Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUTAKA
A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian
Beberapa pengertian fraktur dan fraktur Radius adalah
sebagai berikut: (Idhuu, 2012)
a. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang
kebanyakan di sebabkan oleh kecelakaan (Idhuu, 2012),
b. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis,biasanya jenis fraktur ini kebanyakan didapatkan
pada pasien dengan kecelakaan lalulintas (Idhuu, 2012).
c. Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang
biasa terjadi pada pergelangan tangan (Artikel Kedokteran,
2012)
2. Anatomi fisiologi tulang Radius
7
8
yang dikaitkan pada tendon dan insersi otot bisep. Batang radius.
Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar daripada
di bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya
melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa
permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada flexor
dan pronator yang letaknya dalam di sebelah anterior dan di
sebelah posterior memberi kaitan pada extensor dan supinator di
sebelah dalam lengan bawah dan tangan.
Ujung bawah agak berbentuk segiempat dan masuk dalam
formasi dua buah sendi.
3. Klasifikasi fraktur
a. Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1) Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi,
panggul dan Melalui kepala femur (capital fraktur) Hanya di
bawah kepala femur dan melalui leher dari femur
2) Fraktur Ekstrakapsuler terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui
trokhanter femur yang lebih besar atau yang lebih kecil .
Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih
dari 2 inci di bawah trokhanter kecil. (Qittun,2008)
b. Klasifikasi jenis Fraktur menurut (Muttaqin 2000) meliputi :
1) Simple fracture (Fraktur terbuka)
2) Compound fracture (Fraktur terbuka)
3) Transverse fracture (Fraktur transversal/sepanjang garis
tengah tulang)
4) Spiral fracture (Fractur yang memuntir seputar batang tulang)
5) Impacted fracture (Fragmen tulang terdorong ke fragmen
tulang yang lain)
6) Greenstick fracture
7) Comminuted fracture (Tulang pecah menjadi beberapa
8) Bagian.
9
4. Etiologi fraktur
a. Trauma
1) Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan
ditempat tersebut.
2) Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan
terjadinya fraktur berjauhan.
b. Fraktur Patologis adalah Fraktur disebabkan karena proses
penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang dan lain-lain.
c. DegenerasiTerjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri:
usia lanjut
d. Spontan Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.
(Elizabet, 2009 )
5. Manifestasi klinik
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen
tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang
patah
c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi
otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
(Rusari,2011)
6. Patofisiologi fraktur
Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal
atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses.,
yaitu :
a. Osteoporosis Imperfekta
b. Osteoporosis
c. Penyakit metabolik
Trauma Dibagi menjadi dua, yaitu :
10
Fraktur
Perubahan status Cedera sel Kehilangan Diskontuinitas Luka terbuka Reaksi peradangan
kesehatan integritas tulang fragmen tulang
Kurang
Pelepasan Gg. Mobilitas Resiko Infeksi Penekanan pada
pengeta Terabsorbsi
mediator fisik jaringan vaskuler
hunan masuk kealiran
kimia
darah
Nekrosis
Jaringan paru Penurunan aliran
Nociceptor Oklusi arteri darah
Korteks paru
serebri Emboli
Resiko disfungsi
Medulla
Gangguan pertukaran Penurunan laju Luas permukaan neurovaskuler
spinali
Nyeri gas difusi paru menurun
14
15
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah
kesehatan/proses kehidupan yang actual dan potensial
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien yang
mengalami fraktur Radius adalah :
a. Risiko terhadap trauma tambahan berhubungan dengan
kehilangan Integritas tulang (fraktur Radius)
b. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen
tulang, edema dan cedera pada jaringan lunak.
c. Risiko terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan
dengan penurunan aliran darah cedera, edema berlebihan,
pembentukan trombus
d. Risiko tinggi terhadap pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan aliran : darah / emboli lemak, perubahan membran
alveolar / kapiler
e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler , nyeri / ketidaknyamanan.
f. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan fraktur terbuka
g. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit, trauma
jaringan
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajang dan
kurang informasi.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku
spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus
dilakukan oleh perawat. Intervensi dari semua diagnose
keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Resiko tinggi terhadap trauma tambahan berhubungan dengan
fraktur.
16
1) Tujuan :
a) Mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur.
b) Menunjukkan mekanika tubuh yang meningkatkan stabilitas
pada sisi fraktur.
c) Menunjukkan pembentukan kalus/mulai penyatuan fraktur
dengan tepat.
2) Tindakan/intervensi :
a) Pertahankan tirah baring/ekstremitas sesuai indikasi.
Berikan sokongan sendi di atas dan di bawah fraktur.
Rasional : Meningkatkan stabilitas, menurunkan
kemungkinan gangguan posisi / penyembuhan.
b) Letakkan papan di bawah tempat tidur atau tempatkan
pasien pada tempat tidur ortopedik
Rasional : Tempat tidur empuk atau lentur dapat membuat
deformasi gips yang masih basah, mematahkan
gips yang sudah kering atau mempengaruhi
dengan penarikan traksi.
c) Sokong fraktur dengan bantal/gulungan selimut,
pertahankan posisi netral pada bagian yang sakit dengan
bantal pasir, pembebat, gulungan tronkanter, papan kaki.
Rasional : Mencegah gerakan yang tak perlu dan
perubahan posisi-posisi yang tepat dari bantal
dan juga dapat mencegah tekanan deformitas
pada gips yang kering.
d) Pertahankan posisi/integritas traksi.
Rasional : Traksi memungkinkan tarikan pada aksis
panjang fraktur tulang dan mengatasi tegangan
otot/ pemendekan untuk memudahkan
posisi/penyatuan.
e) Pertahankan katrol tidak terhambat dengan beban bebas
menggantung ; hindari mengangkat/menghilangkan berat.
17
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah merupakan pengukuran dari keberhasilan
rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien. tahap
evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam menggunakan
proses keperawatan. adapun evaluasi yang diharapkan pada klien
yang mengalami fraktur adalah :
a. Tidak terjadi trauma
b. Gangguan rasa nyaman nyeri hilang / berkurang.
c. Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler
d. dapat bernafas normal
e. Beraktifitas secara normal / mandiri
f. Tidak terjadi dekubitus
(askep kesehatan. 2009)