You are on page 1of 15

PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KELUARGA
BERENCANA (KB) DI POSYANDU PACCINONGANG
KEC.SAMATA, KAB. GOWA

A. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di
dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu
sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk
Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban negara
menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan
permasalahan lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan
kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan
pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk
memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka
pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu
cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program
KB (Keluarga Berencana).
Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah dengan
pengaturan jumlah dan jarak anak untuk menuju keluarga berkualitas.
Masyarakat diharapkan mengerti tentang bermacam macam alat KB agar
termotivasi untuk menggunakan KB. Karena KB merupakan salah satu cara
untuk menekan angka kelahiran, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.

1
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
Penggunaan alat kontrasepsi sangat berperan penting untuk
mengngontrol angka kelahiran. Selain itu, masyarakat harus mengetahui
tentang macam-macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan agar
memberikan efek yang sesuai dengan yang diinginkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendekatan kesehatan selama 1 x 30 menit,
diharapkan pasangan usia subur dapat mengetahui dan memahami tentang
keluarga berencana (KB).
2. Tujuan Khusus
a. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui pengertian Keluarga
Berencana
b. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui Tujuan Keluarga
Berencana.
c. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui manfaat melakukan
Keluarga Berencana.
d. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui macam-macam jenis
alat Kontrasepsi.
C. Sasaran dan Target
1. Sasaran: warga masyarakat di Kel. paccinongang
2. Target: Pasangan Usia Subur di Kel. paccinongang
D. Metode Penyampaian
Ceramah tanya jawab (CTJ) / Diskusi.
E. Media
1. Laptop
2. LCD / Video
3. Handout/leafflett.
4. Spanduk
F. Strategi Pelaksanaan
1. Memperkenalkan diri, kontrak waktu, dan pembukaan : 5 menit
2. Menyampaikan materi dan diskusi : 20 menit

2
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
3. Melakukan evaluasi dan terminasi : 5 menit

G. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


1. Hari : Jumat,07 April 2017, pukul 08.00 WITA-selesai
2. Tempat : Posyandu Paccinongang, Kec. Samata, Kab. Gowa

3
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Keluarga Berencana


Hari / Tanggal : Jumat / 21 Juli 2017
Tempat : Posyandu Paccinongang, Kec. Samata, Kab. Gowa
Waktu Pelaksanaan : 08.00 WIB
Waktu Acara : 30 menit
Pembicara : Mahasiswa Kelompok IX Profesi Ners Angk. XII
Peserta penyuluhan / Sasaran : Pasangan Usia Subur

A. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendekatan kesehatan selama 1 x 30
menit, diharapkan pasangan usia subur dapat mengetahui dan
memahami tentang keluarga berencana (KB).
4. Tujuan Khusus
e. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui pengertian
Keluarga Berencana
f. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui Tujuan
Keluarga Berencana.
g. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui manfaat
melakukan Keluarga Berencana.
h. Semua pasangan Usia Subur dapat mengetahui macam-macam
jenis alat Kontrasepsi.
B. METODE PENYAMPAIAN.
Ceramah tanya jawab (CTJ) / Diskusi.
C. MEDIA.
a. Laptop
b. LCD / Video
c. Handout/leafflett.

4
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
d. Spanduk
D. PENGORGANISASIAN KEGIATAN PENYULUHAN
a. Presenter :
b. Moderator :

E. SETTING TEMPAT PENYAJIAN

Infokus

Meja Penyaji dan


moderator

F. STRATEGI PELAKSANAAN
NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI
1. Memberi salam, 3 Peserta penyuluhan menjawab
menanyakan keadaan salam.

5
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
Peserta penyuluhan
2. Menjelaskan maksud 2 Peserta penyuluhan
pertemuan dan membuat mendengarkan dengan seksama
kontrak waktu dan menyetujui kontrak watu
yang ditetapkan bersama
3. Melakukan pendidikan 10 Peserta penyuluhan
kesehatan tentang Keluarga memperhatikan penjelasan dari
Berencana penyaji
4. Menanyakan kepada Peserta 10 Menanggapi dengan
penyuluhan tentang mengajukan pertanyaan
kejelasan materi yang
disampaikan. Menjawab pertanyaan dari
Mempersilahkan Peserta Peserta penyuluhan
penyuluhan mengajukan
pertayaan
5. Mengakhiri kontrak waktu 5 Peserta penyuluhan
dan berpamitan kepada mempersilahkan dengan baik
Peserta penyuluhan

G. Krteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan : Leaflet, Laptop, LCD / Video, Spanduk
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir 5 orang
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab
b. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat
mengerti dan mengetahui : pengertian keluarga berencana, tujuan
keluarga berencana, manfaat melakukan keluarga berencana,
mengetahui macam-macam jenis alat kontrasepsi.

6
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Keluarga Berencana.


Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan
jarak antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat
sementara digunakan kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan
yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi.

B. Tujuan Keluarga Berencana.


1. Tujuan umum.
a. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar
bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Tujuan khusus
a. Pengaturan kelahiran.
b. Pendewasaan usia perkawinan.
c. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
d. Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
e. Menjarangkan kehamilan
f. Membatasai jumlah anak
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi :
a. Keluarga dengan anak ideal.
b. Keluarga sehat.
c. Keluarga berpendidikan.
d. Keluarga sejahtera.
e. Keluarga berketahanan.
f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya.
g. Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS).

7
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
C. Manfaat Keluarga Berencana
1. Manfaat KB Bagi Ibu.
a. Perbaikan kesehatan
b. Peningkatan kesehatan.
c. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak.
d. Waktu yang cukup untuk istirahat.
e. Menikmati waktu luang.
f. Dapat melakukan kegiatan lain.
2. Manfaat KB Bagi Anak.
a. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat.
b. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup.
c. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik.
3. Manfaat KB Bagi Keluarga.
d. Meningkatkan kesejahteraan keluarga.
e. Harmonisasi keluarga lebih terjaga.

D. Macam-Macam Jenis Alat Kontrasepsi.


1. Metode Kalender (Pantang Berkala).
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri
dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur/ovulasi.
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan
sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
Kekurangan :
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

8
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Efektifitas :
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan
baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini,
pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa
subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan
pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu,
metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan
metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan
kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali
lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka
kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita
per tahun.

2. Kontrasepsi Oral (Pil KB)


Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi
progestin dengan estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah
kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh
ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat
dilalui oleh sperma.
Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:
a. Resiko kanker jenis tertentu
b. Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
c. Ketegangan premenstruasi
d. Perdarahan tidak teratur
e. Anemia
f. Kista payudara
g. Kista ovarium
h. Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)

9
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
i. Infeksi tuba falopi.

3. Suntikan.
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon
sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan
setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap
bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak
mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa
mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Cara Kerja KB Suntik
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Efek Samping
a. Siklus haid kacau.
b. Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
c. Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
d. Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
e. Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit
kepala, nyeri pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan
berkurangnya libido seksual.

4. Kondom
Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma
agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup
efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan penggunaan
kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila
disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang
sekali ditemukan pasangan suami istri yang menggunakan spermisida.
Namun kemungkinan terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari
survei yang dilakukan dari 100 pasangan suami-istri yang

10
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi
kehamilan.
Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom
juga dapat digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan
penularan penyakit kelamin seksual.

5. Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau
yang juga disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kukit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti
tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk yang ditanam dibawah
kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel.
Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi
(pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3
tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam
setahun. Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk
ini berupa terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau
tidak mengalami menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami
kenaikan berat tubuh, ketegangan payudara dan liang vagina terasa
kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk
sulit untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang terlalau dalam.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan
pada :
a. Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
b. Perempuan pada usia reproduksi (20 30 tahun).

11
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka
panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak
sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
i. Keuntungan kontrasepsi Susuk/Implan yaitu :
j. Daya guna tinggi
k. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
l. Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
m. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
n. Bebas dari pengaruh estrogen.
o. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
p. Tidak mengganggu ASI.
q. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
r. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
6. Alat Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi
jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan
mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim.
AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan
dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Cara Kerja :
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.

12
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
Keuntungan :
a. Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 170 kehamilan).
b. Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak
10 tahun.
c. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan.
e. Tidak ada efek samping hormonal
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI.
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
h. Dapat digunakan sampai menopause
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
k. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur.
Kerugian :
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh
merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit
(spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan.
Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu
keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3
bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke
dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang,
karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan
harus segera ke klinik jika:
a. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda
kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
b. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
c. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan
meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu
merasa tidak sehat.
d. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah
pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.

13
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS
7. Kontrasepsi Mantap.
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan
suami-istri. Kalau pun dilakukan didasari alasan yang sangat umum
yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Kontrasepsi
mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau
memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu
pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang
disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan
kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Manfaat:
a. Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
b. Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI.
c. Tidak bergantung pada faktor senggama.
d. Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan
beresiko karena akan terhindar dari keadaan tersebut.
e. Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan
anestesi local.
f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta,
g. Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek
pada produksi hormone ovarium.
Kerugian:
a. Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak
dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi.
b. Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih
metode ini. Ini bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan
yang benar-benar mantap memilih metode ini.
c. Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek
setelah dilakukan pembedahan.
d. Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum.
e. Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah
jika yang dilakukan adalah proses laparoskopi.
f. Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual,
termasuk HIV/AIDS.

14
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

DEPT. MATERNITAS

15

You might also like