsi dihabiskan.

b. BAB/BAK

BAB : 1x / hari

BAK : 3-4 x / hari

c. Mandi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

d. Istirahat dan tidur

Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur.

e. Mekanisme koping

Benial, proyeksi dan disosiasi.


ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.

Data Objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat.
2 Data Subjektif : Gangguan Komunikasi
- Verbal
Data Objektif :
bicara spontan dan lambat/gagap
2 Data Subjektif : Harga diri rendah
Saya ingin memiliki mobil
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga dan
teman-teman
Data Objektif :
Tidak percaya diri
Sering melamun
Dan duduk sendiri

POHON MASALAH

Akibat Kerusakan
komunikasi verbal

Gangguan proses pikir


Masalah utama waham kebesaran

Harga diri rendah


Penyebab
kronis
Diagnosa Keperawatan :

1. Perubahan proses pikir waham kebesaran

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham

kebesaran.

3. harga diri rendah kronis.


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Dx Medis :


No CM : Ruangan :

Diagnosa Perencanaan
No Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Perubahan proses TUM : 1. Setelah dilakukan . . . . x Bina hubungan saling percaya dengan klien
pikir waham Klien dapat mengontrol wahamnya interaksi klien : Beri salam
kebesaran o Mau menerima kehadiran o Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan
TUK : perawat di sampingnya yang disukai
1. Klien dapat membina o Mengatakan mau menerima o Jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling percaya bantuan perawat o Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap
dengan perawat o Tidak menunjukkan tanda- menolong dan mendampinginya
tanda curiga o Yakinkan bahwa kerahasiaan klien tetap terjaga
o Mengijinkan duduk o Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
disampingnya o Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
mmenuhinya
2. Klien dapat mengidentifikasi 2. Setelah dilakukan . . . . x Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan
perasaan yang muncul secara interaksi klien : pikirannya
berulang dalam pikiran klien o Klien menceritakan ide-ide o Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami
dan perasaan yang muncul selama ini termasuk hubungan dengan orang yang
secar berulang dalam berarti, lingkungan dan lain sebagainya
pikirannya o Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa
mendukung /menentang pernyataan wahamnya
o Katakana perawat dapat memahami apa yang
diceritakan
3. Klien dapat mengidentifikasi 3. Setelah dilakukan . . . . x Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
stressor/pencetus wahamnya interaksi klien : tepenuhi serta kejadian yang menjadi factor pencetus
o Dapat menyebutkan wahamnya
kejadian-kejadian sesuai o Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian
dengan urutan waktu serta traumatic yang menimbulkan rasa takut, ansietas
harapan /kebutuhan dasar maupun perasaan tidak dihargai
yang tidak terpenuhi seperti : o Diskusikan kebutuhan hara[pan yang belum
harga diri, rasa aman, dsb terpenuhi
o Depat menyebutkan o Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi
hubungan antara kejadian kebutuhan yang tidak terpenuhi dan keadian yang
traumatis / kebutuhan tidak traumatis
terpenuhi dengan wahamnya o Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang
meningkatkan pikiran / perasaan yang terkait
wahamnya
o Diskusikan dengan klien anatara keadian kejadian
tersebut dengan wahamnya
4. Klien dapat menidentifikasi Setelah dilakukan . . . . x interaksi Bantu klien mngidentifikasi keyakinannya yang salah
wahamnya klien : tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)
Menyebutkan perbedaan pengalaman o Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya
nyata dengan pengalaman wahamnya o Katakana kepada klien akan keraguan perawat
terhadap pernyataan klien
o Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap
wahamnya
o Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya
waham
o Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi
yang dipersepsikan salah oleh klien.
5. Klien dapat mengidentifikasi Setelah dilakukan . . . . x interaksi Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang
konsekuensi wahamnya klien : tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya
Klien menjelaskan gangguan fungsi seperti :
kehidupan sehari-hari o Hambatan dalam berintreraksi dalam keluarga
Yang diakibatkan ide-ide /gikirannya o Hambatan dalam berintreraksi dengan orang lain
yang tidak sesuai dengan kenyataan o Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti : o Perubahan dalam prestasi kerja
Hubungan dengan keluarga Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah
Hubungan dengan orang lain yang membutuhkan bantuan dari orang lain
Aktivitas sehari hari
Pekerjaan
Sekolah
Prestasi
Dsb

6. Klien dapat melakukan Setelah dilakukan . . . . x interaksi Diskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya
teknik distraksi sebagai cara klien : Ajarkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang
menghentikan pikiran yang Klien melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan klien
terpusat pada wahamnya
konstruktif sesuai dengan minatnya Ikut sertakan klien dalam kativitas fisik yang
yang dapat mengalihkan focus klien membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang
dari wahamnya Libatkan klien dalam TAK orientasi realitas
Bicara dengan klen topic-topik yang nyata
Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara personal
dalam mempertahankan / meningkatkan kesehatan dan
pemulihannya
Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif
7. Klien dapat dukungan Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
keluarga interaksi Keluarga dapat pendukung untuk mengatasi waham
menjelaskan tentang: Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
Pengertian waham mengatasi waham
Tanda gejala waham Jelaskan pada keluarga tentang:
Penyebab dan akibat waham o pengertian waham
Setelah dilakukan . . . . x o tanda dan gejala waham
interaksi keluarga dapat o penyebab dan akibat waham
mempraktekkan cara merawat o cara merawatn klien waham
klien waham latih keluarga cara merawat waham
beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit.
8. Klien dapat memanfaatkan Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian
obat dengan baik interaksi kilen menyebutkan : tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara efek terapi dan
Manfaat minum obat efek samping obat
Kerugian tidak minum obat Pantau klien saat penggunaan obat
Nama, warna, dosis, efek o Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan
terapidan efek samping obat benar
Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa klonsultasi
interaksi klien dengan dokter
mendemonstrasikan penggunaan o Anjurkan klien untuk konmsultasi kepada dokter
obat dengan benar /perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Setelah dilakukan . . . . x
interaksi klien menyebutkan
akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
30 TUK I 1. Salam terapeutik Selamat siang pak (tersenyum) S : Nama saya M, saya suka dipanggil H
Agustus 2009 Memperkenalkan diri O : Suara pelan
13.00-13.30 Berjabat tangan Bicara spontan
Duduk bersebelahan Ekspresi tenang
Membuat kontrak A : Adanya hubungan saling percaya
Menunjukkan sikap empati P : Pertemuan berikutnya klien dapat mengidentifikasi
Nama saya, mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti kemampuan yang dimiliki.
Bengkulu, praktek di sini selama satu minggu.

30 2. Salam terapeutik S : Saya adalah seorang tempat konsultan masalah pertanian


Agustus 2009 Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah dan saya bekerja di perusahaan karet dan pertamina, saya
14.00-15.00 Bapak masih ingat pertemuan kita yang kemarin, di sini lagi menunggu sebuah mobil baru datang.
pertemuan sekarang kita akan membicarakan apa ? O : Bicara spontan
Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Bapak Pelan
mengingat salah ? Inkoheren terkadang
Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang Ekspresi tenang
dimilikinya. Kontak mata lama
Apa contoh keberhasilan yang telah Bapak raih ? A : Waham klien telah diketahui dan mengidentifikasi apa
Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya yang menjadi kemampuan klien
untuk bercerita. P : Pertemuan berikutnya klien dapat menjelaskan semua apa
Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama yang menjadi kebutuhan klien.
interaksi, bagus bapak sudah banyak bercerita tentang diri
Bapak.
Menyimpulkan kemampuan selama interaksi
Tadi Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah sebagai
seorang tempat konsultan masalah pertanian, bapak orang
yang hebat !!, hanya saja karena mobil belum diberikan
bapak jadi istirahat dan menunggu di sini.
Mengakhiri pertemuan Baiklah pak pertemuan kita
cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam 12.00 Wib, kita akan
bicara mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.

TUK 3 Selamat siang Bapak ! apa bapak sudah Sholat Zukur S : Klien mengatakan saya ingin dan harus memiliki sebuah
Mengingat kontrak apakah Bapak masih ingat kita akan mobil.
membicarakan apa ? O : Emosi sedikit meningkat
Sekarang tolong Bapak jelaskan apa kebutuhan sehari-hari Suara pelan
Bapak dan apa kebutuhan Bapak yang tidak terpenuhi ? Kontak mata
Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi A : Telah dapat diidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
membutuhkan sebuah mobil. klien
Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu P : Pertemuan berikutnya klien dapat berhubungan dengan
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan. realitas.
Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-aktivitas
bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
Bapak besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.

TUK 4 Selamat pagi ! Bapak kelihatannya sudah rapi sekali. S : Klien bercerita saya dulunya hampir tertangkap di
Malaysia karena membawa intan emas dan berlian untuk
Bapak masih ingat kontrak kemarin ? presiden
Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang realitas O : Semangat
pada hari ini. Kontak mata
Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung Banyak berbicara tentang kelebihan yang dimiliki.
bersama teman-teman klien yang lainnya. A : Klien belum dapat berhubungan dengan realitas dan perlu
Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan pasien. ditingkatkan lagi
P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih pada intervensi
yang sama perlu ditingkatkan
TUK 5 S : Klien mengatakan sudah tahu tentang bentuk dan nama
Tidak terlaksana dikarenakan tidak bertemu dengan obat serta dosis untuk dimakan
keluarga klien O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
TUK 6 Menanyakan satu persatu obat yang dikenal
Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita bicarakan A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat dan guna obat
sesuai kontrak ? P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.

Mengobservasi responden verbal dan non verbal di saat ini.


Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat yang
dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer (warna
TUK 1 kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x sehari. S : Selamat pagi Bu ....
Klien mengatakan jika saya tidak memiliki mobil jabatan
Selamat siang Bapak ? sudah makan siang ? dan sudahkah saya akan diturunkan.
bapak minum obat ? Teman-teman saya sudah pakai mobil semua.
O : Klien menjawab singkat, menunduk, bicara pelan
Mengingat kontrak kemarin dan topik apakah Bapak masih A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan dan
ingat, kita sedang ingin membicarakan apa ? waktu 15 kekurangannya.
menit. P : Pertemuan berikutnya tentang menyelidiki diri.
Mengobservasi respon verbal dan non verbal.
Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan klien, bapak
sudah cukup hebat dan pintar dan bukan berarti jika tidak
punya mobil Bapak akan turun dari jabatan, bapak masih
banyak orang-orang yang tidak bisa makan dan tidak
mempunyai pekerjaan tetapi mereka masih dapat menjalani
kehidupan.
Menyimpulkan hasil pertemuan, klien terlihat mulai dapat
TUK 2 menerima penjelasan dari perawat S : Saya ingin cepat pulang dan saya ingin membeli sebuah
Mengakhiri pertemuan dan menyepakati pertemuan besok. mobil dan melanjutkan kuliah.
O : Bicara lancar
Selamat pak Bapak ? apakah bapak sudah mandi pagi ? Kontak mata lama
Apakah bapak masih ingat perjanjian kita bahwa kita hari A : Klien belum dapat menyelidiki dirinya dan perlu
ini akan membicarakan apa ? ditingkatkan lagi.
Mengevaluasi TUK sebelumnya terutama tentang P : Rencana dilanjutkan dan buat kontrak pertemuan
kemampuan yang dimiliki klien. berikutnya.
Mengobservasi kepada klien apa harapan selama dirawat
dan apa rencana setelah pulang.
Membantu klien untuk mengembangkan keinginan dan
kemampuan yang dimiliki.
Saya percaya Bapak pasti bisa asalkan bapak mau berusaha
dan dalam keadaan sembuh
TUK 3 Mengakhiri pertemuan dan membuat kontrak untuk S : Selamat siang bu
pertemuan berikutnya. Saya masih ingat kita akan membuat jadwal kegiatan
saya kan ?
Menyampaikan salam terapeutik selamat pagi Bapak ! lagi Saya menyapu
nonton acara apa ? Sholat sesuai waktu
Mengevaluasi TUK sebelumnya. Mandi 2 kali
Memberi pujian atas kemampuan yang dimilikinya. Bermain dan bergabung dengan teman yang lainnya.
Membantu membuat rencana realistik sesuai kemampuan O : Bicara lancar
klien Ekspresi tenang
Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan secara nyata. Kontak mata lama
Mendorong klien untuk melaksanakan rencana yang telah A : Dapat melaksanakan jadwal kegiatan yang dibuat
dibuat, mulai nanti sore Bapak sudah bisa melaksanakan P : Klien dapat membuat rencana kegiatan yang lebih baik
jadwal yang telah kita buat. dengan bantuan perawat.
Pertemuan siang ini kita sudah cukup bagus, Bapak sudah
dapat membuat jadwal yang telah kita buat
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan


Keluarga. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

You might also like